NovelToon NovelToon
Shiza Gadis Taruhan

Shiza Gadis Taruhan

Status: sedang berlangsung
Genre:Crazy Rich/Konglomerat / Teen Angst / Teen School/College / Idola sekolah
Popularitas:4.5k
Nilai: 5
Nama Author: ririn rira

Shiza, murid pindahan yang langsung mencuri perhatian warga sekolah baru. Selain cantik, ia juga cerdas. Karena itu Shiza menjadi objek taruhan beberapa cowok most wanted di sekolah. Selain ketampanan di atas rata-rata para cowok itu juga terlahir kaya. Identitas Shiza yang tidak mereka ketahui dengan benar menjadikan mereka menganggapnya remeh. Tapi bagaimana jika Shiza sengaja terlibat dalam permainan itu dan pada akhirnya memberikan efek sesal yang begitu hebat untuk salah satu cowok most wanted itu. Akankah mereka bertemu lagi setelah perpisahan SMA. Lalu bagaimana perjuangan di masa depan untuk mendapatkan Shiza kembali ?


“Sorry, aku nggak punya perasaan apapun sama kamu. Kita nggak cocok dari segi apapun.” Ryuga Kai Malverick.


“Bermain di atas permainan orang lain itu ternyata menyenangkan.” Shiza Hafla Elshanum

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ririn rira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Definisi dari kata indah

Hari Minggu adalah hari yang paling di tunggu. Begitu pun dengan Shiza, gadis cantik itu masih berleha-leha di atas kasur setelah bangun ia belum juga membersihkan diri masih bergelung di bawah selimut memainkan ponsel. Memilih acak lagu untuk di dengar. Shiza tidak memiliki rencana, belajar bersepeda pun belum juga terealisasi.

Sharelock

Bola mata Shiza membesar melihat gelembung pesan masih mengambang di layar ponsel namun sudah bisa terbaca isi pesannya. Ia gegas bangkit dan duduk menekan gelembung pesan itu lalu menyentuh huruf-huruf disana.

Buat apa

Mau ngelamar kamu

Bibir Shiza terbuka membaca pesan itu. Orang yang sempat di khawatirkan semalam nyata nya baik-baik saja pagi ini.

Aku serius Ryu...

Aku juga serius.

Shiza menarik nafas panjang lalu meletakan ponsel begitu saja setelah membagi alamatnya gadis itu turun dari kasur lalu melangkah untuk menggeser gorden kamarnya. Membuka pintu balkon membiarkan pertukaran udara. Gadis itu kembali ke sisi kasur mendengar suara notifikasi.

Bersiap sekarang, aku jemput temenin potong rambut.

"Dia gila !" Umpat Shiza melempar ponsel ke atas kasur. "Kenapa mendadak kaya gini?" Sambungnya menyeret langkah ke kamar mandi. Hanya butuh berapa menit Shiza sudah segar meskipun tidak puas dengan mandinya. Shiza memilih pakaian santai mengikat rambut menjadi satu, mengaplikasikan sunscreen dan liptint tidak lupa parfum favorit.

"Za." Mama Adina mengetuk pintu seraya memanggil.

"Iya Ma."

"Ada temen kamu di bawah." Mama Adina menggeleng kepala mendengar anak gadisnya grasak grusuk di dalam.

"Bentar suruh nunggu."

Lima menit berlalu Shiza menuruni anak tangga. Tiap langkahnya tidak luput dari perhatian seseorang. Matanya tidak berkedip karena Shiza lebih cantik tanpa seragam sekolah. Kulit mulus itu terpampang nyata di depan mata.

"Sorry lama nunggu, kamu baru ngasih tahu kalau mau ajak keluar."

Ryuga menarik nafasnya mengusir salah tingkah yang sempat terpaku dengan pesona seorang Shiza Hafla Elshanum. Ia tersenyum menekan segala gejolak yang berlomba di dalam dada. "Nggak apa-apa, aku udah izin sama mama kamu."

"Oke, berangkat sekarang aja." Shiza menunggu sang mama yang melangkah ke arah mereka.

"Hati-hati di jalan ya." Mama Adina tersenyum hangat. Setelah melihat pemuda yang menolong Shiza kemarin beliau tidak henti mengucapkan terimakasih.

Shiza menghentikan langkahnya sesaat ketika pandangannya tertuju pada sebuah mobil sport warna merah. Melirik sekilas pada pemuda disampingnya seolah bertanya 'milik siapa'

"Kita naik mobil kepalaku nggak bisa pakai helm." Ryuga tersenyum lalu membuka pintu untuk si gadis. "Tenang aja legal kok, aku punya izin mengemudi ganteng plus tampan gini aku lebih tua dari kamu loh."

