NovelToon NovelToon
Mengejar Cinta Mas Duda

Mengejar Cinta Mas Duda

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / CEO / Beda Usia / Identitas Tersembunyi
Popularitas:25.3k
Nilai: 5
Nama Author: Nur Anis

Tahu dengan Abrilla atau biasa di panggil Rila? Si bungsu dari Keluarga Anggara?
Dulu jatuh cinta dengan Ed? Tapi ternyata pria itu sangat tidak rekomended. Cukup lama menjomblo, Rila akhirnya merasakan buterfly era lagi.

Kali ini dengan siapa?

Maxwell Louis Sanjaya, pria berkebangsaan Indonesia-Belanda. Berdasarkan informasi yang Rila dapat, Max berstatus duda anak satu. Sulitnya informasi yang Rila dapat membuat gadis itu semakin nekat untuk mendekati Max.

Apakah Rila berhasil mendapatkan hati pria itu? Atau sebaliknya?
Kabarnya, kurang dari 3 bulan, Max akan melangsungkan pertunangan dengan wanita pilihan mami-nya. Bagaimana usaha Rila untuk mendapatkan apa yang dia inginkan?

Ikuti terus ceritanya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur Anis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Permintaan Hiro

Max baru saja pulang ke rumah, ada Hiro yang sudah menunggunya. Beberapa hari ini dia sibuk menyelesaikan urusan dengan orang-orang yang terlibat pada kecelakaan Maldevi.

"Halo papa, Hiro rindu." Bocah itu langsung berlari memeluk Max dan dengan senang hati langsung digendong oleh pria itu.

"Papa juga rindu, Hiro. Katakan, apakah kamu menyusahkan opa dan oma selama papa tidak ada?" tanya Max dijawab gelengan oleh Hiro.

"Dia tidak menyusahkan kami, hanya saja Hiro selalu menanyakan Rila" pertanyaan Max dijawab oleh Eleya. "Coba kau usahakan agar Rila mau datang kesini, Max. Selain untuk Hiro, mama juga ingin mengucapkan terimakasih padanya. Jika bukan karena bantuannya saat itu, mungkin Hiro sudah dalam bahaya dan mama akan menyalahkan diri seumur hidup. Mama gagal menjaga cucu mama."

"Benar itu Max, papi juga belum sempat mengucapkan terimakasih padanya. Dia adalah wanita yang baik, bahkan Hiro saja terus menanyakannya." kata Marten setuju dengan keinginan istrinya.

Max sebenarnya juga belum mengucapkan terimakasih pada Rila. Mereka belum memiliki kesempatan untuk bicara berdua secara serius. Mengingat Rila lebih banyak menggodanya dan Sandy suka meledeknya. Dia masih mencari waktu yang tepat agar bisa mengobrol dengan gadis itu.

"Hiro ingin bertemu Tante Rila. Ingin bertemu Nepo dan Yellow, mereka lucu sekali papa." ujar Hiro yang masih mengalungkan tangan di leher Max.

"Siapa Nepo dan Yellow?" tanya Max ingin tahu. Dia juga menatap papi dan mamanya, berharap mereka juga tahu. Namun kedua orang tua itu hanya menggelengkan kepala.

"Kata bibi, Hiro kadang mengigau memanggil nama Nepo dan Yellow tapi dia sendiri tidak menjelaskan apapun. Hanya mengatakan jika mereka lucu." ujar Eleya yang selalu memantau Hiro pada bibi pengasuh.

Max menurunkan Hiro, mengusap pipi anak itu yang gembul karena susunya kuat.

"Coba Hiro katakan pada papa, seperti apa Nepo dan Yellow? Agar nanti papa bisa memberitahu Tante Rila agar membawanya kemari." kata Max mencoba membujuk Hiro agar anak itu mau menjelaskan. Max tahu, Hiro adalah anak yang sulit bergaul. Jadi dia ingin memastikan siapa itu Nepo dan Yellow, kenapa bisa putranya menginginkan mereka.

"Mereka hewan yang lucu ayah, Nepo berkaki dua dan Yellow berkaki empat. Hiro melihat sendiri tante bermain dengan mereka, tapi tante tidak mengizinkan Hiro ikut bermain. Katanya harus izin dengan papa, karena papa cinta kebersihan." jawab bocah itu membuat ketiga orang dewasa akhirnya paham.

"Oh mungkin itu hewan peliharaan Rila, seperti burung dan kucing mungkin? Atau rusa. Memang bagi anak kecil hewan seperti itu sangat lucu, wajar dia ingin bermain dengan mereka." ucap Marten tersenyum melihat cucunya.

"Iya opa, tapi kucing itu berbeda dengan kucing oma. Kucing oma kecil, milik tante tidak kecil." kata Hiro mencoba ikut menjabarkan dengan tangan mungilnya.

