NovelToon NovelToon
Claimed And Kept

Claimed And Kept

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Cinta Terlarang / Beda Usia / Wanita Karir / Romansa / Office Romance
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Kyurincho

"Aku memang lebih muda darimu, Elea," bisik Darren dengan suara rendah, nyaris berdesir di telinganya. Napas hangatnya menggelitik kulit Elea, membuat tubuhnya tanpa sadar bergetar. "Tapi, aku tetaplah seorang pria normal," lanjutnya, suaranya penuh keyakinan, meninggalkan ketegangan yang menggantung di antara mereka.

***

Darren Alaric Everleigh, pewaris tunggal sebuah perusahaan besar, memutuskan untuk menjalani kehidupan yang berbeda. Menyamar sebagai karyawan biasa, ia masuk ke perusahaan milik keluarganya tanpa seorang pun tahu siapa dirinya sebenarnya. Namun, hidupnya berubah saat ia ditempatkan sebagai asisten Elea Victoria Whitmore.

Elea adalah seorang wanita pekerja keras yang diam-diam menyimpan mimpi besar. Namun, mimpi itu selalu dihancurkan oleh suaminya, Adrian, seorang pria yang tidak pernah mendukungnya. Di tengah tekanan pekerjaan dan pernikahan yang dingin, Elea menemukan kenyamanan dalam kehadiran Darren—seorang asisten muda yang penuh perhatian.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kyurincho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

In the Archive Room

Pagi itu, matahari bersinar hangat, menerobos masuk melalui jendela besar di ruang kerja Elea. Kantor itu seperti biasa dipenuhi suara keyboard yang diketik cepat, dering telepon yang tak henti-hentinya, dan percakapan singkat antar kolega. Namun, di tengah semua hiruk-pikuk itu, Elea duduk diam di meja kerjanya, matanya tertuju pada layar komputer tanpa benar-benar melihat apapun.

Pikirannya melayang, kembali ke malam sebelumnya, saat Adrian menyebut mimpinya hanya buang-buang waktu. Kata-kata itu terngiang-ngiang seperti rekaman rusak, menggerogoti fokus dan semangatnya. Cangkir kopi di sebelahnya hampir tidak tersentuh, aromanya bahkan tidak mampu mengusir kegalauan yang terus mengendap di hatinya.

Darren, yang duduk tidak jauh dari Elea, memperhatikan wanita itu dengan tatapan penuh rasa ingin tahu. Sejak awal bekerja di sini, Elea sudah menarik perhatiannya. Bukan karena ia cantik, meskipun itu jelas tak terbantahkan, tetapi karena ada sesuatu yang berbeda darinya—kekuatan dan kelembutan yang terbungkus dalam satu paket yang misterius. Elea seperti teka-teki yang Darren ingin pecahkan, bukan dengan alasan romantis, setidaknya belum.

Darren mencoba mengalihkan pandangannya kembali ke komputernya, tetapi matanya selalu saja kembali tertuju pada Elea. Hari ini, Elea terlihat lebih muram dari biasanya. Senyumnya yang biasa muncul sesekali kini sama sekali tak terlihat. Darren memperhatikan bagaimana wanita itu menghela napas berat, tangannya berulang kali menyentuh ponselnya, seperti sedang menimbang-nimbang sesuatu.

Darren menarik napas panjang, mencoba menenangkan pikirannya sendiri. Sejak kecil, ia diajarkan oleh ayahnya, untuk menjadi tangguh. "Lelaki sejati tidak menunjukkan kelemahan," itulah yang selalu dikatakan ayahnya. Kehilangan ibunya di usia muda membuatnya harus tumbuh lebih cepat. Kasih sayang yang selama ini ia dapatkan hanya berasal dari pengasuhnya, Mrs. Elwood, wanita tua yang penuh perhatian namun tetap tidak bisa menggantikan sosok ibu yang sebenarnya.

Mungkin itulah sebabnya, pikir Darren, ia merasa tertarik pada Elea. Ada sesuatu tentang Elea yang mengingatkannya pada kenyamanan yang dulu ia dambakan. Meski Elea lebih tua darinya, Darren merasa Elea tidak hanya seorang wanita yang kuat, tetapi juga seseorang yang menyimpan luka dalam yang sangat rapat. Dan anehnya, Darren bisa melihat itu dengan sangat jelas.

"Elea sedang menyembunyikan sesuatu," gumam Darren pada dirinya sendiri.

