Niken Anjani adalah seorang gadis berusia 16 tahun yang jatuh cinta pada om nya sendiri yang bernama Rayendra, meskipun cintanya selalu bertepuk sebelah tangan dan tak pernah terbalas, karna Rayen hanya menganggapnya sebagai keponakan, meskipun begitu Niken tetap gencar mendekati om nya tersebut dengan cara apapun, hingga suatu saat ia berharap Rayendra akan melihat padanya dan membalas perasaannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahutia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cinta Yang Tak Mungkin Terbalaskan
Perlahan Rayen meletakan tubuh Niken diatas tempat tidur,kemudian menyelimutinya.
''Selamat mimpi indah sayang.'' gumam Rayen sambil mengecup kening keponakannya.
Setelah itu Rayen keluar dari kamar tersebut.Tak terasa jam sudah menunjukan pukul satu dini hari, namun Rayen terlihat masih duduk santai di depan tv, namun tiba-tiba ia mendengar suara pintu kamar terbuka, replek Rayen menoleh keasal sumber suara.
''Niken,'' gumamnya pelan sambil matanya terus memperhatikan penampilan keponakannya itu dari atas hingga bawah.
''Om sedang apa malam-malam begini? kenapa belum tidur?'' tanya Niken sambil melangkah menuju sofa, dimana saat ini Rayen duduk.
Namun Rayen sama sekali tak menjawab ucapan Niken, bahkan sekarang pria dewasa itu sepertinya tengah berusaha menahan sesuatu yang tiba-tiba membuatnya merasa sesak.
''Ah sial, kenapa anak kecil ini berpenampilan seperti itu, dan kenapa juga si joni langsung bereaksi,oh Tuhan, ini benar-benar tidak masuk akal, bagai mana mungkin keponakanku sendiri bisa dengan mudahnya membangkitkan hasratku.Tidak! ini tidak boleh terjadi.
Batin Rayen sambil memijit pelipis nya yang terasa berdenyut.
''Niken, kenapa kamu memakai pakaian om?'' ucap Rayen tak suka
''Ya mau bagai mana lagi om, aku kan gk ada baju lain,masa iya aku harus pakai gaun itu terus,kan gk mungkin om.'' jelasnya
''Ya ta-tapi kan kamu bisa pakai celana apa gitu dibagian bawah, masa hanya memakai kain tipis itu doang memangnya kamu gk malu apa?..'' protes Rayen sambil menunjuk celana berkain tipis dan pendek tersebut.
''Ini namanya celana legging om, lagian kan disini hanya ada om dan aku aja, ngapain aku mesti malu.'' jawabnya santai.
''Dasar bocah, memangnya dia gk tau apa,kalau saat ini aku mati-matian menahan sesuatu.
Batinnya geram.
''Om, om kenapa sih? kok aneh banget? om sakit ya?kenapa wajahnya merah begini?'' ucap Niken yang kini sudah duduk disamping om nya tersebut.
Deg-deg-deg
Tiba-tiba jantung Rayen kembali berdetak dua kali lipat dari sebelumnya,apa lagi sekarang ini wajah Niken sangat dekat dengan wajahnya.
''Om,'' panggilnya lembut sambil membelai wajah Rayen,
Niken menatap dalam netra hitam milik Rayen hingga ia dapat melihat banyangannya sendiri dimata lelaki dewasa itu.Entah dapat keeranian dari mana, tiba-tiba Niken mendekatkan wajahnya lalu menempelkan bibirnya pada bibir tipis milik Rayen, membuat mata Rayen melebar seketika.
1detik
2detik
3detik
''Sudah tiga detik berlalu namun tidak ada pergerakan dari keduanya,bahkan bibir mereka pun masih menempel satu sama lain tanpa ada yang berniat untuk melepaskan.
''Ya Tuhan,kenapa aku melakukan hal gila ini,kenapa aku harus mencium bibir om Rayen,ya ampun mau ditaruh dimana muka ku nanti,tapi kenapa om Rayen tidak bereaksi apa-apa ya, apa kah ini pertanda bahwa dia juga mulai menyukaiku.
Batin Niken tersenyum senang,merasa tak ada penolakan dari Rayen, Niken pun semangkin berani,Niken mulai mengecup bibir Rayen perlahan,bahkan ia mengalungkan tangannya dibelakang leher Rayen, walau sedikit kaku Niken mencoba menjulurkan lidahnya dan menyapu permukaan bibir omnya tersebut, awalnya Rayen terbawa suasana, dan ia sempat membalas ******* yang dilakukan Niken, namun sedetik kemudian ia tersadar dan langsung mendorong tubuh Niken dengan sedikit kasar,membuat Niken terkejut dan hampir tersungkur dilantai.
''Niken,apa yang kamu lakukan?ini sama sekali tidak dibenarkan, kamu adalah keponakan om, tidak seharusnya kita melakukan hal memalukan sepertini ini.'' bentak Rayen penuh dengan penekanan disetiap kata-katanya.
''O-om Rayen,'' gumam Niken kaget tak pernah ia menduga bahwa om nya akan membentaknya seperti ini , tadinya ia berpikir Rayen sudah mulai ada perasaan pada nya,karna sempat membalas ciu*mannya,namun ternyata ia salah, sekarang omnya tersebut marah besar dengannya.
