Alisya gadis yatim piatu yang masih berkuliah di sebuah universitas ternama, karena mendapatkan beasiswa dari kecerdasannya,
Alisya bekerja paruh waktu di sebuah Cafe setelah pulang dari kampusnya.
Dia selalu di bully karena di anggap gadis miskin yang tak layak untuk di jadika teman.
Suatu hari dia di jadikan bahan taruhan oleh pria populer yang ada di kampus tersebut.
Hingga menyebabkan alisya hamil di luar nikah. Namun pria tersebut tidak mau bertanggung jawab.
Erik Putra Dinata, pria berusia 22th yang menghamili Alisya namun tidak mau bertanggung jawab.
Dia anak orang kaya namun memiliki sifat yang sombong dan angkuh.
Arsen Davidson lelaki tampan dan baik hati yang selalu menolong Alisya merupakan seorang CEO dari Global Group namun dia selalu merahasiakan identitasnya.
Penasaran kan siapa yang akan di pilih Alisya?
Yuk simak kelanjutan ceritanya...!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kikoaiko, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 35
"Mama Leva judha mau adik sepelti Ley" pinta Reva pada mama nya.
Alisya bingung mau jawab apa, dia saja belum menikah terus dia mau buat sama siapa.
"Bujuk mama mu supya mau menikah dengan om Arsen sayang, nanti om Arsen akan bikinkan banyak adik untukmu" ucap Arsen dengan segala akal bulusnya, Alisya menatap tajam Arsen, dia begitu malu di depan orang tua Reynand dan juga Belinda.
"Memangna menintah itu apa" tanya Reva yang tak mengerti.
Arsen bingung mau jawab apa, dia menatap ke arah bunda nya meminta tolong.
"Bund" panggil Arsen dengan wajah frustasi.
"Bunda tidak tahu, salahmu sendiri kalau bicara tidak di filter" ketus Belinda.
Arsen kemudian menatap ke arah Alisya, namun Alisya memalingkan wajah nya ke arah lain. Arsen menghela nafas sabar. Dia memikirkan jawaban yang bisa di cerna oleh Reva.
"Tenapa om Alsen nda jawab peltanyaan Leva" ucap Reva yang masih menunggu jawaban dari Arsen.
"Itu sayang, menikah itu mama sama om Arsen dan Reva nanti akan tinggal bersama, dan nanti Reva bisa panggil om Arsen papa" jawab Arsen dengan senyum lebar, karena telah menemukan jawaban untuk menjawab pertanyaan Reva.
Reva manggut-manggut seolah mengerti ucapan Arsen.
"Gimana sayang, Reva mau gak kalau om Arsen jadi papa Reva" Arsen masih berusaha memprovokasi Reva supaya mau menyetujui mamanya menikah dengan Arsen.
"Leva nda tau" jawab Reva acuh, dia memilih bermain bersama Reynand, Arsen menjatuhkan rahang nya, dia tersenyum masam mendengar jawaban dari Reva.
Sedangkan yang lain sudah tertawa terbahak melihat ekspresi wajah masam Arsen.
"Sabar bro, semua butuh proses. Masak mie instan aja ada proses nya kok" ejek Reagan sambil tertawa kecil, membuat Arsen mendengus kesal.
Yang lain menggeleng kepalanya melihat tingkah kekanakan Arsen. Tak menyangka bukan pria yang terlihat kekanakan itu seorang ternyata CEO di salah satu perusahaan raksasa di negara ini.
Arsen memilih pergi meninggalkan keluarga nya yang terus mengejek nya, ia menghampiri Reva dan Rey yang sedang bermain.
"Napain om Alsen tecini, mendadu saja" kesal Reynand.
"Menganggu apa, om Arsen kan gak ngapa ngapain" sahut Arsen tak terima.
"Om Alsen belicik, mending Om Alsen pelgi janan dandu tita, ya tan Rey" Arsen kesal di usir kedua bocil itu.
"Ok, om Arsen pergi berarti kita tak jadi main ke mall nya" ucap Arsen melangkahkan kakinya meninggal kedua bocil yang sedang bermain lego itu.
Reva dan Reynand saling tatap mendengar ucapan Arsen.
"Om Alsen" pekik kedua bocah itu secara bersamaan membuat Arsen menoleh.
"Apa?" ketus Arsen.
"Om Alsen yang danteng, maapin tita ya Leva cama Ley hanya belcanda" rayu Reva dengan menyikut lengan Rey sepaya membantunya.
"Nda boleh malah om, nanti om Alsen cepat tua" seloroh Rey. Arsen membulatkan matanya.
"Untung masih bocah, kalau sudah besar sudah om lempar ke planet mars kamu Rey" gerutu Arsen dalam hati.
"Bereskan mainan kalian, setelah itu kita ke mall" tutur Arsen kemudian pergi meninggalkan mereka berdua.
"Siap om Alsen yang danteng" jawab dua bocil itu dengan penuh semangat. Mereka cepat-cepat membereskan mainannya dan mamasukan nya ke dalam kardus.
"Ayo Ley cepat, nanti tita di tindal cama om Alsen" ucap Reva sambil memasukkan mainan nya.
