“Kuberi kau dua ratus juta satu bulan sekali, asal kau mau menjadi istri kontrakku!” tiba-tiba saja Alvin mengatakan hal yang tidak masuk akal.
“Ha? A-apa? Apa maksudmu!” Tiara benar-benar syok mendengar ucapan CEO aneh ini.
“Bukankah kau mencari pekerjaan? Aku sedang membutuhkan seorang wanita, bukankah aku ini sangat baik hati padamu? Kau adalah wanita yang sangat beruntung! Bagaimana tidak? Ini adalah penawaran yang spesial, bukan? Kau akan menjadi istri seorang CEO!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irna Mahda Rianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19. Kejadian Sebelumnya
Flashback, beberapa jam yang lalu, saat Tiara hampir tenggelam ….
“Astaga, k-kau, T-tiara,” Hardy sungguh kaget bukan main, saat ia merangkul sosok wanita yang tengah tenggelam itu, ia dikejutkan dengan wanita yang sangat-sangat ia kenal.
Ternyata, Tiara lah yang tenggelam di kolam itu. Tiara lah yang diselamatkan oleh Hardy. Hardy refleks memberikan nafas buatan, ia sungguh tak menyangka, jika ia menyelamatkan mantan istrinya sendiri.
Tiara pingsan, dan Hardy segera membawanya menuju basement. Jaraknya tak jauh dari kolam renang itu. Sehingga tak banyak orang yang tahu, jika Hardy membawa Tiara.
Hardy membawa Tiara ke klinik dekat apartemen itu. Untungnya Hardy telah melakukan pertolongan pertama, sehingga Tiara tak terlalu banyak kemasukan air. Setelah diperiksa Dokter, keadaan Tiara mulai membaik.
Tiara telah sadar, dan betapa kagetnya ia, ketika mendapati dirinya tengah berada di sebuah ruangan dokter, dengan Hardy yang tengah berada disampingnya.
“H-Hardy! Kenapa kamu di sini? Aku di mana ini? Ya Tuhan, apa yang terjadi?”
“Bukankah tadi kamu tenggelam, Tiara Anita Putri?”
“Ya ampun, ia, aku tenggelam. Kolamnya dalam sekali,”
“Aku menyelamatkanmu. Apa kamu tak menyadarinya?”
“Kenapa kamu bisa ada di sana, Hardy? Tapi, terima kasih banyak atas pertolonganmu,” ujar Tiara.
“Tiara, aku ingin bicara empat mata denganmu. Karena aku telah menolongmu, kuharap kamu mau bicara denganku, anggap saja itu sebagai rasa terima kasihmu padaku.” Pinta Hardy.
“Apa lagi yang kamu ingin bicarakan? Kita sudah selesai.”
“Beri aku kesempatan, ayo, kita sudah selesai. Kita harus segera pulang.”
“Antarkan aku ke apartemenku!”
“Ya, nanti aku antarkan. Tapi, aku ingin bicara dulu denganmu! Kumohon Ti, ya?”
“Bicara di mana?”
“Tak mungkin di klinik ini, kan?” Hardy tersenyum.
“Baiklah, cepat. Aku harus segera pulang, suamiku akan marah jika lagi-lagi aku berhubungan denganmu!”
Hardy telah berhasil membujuk Tiara. Ia membawa Tiara ke sebuah hotel, yang ternyata itu adalah hotelnya sendiri. Tak ada yang tahu, karena Hardy diam-diam menyembunyikan beberapa asetnya, tanpa sepengetahuan keluarga dan rekannya.
Hotel ini tak terlalu besar, hanya hotel bintang tiga, yang memiliki restoran cukup mewah. Hardy membawa Tiara menuju restoran ini. Karena jika di dalam kamar hotel, Hardy sangatlah yakin, jika Tiara tak mau mengikuti keinginannya.
