Sugar Baby Om Polisi

Saat kedua orang tua Rayen dan asisten kepercayaan nya sedang sibuk menyusun rencana.Berbeda dengan Rayen dan Lea.Saat ini Lea masih saja terlelap dalam tidurnya.Mungkin karena lelah habis bergulat dengan Rayen tadi.

Sedangkan Rayen kini sudah nampak Rapi dengan setelan celana jeans warna Dongker ,atasan kaos santai press Body.Dipadukan dengan jaket kulit berwarna hitam.

Rayen duduk disamping ranjang tepat di depan Lea tidur.Pria itu menyentuh lembut pipi mulus milik Lea.Lalu mengecup bibir ranum Lea.Membuat si empunya terusik karena ulah Rayen.

"Mas....".Lirih Lea pelan sambil mengerjapkan matanya.

"Apa mas menganggu tidurmu sayang????".

Lea hanya menggelengkan kepalanya dan membenarkan selimutnya."Mas mau pergi????".

"Iya mas ke polres dulu sebentar.Karena malam ini ada operasi".Ucap Rayen sambil menyelipkan rambut kebelakang telinga Lea.

"Polres...Jadi mas beneran seorang polisi????".Tanya Lea tiba tiba yang baru yakin jika Rayen memang polisi seperti yang dikatakan Joe.

"Iya sayang.Maaf belum sempat kasih tahu kalau mas juga seorang polisi".Jelas Rayen sambil tersenyum.

Lea pun mengangguk dan membalas senyuman Rayen."Mas malam ini pulang kemana????".Lea tiba tiba mengajukan pertanyaan konyol.

Rayen yang paham akan pertanyaan Lea hanya bisa tersenyum dan menjawab."Nanti setelah selesai urusan di polres mas akan pulang dan tidur disini sayang.Mas akan temani kamu selama kamu di Jakarta".Jelas Rayen sambil memegang punggung tangan Lea.

Lea pun langsung mengangguk dan memeluk erat tubuh Rayen tanpa sadar Lea melupakan selimut yang membalut tubuh polosnya.Hal itu sontak membuat Rayen terkekeh dan hampir tak bisa menahan diri.Karena lagi lagi hasratnya bangkit hanya melihat tubuh polos seorang Lea.Jika saat ini Rayen tidak sedang urgent maka bisa dikatakan Lea akan kembali dilahapnya detik ini juga.

"Sayang jangan menggoda mas!!!.Saat ini mas lagi di tunggu di polres".Ucap Rayen pelan.

Lea yang belum sadar akan dirinya.Hanya bisa mengarahkan kepalanya menatap Rayen."Aku tidak sedang menggodamu mas".Serkah Lea .

"Terus kenapa kamu berani berani telanjang didepan mas begini".Seru Rayen sambil melirik tubuh polos Lea.

Lea langsung melihat kearah tatapan Rayen.Dan Lea terkejut karena ia dengan beraninya membuka dan memperlihatkan bagian dadanya didepan Rayen saat ini.Ya walaupun Rayen sudah sering melihatnya polos tapi Lea masih saja terlihat malu jika dalam kondisi seperti ini.

"Nanti malam kita lanjutkan lagi sayang.Sekarang mas pergi dulu ya".Lirih Rayen sambil mengecup bibir Lea.

Muka Lea memerah waktu aku mengucapkan kata mesum padanya.Dan aku bisa merasakan jika Lea saat ini sangat gugup.Gadis itu selalu bisa membuatku tersenyum dan nyaman jika berada didekatnya.

Dan aku pun pamit untuk pergi ke polres.Karena aku pun harus memimpin operasi narkoba di salah satu club' malam di jalan xxx.

🌿🌿🌿🌿🌿

Setelah om Rayen pergi aku segera masuk kamar mandi untuk membersihkan diri.Aku selalu saja salah tingkah jika berada didekat Om Rayen.

Kupikir saat ini aku memang sudah gila,Dan merasa aku sekarang sudah sangat egois.Karena semakin hari aku tidak mau meninggalkan om Rayen.Bahkan aku berniat merebut Om Rayen dari istrinya.Kupikir apa seharusnya ku terima saja lamaran om Rayen untuk me menjadikanku istri keduanya.

