NovelToon NovelToon
KLAUSUL CINTA SANG CEO

KLAUSUL CINTA SANG CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta setelah menikah / Nikah Kontrak / Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Office Romance
Popularitas:12.4k
Nilai: 5
Nama Author: Leona Night

Valeria Sinclair, seorang pengacara berbakat dari London, terjebak dalam pernikahan kontrak dengan Alexander Remington—CEO tampan dan dingin yang hanya melihat pernikahan sebagai transaksi bisnis. Tanpa cinta, tanpa kasih sayang.

Namun, saat ambisi dan permainan kekuasaan mulai memanas, Valeria menyadari bahwa batas antara kepura-puraan dan kenyataan semakin kabur. Alexander yang dingin perlahan menunjukkan celah dalam sikapnya, tetapi bisakah Valeria bertahan saat pria itu terus menekan, mengendalikan, dan menyakiti perasaannya?

Ketika rahasia masa lalu dan intrik keluarga Alexander mulai terkuak, Valeria harus memilih—bertahan dalam permainan atau pergi sebelum hatinya hancur lebih dalam.

🔥 Sebuah kisah penuh ketegangan, gairah, dan perang hati di dunia penuh intrik kekuasaan. 🔥

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Leona Night, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ketika Kepercayaan Diuji

Alexander’s POV

Eric datang tergopoh gopoh masuk ke dalam ruanganku. Tidak biasanya dia terlihat cemas dan khawatir.

“Tuan ada yang ingin saya laporkan,” ujarnya dengan nafas memburu

Aku mendongak dan berkata,” Ada apa Eric, kau terlihat gelisah.”

“Hmm Vivian,” jawab Eric

Aku mengangkat sebelah alis ku dan berkata,”Ada apa dengan Wanita brengsek itu?”

“Hmm dia menemui nyonya Valeria,” ujar Eric dengan tatap mata khawatir sembari menunjukkan rekaman dari anak buahku yang mengawal Valeria.

Darahku mendidih dan sontak aku ingin bertemu dengan paman Damian. Aku yakin ini jelas ulahnya.

“Siapkan mobil, aku akan ke mansion Damian,” jawabku singkat.

*******

Di Mansion Damian, aku langsung masuk ke ruang kerja paman tanpa permisi. Aku tidak sabar ingin mengklarifikasi beberapa hal.

“Selamat datang keponakanku, kau terlihat sangat tegang. Apakah ada masalah dengan istrimu?” ujar Damian dengan senyum mengejek.

Aku menggertakkan gigi dan rahang ku pun mengeras, "Aku tidak punya waktu untuk permainanmu, Damian."

Damian berjalan mengelilingi ruangan, mengambil segelas wiski dari bar pribadinya seolah tidak memperdulikan wajah dan suaraku yang menahan marah.

"Oh, tapi ini bukan permainan Alex. Aku hanya ingin tahu... bagaimana rasanya ketika wanita yang kau pikir bisa kau kendalikan, mulai menyadari siapa dirimu yang sebenarnya?" ujarnya datar.

Aku mengepalkan tanganku, ingin sekali aku meninju mulutnya, tapi kutahan.

Damian melanjutkan, suaranya penuh racun.

"Aku mendengar Valeria pergi menemui seorang teman baru tadi malam. Seorang wanita yang sangat memahami pria seperti kita."

Damian kembali duduk i di hadapanku dengan wajah munafik yang sangat memuakkan.

"Apa kau tahu yang mereka bicarakan? Mereka membicarakanmu, tentu saja." ujarnya sambil mencecap Whisky dan melirik sinis padaku.

Aku memicingkan mataku dengan ekspresi yang pasti sudah merah padam menahan amarah.

“Apa yang kau lakukan Damian?”

Damian tertawa pelan, dan kembali menyesap minumannya dengan santai.

