Mikayla gadis cantik berusia 19 tahun ini harus menjadi Kekasih Kontrak seorang Dosen, selain menjadi Pacar kontrak ia juga harus menjadi budak ranjang Dosen nya yang bernama Theo Felix yang berumur 29 tahun. Wajah tampan nya memang memikat hati semua kaum hawa, namun sikap nya yang Arogan membuat Mikayla harus banyak bersabar demi kesembuhan Nenek nya yang sedang berada di rumah sakit. Theo selalu melampiaskan kekesalan nya kepada Mikayla, padahal semua itu di sebabkan oleh kelakuan Chealsea yang selama ini mengikatnya tanpa hubungan yang pasti. Sikap Theo yang munafik membuatnya tidak sadar wanita mana yang ia cinta.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fitryas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
16
Bugh!!!
Satu pukulan mendarat tepat di kanan Theo, pria itu nyaris tersungkur ke belakang.
“Apa kau gila, Theo?!” Pekik Zayn yang baru saja melangkan pukulan, dia merasa tidak terima atas perbuatan Theo yang memperlakukan Mikayla seperti itu.
“Cukup Zayn, kenapa kau memukulnya.” Ucap Gon dia berusaha menjauhkan Zayn yang hendak kembali memukul wajah Theo.
Theo hanya bisa diam, sambil meringis menyeka darah yang keluar dari sudut bibirnya tanpa niat membalas pukulan Zayn.
“Dia tidak bisa membedakan mana wanita baik dan mana wanita jahat, Gon! Aku harus membuatnya sadar, otaknya hanya ada Chelsea, Chelsea dan Chelsea! Apa dia bodoh sampai melukai wanita polos seperti Mikayla demi wanita selicik Chelsea!” Pekik Zayn yang sudah muak dengan tingkah sahabatnya itu.
Gon bulan membela kelakuan Theo yang seperti itu, dia hanya tidak mau kedua sahabatnya bertengkar. Tapi Gon juga sadar jika Theo yang seorang dosen, dan berani memperlakukan mahasiswinya seperti itu sudah sangat keterlaluan.
Bahkan Theo mendesak Mikayla untuk menandatangani kontrak saat wanita itu sedang di ujung jurang, bukanya menolong tanpa syarat. Theo malah memanfaatkan keadaan Mikayla untuk menbuat kontrak yang dapat merusak wanita itu.
Terlebih Gon tidak terima karena Theo melampiaskan semua kekesalanya yang di buat Chelsea dan di lampiaskanya kepada Mikayla.
“Cukup! Kau tidak perlu mengatai Chelsea Zayn, kau hanya perlu mengumpat kepadaku!” Pekik Theo tidak terima wanitanya di umpat seperti itu.
“Hah! Kau lihat Gon, seperti inilah sahabatmu. Dia membela wanita itu dan dia menyakiti wanita polos dan tidak punya salah apa-apa.” Ucap Zayn. “Apa kau lupa Theo, kita sudah berjanji tidak akan meniduri wanita yang masih suci. Kita berdua bahkan tidak pernah melakukanya, kau yang baru pertama kali bercinta malah mendapatkan eanita yang masih suci!” Pekik Zayn lagi dengan kesal.
Sebenarnya bukan masalah wanita suci atau tidaknya, melainkan Mikayla. Zayn sempat bersyukur karena wanita sebaik dan sepolos Mikayla bisa bertemu dengan Theo yang buka pria brengsek, dan Zayn berharap mereka berdua hidup bahagia dan membuat Theo melupakan Chelsea.
Namun apa ini? Harapanya sirna. Jika tau begini Zayn akan lebih dulu menikung Mikayla dan menjaga wanita itu.
“Ku rasa itu bukan salahku, Mikayla lah yang tidak bilang padaku. Dan aku semakin salah paham karena dia berpenampilan sexy dan bekerja di Club malam.” Bela Theo dia tidak mau disalahkan dengan kejadian ini.
“Theo, sejak awal kamu memang salah. Mikayla hanya korban, ucapan Zayn benar sebaiknya kamu minta maaf pada Mikayla.” Akhirnya Gon yang berbicara seperti itu.
