Kelanjutan Novel 'Sepucuk Surat'
Khusus menceritakan kisah kakak Ifa, putri pertama Farel dan Sinta. Namun, Alurnya akan Author ambil dari kisah nyata kehidupan seseorang dan di bumbui pandangan Author untuk menghiasi jalan cerita.
Semoga kalian suka ya🥰🥰
------------------------
"Haruskah aku mengutuk takdir yang tak pernah adil?"
Adiba Hanifa Khanza, Seorang gadis tomboy tapi penurut. Selalu mendengarkan setiap perkataan kedua orang tuanya. Tumbuh di lingkungan penuh kasih dan cinta. Namun, perjalanan kehidupan nya tak seindah yang di bayangkan.
"Aku pikir menikah dengannya adalah pilihan yang terbaik. Laki-laki Sholeh dengan pemahaman agama yang bagus tapi ..., dia adalah iblis berwujud manusia."
Mampu kan Ifa bertahan dalam siksa batin yang ia terima. Atau melepas semua belenggu kesakitan itu?
"Kenapa lagi, kau menguji ku Tuhan?"
Ikutin kisahnya yuk, jangan sampai ketinggalan.
Salam sapa Author di IG @Rahmaqolayuby dan Tiktok @Rahmaqolayuby0110
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rahma qolayuby, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14 Kesalahan yang terbayar
Mendengar curahan hati Ifa membuat ummah Sinta menangis. Ummah Sinta tak bisa membendung air matanya mendengar cerita Ifa. Hatinya ikut sakit, apalagi melihat keadaan Ifa seperti ini.
Abi Farel pun sama, tapi tak sampai menangis. Tapi, percayalah. Hati, Abi Farel sama hancurnya. Ternyata putri yang sejak kecil ia sayang dan jaga sepenuh hati harus mendapatkan perlakuan tak layak dari Akmal.
Abi Farel ingin marah, namun merasa malu karena dia yang memaksa Ifa menerima Akmal.
Jika ingin menyalahkan, maka Abi Farel lah yang berhak di salahkan. Abi Farel merasa gagal mencari pendamping untuk putrinya hingga Ifa harus mengalami kekerasan batin seperti ini.
Hati dan pikiran Abi Farel begitu kacau. Langkah apa yang harus ia ambil.
Keadaan ini menjadi pukulan telak akan Abi Farel. Merasa bersalah akan keadaan yang di terima Ifa.
Percayalah, diamnya Abi Farel menyimpan beban tersendiri di hatinya.
Abi Farel keluar dari kamar, guna menemui Akmal yang dari semalam gelisah.
Abi dan ummah Sinta memutuskan menginap dan menyuruh Harfa pulang.
Abi Farel tak ingin putrinya yang lain tahu apa yang terjadi pada kakaknya.
"Abi."
Ucap Akmal melihat Abi Farel baru keluar dari kamar tamu.
Akmal menundukkan kepala melihat tatapan dingin Abi Farel.
"Akmal bisa jelaskan, bi?"
"Apa yang kau lakukan pada putri saya?"
"Saya tidak melakukan apa-apa. Apa saya salah meminta hak saya pada istri Akmal sendiri."
"Tidak ada yang salah, tapi ...,"
Bugh!
Abi Farel meninju Akmal hingga tersungkur.
Bugh!
Bugh!
Abi Farel terus memukul Akmal hingga Akmal tak berdaya. Darah segar keluar dari sudut bibir Akmal.
Namun, itu semua hanya khayalan emosi semata. Nyatanya Abi Farel langsung duduk di ikuti Akmal.
Berkali-kali Abi Farel membuang nafas kasar. Mencoba mengendalikan emosi agar tidak merugikan nantinya.
Abi Farel bisa saja memukul dan menendang Akmal. Tapi, Abi Farel memikirkan dampaknya. Pasti akan panjang dan Abi Farel tak mau itu.
Percayalah, sesungguhnya sabar adalah senjata bagi kaum mukmin yang punya iman. Siapa pun pasti marah bahkan pembaca pun sama. Tapi, Abi Farel tak mau setan menguasai dirinya.
"Apa harus dengan cara memaksa? tak melihatkan bagaimana kondisi putri saya. Sampai kau membuatnya menderita."
Ucap Abi Farel berusaha tak terpancing emosi.
"Kamu memang berhak meminta hak kamu. Tapi, apa kamu sudah memberikan hak putriku terlebih dahulu."
"Saya pikir kamu memperlakukan nya dengan baik. Nyatanya, tidak. Apa yang kamu lakukan seperti pemerkosaan dan penganiayaan."
"Lihatlah, bagaimana keadaan putri saya. Tubuhnya kau buat kurus kering. Di mana belas kasihan kamu sebagai seorang suami."
"Tindakan mu, pada putri saya sudah melewati batas. Jika kamu tak bisa memperlakukannya sebagai manusia jangan siksa putri saya dengan tekanan batin yang kau buat."
Setiap kalimat yang Abi Farel ucapkan menampar telak wajah Akmal.
Akmal begitu malu dengan setiap kata yang keluar dari bibir Abi Farel.
Abi Farel memang tak memakai dan memukulnya. Tapi, ucapan Abi Farel membuat Akmal sudah kehilangan muka.
Membalas perbuatan seseorang tak perlu dengan kekerasan. Tapi, pukul lah mental dia. Karena sejatinya harga diri paling utama.
