Ketika hidupnya terguncang oleh krisis keuangan dan beban tanggung jawab yang semakin menekan, Arya Saputra, seorang mahasiswa semester akhir, memutuskan memasuki dunia virtual Etheria Realms dengan satu tujuan: menghasilkan uang.
Namun, dunia Etheria Realms bukan sekadar game biasa. Di dalamnya, Arya menghadapi medan pertempuran yang mematikan, sekutu misterius, dan konflik yang mengancam kehidupan virtualnya—serta reputasi dunia nyata yang ia pertaruhkan. Menjadi seorang Alchemist, Arya menemukan cara baru bertarung dengan kombinasi berbagai potion, senjata dan sekutu, yang memberinya keunggulan taktis di medan laga.
Di tengah pencarian harta dan perjuangan bertahan hidup, Arya menemukan bahwa Main Quest dari game ini telah membawanya ke sisi lain dari game ini, mengubah tujuan serta motivasi Arya tuk bermain game.
Saksikan perjuangan Arya, tempat persahabatan, pengkhianatan, dan rahasia kuno yang perlahan terungkap dalam dunia virtual penuh tantangan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miruのだ, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Main Quest
Kalriat menggebrak meja di depannya dan menarik rambutnya frustasi, setelah mengarkan laporan yang ia dapatkan dari beberapa orang didepannya.
Sebelumnya, Kal sempat mendapatkan pesan dari anggotanya yang berada didalam dungeon, bahwa Raid terbantai oleh boss dungeon tersebut.
Hal itu membuat Kal bergegas mengirimkan anggota terbaiknya untuk menyapu bersih dungeon itu, terutama boss yang menjaga Dungeon tersebut.
Siapa sangka saat anggota Guildnya telah sampai di ruangan terakhir, Undead yang menjadi boss di Dungeon itu telah tidak ada atau bisa dikatakan telah dibunuh.
Dari analisa Scout mereka yang berada di kelompok yang dikirimkan oleh Kal, ada bekas pertarungan hebat antara pasukan dua kubu. Yang kemungkinan besar berasal dari pasukan Raid, dan Minion yang dipanggil sang boss dungeon.
Disisi lain, mereka juga menemukan ada beberapa bekas pertarungan yang sepertinya bukan berasal dari anggota Raid. Mengingat bekas pertarungan ini lebih seperti taktik tuk menggiring Minion dari boss Dungeon, untuk dimusnahkan semuanya di satu tempat dalam sekejap.
Selain itu mereka juga menemukan pecahan botol potion, yang mengartikan ada campur tangan seorang Alchemist dalam pertarungan kedua tersebut.
Selain itu ada juga laporan bahwa mereka sempat menemukan sebuah Secret Room, namun ternyata Secret Room itu telah kosong, dan hanya berisi dua makam.
Ada sedikit bekas pertarungan di Secret Room itu, meski tidak sebrutal di ruangan boss. Namun ada satu kesamaan, dimana adanya pecahan botol potion yang mengindikasikan keterlibatan seorang Alchemist dalam pertarungan.
Dugaan itu diperkuat dengan adanya dua buah bunga Mossblossom, di makam yang ada dalam secret Room. Tidak selesai disana Kal juga mendapatkan laporan dari penjaga pintu masuk Dungeon, bahwa mereka sempat mendengar ledakan keras, yang saat ditelusuri sumbernya tidak ada, namun terdapat bekas pecahan kaca di sumber suara ledakan itu.
Semua laporan yang datang berisikan tentang keterlibatan seorang Alchemist, membuat Kal semakin sakit kepala mendengarnya.
Belum lagi Kal juga mendapatkan tuntutan tuk berkembang lebih cepat dari dua Guild lain yang dibentuk oleh ayahnya lebih dulu, yang diketuai oleh dua saudara Kal yang lain.
Kal berpikir dapat merekrut pemain Alchemist berbakat yang sering mengisi laporannya beberapa waktu yang lalu, namun siapa sangka Alchemist itu ternyata jauh lebih licin dan yang ia kira.
Kalriat menyuruh anggota Guildnya meninggalkan dirinya sendiri, pemuda berambut hijau itu hanya bisa memegangi kepalanya yang berdenyut akibat berbagai masalah yang menimpanya tersebut.
----->><<-----
Setelah menghabiskan kuota enam jamnya di ruangan Alchemy, Ferran log out dari game dengan senyum puas. Dia telah berhasil membuat berbagai Pill baru, termasuk Antidote Pill dan Vitalis Pill membuatnya terus menghitung-hitung keuntungan yang bisa dia dapatkan.
Arya membuka Forum Etheria Realms Dan mendapati terdapat beberapa fitur baru yang diberikan oleh Fairy Tale Co. beberapa waktu yang lalu. Salah satu fitur yang menarik perhatian Arya adalah Display item sebelum penjualan, yang termasuk fitur di menu toko.
Dengan fitur baru ini, penjual dapat memajang item di toko mereka dan membiarkan pemain lain melihatnya terlebih dahulu, sebelum benar-benar resmi dijual diwaktu yang telah ditentukan.