"Aku hanya membuka matanya. Aku hanya memberinya sedikit informasi yang mungkin ingin dia ketahui. Karena percayalah, keponakanku, wanita seperti Valeria... mereka tidak akan tinggal diam setelah mereka tahu sebuah kebenaran."

Aku sontak berdiri, dan langsung menggebrak meja.

"Jika kau menyentuhnya atau mencoba mencampuri hidupnya lagi, aku tidak akan ragu menghancurkanmu."

Damian tetap tenang, meletakkan gelasnya, lalu menatap Alexander dengan seringai penuh kemenangan.

"Kau sudah melakukannya sendiri, Alex. Kau yang menghancurkan dia, Aku hanya menunggu Valeria menyadarinya."

Aku merasakan kemarahan dan ketakutan bersatu, tak dapat kupungkiri, aku panik. Aku harus menemukan Valeria sebelum Damian meracuni pikiranya lebih jauh.

“Hati hati kau Damian, jika sampai kau mengganggu Valeria seujung rambut saja, maka aku tidak akan segan menghancurkan hidupmu,” ujarku dengan nada tinggi

Aku lalu membalikkan badan dan meninggalkan ruang kerjanya. Namun sebelum aku benar benar keluar dari sana aku mendengar dia berkata,” Kau sendir lah i yang sudah menyakiti istrimu dengan tanganmu.”

Aku sudah tidak ambil pusing dengan kata katanya, tekadku adalah bertemu Valeria secepat mungkin.

*******

Hari itu Valeria pergi tanpa pamit dan tidak didampingi pengawal atau supir satupun. Ini hal yang tidak biasa mengingat dia tidak tahu jalanan kota Paris. Aku makin cemas jika dia bertemu dengan Vivian atau anak buah Damian lainnya.

Sengaja aku tidak ganti baju. Aku menunggunya di ruang tamu dengan segudang tanda tanya di kepalaku. Aku baru sadar, bahwa dia tidak memiliki ponsel, setelah aku banting ponsel miliknya beberapa minggu lalu.

Sepertinya aku perlu menyiapkan ponsel untuknya, tentu saja yang berpenyadap, sehingga kemanapun dia pergi aku bisa memantaunya. Demikian juga siapa saja kontak dan nomer yang menghubunginya atau sebaliknya.

Sekitar pukul 10 malam, aku mendengar langkah kakinya memasuki mansion. Entah mengapa aku punya firasat buruk, jantungku berdebar ketika akhirnya dia masuk.

Aku menatap mata Valeria dalam-dalam saat dia berdiri di hadapanku.

"Dari mana kau malam ini?"

Valeria mendekap mantelnya erat, tatapannya kosong dengan sorot terluka.

"Aku bertemu seseorang. Seseorang yang menunjukkan padaku siapa dirimu yang sebenarnya."

Sontak aku berdiri dan berjalan menghampirinya dengan tangan terkepal kuat.

"Jangan dengarkan mereka, Valeria."

Valeria tertawa kecil, dan dengan nada sinis dia menjawab.

"Oh? Kau ingin aku mempercayaimu? Kau ingin aku berpura-pura bahwa foto-foto itu tidak ada?"

Aku merasakan tubuhku menegang, dan mataku seperti terbakar karena amarah yang memuncak.

"Aku tidak peduli apa yang mereka tunjukkan padamu. Satu hal yang harus kau tahu—aku tidak akan pernah membiarkan mereka memisahkanmu dariku."

Valeria mundur selangkah, menyadari sesuatu dan berkata, "Apa maksudmu? Apa kau mengancamku?" ujarnya sambil menggenggam erat ponselnya.

Aku terkejut melihat dia membawa ponsel, secepat kilat benda kecil itu kuraih dan langsung kusimpan dalam saku.

“Apa maksudmu Alex, kembalikan ponselku,” teriak nya histeris.

Aku mencoba menenangkan dengan memegang tanganya, “Aku kembalikan besok. Aku hanya tidak ingin kau celaka.”