''Ma-maafkan aku om,'' ucap Niken dengan suara bergetar menahan tangis.
Rayen meraup kasar wajahnya,
''Niken dengarkan om baik-baik! om itu sayang sekali sama kamu, kamu itu adalah keponakan om yang paaliiingg om sayangi didunia ini, dan om juga tau kalau kamu itu juga sayang sama om, tapi om minta sama kamu,jangan pernah berpikir untuk mencintai om lebih dari seorang paman, hubungan kita ini hanya sebatas om dan keponakan tidak lebih, kamu itu adalah keponakan om, dan itu tidak akan pernah berubah, kamu pahamkan maksud om?.''
Hati Niken hancur seketika mendengar pernyataan dari mulut Rayen, dadanya terasa sesak saat mendengar ucapan yang sangat menyakitkan hatinya.
''Begitukah om? apa om pikir aku juga mau jatuh cinta sama om, ha? dan apakah aku bisa memilih dengan siapa aku harus jatuh cinta? jika memang aku bisa memilih aku juga tak ingin jatuh cinta sama om Rayen, karna apa? karna ku tau walau bagai mana pun cinta yang ku miliki untuk om Rayen, tak akan pernah bisa terbalaskan, apa om pikir aku tidak sakit setiap melihat kemesraan yang sesalu kalian tunjukan didepanku, setiap saat aku selalu memikirkan tentang dirimu, keberadaanmu, sedang bersama siapa, apa kah om pikir aku tidak tersiksa hah?'' ucapnya lirih diiringin dengan suara tangisan yang menyayat hati bagi siapa saja yang mendengarnya.
''Maaf om, aku terpaksa mengatakan ini semua sama om Rayen, karna aku hanya ingin om Rayen tau, kalau aku benar-benar mencintai om , dan ini bukan hanya sekedar cinta anak remaja yang sering om katakan pada ku.'' jelasnya lagi,setelah itu Niken melangkah kembali menuju kamar yang tadi ia tempati.
Rayen masih menatap sendu pada keponakan nya itu,ia sama sekali tak pernah menyangka,kalau Niken menyimpan perasaan yang begitu dalam pada nya, bahkan tak pernah terpikirkan oleh Rayen kalau keponakan yang selama ini ia sayangi menyimpan perasaan pada nya sebagai seorang pria,bukan seorang paman.
''Apa yang harus ku lakukan ya Tuhan,kenapa semua jadi seperti ini, aku tidak mau membuat Niken terluka dan sakit hati karna aku, tapi aku juga tak mungkin membalas perasaannya, karna aku sudah memiliki Viona dan dalam waktu dekat ini kami akan segera melangsung kan pertunangan.
Batin Rayen.
Sedangkan didalam kamar, Niken masih menangis sesegukan, ia meratapi nasip percintaannya.
Prov Niken
Hatiku hancur, sehancur-hancurnya saat mendengar kalimat yang keluar dari bibir om Rayen, ia mengatakan kalau perasaanku ini salah dan tak kan mungkin bisa terbalaskan.
Salahku dimana?aku hanya mencintai seseorang, apa kah itu suatu kesalahan, lagi pula yang aku tau om Rayen itu bukanlah adik kandung papa dan dia tau itu, jadi ku pikir tidak ada yang salah dengan perasaan yang kumiliki untuknya, mungkin itu hanya alasan om Rayen saja karna memang ia tak memiliki perasaan apa pun padaku.
♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧
Jam sudah menunjukan pukul 7 pagi, Rayen yang sejak tadi malam memang tidur di sofa merasakan pegal-pegal ditubuhnya.
''Apa Niken sudah bangun, sebaiknya aku cek dulu.'' gumamnya aambil melangkah menuju kamar.
Tok-tok
''Niken! Niken apa kamu sudah bangun? Niken! om masuk ya?
''Kok gk ada jawaban sih,apa dia belum bangun,atau sedang dikamar mandi,'' monolognya
Tak ingin menebak-nebak,akhirnya Rayen memutuskan untuk masuk kedalam kamar.
Ceklek
''Niken,'' panggil Rayen sambil melangkahkan kakinya masuk kedalam, matanya menyapu seluruh ruangan kamar, namun Rayen sama sekali tak menemukan sosok yang ia cari.
''Kemana dia,kenapa gk ada didalam,apa lagi dikamar mandi? tapi tunggu,, ini kan pakaianku yang tadi malam ia gunakan,mungkin benar dia dikamar mandi.'' gumamnya sambil melangkahkan kaki menuju kamar mandi.
Tok-tok-tok
''Ken, kamu didalam? Niken!" panggil Rayen, namun masih tak ada jawaban.
Karna penasaran akhirnya Rayen memutar knop pintu kamar mandi,lalu melihat kedalam.
''Didalam juga gk ada, dimana dia. Niken kamu dimana?'' panggilnya sambil melangkah keluar dari kamar mandi menuju dapur,berpikir kalau keponakannya itu sedang ada disana.
Sampai didapur Rayen juga tak menemukan Niken disana.
''Disini juga gk ada,Niken sebenarnya kamu ada dimana....??
TBC
*niken yang bersikap centil didepan regan, menggoda regan, mendekatkan wajah pada wajah regan, gampang berdekatan fisik dengan lelaki lain itu bukan sebuah kesalahan...
aduh author perlu belajar lagi batasan seorang wanita bersuami