NovelToon NovelToon
Ibu Pengganti : Demi Satu Miliar

Ibu Pengganti : Demi Satu Miliar

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Selingkuh / Ibu Pengganti / Beda Usia / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:9.3k
Nilai: 5
Nama Author: safea

Di tengah kekalutannya, Ayuna malah dipertemukan dengan seorang wanita bernama Lara yang ternyata tidak bisa mengandung karena penyakit yang tengah dideritanya saat ini.

Siapa sangka wanita yang telah ia tolong itu ternyata adalah penyelamat hidupnya sehingga Ayuna rela melakukan apapun demi sang malaikat penolong. Apapun, termasuk menjadi Ibu pengganti bagi Lara dan juga suaminya.

Ayuna pikir Lara dan Ibra sudah nenyetujui tentang hal ini, tapi ternyata tidak sama sekali. Ayuna justru mendapatkan kecaman dari Ibra yang tidak suka dengan kehadirannya di antara dirinya dan sang istri, ditambah lagi dengan kenyataan kalau ia akan memiliki buah hati bersama dengan Ayuna.

Ketidak akuran antara Ayuna dan Ibra membuat Lara risau karena takut kalau rencananya akan gagal total, sehingga membuat wanita itu rela melakukan apapun agar keinginannya bisa tercapai.

Lantas akankah rencana yang Lara kerahkan selama ini berhasil? Bisakah Ibra menerima kehadiran Ayuna sebagai Ibu pengganti?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon safea, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 26

Ramai, begitulah yang bisa Ayuna tangkap setelah dirinya ikut berbaur dengan banyak orang di lantai aula megah ini. Semua orang itu tidak ia kenali sama sekali, hanya Ibra dan Asher saja yang ia kenal di sini. Oh, penerjemah yang Ibra bawa juga Ayuna kenal.

Lalu untuk apa Ayuna datang ke tempat ini? Tentu saja karena Ibra mengajaknya. Pria itu mengatakan kalau ini hanya pesta biasa saja, namun tak bisa bagi Ayuna yang memang tidak pernah mendatangi tempat-tempat mewah seperti ini.

Pagi tadi, Ayuna mendapatkan ajakan itu tepat setelah mereka menghabiskan sarapan bersama. Mulanya Ayuna tentu menolak karena ia tidak membawa gaun yang dirasa cocok untuk menghadiri pesta seperti ini.

Bukan Ibra namanya jika ia tidak bisa memecahkan permasalahan yang menurutnya sangat sepele ini. Ia lantas memboyong Ayuna pergi ke salah satu pusat perbelanjaan dan berhasil mendapatkan satu buah gaun berwarna putih yang begitu cantik.

Kalau sudah dibelikan gaun, tidak mungkin Ayuna menolak ajakan itu. Dan di sinilah Ayuna berada sekarang, hanya bisa terdiam sembari memperhatikan Ibra yang tengah sibuk berbincang dengan seorang pria asing berkebangsaan Jerman.

"Nona Ayu, silakan." Kepalanya langsung menoleh saat Asher memanggil namanya sembari mengulurkan tangannya yang tengah memegang sebuah gelas.

"Ini bukan alkohol." Padahal Ayuna tidak mengatakan apa pun, memang Asher saja yang memiliki inisiatif terlebih dahulu untuk memberitahukannya.

"Terima kasih." Seiring dengan senyuman Ayuna yang mengembang, dua lubang di kedua pipinya pun muncul begitu saja.

Tak lama setelah Ayuna menyesap sedikit minumannya, pria yang tadi sedang berbincang dengan Ibra berpamitan karena ingin menyapa yang lainnya.

"Kenapa Pak?" Kedua mata Ayuna mengerjap dengan pelan ketika Ibra malah memandanginya dengan penuh selidik.

"Bapak tidak usah khawatir, yang Nona Ayuna minum bukanlah alkohol." Ah begitu rupanya, Ibra hanya khawatir apakah minuman yang Asher berikan aman atau tidak.

"Di sini anda rupanya, Tuan Ibra." Tidak hanya perhatian Ibra saja yang beralih, Ayuna dan Asher juga sedang melakukan hal yang sama di sana.

"Selamat malam Tuan Takayama." Apakah orang ini yang menjalin kerjasama dengan perusahaannya Ibra? Di mata Ayuna kedua pria ini nampak begitu akrab saat mengobrol. Yah meskipun Ibra harus menggunakan penerjemah.

"Omong-omong, apakah wanita cantik yang datang bersama anda ini adalah istri anda?" Pria paruh baya yang diketahui bernama Takayama itu kini sedang memperhatikan Ayuna dengan senyuman yang begitu ramah di wajahnya.

"Bukan, saya bukan istrinya Tuan Ibra. Saya asisten keduanya Tuan Ibra." Saat dimana Ayuna sedang menjawab pertanyaan itu, Ibra dan Asher dibuat begitu terkejut di tempatnya masing-masing.

Pasalnya Ayuna menjawabnya dengan bahasa Jepang yang sangat fasih. Bahkan penerjemah yang Ibra bawa pun belum menerjemahkan pertanyaan tadi pada Ibra.

"Astaga, ternyata kamu bisa berbicara dalam bahasa Jepang juga? Bahasa Jepangmu bagus sekali, Nona." Entah apa yang sedang dibahas oleh Ayuna dengan Takayama sampai membuat gadis itu sedikit tersipu.

"Sebenarnya saya hanya mengerti dan bisa berbicara sedikit saja. Tetapi saya akan tetap berterima kasih untuk pujian yang anda berikan." Apalagi yang sedang mereka bicarakan sampai-sampai Ayuna menundukkan tubuhnya seperti itu.