Shiza bernafas lega, ia pun bisa mengendarai mobil hanya saja usianya belum legal untuk mengemudi. Gadis cantik itu duduk manis di sisi kemudi menunggu Ryuga masuk. Sepasang anak manusia itu kini siap melaju membelah jalanan. Cuaca tidak terik seperti biasanya. Ada rona mendung yang berusaha matahari singkirkan. Ryuga tidak henti melirik. Shiza adalah definisi dari kata indah.

"Suka lagu apa?" Memecahkan canggung dalam keheningan Ryuga bertanya selera musik Shiza.

"Random sih."

"Puter aja lagunya, aku ngikut." Ryuga fokus mengemudi. Tujuan mereka adalah salon langganannya.

Shiza memilih lagu santai di putar tidak terlalu nyaring. Ia tersenyum dan menoleh, tatapannya jatuh pada bagian kepala Ryuga yang tertutup perban. "Perbannya sudah di ganti, nyeri nggak?"

"Sudah tadi, nyeri ada tapi nggak seberapa ada obatnya juga."

Shiza mengangguk. "Syukurlah."

Roda empat itu berhenti di halaman parkir salon. Ryuga dan Shiza melangkah masuk, disana ada beberapa pelanggan yang juga memotong rambut. Ryuga menemui tukang cukur yang biasa mengurus rambutnya.

"Hei, kenapa kepala kamu?"

"Kejatuhan pot disekolah." Sahut Ryuga duduk di sofa sambil mempersilahkan Shiza duduk bersamanya.

"Cewek baru?"

"Masih dalam pendekatan Bang, susah menaklukkan nya." Ryuga terkekeh.

"Terus foto cewek di dompet kamu itu siapa?" Goda Juna owner sekaligus ikut melayani.

"Jangan ngadi-ngadi Bang, mana ada foto cewek." Ryuga sedikit tidak enak jangan sampai pendekatannya gagal karena candaan Juna.

"Boleh kenalan, aku Juna."

"Shiza."

"Wah, senyumnya manis sekali." Juna enggan melepaskan tautan tangan mereka. Sejenak ia jatuh dalam pesona seorang Shiza. "Tanya sama mama mertua, ngidam apa dulu waktu hamil kamu kok anaknya cantik gini."

"Mama mertua aku itu Bang, enak aja ngaku-ngaku." Ryuga menyahut tidak suka.

"Jodoh siapa yang tahu." Juna terkekeh melihat raut kesal si tampan. "Jadi rambutnya mau di potong gimana?"

"Bagusnya gimana Za, selera kamu ?" Ryuga menoleh pada Shiza yang hanya kebagian senyum sejak tadi.

"Kok aku, yang punya rambut 'kan kamu."

"Iya tapi aku mau ngikutin role model pria yang kamu suka." Ryuga masih berharap.

Shiza berdiri dari sofa membawa Ryuga duduk di depan cermin. Ia menatap dengan lamat wajah tanpa cela itu di kaca. Sungguh tampan paripurna. "Kamu percaya sama aku?"

Ryuga mengangguk seakan terhipnotis. "Aku percaya."

Shiza tersenyum lalu menoleh ke arah Juna. "Kaya gini aja Bang, cocok kaya nya." Gadis itu menunjuk foto di layar ponselnya.

"Oke." Juna memulai pekerjaannya. Ia berhati-hati jangan sampai kena luka di kepala Ryuga. Pemuda yang lebih tua lima tahun itu sangat dekat dengan Ryuga. "Wah." Juna hampir tidak bisa berkata-kata. Setelah beberapa menit mencukur rambut.

Ryuga melihat wajahnya dan rambutnya sangat cocok bahkan terlihat segar dari sebelumnya. Haruskah ia mempercayai Shiza untuk fashion kedepannya. Ah, apa-apaan otak tampannya membayangkan sesuatu di masa depan dimana Shiza menjaga dan merawatnya sebagai suami. Pemuda itu menggeleng mengenyahkan pemikiran tak seharusnya itu.

"Kenapa, nggak suka modelnya?" Shiza menatap cemas.

Ryuga tersenyum. "Aku suka, makasih ya..."

Selesai dengan drama pemotongan rambut. Kini Ryuga dan Shiza melanjutkan perjalanan karena cuaca semakin mendung. Mereka tidak langsung memutuskan pulang meskipun sudah lewat tengah hari. Ryuga merasa kepalanya ringan setelah di pangkas pendek.

"Kita langsung pulang?"

"Nggak." Ryuga menoleh lalu mengedipkan mata. "Kita kencan."

Shiza berdeham salah tingkah. "Kemana, aku lapar apa boleh kita makan dulu."

"Oke, setelah makan kita ke suatu tempat. Aku sudah izin sama tante Adina hari ini ngajak kamu jalan-jalan tapi nggak sampai sore."

