kisah cinta seorang pemuda sederhana nan rupawan dan cerdas dalam mengejar mimpi yang terjebak dengan lawan jenis di sebuah kamar kos.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jhujhu Games, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 27.Terselamatkan.
"BANGSAT KALIAN!!" teriak pak Joko penuh dengan emosi setelah melihat kejadian itu.
"Tu.... Tunggu.... Ka.. Kalau nggak...."
'Braaaaakkk.... '
Tanpa ragu atau pun bertanya pak Joko langsung memukul wajah laki-laki itu hingga beberapa giginya sampai terlepas. Bersama semburan darah dari mulutnya.
Hanya dengan satu kali pukulan saja, laki-laki yang sok hebat sebelumnya di hadapan seorang gadis tak berdaya itu, langsung jatuh pingsan.
"Dik. Jaga pintu jangan sampai ada yang kabur keluar!! Ucap pak Joko.
Tapi tanpa perlu diperintah pun Andika sudah siap sejak tadi berdiri tepat di depan pintu kamar kos Ana.
'Braaaaakkk.... '
Andika nampak terlihat menendang daerah perut salah seorang laki-laki itu yang berniat kabur.
"Siap pak!!" balas Andika yang tetap menghormati pak Joko itu.
Hanya dalam beberapa detik saja dua laki-laki telah terjatuh pingsan.
Sedangkan yang satu lainnya mengalami luka parah di wajah dan kehilangan beberapa giginya.
Secara perlahan...
Melihat sosok Andika, yang pernah ia usir dan dihinanya itu datang untuk menyelamatkannya.
.......
Ana yang saat ini dalam kondisi lemah tak berdaya karena banyaknya memar yang ia derita akibat pemaksaan keras dari ketiga laki-laki itu, kini ia sudah merasa sangat lega.
Walaupun sebenarnya ketiga laki-laki itu nampak berniat untuk melawan pak Joko. Namun dengan beringas pak Joko langsung menghajar mereka semua.
Melihat tubuh Andika yang nampak cukup ramping, salah satu pria yang masih sadar dengan luka di wajahnya itu, ia berusaha mencoba kabur melewati Andika.
Namun sayangnya tubuh Andika juga cukup terlatih. Meskipun tak bisa dibandingkan dengan tubuh kekar milik pak Joko. Tapi untuk laki-laki seumurannya.....
'Braaaakkkk,......... '
"Mau ngapain?" tanya Andika, melihat laki-laki yang hendak kabur itu menubruk badannya dan malah terjatuh sendiri.
Secara perlahan Andika nampak jongkok, agar bisa melihat wajah laki-laki itu dari dekat. Andika kemudian melepaskan topi yang di pakai laki-laki itu sebelum kemudian menjambak rambutnya dengan sekuat tenaga.
"AAARRRRGGGHH.... LEPASIN GUA, SAKIT BANGSAT!!"teriaknya sambil meronta-ronta kesakitan saat Andika menyeretnya me arah sudut ruangan.
" Sakit? Tapi bukannya lu tadi seneng-seneng aja ya gini-in Ana?"tanya Andika kembali dengan tatapan mata yang dingin.
Dengan meras Andika melemparkan tubuh laki-laki itu ke dinding. Karena terlalu kuatnya cengkraman Andika pada rambut laki-laki itu, sebagian besar dari rambutnya masih tertinggal di tangan Andika. Sekalipun tubuhnya sudah terlempar ke arah dinding.
Darah nampak terlihat mengucur dengan deras dari kepala laki-laki itu. Karena sebagian besar dari kulitnya robek akibat ulah Andika barusan.
Sesaat sebelum Andika melangkah mendekati orang itu....
"Dik!! Udah!! "ucap pak Joko, yang segera menghalangi langkah kaki Andika.
Ia tahu kalau Andika melanjutkan apapun yang tengah dilakukannya, nanti justru dirinya lah yang mendekam di penjara akibat percobaan pembunuhan.
" Udah cukup, Dik!! Sekarang kita tinggal nunggu polisi aja."lanjut pak Joko.
"Baik, Pak. " balas Andika menurut dengan atasannya itu.
Namun tatapan penuh kebencian dan amarahnya itu masih terlihat jelas di wajahnya, melihat apa yang telah dilakukannya kepada Ana. Meskipun Ana bukanlah siapa-siapa, walau hanya 'mantan' teman sekamarnya. Namun Ana lah, teman dekat pertama Andika ketika ia sampai di kota Bandung ini.
