NovelToon NovelToon
"Garis Takdir" (Abimana).

"Garis Takdir" (Abimana).

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama
Popularitas:830
Nilai: 5
Nama Author: Khairunnisa Nur Sulfani

Abimana jatuh cinta pada seorang gadis cantik bernama Sarah Candra sejak pertemuan pertama dimalam mereka berdua dijodohkan.

Abimana yang dingin tidak menunjukkan tanda-tanda bahwa ia menyukai Sarah.
Hal itu membuat Sarah khawatir, jika ternyata Abiamana tidak menyukai seorang wanita.

Berbagai hal ia lakukan agar mengetahui kebenarannya. Sampai pada akhir dimana Abi menyatakan perasaannya dan mengajak ia menikah.

Berbagai ujian menghampiri keduanya, hingga sempat terancam membatalkan pernikahan yang sudah disusun jauh-jauh hari, hingga kembalinya sang mantan kekasih yang meminta nya untuk kembali dan menyebar rahasia yang dilakukan Sarah jika ia menolak.

Akankah hubungan keduanya berhasil hingga ke jenjang pernikahan? Ataukah keduanya akan mencari jalannya masing-masing?

Simak terus disini, yah! 🖐️

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khairunnisa Nur Sulfani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kepergian Sarah

Hari ini Perusahaan selesai melakukan pertemuan yang di harapkan dapat membawa dampak positif di kemudian hari bila sewaktu-waktu ada kepentingan Perusahaan,. Tamu yang di undang pun merupakan Tamu yang bersifat kunjungan khusus.

Biasanya Jack akan selalu menemani ku kemana pun aku pergi, orang-orang yang sudah mengenal Jack banyak yang menanyakannya padaku kemana dia pergi, apa dia tidak ikut.

Aku hanya menjawab pertanyaan itu dengan tersenyum. Tidak banyak pula yang memuji kualifikasi Jack saat bekerja. Bahkan mereka bilang, jika aku sudah tidak memperkerjakan Jack, mereka siap meminta nya menjadi bagian dari Tim kerja mereka.

" Baik pak, Abi. Terima kasih telah melakukan kerja sama Perusahaan dengan kami! ".

" Kami senang dengan kerja sama ini! ". ungkap yang lain.

Mungkin aku harus memanggil Jack kembali, lagi pula aku hanya salah paham. Ini salahku, harusnya aku mendengarkan ia menjelaskan terlebih dahulu.

Aku hanya khawatir dengan perasaanku sendiri. Tanpa berpikir dengan akal sehatku ternyata Jack khawatir akan perasaanku suatu saat nanti.

Dihadapanku sudah berdiri Sarah, ia tersenyum manis menghampiriku. Ia menyapaku dan mengajakku untuk makan siang, aku mengiyakkannya dan kami pergi ke Cafe di sebelah Perusahaan.

Kami tampak canggung satu sama lain-lain. Soal masalah jauh-jauh hari kemarin, aku pikir aku tidak mempermasalahkannya. Sebab, setiap orang pasti punya masa lalu, dan butuh keberanian bagi Sarah untuk mengungkapkan semuanya.

" Ada apa, Abi. Kau tampak gelisah? ". tanya Sarah.

" Aku ingin mengatakan sesuatu padamu! ". ungkapku tegas.

" Oh ya, kebetulan, aku juga ingin memberitahumu sesuatu! ". ujar Sarah tersenyum, beberapa saat aku senang melihat senyuman itu.

" Baiklah, kau yang mengatakannya lebih dulu ", tampak Sarah membuang nafasnya dan terdiam untuk beberapa saat.

" Aku akan keluar negeri, Abi. Aku akan memulai karir baru ku disana! ". lanjut Sarah.

Aku tersenyum mendengar pernyataan Sarah, meski itu cukup bertentangan dengan keinginanku.

" Aku turut berbahagia untukmu, Sarah! ". ungkapku kini.

" Oh iya, apa yang ingin kau katakan tadi? ". tanya nya kini beralih menatapku.

" Tidak, tidak ada, Sarah! ". lanjutku akan beranjak dari sana. Sebelum pergi Sarah mengatakan akan memberikan sesuatu untukku dan meminta aku menunggu sebentar lagi.