“Apa urusanmu dengan hidupku? Kembalikan!”

“Val, tenanglah jangan panik, aku tidak akan merusak ponselmu.”

“Kau memang keterlaluan, lelaki kotor, Hina. Jangan samakan aku dengan dirimu yang memang tukang tipu. Kau penjahat kelamin,” ujarnya sambil berlari masuk ke dalam kamar.

Aku hanya bisa diam dengan nafas tertahan karena emosi yang coba kukendalikan.

Perlahan kubuka Ponselnya dan kuliha gambar kiriman Vivian. Ya Tuhan, ini khan dari CCTV bar langgananku. Dan wanita dalam foto itu jelas bukan wanita baik baik. Pasti Vivian sudah meracuni otak Valeria dengan banyak hal. Aku tidak tahu apakah aku masih bisa membuatnya percaya lagi padaku atau tidak.

****

Valeria’s POV

Aku tidak bisa menghilangkan kata-kata Vivian dari pikiranku. Foto-foto itu masih berputar di kepalaku. Dalam gambar itu terlihat Alexander dengan seorang wanita, berbisik di telinganya, tangannya bertumpu di punggung wanita itu. Vivian mengatakan bahwa ini adalah kebiasaan Alexander—dia tidak pernah setia pada satu wanita.Tapi kenapa hatiku masih menolak untuk percaya sepenuhnya pada perkataan Vivian.

Sialnya aku lupa menutup pintu saat aku kembali ke kamar. Saat ini kulihat Alexander sudah berdiri di depan pintu dan menatap intens ke arahku.

Setelah cukup lama dia hanya diam saja, akhirnya Alexander berbicara, suaranya terdengar berat.

"Aku tidak peduli apa yang mereka tunjukkan padamu. Namun aku peduli tentang apa yang kau pikirkan tentangku, tentang kita , Valeria."

Spontan aku berdiri dan menatap tajam ke matanya.

"Jadi, kau ingin aku mempercayaimu begitu saja? Setelah apa yang terjadi?"

Alexander melangkah mendekatiku , tetapi aku segera mundur.

"Aku tidak menyentuh wanita itu, Valeria. Foto itu direkayasa. Aku punya banyak musuh. Dan salah satunya adalah pamanku. Dia bisa melakukan apapun termasuk menyuruh orang seperti Vivian untuk mempengaruhi pikiranmu,”

“Alex, adalah hakmu untuk berkencan dengan siapapun. Aku memang hanya istri palsu. Namun setidaknya kau pun harus patuh pada Klausul yang kau buat sendiri. Bahwa selama dalam ikatan pernikahan ini. Baik aku maupun kamu tidak terlibat hubungan asmara dengan pihak ketiga. Kau hampir membunuhku kemarin karena aku menerima telepon dari teman masa kecilku. Tapi sekarang? Lihat dirimu. Kau bahkan berpose tidak pantas di sebuah bar dimana banyak mata menatapmu,” ujarku bertubi tubi sembari menangis.

“Val percayalah, aku memang brengsek, penjahat kelamin atau apalah istilah yang kau sematkan tadi. Tapi aku tidak pernah berkhianat sejak menjadi suamimu.”

Aku hanya diam membisu dan menatapnya penuh keraguan. Alexander mengusap wajahnya,dengan sikap frustasi.

"Kau ingin tahu yang sebenarnya? Aku bisa memberikan semua informasi yang kau butuhkan. Aku bisa mengirimmu rekaman, saksi, apa pun. Tapi aku ingin tahu satu hal..."

Matanya tajam, penuh intensitas. Menatapku tanpa kedip.

"Apakah kau ingin mempercayaiku, Valeria?"

Aku terdiam, dan terjebak dalam pertarungan batinku sendiri, dan untuk pertama kalinya, aku tidak tahu jawabannya.

