Karena sebuah tragedi, mengharuskan mereka menikah dan tinggal seatap, tragedi itu membuat sang wanita menjadi trauma ditambah dia harus tinggal dengan laki-laki jahat itu, bagaimana dia harus menjalaninya, apakah cinta itu akan datang seiring berjalannya waktu karena selalu bersama, wanita itu bernama Nala. Nala adalah seorang anak yatim piatu, Nala juga seorang mahasiswi semester awal, disalah satu kampus di indonesia. Nala berwajah manis, sederhana dan agak pendiam. Sebelumnya Nala ada gadis yang ceria, setelah kejadian yang menimpa kedua orangtuanya Nala menjadi anak yang pendiam.
Mr. Kim Joon, Dosen tampan, seksi, maskulin, ditambah dia adalah seorang CEO muda, pujaan setiap wanita. Sayangnya dia bersifat dingin, dan cuek. Mr. Kim mempunyai tunangan bernama Lisa, seorang foto model di Korea, dan Mr. Kim juga mempunyai sahabat dari masa kecil hingga dewasa, sahabatnya bernama Jackson, Jackson juga dipercayai sebagai asistennya untuk mengelola bisnis nya di Korea.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Awahsara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
demi cinta
Selimut menutupi lututnya, sambil menepuk-nepuk bantal yang didepannya. Untuk hari ini entah kenapa dia sangat malas dan sebal terhadap Kim, didekat Kim itu membuatnya seperti muak. Entah ngidam apa lagi ini, mengapa Kim bau tubuhnya sangat tidak enak. Nala menarik nafas dalam untuk terakhir kalinya, memasang wajah masam tidak bergairah.
Kim membuka pintu kamar ganti, terlihat dimata Kim, Nala menunjukan rasa muka tidak menyenangkan, gelagat yang mencurigakan, apalagi kali ini pikirnya.
aku ingin mengisi energi dengan memeluk Nala dan anakku, batin Kim. Saat sudah mau sampai ketempat tidur, dia mengucek matanya berhenti melangkah ketika aura yang terpancar dari istrinya sedikit berbeda. Senyuman sedikit menakutkan dan benar saja, dari semua ngidam Nala yang memusingkan kepala ini yang paling Kim tidak suka.
Sayang kamu tidur di sofa ya, Nala melempar bantal. Bantal yang melayang itu refleks ditepis tangan Kim, Nala langsung manyun kecewa. Beralih ke Kim yang menatap kesal pada bantal yang teronggok tidak berdosa dilantai, di injak nya bantal itu semakin menistakan nya. Aku mau memeluk mu, gumam Kim.
" tidak mau! " sekarang, Kim menendang bantal dengan gusar, jauh terpental kebawah meja rias membentur tembok.
Nala terlihat menciut ngeri, dia menarik selimut. Apa aku berlebihan ya, batin Nala agak takut.
" aku kan sudah bilang, aku akan melakukan apapun kecuali yang satu itu" Kim menyalak kesal sambil menatap bantal yang baru dia tendang.
Deg, amarah Kim langsung menurun drastis saat melihat wajah Nala sedih, sambil menempelkan jari-jarinya di bibir. Terlihat sangat menggemaskan sekali dimata Kim, laki-laki itu sekuat tenaga menahan bibirnya untuk tidak tersenyum. Baiklah aku akan meladeni ngidam mu yang ini untuk kali ini saja, gumam Kim.
" huft...baiklah kalau itu mau bayi kita, aku bisa apa lagi, aku akan tidur di sofa demi kamu dan bayi kita " ucap Kim sambil mengibaskan tangannya kalau dia baik-baik saja.
" sekarang tidurlah aku akan tidur di sofa" ucap Kim lagi sambil berbalik.