" Mohon sabarlah sebentar lagi, Abimana! ". pinta Sarah pelan. Kemudian setelah itu seseorang menghampiriku, dan itu adalah Jack. Sarah mengatakan jika hanya itu yang bisa ia lakukan untukku sebelum dia pergi.

Ia merencanakkan akan meminta Jack kembali demi hubunganku dan Jack. Aku tidak ragu meminta Jack memaafkanku dan ia tidak segan langsung memelukku.

" Tapi bagaimana dengan pekerjaanmu? Apa tidak masalah? ". tanyaku. Mereka berdua tertawa mendengar pertanyaanku, lalu Sarah menjelaskan jika Ia sudah mengundurkan diri dari kemarin.

Lagi pula disana putri seseorang yang merekrutnya keberatan dengan pekerjaan ini, karena ia merasa sama sekali tidak butuh pengawal.

Sarah akan pergi hari ini, Jack menawarkan diri akan mengantar Sarah, sedang aku pergi lebih dulu, aku tidak bisa mengantarnya sampai Bandara.

" Abi, aku akan mengantar Nona Sarah sampai ke Bandara! ". jelas Jack dan aku mengiyakannya.

Ada yang terasa berbeda dari hatiku, seperti tidak ingin kehilangan sesuatu, tapi aku tidak bisa menahannya. Karena saat menatap wajahnya kata-kataku seperti hilang, aku seperti terpaku pada kedalaman matanya, kenangan saat bersamanya seperti berputar-putar, dan aku merindukan kenangan itu.

Bolehkah hatiku memintanya untuk tidak pergi? Namun jauh di dalam sana, aku menyadari bahwa aku telah berbuat kesalahan. Aku telah membuat keputusan sepihak untuk membatalkan pernikahan kami.

Tanpa bertanya apa pendapatnya dan apa yang dia inginkan, aku melakukannya. Jadi ketika ia mengatakan akan memulai hidup baru nya di benua yang berbeda dan baru, aku tidak punya alasan dan hak apapun untuk menahannya agar tetap tinggal.

Benar saja apa yang dikatakan oleh orang-orang. Jika penyesalan selalu datang di paling akhir. Ia menetap di hati orang egois dan membuatnya menyadari arti dari kehilangan. Aku seperti itu, aku merasakannya sekarang.

Aku membiarkan Sarah pergi karena aku tak yakin apa aku masih punya kesempatan kedua atau tidak lagi.

***

"Ada apa, Sarah? Kau menyesal karena memutuskan untuk pergi?"

"Oh, tidak, Jack. Aku hanya merasa,.. ", ucapnya terpotong.

" Merasa kosong! ". tambahku menatap Sarah yang nampak ragu.

" Kau dan Abi sama saja. Sama-sama keras kepala, harusnya kalian menyelesaikannya dengan kepala yang dingin! Kau tahu, Sarah. Sejak aku mengenal Abi aku tidak pernah melihat ia meminta kesempatan dua kali, meski ia ingin ". ia hanya menatap ke arahku dengan mata yang sendu.

" Jika boleh jujur, aku kecewa Sarah. Aku kecewa akan keputusanmu yang bahkan tidak bertanya pendapat oranglain. Kau dengan bangganya memanggilku kembali, kau pikir hanya itu yang bisa kau lakukan untuknya. Padahal sebenarnya kau bahkan belum melakukan apa-apa. Tapi aku tidak bisa menahanmu ", lanjutku lagi.

Kami sampai di Bandara. Aku tidak mengantar sampai ia menaiki Pesawat. Aku hanya mengantarnya sampai disini. Sarah tidak di antarkan siapa pun, ia hanya sendirian.

Ia bilang orang tuanya masih sibuk karena jadwal penerbangannya yang bertentangan dengan jadwal keduanya.

" Pikirkan kembali Sarah, aku harap kau tidak akan menyesali keputusanmu! ". setelah mengatakan itu, aku berlalu tanpa mengatakan apa-apa lagi. Telponku berdering, tanda ada pesan masuk, aku melihatnya yang ternyata dari Kamila. Belum sempat aku membukanya, ia kembali menelponku.