"Sabal Leva, sebental ladhi celesai ini" jawab Rdynand yang sedikit lagi selesai memasukan mainan nya ke dalam kardus.
Setelah selesai memberekan mainan nya mereka berdua mencari keberadaan Arsen.
"Om Alsen ayo, Leva cama Ley cudah ciap ini" ucap Reva yang melihat Arsen sedang duduk dengan yang lain.
"Ayo baby" ajak Arsen kepada Alisya. Alisya mengangguk mengikuti ajakan Arsen.
"Bund Alisya pergi dulu ya" pamit Alisya kepada Belinda dan di ikuti oleh Reva dan Reynand yang ikut menyalami Belinda.
"Hati-hati sayang" ucap Belinda sambil mengecup pipi Alisya dan juga kedua bocah itu.
"Rey kamu tidak mau ikut mommy saja nak" tanya Renata yang berfikir putra nya itu akan berubah pikiran.
"No mom, Ley mau pelgi cama Leva caja, mommy cama Daddy pulang caja buat adik untuk Ley" sahut Reynand sambil menggandeng tangan Reva, Reagan sama Renata akhirnya membiarkan putranya ikut pergi bersama Arsen dan yang lain.
*
*
*
Setelah melewati perjalanan yang lumayan jaih, akhirnya mobil yang di kendarai Arsen tiba di sebuah mall yang begitu besar dan mewah, Arsen sengaja menghabiskan hari liburnya bermain bersama anak-anak dan juga Alisya
Tiba di parkiran mereka langsung keluar dari mobil kemudian melangkahkan kakinya memasuki mall, mereka berjalan menuju ke play ground, Reva berjalan bersama Rey dengan saling bergandengan, sedangkan di belakang Arsen berjalan sambil merangkul bahu Alisya.
"Om tita langsung belmain ya" ucap Reva.
"Iya sayang" sahut Arsen.
"Let's go..." pekik kedua nya secara bersamaan. Mereka langsung berlari memasuki play ground.
"Mereka terlihat begitu bahagia" ucap Arsen sambil menatap keduanya yang sudah heboh mencoba beberapa permainan.
"Iya, aku berharap Reva akan selalu bahagia tanpa ada yang mengusik nya" sahut Alisya.
"Aku tidak akan membiarkan orang lain mengusik kebahagiaan Reva, termasuk papa kandung nya nanti." tutur Arsen sambil mencium tangan Alisya yang ia genggam.
"Terima kasih, sudah mau melindungi kami" ucap Alisya terharu dengan perlakuan Arsen.
"Tidak perlu mengucapkan terima kasih, karena ini sudah menjadi kewajibanku sebagai calon papa nya bukan" sahut Arsen sambil menaik turunkan kedua alis nya.
"Kau terlalu percaya diri sekali tuan, seperti nya kamu akan sedikit kesulitan untuk merayu putriku tuan" ejek Alisya.
"Lihat saja, aku tidak akan pernah menyerah untuk menaklukan putrimu yang jutek itu" sahut Arsen yang mendapat pukulan di bahunya oleh Alisya.
Sebagai seorang pembisnis yang handal Arsen tidak akan menyerah begitu saja sebelum mendapatkan apa yang dia mau, apa lagi masalah hati. Arsen tau kalau sebenarnya Alisya sudah menerima dirinya, tinggal dia merayu putrinya saja yang terlihat jual mahal itu.
"Tunggu di sini sebentar, aku kan membeli minuman terlebih dahulu" ucapAlisya kepada Arsen
"Apa kau haus" tanya Arsen, Alisya mengangguk.
"Biar aku yang membelinya, kau tunggu di sini saja sambil mengawasi mereka" ucapnya kepada Alisya.
Arsen berjalan menjauh dari Alisya, dia menuju stand minuman yang tidak jauh dari tempat Alisya duduk.
Sedangkan di sudut lain terlihat seseorang sedang mengamati Alisya yang sedang duduk sendiri dengan mata yang terus menatap ke arah Reva dan juga Reynand.
"Bukankah itu Alisya" tanya orang itu.
"Mana" tanya salah satu teman nya.
Bersambung
Coba tebak siapa orang itu guys😂
jangan lupa like, koment, vote🙏
Happy reading guys🙏
kyk si budiman , paman alisya jadi bondan
ratmi , tantenya alisya jadi hera
koq nama karakternya sering gak konsisten thor ?
coba buat di kertas kosong , biar inget nama2nya jadi yg baca gak pusing 🙄
gak selalu dia di atas , roda itu berputar
bukannya mengarahkan adiknya malah makin nguras uang papanya
ingat!! reva biar bagaimanapun cuma anak tiri , harusnya bersyukur sam arsen yg akuin dia daripada si erik , bukan malah habisin uang papa tirinya
makin besar cara berpikirnya bukan makin dewasa malah mirip "siska" , nenek kandungnya
kalau bangkrut gmn ? mau jadi gila puluhan tahun spt siska ??
bukannya tau diri mlh semakin merugikan arsen
masa dia gak ingat pernah susah hidup ber 2 sama mamanya wkt kecil?
yang ada keluarga pamannya alisya habis sama arsen & erik
mati2 deh sana