******

Damian’s POV

Vivian melaporkan hasil pertemuannya dengan Valeria. Aku cukup puas. Dalam pandangannya Valeria menunjukkan keraguan yang cukup besar pada Alex setelah melihat foto dari rekaman CCTV.

Aku yakin, Alexander mulai terpojok. Hanya dibutuhkan satu dorongan lagi untuk membuatnya terjungkal dari kursi CEO.

Tanpa menunda i segera aku telepon anak buahku yang punya kontak dengan media.

Di sisi lain telepon, seorang pria berbicara dengan nada hormat.

"Kami sudah siap. Apa instruksi Anda?"

Aku menyeringai membayangkan jebakan yang akan kubuat untuk keponakanku tercinta Alexander.

"Sebarkan foto-foto itu ke media bisnis. Aku ingin dunia tahu bahwa CEO Remington Steel Corp adalah pria yang tidak bisa mengendalikan urusan pribadinya."

Pria di telepon tertawa pelan,

"Dan istri barunya?"

Aku mengangkat gelas Whiskey ku tinggi tinggi.

"Biarkan dia mengambil keputusan sendiri. Jika dia meninggalkan Alexander, maka semakin mudah bagiku untuk menjatuhkan anak itu."

******

Alexander’s pov

Pagi ini Eric mengirim sebuah tautan berita ke messenger. Aku segera membukanya dan betapa terkejutnya aku ketika aku melihat foto fotoku sudah beredar di laman berita pagi.

Ingatanku langsung tertuju pada Damian, pasti dia adalah dalang dibalik ini semua. Tajuk utama berita ini sangat menohok,: "CEO Remington Steel Corp Terjebak Skandal Perselingkuhan! Bagaimana Nasib Pernikahannya?"

Aku sungguh tidak peduli dengan pendapat orang. Aku juga tidak peduli dengan apa kata dewan komisaris. Aku hanya peduli pada satu orang, Valeria. Apa yang ada dalam benaknya jika dia tahu, bahwa foto foto yang semula hanya diberitahukan padanya oleh si brengsek Damian lewat Vivian, sekarang sudah menyebar ke segala penjuru.

Aku langsung meninggalkan kantor dan bergegas kembali ke mansion. Sesampainya di sana, aku melihat bagian depan Mansion sudah dikerumuni banyak wartawan. Aku yakin Valeria pasti sudah tahu masalah ini. Dia sudah pasti mendapat info dari penjaga Mansion.

Aku tidak peduli dengan para jurnalis yang sudah berjubel di luar mansion. Fokus Ku hanya Valeria. Segera aku terobos kerumunan wartawan itu dengan mobilku. Aku harus bicara dengannya sebelum semuanya terlambat.

*****

Valeria’s POV

Aku duduk di kamarku , sambil menatap salinan berita skandal perselingkuhan Alexander dengan perasaan kacau. Pikiranku berputar tanpa henti. Apakah semua ini benar? Ataukah ini hanya permainan orang-orang yang ingin menghancurkan Alexander?

Ketukan keras di pintu membuyarkan lamunanku. Terdengar Suara Alexander dari luar yang nampak tegang.

"Valeria, buka pintunya."

Tapi aku seperti membeku, hanya duduk diam, menatap pintu dengan jantung berdetak kencang. Sungguh aku tidak tahu apakah aku harus membuka pintu itu dan mendengarkan penjelasan Alexander, atau pergi selamanya dari sini.

*****

1
naura khalidya
mampir thor...
Leona Night: terimakasih sdh mampir/Heart/
total 1 replies
OBES20
lanjut
Leona Night: Terimakasih /Heart/
total 1 replies
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞IntanArmy💜°𝐒⃟: ✿࿐
mampir semangat
Leona Night: terimakasih sdh mampir
total 1 replies
Kim nara
Bagus ceritanya yuk baca yuk
Leona Night: Terimakasih, semoga menghibur, dan setia baca sampai tamat/Pray/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!