NovelToon NovelToon
Jalan Menuju Pencabut Nyawa

Jalan Menuju Pencabut Nyawa

Status: tamat
Genre:Action / Tamat / Fantasi Timur
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: pralam

Liu Wei, sang kultivator bayangan, bangkit dari abu klannya yang dibantai dengan Pedang Penyerap Jiwa di tangannya. Dibimbing oleh dendam dan ambisi akan kekuatan absolut, dia mengarungi dunia kultivasi yang kejam untuk mengungkap konspirasi di balik pembantaian keluarganya. Teknik-teknik terlarang yang dia kuasai memberinya kekuatan tak terbayangkan, namun dengan harga kemanusiaannya sendiri. Di tengah pertarungan antara takdir dan ambisi, Liu Wei harus memilih: apakah membalas dendam dan mencapai keabadian lebih penting daripada mempertahankan sisa-sisa jiwa manusianya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pralam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bisikan Masa Depan

Matahari mulai terbenam di balik Gunung Hua Wu, membawa serta kabut yang telah menjadi saksi pertarungan bersejarah di Kuil Seribu Kabut. Di dalam salah satu aula kuil, Liu Wei duduk bersila, Pedang Penyerap Jiwa tergeletak di hadapannya, cahaya keemasannya kini meredup menjadi pendar lembut.

"Minumlah," Biksu Hui Chen menyodorkan secangkir teh herbal. "Ini akan membantu menstabilkan meridianmu."

Liu Wei menerima cangkir itu dengan tangan yang masih sedikit gemetar. Pertarungan - atau lebih tepatnya, pengadilan - tadi telah menguras energi spiritualnya lebih dari yang dia duga.

"Aku masih tidak mengerti," Liu Wei akhirnya berkata setelah menyesap tehnya. "Kenapa sekarang? Kenapa pedang ini memilih saat ini untuk..."

"Membuka segel pertama?" Guru Feng menyelesaikan kalimatnya. Wanita tua itu duduk di sudut ruangan, tangannya sibuk menggambar sesuatu di atas gulungan kosong. "Mungkin karena kau akhirnya siap. Atau mungkin..." dia menatap Liu Wei penuh arti, "...karena waktunya sudah tepat."

Mendadak, Pedang Penyerap Jiwa bergetar pelan. Liu Wei bisa merasakan... panggilan darinya. Dengan hati-hati, dia mengangkat pedang itu.

"Penerus," suara Kaisar Bayangan bergema dalam benaknya. "Ada yang harus kau lihat."

Sebelum Liu Wei bisa bereaksi, dunia di sekitarnya berputar dan memudar.

Dia berdiri di sebuah ruangan yang tampak familiar - perpustakaan Paviliun Pedang Ungu. Tapi ada yang berbeda. Rak-rak buku yang biasanya rapi kini berantakan, beberapa bahkan terbakar. Dan di tengah ruangan...

"Lin Xiao Mei?" Liu Wei berbisik, meski dia tahu ini hanyalah visi.

Gadis itu berlutut di lantai, di hadapannya tergeletak tubuh Lao Tianwei. Tapi bukan itu yang membuat Liu Wei terkesiap.

Di tangan Lin Xiao Mei... adalah sebuah pedang yang hampir identik dengan Pedang Penyerap Jiwa. Hanya saja, pedang ini memancarkan cahaya merah darah alih-alih keemasan.

"Pedang Pembakar Surga," suara Kaisar Bayangan menjelaskan. "Pasangan dari Pedang Penyerap Jiwa. Selama ini tersembunyi... menunggu wadahnya sendiri."

Liu Wei tersentak kembali ke realitas, napasnya terengah-engah.

"Kau melihatnya, bukan?" Guru Feng bertanya, suaranya penuh keprihatinan. "Tentang gadis itu?"

Liu Wei mengangguk perlahan. "Lin Xiao Mei... dia..." dia menatap Guru Feng. "Kalian tahu tentang ini?"

Biksu Hui Chen menghela napas. "Kami tahu kemungkinannya. Sekte Awan Hitam tidak akan berhenti hanya karena kehilangan satu wadah. Mereka... akan mencari yang lain."