" Kau sudah resign dari pekerjaanmu!? ". ucapnya.

" Ya, Kamila. Kali ini aku memudahkan urusanmu dan sepupumu itu! ". tegasku.

" Apa kata Ayahku? Ia menyetujui itu? ". tanya nya lagi.

" Kamila, kau menelponku hanya untuk mengatakan soal ini, kau membuang waktuku! ". jelasku cuek.

" Aku,... ". tanpa mendengar ucapannya lagi aku mematikan telponku. Tidak penting sekali ia menelponku, lagi pula ia juga menginginkan ini. Aku tidak ingin membuang waktuku hanya karena berdebat tidak penting dengannya.

Jika bukan karena uang, aku bahkan tidak ingin bekerja dengan Kamila, ia hanya melakukan sesuatu yang sengaja ingin membuatku menyerah dengan sendirinya.

Apalagi aku sudah menegaskan, jika aku melakukan semuanya karena tuntunan pekerjaan yang dimana aku harus membuang perasaanku. Tapi nampaknya ia masih sangat kesal dan menaruh dendam padaku. Jika memang ia kesal padaku, maka ia harusnya lebih kesal pada Ayahnya, karena Tuan Subroto Abraham yang meminta kami melakukannya.

Benar sekali, aku tidak melakukan pekerjaan ku sendiri. Aku disana memiliki tim, tapi sepertinya hanya aku yang menjadi sasarannya.

Apakah karena aku pengawal pribadinya yang terlibat langsung dengannya. Tapi tetap saja, apapun alasannya ia sangat salah, ia tidak harus kekanak-kanakkan begitu.

Aku tahu, saat aku mengundurkan diriku, aku tidak memberitahukan itu padanya, mungkin ia sedikit terkejut dengan keputusanku yang tiba-tiba, saat kemarin aku mengatakan akan

sangat sulit baginya menghentikan aku.

°°°

" Raut wajahmu kenapa, dia mengundurkan diri, bukankah itu hal bagus Kamila? ".

" Ya, aku tahu. Tapi ia setidaknya memberitahukannya lebih dahulu padaku baru kemudian melakukannya ". ungkapku kesal.

" Kenapa, kau bahkan tidak dekat dengannya? Lalu apa masalahnya? Bukankah kau yang selama ini menginginkan itu! ".

" Aku tahu, Fadil. Apapun itu ia harus memberitahukannya padaku! ".

" Kau aneh, Sayang. Kemarin kau meminta ia mengundurkan diri, setelah ia melakukannya kau mengomel akan hal itu! ". jelas Ayah ikut dalam pembicaraan kami.

" Maksudku itu Om, mengapa Kamila membuang waktu karena hal yang tidak penting ".

" Fadil ia benar, Kamila. Bagaimana pun ayah akan mencarikanmu pengawal yang lebih baik, ayah akan merekrut seseorang yang pasti kau akan menyukainya! ". tambah Ayah.

Aku berlalu meninggalkan mereka di Kamar, aku bergegas memasuki Kamarku. Kenapa ia begitu tergesa saat mengundurkan diri? Apakah ia sungguh benar-benar tidak menyukai sikapku? Maksudku, aku tidak sejahat itu.

Aku mengomelinya kemarin dan menyebutnya ini dan itu, tapi aku tidak tahu jika ia akan setersinggung itu.

Perempuan yang bernama Sarah itu siapa.

Mengapa ia tampak begitu sangat dekat dengan Jack. Aku meraih telponku dan menerima pesan masuk dari seseorang tanpa nama, aku membukanya dan aku melihat itu adalah sebuah gambar dua orang pasangan, ya itu Jack dan Sarah. Apakah mereka berkencan?

Aku tidak tahu segala sesuatu yang berkaitan dengan Jack. Mungkin aku semenakutkan itu sampai tidak tahu siapa dan apa yang ia sukai.

Fadil dan Ayah benar, aku tidak memiliki hak untuk menahannya disini. Walau aku sedikit menyesalinya, tapi kuharap ini yang terbaik bagi Jack.

1
miilieaa
wah ini novel keren loh, semangat berkarya kak
@Rapunzell123: Wah, terima kasih kak😍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!