Setelah Ayuna menyampaikan terima kasihnya, sang penerjemah langsung memberitahukan pada Ibra dan Asher mengenai apa saja yang sedang mereka bicarakan di sana.

Ini benar-benar gila. Apa karena gaun yang sedang Ayuna pakai saat ini terlihat sangat mewah sampai-sampai dirinya terlihat seperti istri Ibra? Yang benar saja.

Yang selanjutnya terjadi adalah Ibra yang mencoba untuk berbaur dengan pengusaha lainnya. Yah, memang seperti inilah yang dilakukan para pengusaha di sebuah pesta, berbaur sekaligus memperkenalkan perusahaan mereka masing-masing.

Hingga arloji Ibra menunjukkan pukul sepuluh malam, pria itu memutuskan untuk kembali ke hotel bersama dengan Ayuna yang bagian bahunya sudah tersampir jas abu-abu yang tadi Ibra kenakan.

"Saya tidak tau kalau kamu bisa bahasa Jepang." Tadinya Ayuna sedang sibuk memandang keluar jendela sana, namun karena pertanyaan itu ia lantas menoleh.

"Di sekolah saya dulu diajarkan bahasa Jepang sebagai pelajaran tambahannya, dan kebetulan saya juga menyukainya. Tapi bahasa Jepang saya belum sebaik itu, hanya bisa berbicara sedikit saja." Kekehan tak bisa Ibra elakkan saat melihat Ayuna berbicara sambil membuat gestur lucu dengan tangannya.

"Bagi saya kamu sudah hebat karena bisa berbicara cukup panjang dengan banyak orang di sana. Good job, Ayuna." Mungkin Ayuna tidak pernah mendapatkan pujian seperti ini sebelumnya makanya jantungnya berdebar dengan sangat keras.

Alih-alih menimpali ucapan Ibra, Ayuna justru lebih memilih untuk diam dan kembali menatap keluar jendela. Sebenarnya ini hanya alibi karena Ayuna tidak ingin semburat di pipinya terlihat.

"Ayo turun dan istirahat, kita sudah sampai." Tak lama setelah Ibra kembali membuka suaranya, pintu yang berada di sisi Ayuna terbuka dengan lebar.

Kenapa suasanya jadi canggung seperti ini? Mungkin Ayuna saja yang merasa canggung, karena di depannya Ibra justru terlihat biasa saja saat ini.

"Pak, saya mandi duluan ya." Ayuna tidak mau mendengar suara Ibra sehingga ia bergegas memasuki area kamar mandi dengan sebuah tas di tangannya.

Selama berada di kamar mandi sana, Ayuna berhasil mengembalikan kewarasannya. Ia juga sedang membuka tas yang sebenarnya berisikan baju tidur yang telah disiapkan langsung oleh Lara.

"Ya ampun! Kok baju tidurnya kaya gini?" Buyar sudah kewarasan yang berusaha ia pertahankan dengan baik saat ia melihat baju tidur—ah tidak, ini lebih terlihat seperti lingerie berwarna merah yang sangat terbuka.

Masa iya Ayuna harus memakai gaun tidur ini di depan Ibra? Tapi Ayuna tidak memiliki pakaian tidur lainnya karena belum dikembalikan oleh pihak laundry hotel, jadi bagaimana ini?

"Biarin deh kelihatan aneh, yang penting aku tetap pakai baju." Berakhir dengan Ayuna yang tetap memakai lingerie berwarna merah itu, namun ia menutupinya dengan bathrobe yang juga ada di sana.

Ayuna keluar dari kamar mandi tanpa mengatakan apa pun, ia juga membiarkan Ibra melesat begitu saja setelah mengatakan kalau ia juga ingin membersihkan tubuhnya.

Karena tidak tahu harus bagaimana lagi, Ayuna memutuskan untuk menaiki ranjang dan berdiam diri di sana, hatinya gundah bukan main.

Kala rungunya menangkap suara pintu yang akan dibuka, Ayuna cepat-cepat memejamkan kedua matanya untuk memulai akting tidurnya.

"Kenapa dia tidur menggunakan bathrobe begini?" Jantung Ayuna berdetak gila-gilaan karena Ibra yang semakin mendekat ke arahnya. Apa yang akan Ibra lakukan padanya?!

"Kalau tidur menggunakan ini pasti tidak akan terasa nyaman." Sesuatu dalam dirinya tengah meronta ketika Ibra sudah menyibak selimut yang menutupi setengah tubuhnya.

Tinggal sedikit lagi, maka Ibra berhasil meraih bathrobe yang Ayuna kenakan dan membukanya karena memang itulah tujuan Ibra yang sebenarnya.

"Jangan dibuka!" Tidak bisa, Ayuna sudah tidak bisa lagi berpura-pura sudah tertidur. Ia tidak akan membiarkan Ibra melihat apa yang ada di balik bathrobe putih ini!

1
Rafly Rafly
seperti nya hasil kerja bakti di jepang ada manfaatnya /Angry//Angry//Angry/
Muhammad Irpan
lanjuuuut thoor
Yona Panai
bgus
Rafly Rafly
Luar biasa
yani suko
pakai sistem bayi tabung khan bisa, jadi ndak harus tidur bareng
Ahmad Rezky
aku sudah mampir mampir juga ya
miilieaa
beruntung ayuna
only siskaa
ttp semangat thor jgn lupa utk mampir yahh
Jihan Hwang
hai aku mampir... ceritanya bagus
mampir jg dikarya aku ya jika berkenan/Smile//Pray/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!