NovelToon NovelToon
Dipaksa Menikahi Tuan Muda Terbuang

Dipaksa Menikahi Tuan Muda Terbuang

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Mafia / Cinta setelah menikah / Cinta Seiring Waktu / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:5.1k
Nilai: 5
Nama Author: PenaBintang

Ruby Lauren dan Dominic Larsen terjebak dalam pernikahan yang tidak mereka inginkan.
Apakah mereka akan berakhir dengan perpisahan? Atau sebaliknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PenaBintang , isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BERCAK DARAH

Dominic tiba di rumahnya Ruby. Dia mencoba membuka pintu rumah itu, namun terkunci rapat. Dominic mencoba mendobraknya, tetapi pintu tersebut tidak bisa terbuka.

"Apa benar-benar tidak ada orang di rumah ini?" gumam Dominic. Dia memeriksa lagi titik lokasi ketiga nomor itu di ponselnya. "Titiknya benar-benar ada di rumah ini, bagaimana bisa mereka tidak di rumah?" lanjutnya bergumam.

Dominic berjalan ke bagian belakang rumah itu. Dia merasa ada yang mengawasinya, namun orang itu tak terlihat.

"Sepertinya ini memang kerjaan keluargaku," gumam Dominic.

Dominic memeriksa setiap sudut halaman belakang itu, mencari apapun yang bisa digunakan untuk membobol pintu belakang rumah yang tampaknya tidak terkunci dengan baik.

Matanya menyisir area sekitar hingga akhirnya menemukan sepotong batang kayu yang cukup kokoh di samping tong sampah. Dengan cepat, dia mengambil sepotong kayu itu dan menggunakannya untuk mengganjal pintu.

Saat pintu itu mulai terbuka, suara gesekan kayu yang keras terdengar memecah kesunyian malam. Namun, sebelum Dominic sempat melangkah masuk, tiba-tiba terdengar suara mendesis dari belakang.

Refleksnya bergerak cepat ketika sebuah pot bunga melayang ke arahnya. Dengan kelincahan yang dimilikinya, Dominic berhasil menangkis pot bunga tersebut menggunakan lengan kanannya.

Pot itu pecah berantakan, serpihan tanah dan pecahan keramik berserakan di tanah. Dia berbalik dengan cepat, kewaspadaannya meningkat, siap menghadapi siapapun yang berani mengganggu rencananya.

Kedua matanya menyapu area belakang rumah, mencari sosok yang bertanggung jawab atas serangan mendadak itu. Namun, kegelapan malam menyulitkan pandangannya untuk melihat dengan jelas.

"Siapa!?" serunya dengan nada menantang. "Jangan menjadi pengecut yang bersembunyi!"

Tidak ada sahutan, hanya ada kesunyian seperti sebelumnya. Dominic akhirnya mengabaikan serangan mendadak tadi, lalu perlahan melebarkan pintu belakang itu.

Dominic melangkah perlahan, setiap pijakan kakinya terdengar berat di lantai kayu tua yang berderit. Dia mengerutkan dahi saat aroma anyir yang pekat semakin menyengat ketika dia semakin mendekati ruang tengah.

Lampu lorong yang redup hanya menambah ketegangan di udara. "Ada apa sebenarnya?" gumamnya dengan pelan, suaranya bergema kecil di antara dinding-dinding yang seakan menutupi rahasia gelap.

Matanya menyisir sekeliling, mencari sumber aroma tersebut, hatinya berdebar tidak karuan. Tiba-tiba, dia merasakan sesuatu yang lengket di bawah sepatunya. Dominic menunduk, matanya membelalak ketika dia menyadari bahwa itu adalah darah yang sudah mengering. Nafasnya tercekat, dan sekujur tubuhnya terasa dingin. Dia tahu, sesuatu yang buruk telah terjadi di rumah itu.

"Apa mereka bertiga dibunuh?" gumamnya penasaran.

Dominic hendak berjongkok untuk memeriksa lantai kayu tua itu. Namun, punggungnya tiba-tiba ditendang oleh seseorang dari arah belakang. Dominic segera berdiri dan menoleh ke belakang dan mendapati seorang pria berdiri di sana dengan menggunakan topeng tengkorak berwarna putih.

"Siapa kau!?" tanya Dominic, namun pria itu tidak bersuara.

Pria bertopeng itu bergerak maju, tampak akan menyerang Dominic saat ini juga. Dominic mengepalkan tinjunya, bersiap akan membalas jika pria itu menyerangnya sekarang.