Theo hanya terdiam, sementara dua sahabatnya langsung keluar dari kamar hotel. Zayn dan Gon merasa jika Theo harus di biarkan untuk berpikir dia harus merenungi semua kesalahanya.
Ronal yang sejak tadi berdiam diri di luar kamar itu langsung masuk kedalam kamar, dia tidak langsung mendekati Tuanya. Melainkan berlari mencari kotak P3K dan bergegeas membawa Theo duduk saat sudah mendapatkan kotak P3K.
“Apa aku sudah keterlaluan?” Ucap Theo dengan tatapan kosongnya, saat Ronal sedang mengolesi salep di sudut bibirnya.
Ronal tidak berani menjawab dia hanya berdiam diri dan lebih menyibukan dirinya untuk mengobati Tuanya.
Sementara di dalam kamar dengan pencahayaan redup, Mikayla kinih sedang meringis kesakitan saat hendak bangun dari tidurnya.
Ia menatap pakaianya yang sudah robek, dan kembali menangis.
“Dosen sialan! Kurang ajar!” Pekik Mikayla dengan tangisan yang tersedu. Ia kembali meringkukan tubuhnya sambil memeluk kedua kakinya yang menekuk, Mikayla menangis dalam diam dia hanya membayangkan Neneknya yang sedang berbaring di rumah sakit.
“Nenek…” lirihnya lagi, tubuhnya terasa amat sakit. Apalagi di bagian pangkal pahanya.
Pria yang sudah berani merusak tubuhnya bahkan tidak merasa bersalah sedikitpun, dia meninggalkan dirinya begitu saja saat sudah menidurinya.
Mikayla sudah sangat hancur, dia lalu menangis dalam tidurnya.
****
Semnatat di kamar sebelah, Alexander sedang menatap wajahnya di cermin. Dia menoleh ke kaman dan kekiri melihat semua sisi wajahnya.
“Kenapa Honey sejak tadi kamu terus bercermin?” Tanya Chelsea yang kini hanya mengenakan selimut untuk menutupi tubuhnya yang polos.
“Aku hanya heran, apa ketampananku berkurang?” Tanya Alex masih dengan menatap dirinya di cermin, bagaimana pun dia tetap tampan di lihat dari sisi manapun pikirnya.
“Kau pria paling tampan, Honey.” Ucap Chelsea. “Kemarilah aku ingin bercinta lagi Honey,” ucap Chelsea sambil merentangkan tanganya.
“Maaf Chelsea, malam ini aku harus pergi.” Ucap Alex yang enggan bercinta lagi dengan wanita yang gampangan seperti Chelsea, Alex mendekati Chelsea hanya karena popularitas yang ia miliki setara dengan dirinya, untuk masalah ranjang Alex hanya tertarik di awal.
Setelah ia merasakan seperti apa nercinta dengan Chelsea, dua atau tiga kali melakukanya saja sudha membuatnya bosan.
“Honey, apa kamu akan meninggalkan kau lagi?” Tanya Chelsea dengan wajah merengut.
“Mom baru datang dari Prancis, Honey. Aku harus menjemputnya,” alasan Alex padahal ibunya sama sekali tidak datang ke indonesia.
“Benarkah? Lalu kapan kamu akan mengenalkanku pada kedua orang tuamu, Honey.” Tanya Chelsea.
“Secepatnya, lebih baik aku mengenalkan mu saat kedua orang tuaku datang ke sini. Malam ini sayangnya hanya Mom ku yang datang. Nanti aku hubungi kamu lagi Honey.” Ucap Alex lalu nerjalan ke arah Chelsea dan mencium bibir wanita itu.
“Aku pergi dulu.” Ucapnya.
Chelsea hanya mengangguk dengan senyum lebarnya, dia merasa sangat bahagia karena sudah mendapatkan pria seperti Alexander.
Lalu senyuman itu hilang dan segera ia menghubungi Dona yang tadi sempat memberi tahunya jika di acara itu ada Theo dan juga kekasihnya, sialnya Chelsea tidak melihat kedua irang itu karena sibuk di kerumuni orang-orang penting yang datang menawarkan kontrak kerja padanya.
Popularitasnya semakin melejit saat dirinya di kabarkan berpacaran dengan Alexander, begitu juga dengan pria itu.
.
To be continued…