Kim mematikan lampu, dan berjalan menuju sofa. Kim menendang sofa, memastikan benda itu bisa dipakainya tidur. Huft, sempit! Gumam Kim. Hah... Kim mendesah kesal lalu menjatuhkan tubuhnya, mengangkat kakinya naik. Benar saja, sofa ini sama sekali tidak nyaman dipakai tidur. Sebenarnya ini bukan pertama kali Kim tidur di sofa, tapi karena sekarang dia sudah terbiasa tidur dengan memeluk Nala membuat Kim jadi tidak nyaman dengan sofa nya. Dia memaksa berbaring, lalu menggoyang kan tubuhnya ke kanan dan ke kiri, mencoba posisi nyaman. Kesal menendang ujung sofa yang tidak muat dengan kaki panjangnya, tubuhnya yang tinggi tidak tertampung panjang sofa secara keseluruhan. Aaaaa , membuat kesal saja, gumam Kim.
Karena tidak nyaman, Kim bangun dengan menjejakkan kaki, lalu langsung keluar kamar. Nala yang kebingungan ditempat tidur, karena gelap dia tidak tau kenapa tiba-tiba suaminya keluar. Nala menduga suaminya marah dan memilih tidur di kamar tamu, Nala turun dari tempat tidur mengintip keluar pintu. Tidak ada siapa-siapa, hah... bagaimana ini sepertinya dia marah, gumam Nala. Nala bolak-balik mengintip keluar kamar, tapi tidak ada siapa-siapa. Dia gelagapan saat masih duduk bersandar di sofa, tiba-tiba pintu terbuka, dan Kim pun muncul.
" yoebo...kamu marah ya?" eh..eh... kenapa ini, gumam Nala. Kim mengangkat tubuh mungil Nala dalam pelukannya, membawanya ketempat tidur. Menyelimuti tubuh Nala yang cuma memakai baju tidur seperti biasanya, Nala hanya meringkuk semakin kebingungan dibawah selimut, pertanyaan nya kepada suaminya juga tidak digubrisnya.
" masuk!!" suara keras Kim terdengar sampai keluar kamar.
Pak Arnold muncul, membuka pintu lebar. Setelah itu empat orang laki-laki masuk, mereka adalah tim keamanan dan pelayan laki-laki sepertinya. Kim berdiri tepat didepan Nala, membuat gadis itu tidak melihat apa yang dilakukan pak Arnold dan keempat laki-laki itu. Kim lakukan itu supaya tidak ada yang melirik kearah istrinya, padahal tidak perlu begitupun tidak akan ada yang berani melihat kearah tempat tidur. Terlihat sedikit setelah Nala memiringkan kepalanya sedikit, para laki-laki itu mengangkat sofa yang menjadi sumber kekesalan Kim keluar kamar tadi. Belum selesai keterkejutan Nala karena suami nya sampai kepikiran mengeluarkan sofa, keempat orang tadi muncul lagi. Tidak dengan tangan kosong pastinya, mereka membawa sofa yang lainnya, terlihat jauh lebih besar dari sofa yang tadi. Sambil mereka menunduk pelan-pelan meletakkan sofa ditempat sofa yang sebelumnya. Dia ganti dengan sofa bed, batin Nala. Mau heran, tapi ya dia adalah tuan Kim Joon. Nala hanya menyimak saat pak Arnold memberi perintah ini dan itu pada mereka. pak Arnold masuk kedalam kamar ganti, dan keluar membawa bantal dan selimut dalam pelukannya. Dia membentangkan seprei diatas sofa, lalu meletakkan bantal dan selimut. Merapikan setiap sudutnya, lalu dia menundukkan kepala kepada Kim.
" selamat malam tuan, selamat beristirahat" ucap Arnold pamit, dijawab dengan anggukan kepala oleh Kim sambil,
"terimakasih Arnold" ucap Kim.
Pak Arnold hanya menunduk lagi, lalu keluar kamar lalu menutup pintu. Tidak terlihat pak Arnold memberikan wajah bertanya, sebenarnya apa yang terjadi terhadap tuannya, wajahnya biasa saja. Kim tersenyum menyeringai,
" mau tidur denganku sekarang?" ucap Kim sambil tertawa meledek. Nala hanya memanyunkan bibirnya, sambil menatap sebal.
