NovelToon NovelToon
Cinta Perawan Tua

Cinta Perawan Tua

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Duda / Playboy / Kehidupan di Kantor / Wanita Karir / Fantasi Wanita
Popularitas:9.3k
Nilai: 5
Nama Author: Arneetha.Rya

Janetta, gadis empat puluh tahun, berkarier sebagai auditor di lembaga pemerintahan. Bertahan tetap single hingga usia empat puluh karena ditinggalkan kekasihnya yang ditentang oleh orang tua Janetta. Pekerjaan yang membawanya mengelilingi Indonesia, sehingga tanpa diduga bertemu kembali dengan mantah kekasihnya yang sudah duda dua kali dan memiliki anak. Pertemuan yang kemudian berlanjut menghadirkan banyak peristiwa tidak menyenangkan bagi Janetta. Mungkinkah cintanya akan bersemi kembali atau rekan kerja yang telah lama menginginkan Janetta yang menjadi pemilik hati Janetta?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arneetha.Rya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 17

POV Antonio

Melihat Janetta memasuki mobilnya dan keluar dari parkiran kost, jantungku berdebar tidak tenang. Tiba-tiba saja aku khawatir dengan kepergian Janetta. Rasa takut menyerangku dan membuatku membayangkan sesuatu yang keji terjadi kepada Janetta.

Aku berlari menuju kamarku, mengganti kemejaku dengan kaos hitam, menyambar topi baseball dan segera menuju mobilku. Kupacu mobil menuju Harvey Café yang disebutkan oleh Janetta tadi. Maaf Janetta, bukan aku tidak percaya padamu, tapi aku tidak mau terjadi apa-apa kepadamu. Apalagi itu penyebabnya adalah aku.

Kuparkirkan mobil dan kucari meja yang jauh dari meja Tristan, namun sosok Janetta bisa kulihat dengan jelas. Pandanganku tidak lepas dari Janetta sedetikpun, bahkan ketika dia berdiri menuju arah toilet, aku pun mengikutinya dan memastikan dia kembali dari toilet dengan aman. Tak lama aku melihat Janetta memegang kepalanya seperti kesakitan. Lalu dengan tergopoh-gopoh karena setengah mabuk, Tristan membopong Janetta dengan tertawa. Seringai kejam di wajah Tristan membuatku bergidik. Segera kubayar pesananku dan kuikuti Tristan dari belakang.

Dia membawa Janetta ke sebuah ruangan di dalam café. Mungkin karena sudah mabuk, Tristan tidak menutup pintu dengan benar, sehingga aku dapat melihat ke dalam ruangan melalui celah pintu yang terbuka. Tristan membaringkan Janetta di sebuah sofa. Sejenak dia hanya dia menatap Janetta, lalu tiba-tiba di mencium Janetta yang tidak sadarkan diri dan berusaha melucuti pakaian Janetta. Aku menerobos masuk dan menjauhkan Tristan dari Janetta. Kuperbaiki pakaian Janetta dan berusaha membangunkannya. Tristan yang bangkit dari jatuhnya, mengamuk begitu melihatku.

“Bangsat, apa-apaan kau mengganggu acaraku?”maki Tristan dan melancarkan pukulan kepadaku.

Kondisi mabuknya tentu saja menguntungkanku, membuatku mudah menghindar dan justru membuatnya terjatuh dengan mudah mencium lantai. Kuangkat wajahnya dan kusarangkan pukulanku ke wajahnya. Dia pantas menerima itu karena perlakuannya kepada Janetta. Dia menjadikan Janetta pelampiasan dendamnya terhadapku. Tristan pingsan akibat pukulanku. Tanpa menunggu lagi, kugendong Janetta ke mobilku.

Kusadari tas nya masih ada di meja café. Setengah berlari kuambil tas Janetta dan segera kupacu mobilku ke rumah sakit terdekat. Begitu sampai di IGD, kujelaskan pada dokter dan perawat jaga mengenai kondisi Janetta. Janetta dirawat dan aku kembali ke Harvey Café untuk mengambil mobil Janetta. Dari parkiran kulihat teman-teman Tristan masih asyik menari dengan hentakan musik. Mereka belum sadar kalau teman mereka pingsan di ruangan VIP café tersebut.

Back to Janetta

Mataku terpejam namun bisa merasakan silaunya sinar matahari. Pelan-pelan kubuka mataku dan melihat ruangan serba putih di sekitarku. Kukumpulkan ingatanku dan yang kuingat terakhir adalah aku diinfus di rumah sakit. Dan benar kusadari aku masih di kamar yang bentukannya mirip kamar di rumah sakit dalam kondisi tangan tertusuk jarum infus.

Kuedarkan pandanganku ke seluruh ruangan. Mataku tertuju pada seseorang yang tertidur di sofa. Orang itu mirip Antonio, tapi apa sebenarnya yang terjadi. Kucoba mengingat kejadian-kejadian tadi malam, kurunut satu persatu dan ingatanku hanya sampai pada kepalaku tiba-tiba sakit dan semua menjadi gelap. Setelah itu tidak ada ingatan apapun sampai aku terbangun di rumah sakit. Kucoba duduk dan gerakanku ternyata menimbulkan bunyi pada tempat tidur dan itu membangunkan Antonio.