Akhirnya Andika berhenti untuk melakukan hal-hal yang malah bisa merugikannya itu. Hanya karena itu perintah dari atasannya yang sangat ia hormati itu.
Jika tidak....
Mungkin saja laki-laki yang menggunakan topi itu sudah akan mati beberapa saat lagi di tangannya.
.........
15 menit kemudian, akhirnya pihak kepolisian tiba di lokasi kejadian.
Tiga anggota kepolisian itu melihat kondisi lokasi kejadian yang sangat berantakan. Dengan sosok pak Joko yang bersandar di koridor kamar itu bersama dengan Andika.
Di dalam tiga orang laki-laki nampak tergeletak sudah tak berdaya. Dengan sosok Ana yang telah di tutupi selimut oleh Andika.Termasuk juga mengangkatnya ke atas ranjang,karena sebelumnya yang masih dalam keadaan tanpa sehelai kain pun ditubuhnya akibat di pakai paksa oleh ketiga laki-laki yang kini tergeletak tak berdaya itu.
"I... Ini...."
"Mereka pelakunya.Sorry kalau ku hajar duluan." ucap pak Joko santai sambil menyalakan sebatang rokok di tangannya.
Tak lama kemudian Andika dan pak Joko di mintai keterangan oleh pihak kepolisian. Menjelaskan semua yang mereka alami, mulai dari panggilan permintaan pertolongan dari Ana hingga mereka menghajar orang-orang yang telah menyekap dan memakai paksa Ana.
Tentu saja, pihak kepolisian awalnya tak bisa percaya sepenuhnya atas kesaksian dari Andika dan pak Joko itu. Tapi setelah memeriksa rekaman panggilan yang terjadi dan mencocokkannya dengan situasi kejadian di lapangan, keduanya akhirnya dibebaskan dengan peringatan.
Sementara itu, Ana langsung segera dilarikan ke rah sakit agar segera mendapatkan perawatan. Mengingat banyaknya luka yang dideritanya akibat kekerasan yang telah dilakukan oleh ketiga laki-laki itu.
..........
Kini di jalanan malam hari kota Bandung..
"Lain kali jangan main hakim sendiri katanya. Udah gila apa? Coba anak mereka yang di posisi temanmu tadi, Dik? Pasti juga udah di dor pake pistol sama mereka kan?" keluh pak Joko kepada Andika sambil mengendarai motor gedenya secara perlahan menyusuri jalanan malam kota Bandung.
"Maaf ..... Pak?"ujar Andika.
" Hmm.... Kenapa?"tanya pak Joko singkat.
"Yah... Melibatkan pak Joko ke situasi kayak gini... " balas Andika.
"Hahaha.... Nggak masalah!! Toh namanya juga wanita itu harus dilindungi, Dik!! Dapat peringatan dari polisi demi melindungi temanmu itu?Harga yang murah, Dik!!" ucap pak Joko sambil tersenyum puas.
"Terima kasih banyak pak. Kalau aku tadi sendirian...."
Andika berfikir jika saja ia tadi membantu Ana sendirian. Apakah ia mampu mengalahkan ketiga laki-laki itu? Dan jika bisa..... Apakah Andika bisa menahan diri untuk tak melukai lebih lanjut lagi?
"Udah, nggak usah terlalu dipikirkan berlarut-larut. Yang terpenting temanmu sekarang udah selamat kan sekarang. Dan udah dibawa ke rumah sakit juga agar bisa mendapatkan perawatan." balas pak Joko.
"Anggap saja semua kejadian yang kita alami ini, hanyalah sebutir cobaan dalam menjalani lika-liku kehidupan. " imbuh pak Joko.
"Iya , Pak. Sekali lagi terima kasih banyak pak. Bapak sudah sangat banyak membantu saya." ucap Andika sangat bersyukur memiliki atasan sebaik lak Joko.
"Sama-sama, Dik. Sudah semestinya kan kita membantu orang membutuhkan pertolongan." ucap pak Joko masih sambil mengendari motor gedenya secara perlahan.
Andika terdiam....
"Ana..... Ana.... Sebenarnya apa yang sudah terjadi denganmu, sampai-sampai hal seburuk ini bisa menimpamu? " pikir Andika di dalam hatinya mengingat kejadian barusan yang menimpa Ana.
Bersambung.......
Semangat yahhh