" tidurlah, aku akan mengalah malam ini, aku benci tidur tanpa memeluk mu " sambil mengecup kening Nala dan mengecup bibirnya. Membuat gadis itu kaget, lalu merebahkan tubuhnya di kasur.
Mereka benar-benar tidur terpisah malam ini, saat Nala memanggil suaminya sudah tidak ada sahutan darinya. Membuat Nala malah menjadi gelisah karena bolak-balik memeluk guling, akhirnya dia bangun berjalan berjinjit masuk kedalam selimut Kim yang tertidur di sofa.
" aku benar-benar sudah terbiasa dengannya, Aku tidak bisa tidur jadinya kalau tidak dipelukannya " lirih Nala.
Bahkan Nala mulai menyadari, kalau hatinya telah terikat kuat pada laki-laki yang sedang terlelap ini. Dia memberi kecupan di semua bagian wajah Kim, sambil bergumam " maafkan aku yoebo, Aku mencintai mu sayang". Lalu menenggelamkan wajahnya dipelukan Kim dan memindahkan tangan suaminya untuk merangkulnya.
Ditengah malam, saat diluar masih dipenuhi kegelapan. Kim mengerjapkan mata yang masih mengantuk, ada yang berat menekan tubuhnya. Padahal dia ingat dia tidur sendiri di sofa, saat membuka mata dan mengumpulkan kesadaran secata sempurna, dia tergelak pelan, dan senyumnya berkembang. Istrinya sedang memeluk nya sambil menggusel-gusel kan kepalanya. Mereka tidur dibawah selimut yang sama, gadis ini benar-benar kalau dia terjatuh bagaimana, gumam Kim sambil mencium pipi Nala. Kim menggeser tubuhnya, lalu mengangkat tubuh Nala pelan semakin ketengah sofa. Ide Arnold untuk mengganti sofa, ternyata bagus juga, batin Kim.
Kim memperhatikan wajah istrinya dengan seksama, membuat lekuk lekuk di pipi sang istri dengan jari-jarinya. Dia tersenyum lagi, lalu menghujani wajah istrinya dengan ciuman, Nala hanya menggeliat. Ternyata mulut mu saja ya yang bilang tidak mau dipeluk, padahal tubuh mu menginginkannya, gumam Kim.
Tadinya Kim kesal saat berangkat tidur, tapi begitu terbangun melihat Nala yang memeluknya semua rasa kesalnya langsung hilang. Kejadian malam ini menyadarkan Kim, sepertinya istrinya ataupun Kim tidak bisa berjauhan. Kim menjadi ragu untuk meninggalkan Nala ke Korea, besok dia akan mencari cara agar kepergiannya ke Korea dapat digantikan dengan yang lain.
Kim menarik tali baju tidur Nala, sampai melorot. Kim tergelak kecil, lalu menyusuri leher istrinya. Dalam sekejap dia sudah membenamkan wajah di area favorit nya, Nala menggeliat beberapa kali sampai berubah posisi.
" hemm... Sayang" mulut Nala bergumam tapi matanya terpejam.
" Aaaa...!" teriak kecil Nala, matanya langsung terbuka, kesadarannya langsung terkumpul saat bibir suaminya memberi kecupan keras dilehernya.
" Ah, kamu bangun ya, maaf kamu harus membayar uang sewa karena tidur di sofa ku" ucap Kim terkikik geli, sambil menarik baju Nala dan membuangnya keluar selimut yang sekarang sudah menutupi tubuh keduanya.
" tidur di sofa ini sewanya tidak murah Nala sayang " bisikan Kim di telinga membuat Nala merinding.
Semalam kan rencananya aku mau pindah setelah menciumnya, gumam Nala.
Akhirnya sofa itupun bergoyang di tengah malam, diiringi suara desahan syahdu Kim dan Nala.