“Kamu sudah sadar, Neta? Bagaimana perasaanmu sekarang?”tanya Antonio dengan cemas karena melihatku meringis memegang kepalaku.

“Mengapa aku bisa berada disini, An? Apa yang terjadi denganku? Dan kenapa kepalaku sakit sekali.”keluhku pada Antonio.

“Tenang saja, dokter sudah berusaha menetralisir obat penenang yang masuk dalam tubuhmu lewat minuman yang disiapkan Tristan. Kamu aman, Neta. Tristan tidak sempat berbuat apa-apa padamu. Kamu pingsan setelah keluar dari toilet. Dan aku tiba tepat waktu sebelum Tristan berbuat yang tidak baik padamu. Maaf bukan aku bermaksud mengikutimu karena penasaran atau bagaimana. Aku benar-benar takut, kamu dijadikan sasaran balas dendam oleh Tristan.”

Ucapan Antonio membuatku menangis. Hampir saja hidupku dirusak oleh seseorang hanya karena dendam. Dan dendam itu adalah kepada Antonio. Kutatap Antonio dengan benci sambil menangis. Matanya membalas dengan tatapan sendu dan penuh kasih sayang. Seketika rasa benciku dan marahku runtuh, aku tidak sanggup membencinya. Bagaimanapun dia telah menyelamatkanku dari situasi yang keji. Melihatku menangis, Antonio mendekat dan memelukku, membelai lembut kepalaku.

“Aku minta maaf, Neta. Sungguh minta maaf. Semua ini karena ketololanku dulu. Maafkan aku, Sayang”ucap Antonio sembari membelai lembut rambutku.

Aku masih terisak dan tak kuasa melepas pelukannya yang hangat. Cinta itu sepertinya mulai keluar dari persembunyiannya di dasar hatiku yang telah kututup rapat. Aku tak kuasa menahannya. Sungguh aku masih menyayangi Antonio dengan sangat.

Setelah visit dokter, aku sudah diperbolehkan pulang. Antonio menuntunku keluar dari kamar rumah sakit setelah membereskan administrasi .

Aku memutuskan untuk melupakan kejadian itu dan tidak memperbesarnya dengan melaporkan Tristan. Karena Tristan juga dalam kondisi mabuk dan sudah dihajar babak belur oleh Antonio. Mudah-mudahan dia tidak akan berani macam-macam lagi kepadaku.

Antonio menelepon temannya untuk minta tolong membawa mobilku kembali ke kost, dan aku menumpang di mobilnya. Sesampai di kost, Antonio mengantarkanku sampai ke kamar, membantuku berbenah, lalu keluar membeli malam untuk kami berdua.

Ponselku yang dari kemarin malam kehabisan baterai baru bisa kunyalakan dan begitu dinyalakan muncullah panggilan tak terjawab dan pesan dari Reyvan yang panik karena aku tidak bisa dihubungi.

Segera kuhubungi Reyvan dan kukatakan aku pergi solo travelling lagi dan sengaja mematikan ponsel. Reyvan marah-marah karena khawatir dan kami selesai bicara bertepatan dengan masuknya Antonio dengan membawa banyak sekali makanan.

"Waduh, banyak amat itu makanan,”kataku begitu melihat Antonio masuk.

"Aku belikan semua kesukaan kamu, supaya kamu happy dan besok bisa kerja,”jawab Antonio dengan senyum maskulinnya.

Antonio meletakkan makanan di atas meja, lalu membuka bungkusannya satu per satu. Ada mie goreng, ada martabak telur, ada bandrek susu, ada ayam goreng ala Kentucky dan ada juga jus buah mangga. Benar sih itu seleraku, tapi ya mana mampu aku menghabiskan itu semua. Apalagi ini sudah malam.

“Ya ampun, mana aku sanggup habisin ini semua,”kataku dan memutuskan untuk memilih martabak telur sebagai makan malamku. Antonio sendiri mengambil mie goreng dan mulai menyantapnya.

“Kamu nggak mau icip mie ini?”tanya Antonio.

Sepertinya dia masih ingat sekali kalau aku sering mencicipi makanannya.

Kugunakan sendokku dan mengambil mie di pangkuan Antonio lalu memasukkannya ke mulutku. Enak juga dan tanpa kusadari, kepalaku bergoyang ke kiri dan ke kanan sambil bergumam.

1
Ambu Abang Arka
klo bukan reyvan apa mungkin tristan yg neror janetta..?kasian janetta..🥺🥺janetta sama yogi aja x aja beneran syg ama janetta..
Sharlita Kira: kita lihat sampai Janetta memahami perasaannya sendiri /Pray/
total 1 replies
Ambu Abang Arka
g sabar baca episodenya...seru tp g sabar tiap hari di lait trus udah ada episode lanjutannya blum...hari ini cuma 1 episode tah ka/Sob/
Sharlita Kira: terimakasih sudah mampir
total 1 replies
Kelly Andrade
Wajib dibaca!
Sharlita Kira: terimakasih sudah mampir
total 1 replies
Tsuyuri
Tolong, aku tidak bisa tidur karena ingin tahu kelanjutan cerita.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!