Sebuah pernikahan dari kedua konglomerat terpengaruh di negara Willow. Keluarga Edvane yang menjadi keluarga terkaya kedua di negara itu, mempunyai seorang putri pertama yang bernama Rachel Edvane. Dia gadis sederhana, suka menyembunyikan identitasnya agar bisa berbaur dengan masyarakat kalangan bawah, Cantik, Mandiri, dan seorang atlet beladiri professional namun karena masa lalu yang buruk, dia tidak pernah mempercayai pria lain lagi samapi dia dipaksa oleh ayah nya (Rommy Edvane) untuk menikah dengan Putra pertama keluarga Asher yang dimana keluarga paling kaya dan paling terpengaruh di negara Willow. Namanya Ayres Asher, di depan keluarganya Ayres seorang anak yang sangat berbakti, baik hati serta sangat tampan. Namun nyatanya, diluar itu dia adalah pria nakal, playboy dan suka foya-foya dan gila perempuan, Rachel yang mengetahui sifat Ayres tidak tinggal diam. Rachel memutuskan untuk tetap menikah namun diam-diam memberi syarat-syarat tertentu pada pernikahan mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tina Mehna 2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 23. TMPP.
"Sudah sakit nya? Hmm, itu ulah kamu sendiri. Dengar! Aku sudah bicara baik-baik dengan mu tadi tapi kamu malah sama sekali tidak menghormati ku yang sudah membuat ini semalaman. Aku akan menikah denganmu tapi ku ingin kebebasan ku. Aku tak mau kebebasan ku direnggut. Makanya aku buat kontrak ini. Pikirkan lah tuan muda, kekasih dan wanita-wanita mu yang sangat kamu cintai juga sedang menunggu mu. Aku akan memberi mu waktu untuk memikirkan ini. oh ya jangan harap aku akan memenuhi tugasku sebagai istri yang baik setiap hari. Aku akan melakukan itu namun ada batasannya, sesuai dengan kontrak yang ku buat.”
“Haha, sungguh indah. Haha, suara mu sungguh indah. Aku sangat menantikan suara dan omelan mu seperti ini setiap hari. Haha.”
“Ishh" Ku kesal dengannya.
Dia berdiri lalu tersenyum melihatku. “Sayang, aku tau kamu cemburu. Tapi perlu kamu ketahui juga ini. Semua perempuan itu yang mendekatiku bukan aku yang mendekati mereka. Jadi, sepertinya itu resiko nya kalau kamu mempunyai seorang pria tampan seperti ku.”
Ku memutar bola mataku dan merasa kesal dengannya. Dia ini sangat lah keras kepala dan percaya diri sekali. Dia menganggap semua asumsi nya adalah kenyataan. Ya, itu terjadi karena sejak kecil tidak pernah mendengar kata ‘tidak’ dan selalu mendengar kata pujian.
“Ayo sayang, kita harus tunjukan ini kepada mama. Aku akan menunggu ocehan kamu lagi besok hehe.” Bisiknya lalu mengandeng tanganku.
Aku pun melepaskan tanganku dari genggaman nya, Dia hanya tersenyum dan memanggil para pelayan itu masuk kembali.
“Pelayan… Emmm Alex.. kalian masuklah.” Teriaknya.
“Baik tuan muda.”
Mereka masuk dengan berbondong-bondong. Setelah itu, sebuah tirai besar pun di buka oleh 4 orang. Aku melihat mama sedang meminum the dan juga berbincang dengan calon mertua ku itu. Mata mereka berbinar melihat kami.
“Ya tuhan.. Putriku, sangat cantik..” Ucap calon mertua ku itu.
Aku tersenyum saja, “Ya ampun.. ini pangeran dan putri dari kerajaan mana?” Ucap mama heboh.
Setelah cukup lama mereka memuji, akhirnya mencoba gaun hari ini pun usai.
“Sayang, ayo kita pilih cincin, mas kawin, sama barang-barang yang kamu inginkan sebagai hadiah.” Ajak calon mertua ku itu.
Karena tak bisa di tolak, aku pun mengiyakan. Kami ber empat keluar dari Lorong VVIP lalu ke Lorong pengunjung umum untuk ke sebuah toko permata yang tak jauh dari posisi tadi. Sepanjang kami berjalan, semua orang yang sedang lewat melihat kearah kami. Selain karena mereka punya mata, sepertinya mereka juga mengenali calon mertua ku serta pria aneh ini, mereka tampak sedikit memotret dan mengambil video ketika kami berjalan. Aku yang merasa masuk kedalamnya pun melengos kearah sebaliknya agar tak ikut serta dalam foto atau video itu.
“Itu bukannya tuan muda Asher? Ya ampun,, aaaaww.. tampan sekali.. aaahhh..” ku tak sengaja mendengar seorang wanita yang histeris dan akhirnya pingsan.
“Joy? Ya ampun joy. Bangun.. bangun..” ucap temannya panik.
“Haaa.. tuan Asher… anda tampan sekali.. Aaaa…”
Mendengar teriakan itu, pria aneh itu mulai tebar pesona.
“Aaaaa…. Tuan…. aaaa…” para gadis itu menggila ketika direspon begitu oleh pria aneh itu.
“Sungguh! Pria yang sangat playboy” ucapku dalam hati.
“Ayres…” Calon mertua ku memberi kode pada anaknya agar berhenti melakukan itu.
“Iya ma. Ayres cuma senyum kok ma.”
“Haha, Ayres ini banyak sekali ya jeng fans nya.” Sahut mama basa-basi.
