Sandra, gadis yang hidup sengsara di keluarga kaya Hartawan. Sejak kecil, ia diperlakukan kejam oleh orang tuanya, yang sering memukul, menyalahkannya, dan bahkan menjualnya kepada pria-pria tua demi uang agar memenuhi ambisi keuangan orang tuanya. Tanpa Sandra ketahui, ia bukan anak kandung keluarga Hartawan, melainkan hasil pertukaran bayi dengan bayi laki-laki mereka
Langit, yang dibesarkan dalam keluarga sederhana, bertemu Sandra tanpa mengetahui hubungan darah mereka. Ketika ia menyelidiki alasan perlakuan buruk keluarga Hartawan terhadap Sandra, ia menemukan kenyataan pahit tentang identitasnya. Kini, Langit harus memilih antara mengungkapkan kebenaran atau tetap bersama Sandra untuk melindunginya. Sementara Sandra, cinta pertamanya ternyata terikat oleh takdir yang rumit bersamanya.
#foreducation
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Littlesister, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kecewa
“Bu, aku mau minta sarannya dong” ucap Langit menghampiri ibunya.
“Saran apa, Nak?” tanya ibu.
"Kalau misalnya kita menghentikan orang untuk melakukan keburukan itu, oke kan?" Langit balik bertanya.
"Baik dong, Nak. Ada apa? Apa yang mengganggu pikiranmu?" Ibu berhenti dari aktivitas melipat bajunya dan menyimak kata Langit.
"Aku mau membantu teman aku, dia disiksa keluarganya. Dia disuruh kerja untuk memenuhi kebutuhan harian keluarganya dengan melakukan hal yang gak baik. Gimana ya caranya biar dia tetap bisa membantu keluarganya, tapi gak melakukan hal yang buruk itu?" Langit meminta saran ibunya.
"Coba tanya dia, dia punya skill apa? Nah, kalau kamu sudah tau penjelasannya, Coba bantu dia mencari pekerjaan yang sesuai dengan skill nya. Biasanya orang yang seperti itu, mempunyai skill tersembunyi" jelas Ibu.
"Dia sih punya skill macam-macam, Bu. Apa saja yang bisa dia lakukan" timpal Langit.
"Oh ya? bagus dong, dia jadi lebih mudah mencari pekerjaannya karena semua bisa dia lakukan" ucap Ibu.
"Nah, masalahnya zaman sekarang itu nyari kerja susah, Bu. Terus gimana dong?" Langit mencibir, bingung memikirkan nasib Sandra.
"Ya, sudah. Ajaklah dia jadi karyawanmu, usaha buka stand jus buah kamu laris kan?" Saran Ibu.
"Laris, tapi kan aku baru buka. Jadi belum bisa kalau rekrut karyawan, gimana kalau dia kerja sama ibu? rakit buket bunga gitu? Lumayan, kerjanya rapi kok, Bu" Langit mulai merayu ibunya.
"Sebenarnya ibu lagi gak butuh karyawan sih, cuma kebetulan minggu depan ada pesanan buket bunga 100 pcs harus dikirim minggu depan, di umur ibu yang segini kalau menyelesaikan pesanan itu dalam waktu dekat kayaknya bakalan capek banget. Boleh deh, kamu ajak aja temanmu ke sini besok. Itung-itung sekalian masa pelatihan" Ibu Langit menyetujui saran Langit.
"Ibu masih ingat Sandra, perempuan yang kemarin pingsan itu?" tanya Langit.
"Masih ingat kok, Nak" jawab Ibu.
"Dia orangnya, yang butuh pekerjaan itu. Boleh kan, Bu?" sambung Langit.
"Boleh banget, Nak. Kebetulan ibu ingin anak perempuan" Ibu sangat antusias.
Langit sangat senang menyadari bahwa besok Sandra akan datang ke rumahnya, pada hari ulang tahunnya. Apakah ini berarti bahwa hubungannya akan direstui oleh orang tuanya?
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"Ma, masih ingat gak sama Om Fatur?" tanya Farah.
"Masih, klien baru kita itu kan?" jawab Ratna.
"Ternyata dia ayahnya Langit" jelas Farah.
"HAH? KOK BISA?" Ratna terkejut akan fakta tersebut.
"Tau lah, waktu si Sandra pulang-pulang nangis, ternyata waktu itu dia keciduk sama Langit lagi berduaan sama ayahnya, Gong banget gak tuh?" ucap Farah.
"Berarti, gimana kalau kita manfaatkan kesempatan ini? Jadi, walaupun kita udah dilarang sama Langit untuk gak memperbudak Sandra. Tapi kita buat aja situasinya kayak Sandra yang mengkhianati Langit? Jadi pasti hubungan mereka hancur, dan Langit gak akan ganggu kita lagi. Gitu kan maksud kamu?" tanya Ratna.
"Betul, itu rencana aku. Yaudah, Ma. Bilang aja ke Om Fatur kalau ini permintaan maaf kita karena kemarin gagal. Nah kalau udah, baru deh paksa si Sandra" Farah menyusun rencana licik.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"Maaf, ini dengan siapa ya?" tanya Sandra.
"Aku Fatur, ayahnya Langit" Suara di seberang sana mengejutkan Sandra.
