Yuda Laksana adalah seorang anak yang ditemukan oleh Eyang Braja Sedeng didalam sebuah hutan yang angker.
kedua orang tuanya mati terbunuh oleh sekumpulan perampok yang menyerang desa mereka.
Dengan gemblengan ilmu silat dan pukulan sakti menjadikan Yuda Laksana tumbuh menjadi pemuda yang sakti mandraguna dan diwariskan senjata maha dahsyat pedang Naga Bumi dan diberikan nama baru Yuda Edan...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Call Me Dick, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Akhir Riwayat Gerombolan Karang Lintang
Ilmu tiga golok penghancur jiwa ini sebenarnya dimainkan oleh tiga orang tapi kini tinggal mereka berdua karena warok kendil dan Singkil sudah meninggal lebih dahulu dan sekalipun hanya dimainkan oleh dua orang ilmu tersebut tidak mempengaruhi kehebatannya.
Keduanya segera merapal ajian yang membuat tubuh mereka diliputi cahaya kekuningan lalu mereka menyilangkan golok mereka dan tangan yang lain diletakkan diatas dada mata mereka terpejam sehingga cahaya kekuningan yang meliputi mereka semakin besar.
Yuda menyadari bahwa musuhnya sudah mengeluarkan ilmu andalan mereka.
Yuda tidak mau mengambil resiko yang besar dia langsung mengeluarkan sebilah pedang sepanjang tiga jengkal yang berkilauan serta memiliki gagang berbentuk kepala naga dan badan pedang mengeluarkan cahaya berkilauan dan dilapisi cahaya kehijauan. pedang tersebut tiba-tiba berubah menjadi keperakan saat Yuda menyalurkan tenaga dalamnya ke badan pedang serta memancarkan hawa panas yang sangat besar sehingga dari tempat mereka berdiri empat tombak dari si pemuda kedua Warok dapat merasakan hawa panas tersebut karena hawa ditempat tersebut tiba-tiba berubah menjadi sangat panas.
Warok Cakil yang melihat pedang tersebut tiba-tiba tergetar dan bergumam sendiri, "pedang Naga Bumi... bukankah pedang tersebut sudah menghilang dari dunia persilatan kenapa sekarang bisa ditangan si pemuda edan ini?"tanya sang warok dalam hatinya.
Sang Warok dalam rasa penasarannya lalu berkata, "bangsat apa hubunganmu dengan si Braja Sedeng tua bangka itu ha...?"ucapnya kepada Yuda.
Mendengar gurunya dihina sedemikian rupa Yuda menjadi meradang dengan menahan kemarahan yang besar sehingga cahaya hijau yang melindungi tubuhnya semakin bersinar. "Kalian boleh mendapatkan jawabannya kelak pada cacing-cacing tanah yang akan menggerogoti kalian kelak"ucap Yuda dengan geram.
"Jadi kau adalah penerus gelar "Pendekar pedang naga bumi" yang sudah menghilang puluhan tahun silam"ucap warok Cakil yang memang pernah bertikai di masa lampau sehingga dia melarikan diri dengan tubuh yang terluka parah akibat bentrokan tersebut.
Saat kedua Warok mengetahui siapa lawan yang akan mereka hadapi, mereka langsung menghimpun seluruh tenaga dalam mereka. Sambil berpegangan tangan kedua Warok mengacung dan menempelkan golok mereka dan tiba-tiba mereka berputar seperti gasing dengan cahaya kekuningan meliputi mereka lalu dengan kecepatan kilat menyerang Yuda edan.
Mereka mencoba menembus pertahanan Yuda yang diliputi cahaya kehijauan.
Sinar kekuningan yang berasal dari ajian tiga golok penghancur jiwa itu bersentuhan dengan cahaya hijau seperti cahaya bor yang menembus pertahanan yuda lalu Yuda dengan menyabetkan pedang naga bumi kearah mereka cahaya perak yang memaparkan hawa maha panas itu berkiblat.
Terdengar ledakan yang hebat ditempat itu kedua Warok terpental jauh beberapa tombak kebelakang dari sudut bibirnya merembes cairan darah yang menunjukkan mereka terluka didalam sedangkan Yuda kakinya melesak kedalam tanah sepanjang paha akibat benturan tersebut.
Dari sudut bibirnya pun keluar rembesan cairan darah tapi tidak separah kedua Warok.
Yuda segera menyalurkan tenaga dalamnya ke pedang naga bumi yang kembali memancarkan warna kehijauan tapi kali ini yang Yuda rasakan sakit pada dadanya berangsur pulih dengan cepat karena hawa dingin yang mengalir dari badan Pedang masuk ke peredaran darahnya.