“Haha, begitu lah jeng.”
Sesampainya di toko permata, kami di sambut oleh pemilik toko itu langsung.
“Jeng. Putriku, kenalkan ini Brian. Pemilik toko permata ini. Dia adalah keponakan ku. Sepupu Ayres.”
“Halo, selamat siang nyonya, selamat siang nona muda. Salam kenal, saya Brian”
Aku menyalami dia juga dengan tersenyum padanya.
“Ya salam kenal juga ya Brian.” Ucap mama.
“Brian, tunjukan design cincin permata yang tante pesan dan tunjukan pada besan tante serta putri tante.”
“Baik tante. Tapi mari, silahkan duduk dulu sambil menyicipi camilan disini. Sementara saya akan mengambil dulu tablet komputer nya, design yang sudah saya gambar ada di sana.”
“Oke, Emmm ayo jeng.. sayang, ayo kita duduk dulu.” Ajak calon mertua ku.
Beberapa saat kemudian, Brian muncul kembali dengan beberapa pelayan nya. Dia ikut duduk dengan kami lalu mulai menunjukan design itu.
“Hmm, bagus juga. Tapi bagaimana kalau ditambahkan nama ku di cincinnya dan namanya di cincin ku? Hmm? Gimana?” tiba-tiba pria aneh itu berbicara.
“Ide bagus sayang. Begini saja, emmm jeng.. bagaimana kalau jangan hanya nama saja, tapi sekalian saja tulisannya begini Ayres love Rachel di kedua cincinnya? Lebih romantic bukan?”
“Hmm, benar sekali jeng, itu juga sebagai pertanda bukti sebuah persatuan. Brian, tambahkan ukiran itu ya?”
Ku hanya melihat dan mengamati para orang tua ini heboh sendiri. Sementara di sisi lain, pria itu menatap ku dengan senyum aneh nya lagi. Melihat itu, membuat ku mengerutkan dahiku karena ilfeel.
“Baik tante. Akan saya buat sesuai permintaan.” Ucap Brian dengan mengutak-atik tablet komputernya lagi.
Selepas dari toko itu, kami lanjut untuk membeli barang-barang yang ku inginkan.
“Rachel, untuk hadiah kamu. Apa yang kamu mau?” tanya calon mertua ku itu.
Mama melihatku, “Em, terima kasih ma. Tapi Rachel tidak mau apapun.”
“Apa? Tidak mau apapun? Hmm, mama jadi bingung.” Jawab calon mertua ku itu.
“Rachel, jawab saja yang kamu inginkan sekarang.” bisik mama padaku.
“Nona, apa anda hanya ingin cinta ku? Maka aku akan memberinya semuanya tanpa diminta.” Sahut pria aneh itu.
“Haha, Ayres ini.. lucu sekali.. Rachel, lihat Ayres? tanpa kamu minta, dia pun bersedia menyerahkan hatinya padamu. Hmm, sungguh romantic menantu ku.” Ucap mama.
“Ayres, hal itu wajib untuk Rachel tapi mama sedang bertanya mengenai barang bukan hati mu. Jangan gombal dulu, Rachel jadi memerah karena mu.”
“Apa? Aku memerah? Itu tidak mungkin.” Ucapku dalam hati.
“Aku ingin 3 kardus alat-alat tulis ma,” Ucapku lagi untuk menghilangkan bahasan tadi.
“Hmm? Alat tulis?”
“Ya, itu saja cukup ma. Em, kalau perlu sekalian saja setiap set alat Lukis 3 kardus juga ma.”
“Em, baiklah sayang. tapi, boleh mama tau untuk apa semua itu?” tanya calon mertua ku lagi.
“Untuk anak-anak yang Rachel ajari jeng.” Mama menjawab dengan cepat.
“Ooh begitu? Kalau begitu mama akan beri 10 kardus segala alat tulis dan tas nya juga.”
Ku tersenyum, “Benarkah ma?”
“Tentu saja sayang, tapi mama akan berikan bukan untuk hadiah pernikahan melainkan sebagai donasi. Untuk hadiah pernikahan nya, itu hal yang paling kamu butuhkan.”
Aku bersyukur dengan hal itu. Aku memang sudah lama sekali ingin memberi anak-anak buku dan alat tulis baru namun uang donasi yang dikumpulkan belum mencapai nya. Aku bisa saja membelinya dengan uang sendiri, namun kalau itu ku lakukan maka semuanya akan tau bahwa aku putri Edvane.
Setelah hampir seharian kami berbelanja, akhirnya kami pulang juga. Dengan calon mertua ku juga ikut mengantar ku serta mama pulang ke rumah ku. Sepanjang perjalanan, pria aneh itu tak berani macam-macam, berbicara sesuka nya seperti dia berbicara padaku tadi.
“Rachel sayang, untuk beberapa hari kedepan sebaiknya kamu banyak-banyak istirahat ya? Agar badan kamu lebih fit hingga hari pernikahan kalian. Kamu juga jeng, tolong jaga ya putri kita?”
“Tentu saja jeng.”
“Ya sudah kami pamit dulu ya? sampai jumpa lagi. Ayres, beri salam dulu.”
Pria aneh itu memegang dan mencium sedikit punggung tangan ku, namun ku terkejut karena tangannya tak hanya memegang ku melainkan ikut meraba-raba dan sesekali menggelitik telapak tanganku.
Ku tarik pelan tangan ku dengan tersenyum padanya. Lalu mereka pun pergi menjauh dan semakin lama semakin menjauh dari sini.
Bersambung …