"Oh iya, ada apa ya, Om?" bingung Sandra.
"Besok kamu harus datang ke rumah ya, kebetulan Langit ulang tahun. Kamu buat kejutan aja untuk dia. Datang pukul 8 yaaa, nanti juga akan ada permainan seru kok" bohong lelaki itu.
"Oh gitu ya, kira-kira Langit suka apa?" Sandra antusias dengan kabar yang didapatkannya.
"Gak usah mahal-mahal. Dia suka brownies. Kamu buatkan aja, buat dia" ucap Om Fatur.
"Baik, terima kasih atas informasinya. Nanti akan saya buatkan" tutup Sandra.
"Besok lu gak usah ke rumah itu, bahaya. Kebahagiaan lu bakalan lenyap dalam sekejap. Gua udah ingetin lu ya, besok jangan macam-macam. Di rumah aja" ucap Ayumi keluar dari kamar Sandra.
Sandra kebingungan dengan perkataan Ayumi tadi. Mengapa ia bisa tahu bahwa ia besok akan pergi ke rumah Langit, lalu mengapa dia melarang Sandra pergi ke sana? Namun, ia menghiraukan perkataan kakaknya itu karena ia segera pergi ke dapur untuk menyiapkan bahan-bahan untuk membuat brownies besok.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Keesokan harinya, Sandra sudah bersiap-siap menuju rumah Langit. Dengan gaun yang indah dan satu loyang brownies yang ia buat khusus untuk Langit. Namun, setibanya di rumah Langit. Seperti tidak ada tanda-tanda kehidupan. Kosong, dan tidak terkunci dari luar. Walaupun tidak terkunci tetapi Sandra tetap mengetuk dan memastikan keadaan Langit.
"Hai sayang, akhirnya kamu datang juga. Aku sudah lelah menunggu" Suara itu memecah keheningan.
"Halo, Om. Pestanya belum dimulai ya?" tanya Sandra memastikan.
"Pestanya mau dimulai kok, Kan nungguin kamu. Yuk masuk" ucap Fatur mengajak Sandra masuk ke dalam.
"Kuenya taruh di sini saja" Om Fatur mengambil kotak kue yang dibawa Sandra dan meletakannya di atas meja.
"Kapan pestanya mulai Om? Kok kelihatannya Langit tidak ada di rumah ya?" Sandra memastikan lagi untuk kesekian kalinya.
"Iya, memang Langit lagi gak ada di rumah. Cuma kita berdua aja. Pesta? Ya, sekarang pestanya akan dimulai kok" Om Fatur mendekati Sandra, membelai tubuh Sandra.
"Maaf Om, kayaknya saya harus pulang deh. Ada yang harus saya urus" Sandra menghindari Om Fatur.
"Permainannya mau dimulai kok pulang sih sih? Gak bisa gitu dong, katanya kamu mau buat kejutan untuk Langit?" Om Fatur mendorong tubuh Sandra ke sofa.
Harusnya aku mendengarkan perkataan kakak.
"Kita gak boleh kayak gini, Om. Saya sudah janji dengan Langit tidak akan melakukan ini lagi" Sandra berusaha melepaskan diri dari Om Fatur, namun kekuatannya tidak sebanding dengan lelaki itu.
"Langit memang melarang kamu, tapi ini tadi arahan dari mamamu loh. Ini gratis sebagai permintaan maaf mereka, karena kemarin kita gak jadi sampai selesai" ucap Om Fatur menahan tubuh Sandra dan segera memakai kond*m.
Pagi itu terasa panas bagi mereka berdua, Sandra tidak bisa melawan. Walaupun seluruh kekuatannya telah dikeluarkan. Namun tetap saja kalah dengan laki-laki itu. Kekuatannya lebih besar dari Sandra.
"Kreeeet..." suara pintu berderit pelan, menciptakan menandakan ada yang datang.
"AYAH! SANDRA" seru Langit dan Ibunya yang tidak mengetahui hal ini akan terjadi.
"APA YANG KALIAN BERDUA LAKUKAN?" tanya Ibu Langit yang tak kuasa melihat pemandangan itu. Suaminya selingkuh dengan teman anaknya.
"Bu, ini gak seperti yang ibu pikirkan. Dia datang ke sini merayu aku, aku awalnya menolak tapi dia memaksa untuk melakukan ini. Lihat, dia membawakan kue kesukaanku" jelas Om Fatur bohong.
"Maaf, Tante, Langit. Om Fatur bohong, dia yang menjebak saya untuk datang ke sini. Dia yang memaksa saya, saya yang dijebak" timpal Sandra, air matanya sudah mengalir deras.
"Bohong, Bu. Kamu gak lihat tadi posisi dia yang di atas? Dia yang nafsu sama aku, Bu" Om Fatur lagi-lagi berbohong.
"Sandra, aku kecewa sama kamu. Aku udah berusaha untuk menghentikan kehidupan kelammu. Tapi ternyata, memang kamu yang tidak mau berubah. Padahal niatnya, aku mengajak kamu ke sini agar bisa belajar bisnis dengan ibuku agar kamu tidak perlu melakukan pekerjaan kotor ini. Tapi kamu malah mengkhianati aku. SEKARANG KAMU KELUAR DARI RUMAH INI" Langit sangat kecewa dengan Sandra.