Hidup tanpa kebahagiaan itu bagai sayap tanpa bulu,sebuah kemustahilan yang tidak dapat masuk logika,setidak berguna sayap pada ayam yang tidak bisa terbang,setidaknya sayap itu masih memiliki bulu yang indah,begitu pun juga dengan kehidupan,seburuk-buruknya hidup,akan ada setitik cahaya kebahagiaan didalamnya,namun semua itu tidak berlaku pada kehidupan yang di jalani oleh sesorang remaja cantik bernama aleza,sebesar apa memangnya penderitaan hidup yang gadis itu alami?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mohammad Alfarizi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lanjutan
BUGH....
Tubuh aleza tiba-tiba saja terpental ke sisi jalan akibat dorongan dari seseorang,dan Brak.....
Aleza bisa melihat dengan mata kepalanya sendiri,bagaimana truk itu dengan kencang menabrak sang kakek yang entah kenapa berada di titik semula aleza berdiri,darah bermuncratan kemana-mana,tubuh kakek graham tergeletak begitu saja dijalanan setelah di tabrak begitu kencang oleh sebuah truk.
"Kakekkkkk!!!!!!." Teriak aleza sambil berlari ke arah sang kakek yang kini tengah terbaring tak berdaya dengan darah-darah segar yang melumuri seluruh tubuhnya.
"Hiks.......,kekek,ayo bangun,hiks.....kakek!!!!. Teriak aleza sambil terus menggoyangkan tubuh kakek graham dengan tangisan kencangnya. Tatapan mata alexa tak sengaja tertuju pada truk yang telah menabrak sang kekek,teruk itu memiliki sebuah antena kecil berwarna merah di belakang mobilnya.
Eza juga sempat melihat seseorang yang keluar dari truk itu dengan menggunakan masker dan penutup kepala berwarna hitam,eza hanya bisa melihat jika pada mata orang itu terdapat semacam bekas luka yang membentuk goresn kecil,sampai bayangan pria itu seketika mengilang bersamaan dengan perginya si pelaku dari TKP dengan membawa mobil truk miliknya.
"Kakek!!!!!!...." Teriak aleza dengan tangisan yang kian membesar beriringan dengan suara petir yang mengemuruh dilangit.
Tes
Tes
Tangisan yang begitu pili itu terasa menyatu dengan sekitar,suara tetesan air yang terjatuh menggenang diaspal bagikan melodi yang beriringi setiap teriakkan dan tangisan pilu yang anak kecil itu keluarkan lewat mulut kecilnya.
Aleza menatap ruang UGD dihadapannya dengan tatapan kosong,bola mata yang sudah memerah akibat terlalu banyak menangis,serta mata yang sembab adalah aksesoris tersendiri bagi aleza sekarang.
Tak...
Tak...
Terdengar suara langkah kaki yang semakin lama semakin menggema,eza tak memperdulikannya,yang ua pedulikan sekarang adalah,bagaimana kehidupan selanjutnya sentara garda terdepan baginya untuk bisa bertahan saja sudah tidak ada,suara langkah kaki itu terdengar semakin banyak.
"Dokter,bagaimana keadaan kakek saya sekarang?." Tanya andrian,kakak pertama dari aleza.
"Luka yang parah serta banyaknya darah yang keluar,membuat kami kesulitan untuk menolong tuan,mohon maaf,tapi kami sudah tidak bisa lagi membantu beliau,innsyaallah sekarang beliau sudah tenang diatas sana." Balas dokter yang telah selesai menangani kakek graham.
Semua orang yang berbeda didalam ruangan ini seketika terdiam ketika mendengar ucapan donter barusan.
Eza sudah tidak bisa lagi berkata-kata,andai semuanya bisa terulang kembali,dirinya pasti tidak akan nekat menerobos hujan kala itu,ini semua terjadi karenanya,kesialan menimpa kakeknya karena dirinya adalah pembawa sial yang abadi.
Kini anak perempuan itu hanya mampu terdiam dengan pndangan kosong dan pikiran yang entah pergi kemana,semua orang yang berada di ruangan itu mulai mengalihkan perhatiannya pada gadis yang tengah terpuruk ini,mereka terus menatap gadis kecil itu dengan tatapan.....
Bukan tatapan khawtir atau kasian,semua tatapan yang mereka lontarkan terhadap gadis kecil itu,adalah tatapan benci!!, bahkan disaat semua orang bisa melihat luka-luka serta goresan-goresan yang terdapat pada tubuh gadis kecil itu,tak ada satu pun dari mereka yang bersimpati.
"Bagimana dengan suami ku?!!!!!, apa yang terjadi padanya ha?!!,apa yang terjadi!!!." Teriak seseorang wanita paru baya yang batu saja datang dengan deraian air mata yang mengiasi wajahnya.