Rasanya buat apa marah-marah hanya menghabiskan tenaga saja. Dan ujungnya kita sendiri yang rugi. Balas lah dengan cara cantik. Karena sesungguhnya jatuh harga diri lebih menyakitkan dari pada sebuah pukulan.
"Pulanglah."
"Saya masih sanggup mengurus putri saya."
Akmal berkali-kali merasa rendah dan terhina. Tapi, memang itulah buktinya. Pasalnya kelakukan Akmal memang rendah dan hina.
"Abi, seperti nya Abi terlalu berlebihan. Saya berhak atas istri saya. Bukankah, seorang istri harus patuh. Dan apapun alasannya tak boleh menolak permintaan suami.
Keadaan Ifa, memang dirinya lah yang lemah sebagai seorang istri.
Harusnya Abi paham itu."
Abi Farel semakin tajam menatap Akmal. Sungguh, mulutnya begitu lemas bicara. Seolah dia yang paling benar.
"Pulang."
Tegas Abi Farel dengan tatapan tajam. Begitu dingin dengan aura berbeda.
Akmal langsung bungkam tak berani bicara lagi.
Nyatanya Akmal salah bicara seperti itu. seperti nya urat malunya sudah putus hingga Akmal berani berkata seperti itu.
Di usir dari rumah membuat Akmal benar-benar malu. Harga dirinya terasa di injak-injak.
Dengan perasaan kesal dan tak tahu malu Akmal pergi meninggalkan rumah.
"Jangan bawa apapun. Kamu datang pun, tak membawa apapun."
Wajah Akmal memerah padam, langsung menaruh kunci mobil. Sungguh, harga dirinya benar-benar jatuh saat itu juga.
Dengan perasaan kesal, kecewa dan juga marah. Akmal pergi dari rumah yang baru sebentar Akmal nikmati kemewahan nya.
Di luar Akmal di kejutkan lagi dengan keberadaan Harfa.
Tatapan Harfa begitu tajam dan sinis. Ingin sekali Harfa meninju wajah tanpa dosa itu.
Tak sengaja Harfa mendengar setiap percakapan Abi Farel dan Akmal tadi. Hingga Harfa paham dengan apa yang terjadi. Niat hati ingin memeriksa keadaan sang kakak karena semalam di suruh pulang. Tapi, pagi ini Harfa mengetahui sebuah fakta yang sangat menyakitkan.
Nyatanya sang kakak bukan sakit oleh sebuah penyakit. Tapi, tekanan batin dan mental yang Akmal perbuat. Harfa tak menyangka punya kakak ipar model iblis.
"Cih, tak tahu malu."
Gerutu Harfa kesal. Andai saja Harfa tak ingat ajaran keluarga nya. Sudah pasti tangannya melayang sejak tadi.
"Dasar laki-laki bajingan. Aku sumpahin kau, apes seumur hidup."
"Tak tahu, malu. Sudah enak numpang hidup juga. Masih belagu. Aku pikir orang baik nyatanya setan."
Mulut Harfa benar-benar tak bisa di jaga.
Tak tahukah Harfa, Jika Akmal masih mendengarnya. Akmal begitu kesal dan marah. Tapi, ia tak bisa berbuat apa-apa.
Dirinya sudah di tampar oleh rasa malu sama Abi Farel kini dapat hinaan juga dari Harfa.
Brak!
Akmal membanting pagar, karena kesal. Kenapa hidupnya jadi begini. Harusnya Abi Farel tak ikut campur urusan rumah tangganya.
Dasar laki-laki bajingan, sudah salah masih nyalahin orang lain.
Kekesalan Akmal semakin jadi melihat tak ada satupun ojek atau taxi.
Akmal terpaksa berjalan, di depan sana ada segerombolan pesepeda melintas.
Bruyyy ..
Akmal memejamkan kedua matanya menahan amarah. Tatkala wajah dan tubuhnya kena cipratan air kotor.
"Dasar, sialan."
Maki Akmal mencari sesuatu untuk melempar pesepeda.
Tin ... Tin ..
"Woy, awasss!!!"
Bruk!
Tubuh Akmal nyungsep kedalam comberan karena tak sengaja ter-tubruk kuda yang lepas kendali.
Sungguh sial hidup Akmal. Baru saja dia di usir kini sudah mendapat sial.
Seolah alam pun mengutuk Akmal. Menjadi wakil membalas setiap perbuatan Akmal.
Abi Farel dan keluarga memang tak membalas dengan cara kekerasan. Tapi, lihatlah. Allah begitu adil bahkan di bayar kontan.
Seperti nya doa Harfa terkabul, agar hidup Akmal apes.
Akmal benar-benar kesal melihat penampilan begitu kotor dan bau. Jika begitu, siapa ojek atau taxi yang mau mengantarnya.
Terpaksa Akmal jalan kaki pulang ke rumahnya. Di sepanjang jalan Akmal banyak yang mencaci dan menghina. Akmal bak gembel.
Sama seperti kelakuannya yang tak waras. Hidupnya juga kini terlihat seperti orang tak waras hingga di katai orang gila.
Harga diri Akmal benar-benar jatuh se-jatuh-jatuhnya. Akmal tak menyangka jika dirinya mengalami hal sial.
Baru saja mendapatkan hidup enak dalam kemewahan kini harus berakhir menderita.
Bersambung ...
Mampus😡😡😡
Azab Allah tuh, buat Akmal yang tak tahu malu. Jadi di permalukan orang 😂😂😂
Jangan lupa tinggalkan jejak ya ...
Datang untuk nya...