Update rutin 1-3 Bab ... Selamat membaca.
Jangan lupa tinggalkan jejak di komentar...
Long Tian, seorang pendekar jenius yang lahir di Alam Dewa, membawa bakat dan kekuatan yang melampaui batas. Namun, kehebatannya justru menjadi kutukan. Dibenci dan ditakuti oleh para pendekar lainnya, ia dianggap ancaman yang tak bisa dibiarkan. Suatu hari, empat pendekar terkuat dari ranah yang sama bersatu untuk menghancurkannya. Dalam pertarungan epik, Long Tian harus menghadapi kekuatan gabungan yang mengancam nyawanya—apakah ia mampu bertahan, ataukah takdir Alam Dewa akan berubah selamanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DANTE-KUN, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
Satu bulan berlalu dengan cepat bagi Long Tian. Selama waktu itu, ia menghabiskan hari-harinya dengan santai di asrama, hanya sesekali membaca atau berjalan-jalan di sekitar sekte. Meskipun memiliki akses ke fasilitas murid tingkat dua, Long Tian merasa tidak ada yang cukup menarik baginya. Baginya, sumber daya dan kondisi Qi spiritual di alam bawah ini terlalu minim untuk mendukung kultivasi yang berarti. Maka, ia memilih untuk tidak membuang waktu.
Namun, pagi itu, suasana berbeda menyambutnya. Seorang utusan sekte datang ke asramanya, memintanya untuk segera ke aula utama. Long Tian menerima panggilan itu dengan sikap tenang, mengenakan seragam murid tingkat dua sebelum berangkat.
Sesampainya di aula utama, ia mendapati beberapa tetua sekte dan puluhan murid lainnya berkumpul di sana. Salah satu tetua, Tetua Yan, melangkah maju dan berbicara dengan suara lantang.
“Hari ini, beberapa kelompok akan ditugaskan untuk menjalankan misi penting dari sekte. Misi ini bukan hanya ujian kemampuan kalian, tetapi juga kesempatan untuk mendapatkan hadiah istimewa yang telah disiapkan sekte.”
Suasana di aula menjadi riuh dengan bisikan para murid. Hadiah istimewa tentu menarik perhatian siapa pun, terutama di kalangan murid tingkat dua. Long Tian tetap berdiri tenang di barisan, menunggu dengan sabar.
Tetua Yan melanjutkan, “Salah satu misi utama adalah menemukan batu kristal ribuan tahun yang diyakini terbentuk di sebuah gua di perbatasan Kota Shengguang. Batu ini sangat penting untuk sekte, dan kelompok yang berhasil menemukannya akan menerima penghargaan luar biasa.”
Setelah menjelaskan detail misi, Tetua Yan mulai membagi murid-murid ke dalam kelompok. Ketika nama Long Tian disebut, ia dikelompokkan dengan empat murid lainnya. Mereka semua tampak sedikit tegang saat berdiri di sampingnya. Bagaimana pun, nama Long Tian sudah dikenal luas di sekte, dan kehadirannya membawa tekanan tersendiri.
Salah satu anggota kelompok, seorang pemuda bernama Zhou Liang, berbicara dengan nada hormat. “Long Tian, kami merasa terhormat bisa satu kelompok denganmu. Dengan kemampuanmu, misi ini pasti akan berjalan lancar.”
Yang lain, seorang gadis bernama Ming Xiu, mengangguk setuju. “Betul. Kami akan mengikuti arahanmu selama misi ini.”
Long Tian hanya mengangguk ringan, tidak menunjukkan reaksi berlebihan. “Lakukan tugas kalian dengan baik. Jangan bergantung padaku, tapi pastikan kita semua kembali dengan selamat.”
Jawaban itu membuat kelompoknya semakin menghormatinya. Mereka tahu bahwa Long Tian bukan hanya kuat, tetapi juga memiliki kepribadian yang membuat orang lain merasa percaya diri.
Setelah semua kelompok menerima tugas masing-masing, Long Tian dan kelompoknya segera mempersiapkan perjalanan. Perbatasan Kota Shengguang tidak terlalu jauh dari Sekte Api Emas, tetapi medan yang harus dilalui cukup berbahaya, dengan hutan lebat dan beberapa binatang buas yang sering muncul.
Selama perjalanan, suasana di kelompok Long Tian terasa harmonis. Keempat anggota lainnya menunjukkan sikap segan, tetapi mereka tetap bekerja sama dengan baik. Di tengah perjalanan, Zhou Liang, yang tampaknya memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, bertanya, “Long Tian, kenapa kau memutuskan untuk bergabung dengan Sekte Api Emas? Dengan bakatmu, sepertinya kau bisa berada di tempat yang lebih hebat.”
Long Tian hanya tersenyum tipis. “Itu rahasia. Fokus saja pada perjalanan ini.”
Jawaban singkat itu membuat yang lain mengangguk cepat, menyadari bahwa mereka sebaiknya tidak terlalu banyak bertanya.