Shiza hanya mengangguk lalu menikmati perjalanan mereka. Ia cukup percaya saja kalau Ryuga pasti mengantarnya pulang. Shiza juga tidak bodoh membaca maps jika Ryuga menjahatinya. Kedua remaja itu menuju salah satu rumah makan. Mengisi perut untuk pergi kencan seperti yang terucap oleh Ryuga. Kini sepasang anak manusia itu melanjutkan perjalanan. Ryuga tidak henti tersenyum seolah memenangkan lotre.

"Ini dimana?" Shiza memperhatikan jalan satu jalur tapi di kelilingi pepohonan tinggi dan rimbun. Hawanya terasa semakin dingin setelah ia membuka kaca jendela mobil.

"Di depan sana ada tempat cantik tapi nggak melebihi kecantikan kamu." Di setiap kesempatan Ryuga selalu melemparkan gombalan.

Mobil memasuki kawasan danau buatan. Cukup luas dan rapi tata ruangnya indah dan nyaman. Sedikit sunyi cocok untuk menepi dari kebisingan. Tidak hanya mereka ada banyak orang bersama aktifitas masing-masing.

"Indah sekali."

"Hm, sangat indah." Ryuga menimpali tapi tidak melepaskan pandang dari wajah Shiza yang takjub dengan sekelilingnya.

"Cari tempat duduk." Shiza melangkahkan kaki riang. "Wah ada angsa." Ucapnya senang melihat beberapa angsa berpasangan berenang kesana kemari. Manik matanya menyapu tempat itu hanya ada remaja dan pemuda yang datang kesana.

"Kamu suka?" Ryuga menarik Shiza untuk duduk di salah satu kursi menghadap ke arah danau.

"Suka, terimakasih sudah ngajak aku ke sini."

Shiza tidak henti tersenyum sungguh tempat yang belum pernah ia kunjungi. Tidak membuang kesempatan Shiza mengabadikan tempat itu dengan kamera ponsel.

1
Viona Syafazea
singkat, padat dan jelas... 🤣🤣🤣
Tini Uje
iisss...gedeq bgtt liat ryu sama ttm nya tuh 😡cepetaaannn thor bongkar kebusukan ryu g rela bgtt neng siza sama ryunjing
Anni Zakiyani
duduk di pasar di ruang tengah rumah keluarganya...ada pasarnya ini
Ririn Rira: Iya kak salah itu terimakasih ya
total 1 replies
Tini Uje
masih mnunggu konflik kecil kecilan nih thor 😁🫰
Ririn Rira: Kita kasih yang manis² dulu di beberapa bab ya sebelum di buat emosi naik turun nanti 😁
total 1 replies
Tini Uje
otw konflik ini mah 😅✌️jangan berat2 ya thor konflik nya
Ririn Rira: Siap Kak terimakasih sudah baca terus disini 🥰
total 1 replies
Ayuwidia
Di dunia nyata banyak juga orang tua seperti ini. Kasihan anak2 mereka. Yg dibutuhkan anak2 bukan cuma harta & kemewahan, tapi perhatian & kasih sayang dr orang tuanya
Ayuwidia
Esmoni, marah, boleh. Tapi jangan keterlaluan jahatnya, Git 🤦🏻‍♀️
Ayuwidia
Eaaaa, Ryuga pinter banget berkata-kata. Coba klw cewe lain yg diajak ngobrol, pasti udah salting guling2 🤣
Ayuwidia
Aku nimbrung ketawa, Pa 😂
Ayuwidia
Wkkkkk, Ryuga klw tantrum lucu amat. Kaya' anak kecil yg direbut mainan kesukaannya 😄
Ririn Rira: Dia tuh gemes² ngeselin kak
total 1 replies
Ayuwidia
Terbayang wajah Ryuga yg lagi salting, pastinya kaya' kepiting rebus 😂
Ayuwidia
Ryuga PD amat yak, dahal Amat aja nggak PD lho 😄
Ayuwidia
Diksinya cantik, Kak Ririn 🥰
Ayuwidia
Jadi keinget waktu SMP, Kak Ririn. Pernah juga di posisi Shiza. Kami di sidang di ruang BK, yg musuhin aq malah nangis gegara ketahuan masalahnya cuma krna dia cembekur 😂
Ayuwidia
Bagus Shiza 👏🏻👏🏻👏🏻😍
Ayuwidia
Dasar kang ngadu 😒 Kenapa namanya nggak Cepu aja, Kak Ririn? 😄
Ayuwidia
Woah, keren Shiza 😍
Ayuwidia
balesnya singkat banget, Can 😄
Ririn Rira: 😅 sebenernya aku yang malas nambah percakapannya.
total 1 replies
Ayuwidia
Jadi penasaran, kira-kira siapa yang menang taruhan?
Ayuwidia
woah, kasar banget 😬
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!