Rachelia alviana ruslan terpaksa menjadi pengantin pengganti dan menikah dengan calon kakak iparnya yang lumpuh aldeandra hadi kusuma, teman sekolahnya sewaktu SMP. drama masa lalu dan problema keluarga menjadi kan rachel wanita yang mandiri tapi insecure terhadap lingkunganya karena terlahir dari istri kedua. akankah ada cinta diantara mereka? teman lama yang kembali dekat setelah ikatan pernikahan .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Saidah_noor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagaimana kami bertemu.
Beberapa tahun lalu....
Aku yang baru pulang dari sekolah (saat itu masih kelas 7 SMP) seseorang menarik tanganku dan membawaku ke tempat sepi, tiga orang cewek langsung mendorongku hingga aku tersungkur.
Masih disekitar sekolah tapi tempat ini terbilang sepi aku melihat tiga cewek tersebut yang ternyata angel dan dua anteknya, aku masih ingat kala itu angel menuduhku mendekati cowok yang namanya dion cowok populer disekolah sekaligus ketua osis.
Dimata gue dion biasa saja dia gak ganteng ganteng amat cuma popular dan ketua osis doang tapi dimata cewek lain dia ganteng nya udah kaya aktor popular saja mata gue yang bermasalah atau mata mereka yang udah rabun.
" gue udah bilang jangan deketin dion kuping elo udah budek ya " ujar angel dengan nada yang tinggi dan dia terlihat marah.
" gue gak deketin kak dion dia yang deketin gue " bela gue dan membantah apa yang angel tuduhkan.
" alah... Lo gak usah sok cakep dasar anak haram tadi gue lihat elo yang mulai deketin dion" tuduh salah satu anteknya angel yang bernama mita dengan gaya rambut kriting mirip mie goreng itu.
" hajar aja ngel tunggu apa lagi " ujar salah satu anteknya lagi dengan suara khas cemprengnya dan rambut sebahunya.
" ayo kita hajar dia " titah angel pada dua anteknya.
Aku menggenggam tanah dan melemparkannya tepat di mata mereka membuat mata mereka kemasukan tanah dan menggosokan mata mereka hingga menjerit jerit.
" sialan lu rachel " umpat angel " ah mata gua " pekiknya.
Kesempatan itu gua pakai untuk kabur, secepat cepatnya gua lari kejalan raya tanpa menoleh dan saat gue mulai berhenti berlari tiba tiba dari kejauhan mereka nongol dan berlari mengejar gue.
" berhenti elo woi " teriak mereka.
Kebetulan ada tukang ojek tanpa apapun gue naik ke motornya " bang cepetan jalan bang " pekik gue menepuk nepuk punggungnya menyuruh lelaki itu menjalankan mesin motornya dan tanpa menoleh ke belakang bahkan belom sempet pake helm nya .
Motor melaju meninggalkan tempat itu dan semakin jauh gue udah gak lihat angel dan anteknya mengejar gue lagi " ah syukurlah" .
Gue menyuruh tukang ojek tersebut menuju jalan pulang tapi bukan didepan gerbang melainkan depan gang jalan pintas rumah tempat tinggal gue.
Setelah beberapa menit akhirnya sampai, gue turun sambil meraih uang lembaran 20 rb disaku kemeja putih khas seragam sekolahku , tapi saat melihat wajahnya gue terkejut ternyata tukang ojek satu ini beda dari yang lain kalo begini sih namanya terlalu tampan.
"Ahn hyo seop ah tidak cha eun woo ah lee min hoo " gumam ku menatap lelaki itu sambil menelan salivaku.
Wajah tampan nan putih tanpa cela khas banget dengan wajah oppa oppa di negara ginseng itu sumpah gue klepek klepek saat itu , tanpa sadar gue menyodorkan uang tapi lelaki itu menautkan alisnya seolah menatap gue aneh.
" maaf saya bukan tukang ojek " ucap lelaki itu sambil memakai helm nya.
aku segera menyadarkan diriku dan meraih tangan lelaki itu mencoba untuk menjabat tanganya.