Ini adalah salah satu fitur yang menurut Arya sangat berguna, mengingat potionnya akan menjadi rebutan banyak pemain. Dengan adanya fitur ini, setidaknya pemain bisa bersiap terlebih dahulu tuk memastikan mereka mampu mendapatkan item jualannya.
Arya lalu memajang satu persatu item yang hendak ia jual, termasuk semua Pill yang barusan ia buat. Kali ini Arya membagi maksimal lima butir Pill dalam satu botol, dan menjualnya terpisah agar lebih banyak pemain kebagian Pill Pill tersebut.
Arya mengatur tuk menjual Pill dan potion di tokonya satu jam setelah Display, jadi pemain akan lebih mengerti nilai item jualannya terlebih dahulu sebelum bersiap membeli.
Pemuda itu lalu turun dan mengambil beberapa makanan ringan, tuk menemaninya menonton perebutan item di tokonya beberapa saat lagi. Mengingat Arya juga perlu mengistirahatkan karakternya di dalam game, maka Arya jadi tidak ada kerjaan lain selain melakukan hal tersebut.
Lagipula mengingat waktu didalam game juga berjalan lebih cepat, Arya jadi tidak perlu menunggu terlalu sebelum pagi berikutnya dimulai didalam game.
Saat Arya kembali, dia telah melihat kolom komentar tokonya yang dipenuhi komentar-komentar baru dari banyak orang tak di kenal.
"Apa-apaan dengan item jualanmu itu?!"
"Hei, bisa ku tau bagaimana caramu membuat Pill Pill ini?"
"Sebutkan harga informasi mengenai cara pembuatan pill ini, akan akan membayar berapapun!"
Kebanyakan pemain terlihat mencoba mencari tahu bagaimana Arya bisa mendapatkan Pill, yang bahkan tidak ada satu Guild profesional sekalipun yang mampu mengaksesnya.
Bahkan ada beberapa pemain terkenal mampir ke toko Arya hanya untuk membeli informasi mengenai cara pembuatan Pill Pill tersebut.
Arya tersenyum tipis membaca setiap komentar yang ada, meski terdapat beberapa komentar negatif Arya tetap mencoba tuk menghiraukannya. Dan sesuai dugaan Arya, satu jam setelah itemnya masuk display, semua Pill maupun potion itu lenyap tak tersisa.
Sejumlah kredit masuk ke rekening Arya, membuat pemuda itu semakin kegirangan karenanya. Arya sebenarnya masih memiliki stok Pill yang cukup tuk dijual, namun dia tidak ingin terburu-buru dan berniat membuat Pill Pill tersebut terlihat ekslusif dan mahal.
Melihat masih ada banyak waktu sebelum datangnya pagi di dunia Etheria Realms, Arya akhirnya melihat-lihat isi Forum agar tidak ketinggalan berita seputar game yang ia mainkan.
Disaat itulah Arya mendapati sebuah postingan perihal Main Quest yang baru saja terpicu, dimana pemain terkuat saat ini yang sekaligus menjadi pemimpin Guild terkuat di Etheria Realms, Kay dari Sunrise Imperium.
Dia telah mencapai level 180 dan memicu Main Quest beberapa waktu yang lalu, menyulut tidak hanya pemain dari guild Profesional namun juga hampir seluruh pemain Etheria Realms.
Mengingat bahwa Main Quest dalam game VRMMORPG, sangat mempengaruhi keberlangsungan dunia game tersebut, maka reaksi para pemain ini dirasa sangat wajar.
Banyak yang mendiskusikan tentang Main Quest ini, terutama cara mereka menyelesaikannya, mengingat sama sekali tidak ada petunjuk apapun untuk saat ini.
Tak terasa waktu berjalan begitu cepat ketika Arya tengah berselancar di forum Etheria Realms, dia melihat kearah jam sekali lagi sebelum mematikan laptop nya dan bersiap kembali kedalam Etheria Realms.
Arya Yang telah menjadi Ferran segera bangun dari tempat tidurnya dan melihat kearah jendela, matahari sudah nampak mulai memperlihatkan wujudnya ketika Ferran bangun.
[Pemain Kay Telah mencapai Lv.180 dan memicu Main Quest!
Main Quest Chapter I
• Something that Lurking in the Shadow
Sekumpulan orang-orang sesat terdeteksi sedang mencoba melakukan sesuatu yang berbahaya, mereka menyadari akan keberadaan para petualang abadi dari dunia lain yang berkemungkinan menganggu rencana mereka, hingga mereka segera mencoba menyingkirkan para petualang ini sebelum dapat berkembang terlalu jauh.
Ungkap identitas dari sosok dibalik bayangan ini (0/1)
- Hadiah: Level maksimal pemain ditingkatkan menjadi 250.]
Ferran melihat panel notifikasi yang baru saja muncul didepan mukanya itu, dia membacanya sebentar sebelum menyingkirkannya.