Kedua Warok saat mengetahui mereka terluka dalam langsung menyalurkan hawa murni ke tubuh mereka untuk meredakan sakit dan hawa panas yang laksana membakar mereka. Warok Cakil lalu berkata kepada broto,"kita harus keluarkan ilmu andalan kita yang terakhir Adi Broto yaitu ajian serat roh"ucap warok Cakil dengan dada yang masih berdenyut sakit.
"baik ketua..."ucapnya lalu sambil merapalkan mantera ajian serat roh dari tangan mereka keluar cahaya biru berbentuk serat yang berputar ditangan mereka.
Yuda edan dengan pedang naga bumi ditangannya lalu merapal ajian pukulan lahar perak dari sekujur tangannya menjadi warna keperakan dan memaparkan hawa panas maha dahsyat juga pedang naga bumi pun semakin menyala hebat cahaya keperakan. Kedua Warok berteriak nyaring menyebut nama pukulan mereka "ajian serat roh".
Dari kedua tangan mereka membersit cahaya biru berbentuk serat yang semakin lama semakin berputar hebat dan melesat kearah si pemuda.
Yuda tidak menunggu lama dia mengacungkan pedang naga bumi ke arah ajian serat roh.
Ajian lahar perak dan pedang naga bumi menyata membentuk gelombang cahaya keperakan yang sangat besar dan menghamparkan hawa yang sangat panas yang sanggup melelehkan apapun.
Saat kedua pukulan sakti tersebut bertemu diudara, untuk kesekian kalinya dentuman hebat terjadi ditempat itu pohon-pohon yang terkena pukulan mereka langsung hancur lebur gosong menghitam sampai ke akar. Kedua Warok berteriak nyaring terlempar ke belakang dan menghantam pohon besar sehingga tumbang dengan menggemuruh. Kedua tubuh sang Warok gosong menghitam dalam keadaan sekarat hanya terdengar erangan kesakitan dari mulut mereka. Keadaan Yuda hanya terluka dibagian tangan dan membiru akibat racun jahat pukulan serat roh.
Yuda tanpa ragu langsung menempelkan badan Pedang naga bumi tanpa dialiri tenaga dalam kedalam badan Pedang yang berkilau kehijauan.
Saat pedang naga bumi menempel ditubuh yuda langsung berubah kebiruan dan yuda terhindar dari racun jahat yang menyerangnya.
Setelah yuda meniup badan Pedang yang menjadi warna biru yang menempel itu hilang seketika.
Yuda menghampiri kedua Warok dengan pedang ditangan yang berkilauan.
Saat Yuda akan menghabisi kedua lawannya, tiba-tiba ada suara nyaring dari atas pohon berseru,"kakang Yuda biar aku yang menghabisi kedua bangsat itu"teriak suara seorang perempuan dengan lantang.
Dari atas pohon melesat bayangan merah dengan selendang merah meliuk diseputar tubuhnya.
"Mawar..." Gumam Yuda.
Mawar langsung menghantam kedua Warok pada bagian kepala dengan selendang yang meliuk seperti naga menari dan saat selendang tersebut menghantam kepala mereka langsung terputus mencelat menggelinding dibawah kaki Yuda.
"Ayah...Kang Jaka sudah aku balaskan semua sakit hati kalian, semoga arwah kalian bisa tenang dialam sana"ucap mawar sambil menangis sesenggukan dan jatuh berlutut. Yuda memegang pundak perempuan secantik bidadari itu lalu berkata,"mawar bangunlah semua sudah selesai"ujar Yuda.
Perempuan cantik itu langsung menghambur kedalam pelukan Yuda, dengan lirih berkata,"aku rindu padamu kakang Yuda...."ucapnya perlahan.
Yuda mengelus rambutnya dan berkata, "kenapa engkau tidak kembali ke tempatmu gurumu mawar? Bukankah aku sudah sampaikan kepadamu bahwa tempat ini penuh dengan orang-orang sakti aku tidak mau engkau disakiti disini lebih baik kau kembali ke sanak saudaramu yang masih hidup dan hidup dengan layak"ujar Yuda.
"Aku ingin selalu dekat denganmu kakang, aku jatuh cinta padamu Yuda"ucap perempuan cantik itu dengan degup jantung yang kuat menahan semua perasaannya.
Hati Yuda terenyuh mendengar perkataan gadis tersebut, dia mencium bibir gadis tersebut dan disambut dengan ciuman yang hangat dari sang gadis.
"Mari kita harus membebaskan orang-orang didalam perkampungan rampok tersebut, membebaskan banyak tawanan perempuan ditempat itu dan membawa mereka ke jalan yang benar"ucap Yuda sambil memeluk erat tubuh mawar dan mengecup keningnya.
Bersambung...