Setelah dua hari perjalanan, mereka akhirnya tiba di gua yang dimaksud dalam misi. Mulut gua itu terlihat gelap dan penuh dengan energi misterius. Dari luar, mereka bisa merasakan aura aneh yang menyelimuti tempat itu, seolah-olah ada sesuatu yang kuat tersembunyi di dalamnya.
Long Tian memimpin kelompoknya masuk dengan hati-hati, memastikan setiap langkah mereka aman. Ia tidak meremehkan gua ini, meskipun tampak sederhana. Sebaliknya, ia bisa merasakan ada sesuatu yang tidak biasa, sesuatu yang mungkin menjadi tantangan besar bagi mereka. “Tetap waspada,” katanya singkat, namun cukup untuk membuat kelompoknya semakin berhati-hati.
Mereka mulai menyusuri lorong-lorong gelap gua, mengikuti jejak-jejak kecil yang menunjukkan adanya energi kristal di dalamnya. Namun, perjalanan ini tampaknya tidak akan mudah. Mereka mulai mendengar suara-suara gemerisik, seolah ada makhluk yang mengintai dari bayang-bayang.
Long Tian berhenti sejenak, menajamkan indranya. “Kita tidak sendirian. Persiapkan diri kalian.”
Kelompok itu segera bersiap, mengeluarkan senjata masing-masing.
...
Lorong gua yang semula hening tiba-tiba dipenuhi aura mencekam saat seekor ular hitam besar muncul dari kegelapan. Tubuhnya sepanjang sepuluh meter, sisiknya mengkilap seperti logam, dan di kepalanya terdapat tanduk melengkung berwarna perak yang memancarkan aura mengerikan. Matanya bersinar merah menyala, menatap langsung ke arah kelompok Long Tian.
Ming Xiu menahan napas, wajahnya pucat. "Itu... itu Ular Iblis Bertanduk! Makhluk ini setara dengan pendekar di Ranah Pemurnian Qi level 3 atau bahkan lebih tinggi!"
Zhou Liang gemetar sambil menggenggam pedangnya erat-erat. "Bagaimana kita bisa melawan makhluk seperti itu?! Ini gila!"
Long Tian tetap tenang, langkahnya maju tanpa ragu. Pandangannya mengamati ular itu sejenak, seolah menimbang kekuatannya. "Tidak perlu panik. Ini hanya sedikit lebih besar dari serangga biasa."
Shisssshh!!!
Ular iblis itu mengeluarkan desis panjang yang menggema di dalam gua. Aura jahatnya semakin kuat, menyebabkan tekanan yang membuat kelompok Long Tian sulit bernapas. Kemudian, dengan kecepatan tinggi, ular itu menyerang, membuka mulut lebar-lebar, memperlihatkan taringnya yang berkilau dengan racun mematikan.
Namun, sebelum ular itu bisa mendekat, Long Tian mengangkat tangannya perlahan. Sebuah aura tajam berwarna emas menyelimuti tubuhnya, lalu mengalir ke pedang kayu sederhana yang ia bawa. Dalam sekejap, pedang itu dipenuhi oleh Qi yang memancarkan tekanan luar biasa.
"Satu serangan sudah cukup," ucap Long Tian dengan dingin.
Dia mengayunkan pedangnya dengan gerakan ringan namun tajam. Tebasan Qi melesat keluar, menciptakan garis emas terang yang mengoyak udara. Serangan itu melesat langsung ke kepala ular iblis, membelahnya tanpa ampun.
Slashh!
Kepala ular iblis itu terbelah dua dengan sempurna. Tubuh raksasanya terjatuh ke tanah dengan suara keras, menghentak gua hingga terasa bergetar. Tidak ada perlawanan lebih lanjut—ular itu mati seketika.
Ming Xiu dan yang lainnya terdiam, sulit percaya dengan apa yang baru saja terjadi. Mereka semua tahu betapa kuatnya ular iblis ini, namun Long Tian hanya membutuhkan satu serangan untuk mengalahkannya.
"Itu... itu luar biasa..." Zhou Liang bergumam, matanya membulat penuh kekaguman.
Long Tian mendekati tubuh ular yang telah mati, tanpa memedulikan tatapan takjub kelompoknya. Dengan gerakan terampil, ia mengeluarkan inti jiwa dari dalam kepala ular. Inti itu berwarna hitam pekat, memancarkan kilauan aneh yang mengandung Qi spiritual yang besar.
"Inti jiwa ini cukup berharga," katanya sambil menyimpan inti itu ke dalam cincin ruangnya. "Lanjutkan perjalanan. Kita tidak punya waktu untuk berlama-lama di sini."
Meskipun kata-kata Long Tian terdengar santai, kelompoknya hanya bisa mengangguk dengan hormat. Dalam hati, mereka semakin menyadari bahwa Long Tian bukan hanya murid biasa. Kekuatan dan ketenangannya jauh melampaui apa pun yang bisa mereka bayangkan.
🤭🤭🤭🤭