“Minumlah dulu, kamu pasti kehilangan cairan. Aku pesankan jeruk hangat, agar kamu rileks,”
Hardy tiba-tiba sudah memesankan Tiara minuman, sebelum Tiara mengatakannya. Sedikit aneh, namun Tiara tak berpikiran negatif, karena memang ia pun merasa haus.
“Mau makan apa?”
“Tak usah, minuman ini saja sudah cukup.”
“Baiklah, tak usah sungkan jika kamu ingin makanan berat. Katakan saja padaku,”
Tiara meminum jeruk hangat itu hampir setengah gelas. Setelah meminumnya, kepala Tiara malah terasa berat dan pusing. Tiara memegangi kepalanya berulang kali. Ia terus memejamkan matanya, saking merasa tak nyaman karena pusing yang melandanya.
“Kamu kenapa, Ti?”
“Kepalaku sakit, Hardy. Apakah tadi aku terbentur pada kolam renang, ya? Berat sekali, rasanya aku juga ngantuk,”
“Yasudah tunggu sebentar. Aku akan memanggilkan sekretarisku, agar membawa mobil. Akan kuantar kamu pulang, ya? Tapi dia masih di perjalanan, mungkin sepuluh menit lagi baru akan sampai,”
“Kepalaku pusing sekali. Aku tidur sebentar di sini, ya?”
“Jangan di sini, Ti. Mau pesan kamar tidak?” Saran Hardy.
“Tak perlu! Aku hanya perlu beristirahat sebentar! Di sini saja! Sembari menunggu sekretarismu datang.”
Tiara sudah tak bisa menahan rasa kantuk dan sakit kepalanya. Ia refleks menempelkan tangannya ke meja restoran, lalu ia menempelkan kepalanya, dan … Tiara langsung terlelap.
Hardy menyeringai, ia menatap Tiara dengan senyum liciknya. Tak lama, Hardy meminta pelayannya membawa kursi roda, untuk membawa Tiara menuju tempat yang ia inginkan.
.
.
Doni dan Alvin sudah mengunjungi rumah sakit terdekat, namun tak ada hasilnya. Tak ada pasien yang datang karena tenggelam di sebuah kolam renang. Tak ada juga pasien dengan nama Tiara Anita Putri.
Alvin sudah muak, ia benar-benar ingin menghajar Hardy dan membunuhnya, jika Hardy bisa ia temukan. Alvin sangat yakin, jika Hardy memanfaatkan keadaan ini untuk merebut Tiara dari tangan Alvin.
“Tuan, kau datang saja ke rumah atau kantor Tuan Hardy. Dia pasti ada di sana! Kita laporkan saja pada keluarga dan istrinya! Dia pasti akan hancur!”
“Tak usah! Aku tak ingin menyerang kehidupan pribadinya. Aku bisa mencari dia dengan mata kepalaku sendiri. Sepertinya, Tiara dibawa ke tempat yang tak akan kita sadari. Doni, panggil semua tim IT, sniper dan hacker kita, mereka harus melacak keberadaan Hardy! Dia pikir, tengah bermain-main dengan siapa! Berani-beraninya dia melakukan hal ini pada istriku!”
“Baik, Tuan. Tuan muda, apa kau benar-benar tak ingin melepaskan Nona Tiara? Jika kau ingin melepaskan perjanjian itu, kini jalannya tak sulit. Anggaplah mereka berselingkuh, jadi kau bisa katakan pada semua orang, kalian bercerai karena istrimu selingkuh.”
“Doni, aku akan merobek perjanjian pernikahan itu! Aku tak akan membiarkan istriku lepas dariku! Aku akan mencintainya, aku akan membuatnya bahagia! Kehilangan dia seperti ini saja, entah kenapa hatiku sangat sakit! Jangan berani-berani kau ungkit lagi tentang pernikahan kontrak itu! Dia istriku, aku telah resmi menikah dengannya! Sekali lagi kau berani mengungkit itu, akan kupecat kau secara tidak hormat!”
“Baik, Tuan muda. Maafkan kesalahanku. Aku akan memperjuangkan Nona Tiara untukmu …”