Gibran Erlangga terpaksa menikahi Arumi Nadia Karima karena perjodohan orang tuanya yang memiliki hutang budi.
Dua tahun pernikahannya Gibran selalu perhatian dan memanjakan Arumi.
Arumi mengira dirinya wanita paling beruntung, hingga suatu hari kenyataan pahit harus ia terima.
Gibran ternyata selama ini menduakan cintanya. Perhatian yang ia berikan hanya untuk menutupi perselingkuhan.
Arumi sangat kecewa dan terluka. Cintanya selama ini ternyata diabaikan Gibran. Pria itu tega menduakan dirinya.
Arumi memutuskan untuk mengakhiri pernikahan mereka. Saat Arumi telah pergi barulah Gibran menyadari jika ia sangat mencintai istrinya itu.
Apakah Gibran dapat meyakinkan Arumi untuk dapat kembali pada dirinya?.
Jangan lupa tekan love sebelum melanjutkan membaca. Terima kasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14. Kita Bicarakan di Rumah.
Arumi membujuk dan meminta Alana kembali ke kost. Arumi mengantar hingga Alana ke parkiran dan memesan taksi.
Sebelum Alana masuk ke dalam taksi kembali ia memeluk Arumi.
"Aku sayang Mbak Arumi, jangan pisah dengan Ma Gibran," ucap Alana sambil menangis.
"Alana, semua yang terjadi di dalam hidup kita itu telah di atur Tuhan. Jika akhirnya Mbak, dan Mas Gibran harus pisah mungkin itu adalah yang terbaik."
"Aku nggak akan memaafkan mas Gibran dan mbak Joana."
"Sudahlah, kamu jangan memikirkan itu. Yang penting sekarang gumana kamu bisa selesaikan kuliahmu. Katanya mau kerja di perusahaan papa Mbak."
"Mbak ...." Alana memeluk erat Arumi dan tangisnya kembali tumpah.
"Udah nangisnya. Kasihan supir taksi udah lama menunggu."
"Iya, Mbak. Aku pamit dulu. Jaga kesehatan Mbak."
"Kamu juga, Sayang. Ini jajan buatmu." Arumi memberikan uang buat Alana.
"Nggak usah, Mbak. Uang pemberian Mas Gibran udah cukup. Lagi pula tadi udah dibelikan baju."
"Ini dari Mbak, bukan mas Gibran."
Arumi memasukan uang pemberiannya ke ya Alana. Setelah itu Arumi memberikan uang pada supir taksi.
"Hati-hati. Belajar rajin, biar cepat wisuda."
"Iya, Mbak. Terima kasih."
Taksi berjalan perlahan meninggalkan halaman hotel. Tidak jauh dari Arumi berdiri, ada Gibran yang mengikuti. Ia takut Arumi akan pergi juga. Gibran melihat semua yang Arumi lakukan dengan adik bungsunya itu.
Setelah taksi yang ditumpangi Alana hilang dari pandangan, Arumi berbalik dan masuk ke dalam hotel.
Arumi kaget saat pergelangan tangannya ada yang menggenggam. Ia melihat ke samping dan ternyata Gibran.
Gibran memeluk bahu Arumi memasuki lift yang akan membawa mereka menuju ke lantai atas, kamarnya Arumi.
Di kamar Arumi langsung membereskan barang-barangnya. Ia akan menyelesaikan semuanya di rumah.
"Kita pulang, Mas."
"Udah malam, tak akan ada pesawat."
"Aku udah minta sore tadi supir menjemput. Saat ini udah menunggu di lantai bawah."
"Apa nggak sebaiknya kita menginap semalam di sini."
"Nggak usah. Banyak yang harus kita bicarakan."
"Kamu masih percaya apa yang dikatakan Alana."
"Kita bicarakan di rumah saja. Aku capek."
Gibran mendekati Arumi dan memeluknya. Ia mengecup pipi Arumi. Rasanya Arumi ingin membalasnya, tapi ia tak ingin lagi larut dalam kebohongan yang Gibran ciptakan.
Arumi juga manusia biasa yang memiliki batas kesabaran. Ini saatnya ia bertindak. Selama ini Arumi telah dibutakan oleh cintanya pada pria itu.
Sering kejadian, seseorang yang kita rasa sudah sangat dekat ternyata bukan jodoh terbaik kita. Terkadang orang yang kita anggap sudah paling yang terbaik dan bisa memberi rasa nyaman malah nyatanya hanya seseorang yang sekadar singgah di hidup kita.
Arumi dan Gibran keluar dari kamar hotel menuju parkir setelah melakukan pembayaran dan mengembalikan kunci.
Dalam mobil baik Arumi maupun Gibran tidak ada yang bersuara. Gibran tidak tau harus memulai dari mana obrolannya. Lidahnya terasa kaku. Ia sadar semua salahnya.
Arumi juga tidak ingin memulai perbincangan, ia tak mau terbawa emosi dan dilihat supir.
Arumi telah bertekad akan bicara dan mengakhiri segalanya. Jika di teruskan akan melukai perasaan keduanya. Saatnya untuk berani melepaskan mereka yang pernah menorehkan luka di hatimu.
Sulit rasanya untuk bisa menemukan orang yang tepat dan terbaik bila kamu masih belum bisa move on dari orang-orang yang jelas-jelas telah menghancurkan hidupmu. Jika dulu kamu pernah mencintai orang yang salah atau terperangkap dalam hubungan yang salah, sekarang saatnya untuk berani membuka lembaran baru yang jauh lebih baik.
Bersambung.
copy paste...😄
kok iso yo..
yg gk ketinggalan tuh sayur bayam ma bakwan jagung nya...
trs akhirnya copas skt jantung bawaan...bpknya kandung tuh ank gk mengakui jug ngasih dwt sesukanya.
tp yo wes ora popo...
nyong ttp syukak semua karya2 mu thor...
ttp syelalu sehat n sukses y thor👍