"Tapi kenapa dia?" Liu Wei bangkit, frustasi dalam suaranya. "Xiao Mei tidak ada hubungannya dengan semua ini!"

"Justru itu yang membuatnya sempurna," Guru Feng menjelaskan dengan sedih. "Gadis yang kehilangan guru yang dia anggap ayah, dipenuhi dendam terhadap sang pengkhianat yang dia anggap teman... Tidakkah itu mengingatkanmu pada seseorang?"

Liu Wei terduduk kembali, beban pemahaman menghantamnya seperti ombak. Tentu saja. Sekte Awan Hitam telah menggunakan taktik yang sama padanya - membentuk wadah melalui kehilangan dan dendam.

"Aku harus menghentikan mereka," Liu Wei berkata tegas. "Sebelum mereka melakukan padanya apa yang telah mereka lakukan padaku."

"Tidak semudah itu, Wei'er," Guru Feng memperingatkan. "Kau masih belum sepenuhnya menguasai kekuatan dari segel pertama. Dan Pedang Pembakar Surga... dia adalah cermin gelap dari Pedang Penyerap Jiwa. Bertemu dengannya dalam kondisimu sekarang..."

"Bisa berakibat fatal," Biksu Hui Chen menambahkan. "Tapi..." dia berhenti sejenak, seolah menimbang kata-katanya, "...mungkin ada cara lain."

Liu Wei dan Guru Feng menoleh pada sang biksu.

"Di puncak pagoda ini," Hui Chen melanjutkan, "ada sebuah cermin kuno - Cermin Takdir Berkabut. Konon, dia bisa menunjukkan jalan yang harus ditempuh seseorang. Tapi..." dia menatap Liu Wei lekat-lekat, "...harganya tidak kecil."

"Aku siap membayar apapun," Liu Wei menjawab tanpa ragu.

Biksu Hui Chen tersenyum sedih. "Bahkan jika harganya adalah sebagian ingatanmu? Bagian-bagian yang membuatmu... menjadi dirimu?"

Liu Wei terdiam. Ingatan adalah hal yang berharga bagi seorang kultivator. Mereka adalah fondasi dari jalan kultivasi seseorang, pembentuk identitas dan tekad.

Tapi kemudian dia teringat Lin Xiao Mei - gadis yang selalu tersenyum padanya saat mereka berlatih bersama, yang mendukungnya bahkan saat yang lain meragukan bakatnya.

"Ya," Liu Wei akhirnya menjawab. "Bahkan jika harganya adalah diriku sendiri."

Guru Feng menghela napas panjang. "Kalau begitu, kita harus bersiap. Perjalanan ke puncak pagoda... tidak akan mudah."

Liu Wei mengangguk, tangannya menggenggam erat Pedang Penyerap Jiwa. Di benaknya, suara Kaisar Bayangan berbisik pelan: "Terkadang, untuk menyelamatkan orang lain... kita harus rela kehilangan bagian dari diri kita sendiri."

Dan saat malam semakin larut di Kuil Seribu Kabut, Liu Wei tahu - takdirnya kini terikat tidak hanya dengan pedang di tangannya, tapi juga dengan gadis yang, tanpa dia sadari, telah menjadi cerminan dari dirinya sendiri.

Karena terkadang, untuk mengalahkan kegelapan... kita harus berani menatap bayangan kita sendiri.

1
Yurika23
cresendo teh naon nya?
Yurika23
keren
Yurika23
suka karakter MC ya..kereeen...
ricky suitela
keren thor ceritanya jangan sampe berhenti
ricky suitela
up terus thor
ricky suitela
gasss
ricky suitela
mantap
ricky suitela
mantap
Yurika23
aku mampir ya Thor ..
Siti Komariyah
cukup bagus, semoga terus berlanjut ya
Anonymous
cukup bagus lanjutkan terus ceritanya
yos helmi
go..
asri_hamdani
Menarik. Penyampaian cerita berbeda dari kebanyakan.
Ismaeni
awal cerita yang menarik, bahasanya enak tidak berat. ..semoga selalu update ..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!