Pria itu mengeluarkan belati dari saku jaketnya. Tanpa mengulur waktu lagi, dia berlari dan menyerang Dominic. Napasnya terengah-engah di ruangan yang dipenuhi bunyi dentuman langkah kaki di lantai kayu.

Dominic menangkis serangan dari pria bertopeng dan memukul mundur pria itu dengan kuat, hingga menabrak sebuah lemari kayu yang sudah tua.

Dominic menatap remeh belati pria itu. "Kau pikir bisa membunuhku dengan belati itu!?"

Pria itu terlihat geram diremehkan seperti itu, dia lalu menyerang dengan cepat dan berhasil melukai lengan Dominic.

Darah memercik dari luka di lengannya, memicu kemarahan yang lebih dalam lagi. Dengan gerakan cepat, Dominic melompat ke samping, menghindari sabetan belati yang nyaris menyentuh pakaiannya lagi.

Dengan mata yang menyala, dia mengayunkan pukulan balasan, setiap hantaman mengguncang fondasi kayu di bawah mereka. Pria bertopeng itu terhuyung ke belakang, terkejut oleh kekuatan dan kecepatan Dominic yang tiba-tiba.

Dominic, meski terluka, tidak menunjukkan tanda-tanda menyerah. Darah mengalir dari lukanya, namun dia terus melancarkan serangan. Pria bertopeng tengkorak itu, menyadari akan kalah, mulai mundur dengan langkah gontai menuju pintu belakang.

Dengan satu pukulan terakhir yang menghantam keras ke dada pria bertopeng, Dominic memaksa lawannya itu menjatuhkan belati.

Pria bertopeng itu akhirnya memilih melarikan diri, meninggalkan Dominic yang berdiri tegak, napasnya masih tersengal, namun mata tajamnya mengawasi setiap gerak langkah pelarian. Dominic tidak mengejar, dia tahu, pertarungan ini sudah dimenangkannya, meskipun luka di tangannya masih terasa perih.

"CK, sebenarnya ini bukan urusanku, dan untuk apa juga aku berada di rumah ini?" gumam Dominic, memegangi lengannya yang terluka karena sayatan belati tadi.

Dominic melanjutkan langkahnya dengan hati-hati di dalam rumah besar milik Ruby, matanya menyisir setiap sudut ruangan dengan waspada.

Ruangan itu sunyi, hanya suara langkah kakinya yang terdengar menggema. Tiba-tiba, matanya tertuju pada bercak darah yang menghiasi lantai kayu ruang tamu, membentang acak dan membingungkan.

"Darahnya cukup banyak, berarti keluarganya Ruby dalam bahaya," gumam Dominic.

Rasa cemas tiba-tiba menggumpal di dada Dominic saat dia melanjutkan pencariannya. Dia bergerak menuju kamar tidur, dimana dia menemukan tiga buah ponsel tergeletak di atas meja samping tempat tidur, layar-layar mereka masih menyala dengan notifikasi yang tidak terbaca. Tentu saja itu adalah notifikasi dari Ruby, maupun Dominic yang baru saja mencoba menelpon ponsel itu.

"Dayanya sebentar lagi habis," gumam Dominic, melihat pada layar ponsel yang menyala. "Ruby pasti akan semakin sedih jika nomor ponsel mereka tidak aktif nantinya."

Dominic lalu mengumpulkan ponsel-ponsel tersebut, berusaha mencari petunjuk namun tidak ada yang berarti. Merasa tidak ada yang bisa dilakukan lagi di rumah itu, Dominic segera meninggalkan lokasi dengan mobilnya.

Dia melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Saat keluar dari halaman rumah itu, Dominic melihat pria yang tadi menyerangnya bersembunyi di balik sebuah pohon besar.

Di tengah perjalanan pulang, beberapa mobil box tiba-tiba menyerbu dari arah yang berlawanan. Dominic menyadari ini bukan kebetulan. Dia tahu dirinya sudah diincar sejak tadi.

Adrenalinnya naik, fokusnya tertuju pada pengemudi-pengemudi yang mencoba menabraknya. Dengan manuver cepat dan presisi, dia berhasil menghindari tabrakan dan pada saat yang tepat, dia melepaskan beberapa tembakan ke arah mesin mobil box, menyebabkan dua di antaranya meledak dan terbakar.