"Iya memang, oma suka kucing kecil karna lucu sekali. Tapi oma juga punya yang besar, sayang nya sudah dipindahkan ke rumah kucing di halaman belakang. Kapan-kapan oma ajak Hiro kesana, ya."

Ajakan Eleya ditolak Hiro. "Hiro mau punya tante, oma."

Max mengusap pundak Hiro agar anak itu tidak menangis. "Baiklah, nanti papa hubungi Tante Rila dulu. Agar bisa membawa Nepo dan Yellow kesini atau kita yang datang ke rumahnya. Sekarang Hiro tidur, ini sudah malam. Besok jika Tante Rila sudah menjawab, baru papa beritahu Hiro, oke?"

Akhirnya bocah itu mengangguk senang. "Oke papa, terimakasih."

Bibi pengasuh langsung membawa Hiro naik ke lantai atas, tempat kamar Hiro berada.

"Papi dan mama juga harus istirahat. Apalagi kondisi mama baru saja pulih, jangan tidur larut malam." kaya Max pada orangtuanya.

"Tenang saja, Max. Mama sudah sehat, kami sengaja menunggumu pulang. Untuk menanyakan bagaimana kondisi mereka? Apa kamu membunuhnya?" tanya Eleya yang duduk disamping suaminya.

Max ikut duduk di sofa, melepaskan jasnya sembari menghembuskan napas kasar.

"Aku sudah memberikan hukuman yang setimpal pada mereka. Yang sudah pasti tidak bernyawa adalah Anita. Setelah Tuan Hegar memberikan surat cerai, aku langsung mengeksekusinya. Untuk mami, beliau aku kirim ke pasti asuhan di luar kota, agar mami dapat merenungkan diri dan belajar menjadi pribadi lebih baik lagi. Walau bagaimanapun, dia ibu yang sudah melahirkan aku dan dia juga dimanfaatkan oleh Winata. Untuk Om Winata sendiri, jika fisiknya memang kuat, bisa bertahan 1 bukan juga sudah hebat. Sedangkan Iris, aku awalnya berniat memberikan hukuman yang sama dengan mami, tapi ternyata wanita itu tidak ada niatan untuk berubah, malah sengaja menggodaku. Jadi aku berikan hukuman sama dengan apa yang pernah dia lakukan pada Maldevi."

Max menjelaskan secara singkat saja, tidak perlu memberitahu siksaan apa yang telah dia berikan pada mereka.

"Syukur lah jika semua sudah selesai. Mama senang, akhirnya keadilan ditegakkan juga. Bertahun-tahun kita hidup dalam tanda tanya besar, siapa dalang kecelakaan itu. Dan sekarang semua sudah terjawab." ucap Eleya sembari menyeka air matanya.

"Papi sangat terkejut dengan semua yang telah Winata lakukan. Skenario pria itu benar-benar berjalan mulus tanpa ada yang curiga sedikitpun." ujar Marten yang menyaksikan pengakuan Winata dan Anita lewat kemera CCTV yang telah diatur oleh Max.

Saat itu, hari dimana Hiro menghilang dan Eleya dibawa ke rumah sakit, Rila masih di area mall bersama Rico.

Dengan bantuan Rico, Rila ganti menyekap sopir kiriman Winata yang ditugaskan membawa Jena dan Hiro.

Rico, pria itulah yang menyamar sebagai sopir pengganti. Dia juga yang mengobrol dengan Jena selama perjalanan.

Harusnya Jena dan Hiro dibawa ke vila yang telah Winata atur untuk membunuh kedua orang itu. Namun Rico dengan permintaan Rila, membawa Jena dan Hiro ke vila keluarga mereka.

Rila sendiri tidak ikut langsung dengan Rico, dia masih mengurus anak buah Winata dan di serahkan pada Yoan. Setelah itu baru dia menyusul dengan Zee yang turut membawa dokter untuk Hiro.

"Kondisi Hiro semakin memburuk, karena bocah itu belum juga sadarkan diri."

Pesan dari Rico membuat Zee semakin kencang melajukan mobilnya.

1
aca
lanjut
Adinda
Rila sama sandy aja thor biar tau rasa max
Adinda
sandy tembak aku dong tepat dihatiku/Smile//Smile//Smile/
Ruang Rindu
sangat bagus
Anonymous
Jgn2 Rico dan max musuh tor?
Anonymous
Iris, apa dia wanita gatal?
Anonymous
sandy kejam sekalii, langsung tembak saja. keren sih. smngt author 🔥🔥
Ruang Rindu
awal yang menarik/CoolGuy/
author pare
wah terimakasih yaa sudah mau mampir. sehat selalu ✨
Noey Aprilia
Hai kk....
akoh udh mmpir....
ni anknya feli sm alfi y kk???
d tnggu up'ny.....smngtttt....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!