Tiba-tiba, Elea meraih ponselnya dan membaca sesuatu. Ekspresinya, yang sudah muram, kini menjadi lebih kelam. Darren memperhatikan dengan seksama bagaimana Elea menghela napas panjang, lalu berdiri dari kursinya. "Aku pergi ke ruang arsip sebentar," katanya singkat kepada rekan kerjanya.

Darren mengerutkan kening. Elea jarang sekali pergi ke ruang arsip tanpa alasan jelas. Mungkin ada dokumen yang perlu ia cari, pikir Darren, tetapi hatinya berkata lain. Ia tidak bisa menahan rasa ingin tahunya. Waktu berlalu, dan Elea tidak kembali ke mejanya.

***

"Elea belum kembali?" Darren bertanya pada Lisa, salah satu rekan kerjanya.

Lisa menggeleng sambil melirik jam tangannya. "Seharusnya tidak selama ini. Mungkin dia sedang sibuk mencari sesuatu."

Darren hanya mengangguk, tetapi pikirannya terus berputar. Elea tidak terlihat seperti seseorang yang sedang sibuk mencari dokumen. Wajahnya tadi terlalu menyimpan banyak emosi.

Akhirnya, Darren memutuskan untuk menyusul Elea ke ruang arsip.

***

Ruang arsip terletak di sudut kantor, jauh dari keramaian. Pintu kayunya sedikit berderit saat Darren membuka celah kecil, namun langkahnya terhenti sejenak ketika ia mendengar suara.

Suara itu membuat Darren terpaku. Itu suara tangisan, lembut namun menyayat hati, datang dari dalam ruang arsip yang remang-remang. Darren mematung, jantungnya berdetak lebih cepat. Itu jelas suara Elea. Wanita yang selama ini selalu terlihat tangguh di hadapan semua orang, kini terlihat rapuh untuk pertama kalinya.

Ia berdiri di depan pintu, merasa bimbang. Haruskah ia masuk dan menghiburnya? Atau haruskah ia berpura-pura tidak mendengar apapun? Tetapi sisi dirinya yang peduli pada Elea membuatnya memutar gagang pintu dan melangkah masuk.

"Elea?" Darren memanggil pelan, mencoba agar suaranya tidak mengejutkan wanita itu.

Tangisan Elea berhenti seketika, tetapi ia tidak langsung menoleh. Darren melangkah lebih dekat, dan ia melihat Elea berdiri dengan tangan memegang sebuah dokumen. Matanya yang basah memancarkan emosi yang campur aduk—kesedihan, frustrasi, dan mungkin sedikit rasa malu karena Darren menemukannya dalam keadaan seperti ini.

"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Elea, suaranya serak.

"Aku bisa bertanya hal yang sama," jawab Darren dengan nada lembut namun menggoda. Ia mencoba mencairkan suasana, tetapi ekspresi Elea tetap tegang.

"Ini tidak ada hubungannya denganmu, Darren," kata Elea, berusaha terdengar tegas meskipun suaranya bergetar.

"Elea, kau tahu aku tidak akan percaya itu. Kau bisa membodohi orang lain dengan senyummu, tapi aku? Aku tahu ada sesuatu yang tidak beres," ujar Darren, tatapannya lembut namun penuh rasa ingin tahu.

Elea menghela napas, meletakkan dokumen di atas meja dan memalingkan wajahnya. "Aku hanya... lelah, itu saja."

Darren mendekat, berdiri di sampingnya. "Kau tidak pernah terlihat seperti ini sebelumnya. Apa kau mau bercerita?"

Elea tidak menjawab, tetapi air mata mulai mengalir lagi di pipinya. Darren merasa hatinya seperti diremas, tetapi ia menahan diri untuk tidak mengatakan apapun lagi. Elea akhirnya berkata pelan, nyaris seperti bisikan.

"Darren, tidak semua hal perlu dibicarakan."

***

1
Sherin Loren
next thor,alurnya dipercepat
Kyurincho: sabar ya ka, lagi disusun biar pas timingnya /Whimper/
total 1 replies
Kyurincho
Recommended
Coffeeandwine
Bagus
Sherin Loren
up nya banyak dan percepat thor
Kyurincho: Ditunggu yaa kaa /Determined/
total 1 replies
Sherin Loren
lanjut byk2 thor
Kyurincho: siap ka, ditunggu yaa..
makasih udah komen, jadi semngat up /Sob/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!