Dominic tertawa saat kedua mobil itu meledak. "Kalian pasti sudah mengincar aku sejak tadi. Aku baru ingat, kalian semua menunggu aku keluar dari mansion sendiri."

Dominic memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi, napasnya terengah-engah karena ketegangan. Jantungnya berdegup kencang saat dia melihat di kaca spion, satu mobil box yang masih bertahan mengejarnya.

Mobil box tersebut terlihat besar dan berat, dengan bagian bawah yang cukup tinggi dari tanah. Tanpa pikir panjang, Dominic segera mengambil keputusan yang berani.

Dia tahu ini adalah kesempatan satu-satunya untuk meloloskan diri. Dengan kelincahan yang luar biasa, dia mendadak memutar setir ke arah kanan, mengarahkan mobilnya lurus ke bawah mobil box tersebut.

Sementara itu, mobil box itu terlambat untuk bereaksi karena ukurannya yang besar. Dominic merasakan adrenalin yang memompa darahnya lebih cepat. Roda mobilnya meluncur tepat di bawah mobil box yang tinggi itu, hampir menyentuh bagian bawahnya.

Suara deru mesin mobilnya bergema di antara kedua kendaraan, menciptakan getaran yang menegangkan. Begitu berhasil melewati bagian bawah mobil box, Dominic langsung mempercepat laju mobilnya, meninggalkan mobil box yang kini melambat dan berusaha mengubah arah. Dominic tersenyum lebar, lega karena manuver berbahayanya itu berhasil, dan kini dia sudah jauh meninggalkan kejaran.

Namun, ketegangan masih menyelimuti saat Dominic melanjutkan perjalanan ke mansionnya, dengan hati yang masih berdebar menyadari bahaya yang baru saja dia hindari dan misteri yang masih terbentang luas tanpa jawaban.

"Ruby, ini semua gara-gara Ruby!" gerutu Dominic.

...****************...

1
safana
yang sabar ya Ruby menjadi keluarga besar dari keluarga yang penuh intrik
safana
bakar aja Ruby tuh si domonic nya biar hangat dan mencair
safana
tunggu aja Ruby entar juga mencair
safana
aku baru mampir thor
yunidarwanti2
perubhan bsr nih andai didunia nyta ada spt Dom bkal tk kejar namun adanya didunia perhaluan doang 😝😝😝😂😂😂
te~amor❤️
Aduhhhh daddy dommm😱 gemes pulak aku sama kau🤣🤣🤣
Ny. Lutolf
makin penasaran aku
Ny. Lutolf
lanjut kan Cici /Rose//Rose//Rose/
caca_cantik
si kulkas bisa bawa tas perempuan juga🤣🤣🤣🤣
Tina Andrianny
ter ruby ruby kan kamu dom..
yunidarwanti2
wah menyala nih Ruby nya Dom🔥🔥bs melawan mreka diblik sikap lembut nya psti nya smakin kagum bucin dg Rubyndeh😂😂😂
te~amor❤️
Nahhh bukan kaleng² Ruby kan🤣🤣 ini yang aku suka karya mu ci perempuan nya gak lemah👏👏😍 I love you ci😘😘😘
caca_cantik
ahhh makin meleleh 🫠🫠 ternyata ruby juga bukan wanita lemah 🤪 ap ga makin jatuh lagi nanti 🤣🤣🤣
yunidarwanti2
akhirnya mw jg mkn krn disuapin Ruby malu dilht org jg pasti org 😂😂😂sruhan Bryan deh menguntit Dom slm nih 🙄🙄
Ny. Lutolf
kocak/Facepalm/
Ny. Lutolf
lanjut Cici /Kiss/
te~amor❤️
Cieeee seneng tapi dingin🤣🤣🤣🤣 dasar kulas 20 pintu🤣🤣🤣
LittleStarss: hahahaha
total 1 replies
caca_cantik
nah kan kalah kau dom 🤣🤣🤣 semakin hari kulkas makin cair 🤣🤣🤣
LittleStarss: /Smirk//Smirk//Smirk//Smirk//Smirk//Smirk/
total 1 replies
yunidarwanti2
hrga yg hrs dibyar Ruby kehilangan kluarganya krn gk mw meracuni Dom,si kulkas ter Ruby"deh skrng mski sikapnya msh ttep dtar pling gk bs jln berdua deh😍😍
te~amor❤️
Kasian Ruby kalo tau semua keluarga nya sudah meninggal😭😭😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!