Pemuda berambut abu itu lalu segera mengemasi barang barangnya, mengambil tas selempangnya dan keluar dari kamarnya. Setelah menyelesaikan administrasi terakhir di penginapan, Ferran segera berangkat menuju pasar atau lebih tepatnya tempat Karavan para pedagang singgah.
Ferran dapat melihat Lucian diantara karavan pedagang yang siap berangkat keluar kota, pria paruh baya itu terlihat tersenyum hangat sembari melambaikan tangannya kearah Ferran.
"Melihat senyuman mu, sepertinya sesuatu yang baik baru saja terjadi!..." Lucian menyapa Ferran yang berjalan menuju kearah mereka.
"Yah... Bisa dikatakan begitu!" Ferran tertawa kecil mengingat penemunya semalam, dia duduk kembali di kereta kuda Lucian.
Setelah semua kereta kuda karavan dalam rombongan mengemasi barang-barang mereka, Rombongan Karavan pun mulai kembali berjalan. Ferran sedikit terkejut mendapati ada dua rombongan Karavan lain yang mengikuti mereka, menambah ramainya perjalanan mereka.
Ferran membuka peta yang ia bawa sedari toko Lauria, mengikuti karavan Lucian Ferran akan melewati empat kota dan sebuah desa besar, sebelum sampai di kota perbatasan yaitu kota Valedale.
Ferran menutup petanya, akan memakan waktu dua hari sebelum mereka sampai dikota berikutnya, jika sesuai dengan perkiraan dari Lucian.
Ferran lalu melihat ke sekelilingnya, memastikan tidak ada seorang pun yang memperhatikan dirinya. Pemuda itu pun mulai mengeluarkan bahan bahan tuk membuat Vitalis potion, namun kali ini Ferran tidak memakai tungku maupun kualinya.
Berkat keberhasilannya membuat Pill, skill Alchemical Mastery dan Furnace Control milik Ferran meningkat drastis. Dengan Furnace Control milik Ferran yang telah mencapai level Advance, sekarang pemuda itu dapat memakai api Venom Ember nya secara langsung tanpa tungku.
Atau lebih tepatnya, Ferran langsung menjadikan api itu sebagai tungku dan kualinya untuk mengolah Pill.
Satu persatu bahan pembuatan Vitalis potion Ferran lemparkan kedalam api hijau tersebut, mereka secara perlahan melebur satu persatu menjadi cairan kental sebelum bersatu dan mengeras membentuk empat buah Pill.
Ferran sempat mengulangi proses tersebut beberapa kali, terutama saat dirinya punya kesempatan tidak dilihat oleh orang lain. Ferran segera memadamkan api hijau ditangannya ketika dia menyadari keberadaan seseorang yang berjalan mendekatinya dari belakang.
Ferran melirik kesamping mendapati seorang pemain yang merupakan salah satu penjaga sewaan karavan. Mata keduanya bertemu, menciptakan suasana canggung ekstrim, terutama karena ekspresi wajah Ferran yang nampak sedang dalam mood yang buruk.
"Um... Apa yang sedang kau lakukan?..." Tanya pemain itu pada Ferran, mencoba mencairkan suasana.
"Menurutmu?..." Ferran mengeluarkan Book of Herb dan mengangkat, menunjukkannya pada pemain itu.
Ferran menghela nafas panjang dan membuka buku tersebut, dia baru saja kepikiran beberapa waktu lalu untuk membuat pill yang bisa meningkatkan statusnya baik itu sementara atau permanen.
"Um... Kenapa kau mau mengambil job Alchemist?" Pemain itu bertanya sekali lagi, mencoba mengajak pemuda berambut abu itu bicara, walau Ferran nampak sangat enggan mengobrol dengannya.
"Mencari uang tentu saja!..." Tegas Ferran cepat tanpa menoleh kearah pemuda itu.
Pemuda itu tersenyum masam melihat Ferran bahkan tidak memandang lawan bicaranya. "Kudengar menjadi Alchemist sangat berat, terutama tanpa Guild!..."
Ferran tidak membalas perkataan pemain itu, namun dia terus mengoceh mencoba menarik perhatian Ferran tuk berbicara.
"... Kau tau kami juga mencari uang dari game ini, dan harus kami akui, Tuan Lucian sangatlah baik. Maksudku, jarang-jarang ada Merchant yang mau mengeluarkan limapuluh keping emas tuk menyewa kami berlima, hanya untuk mengantar mereka ke kota perbatasan!..."
"Ngomong ngomong, berapa uang yang kau keluarkan tuk dapat menumpang padanya, sepuluh keping emas? Atau mungkin lebih?..." Pemuda itu terlihat tersenyum meremehkan, namun hanya dibalas helaan nafas dari Ferran.
"Hah... Aku menumpang secara gratis, jika tidak ada yang ingin di obrolkan lagi tolong tinggalkan aku sendiri!..." Ucapan Ferran berikutnya segera membungkam mulut pemain itu, membuatnya terdiam ditempatnya.