Sambil berendam di dalam Bathtub aku sambil berpikir keras.Namun,aku juga berpikir tentang keluarga om Rayen.Apakah keluarga Om Rayen mau menerimaku jika nanti aku menjadi istri kedua Om Rayen.Dari segi sosial pun aku bukanlah apa apa.

"Sadar Lea!!!.Kau itu tidak pantas menjadi bagian dari keluarga mas Rayen.Lagian pasti istri mas Rayen jauh lebih cantik dan berkelas daripada kamu Lea.Jadi,jangan mimpi untuk jadi Ratu".Lea terus bergumam pada diri sendiri.

Memang terkadang perjalanan hidup itu tak sesuai ekspektasi.Semua keinginan itu kadang tak sesuai harapan.Bahkan kita juga tidak bisa memilih dengan siapa kita jatuh cinta.Karena pada Akhirnya takdirlah yang menuntun kita untuk menemukan tambatan hati.Bahkan jodoh pun tak selalu berhubungan dengan pasangan hidup.Karena orang yang sudah menikah sekalipun bisa cerai karena memang jodohnya hanya sampai disitu saja.

Begitu selesai mandi dan berganti pakaian aku duduk ditepi ranjang.Dan kembali mengecek ponsel milikku karena tadi aku sempat mengirim pesan untuk om Rayen sebelum mandi..Aku tersenyum sambil membaca balasan pesan yang dikirim oleh Om Rayen.Dan Om Rayen pun bilang jika ia akan segera pulang.Walaupun aku tidak tahu jam berapa om Rayen akan menyelesaikan misinya.

Dan tak lama pintu kamarku di ketuk dari arah luar.Dengan cepat aku sedikit berlari untuk membukakan pintu berharap itu adalah Om Rayen.Meskipun aku tahu kalau Om Rayen pasti ia akan langsung masuk saja karena ia memiliki akses sendiri untuk kamar suite room presidential yang aku tinggali.

Dan benar saja ketika aku membukakan pintu.Ternyata yang datang adalah petugas hotel yang membawa kan makan malam untukku.Tanpa banyak bertanya lagi aku pun mempersilahkan petugas hotel itu untuk masuk dan menata makannya di atas meja.Setelah petugas hotel pamit undur diri aku pun langsung menutup pintu kembali dan memguncinya.Aku kini sedang duduk menikmati makan malam ku sendirian dikamar mewah yang sudah om Rayen siapkan untukku.

Aku terus mengembangkan senyum karena semua makanan yang diberikan petugas hotel adalah makanan kesukaan ku.Walaupun dengan tampilan yang lebih mewah.Lagi lagi dering ponselku menjeda kegiatan makan malam ku.

Aku kembali tersenyum senang karena yang menelpon adalah Om Rayen."Assalamualaikum mas".Sapaku pelan ketika telpon sudah tersambung.

"Waalaikumsalam.Makannya udah datang belum sayang????".Tanya Om Rayen begitu perhatian.

"Udah mas.Ini aku lagi makan.Mas udah makan belum???".

"Alhamdulillah ini juga baru mau makan.Habisin ya makanannya karena itu mas pesankan khusus buat kamu!!!".Serunya dari balik telpon.

"Iya mas".Jawabku tulus.

"Dan sebagai rasa terimakasih nya nanti malam kamu harus membayar nya sampai pagi sayang".Lirih om Rayen

Tubuhku meremang seketika mendengar ucapan Om Rayen.Otakku langsung terpikir membayangkan apa saja yang akan dilakukan Om Rayen pada tubuhku malam ini.Namun tidak bisa aku pungkiri jika aku pun menginginkannya.Entah mengapa aku bagai wanita murahan karena begitu mudahnya menyerahkan hal berharga dalam diriku.Dan pasrah bahkan menikmatinya setiap sentuhan yang diberikan oleh Om Rayen.

"Sayang kamu masih mendengarkan mas ngomong kan????".

"Em...i..iya mas aku dengar kok".Jawabku gugup

TBC