" namaku rachel kakak namanya siapa ?" tanyaku sesopan dan seramah mungkin.
Lelaki itu tampak berfikir untuk menyebutkan namanya.
" panggil aja dean " jawabnya singkat.
'Suaranya maskulin banget'
" aku pamit " ucapnya sambil menjalankan motornya dan gue sempet denger dia menggerutu " dasar cewek aneh".
Tanpa sadar gue berjingkat jingkat kesenengan sambil tersenyum riang " gila dia ganteng banget ya ampun sempurna banget ciptaan Mu Tuhan" teriaku memuji lelaki itu yang tanpa sadar semua orang di sekitar menatapku gila.
Dan saat sadar aku mengubah sikapku ini dipinggir jalan bisa bisanya aku bersikap gila, katanya hari sial dan untung itu tak ada dikalender tapi gue gak tau ini hari sial atau hari keberuntungan gue yang jelas bagi ku seperti itulah bagaimana kami bertemu.
Entah itu takdir atau memang hanya sebuah kebetulan ....
*******
Masa kini.....
Aku menjalankan mobilku pergi dari tempat sunyi itu aku puas menangis dan kini aku harus kekantor , harus kusiapkan mentalku dimana aku harus menjalani hidup yang tak pernah aku harapkan.
Aku tahu aku terlambat masuk kantor tapi haruskah dengan kata marah untuk menyikapinya, aku hanya menundukan kepala dimana omelan omelan itu menusuk hatiku menambahkan rasa sakit yang baru saja aku ketahui kenyataanya.
Gurita itu menyuruhku lembur melemparkan tumpukan map yang berisi lembaran lembaran berkas yang harus aku kerjakan sendiri, bibirnya yang diolesi lipstik merah menyala itu menambahkan kesan hantu yang menyeramkan bagiku di tambah dengan make upnya yang tebal dan gaya glamornya seolah wanita itu adalah orang yang paling berkuasa disini.
Aku memunguti map map itu dengan hati yang pasrah dimana hal itu yang harus aku lakukan agar tak ada ancaman dimana aku akan dipecat dan magangku gagal, satu hal yang aku tahu dari mbak nia yang ternyata papah menyuruh dosenku agar aku magang diperusahaan aldeandra niat banget orang tua itu menjual anaknya.
waktu berlalu lambat bagiku tapi semakin aku melupakan masalahku waktu terasa singkat dan semua seakan terlupakan dengan tumpukan pekerjaan ini, mungkin benar kesibukan pekerjaan membuat orang lupa akan waktu waktu untuk keluarga bahkan untuk diri sendiri.
aku pulang malam karena lembur sebenarnya masih ada map di meja kerjaku tapi aku memilih pulang karena aku tak mau pulang larut apalagi kalo sampai menginap dikantor bahaya, tapi diperjalanan pulang aku tak sengaja melihat angel dan alan memasuki kediaman bidan praktek.
Aku yakin itu mereka karena mereka mengendarai motor dan aku melihatnya dengan jelas wajah angel dan alan, ingin pulang saja karena tak ingin ikut campur masalah mereka tapi rasa penasaran gue meronta ronta.
Akhirnya gue beranikan diri untuk memarkirkan mobil dan turun, aku masuk dan didalam disambut baik oleh asisten bidan tersebut.
" maaf mbak pasien yang tadi itu apa namanya angelia alviana ruslan dan alan suaminya?" tanya ku aku sengaja menyertakan nama lengkap angel agar mbak itu berfikir aku adalah keluarganya.
" iya mbak itu benar " jawabnya tanpa rasa curiga sedikitpun.
" kalo boleh tahu mereka melakukan pemeriksaan apa ?"
" pemeriksaan kehamilan mbak " jawab mbak itu dengan santainya mungkin baginya itu hal biasa tapi bagiku itu hal konyol.
" angel hamil " gumamku pelan.
Disaat gue lagi syoknya dengan fakta baru angel dan alan keluar dari ruang pemeriksaan dan kami saling menatap dengan wajah yang sama sama terkejut.
Aku melihat angel dari atas sampai bawah dia memang terlihat gemukan dan mataku berhenti dibagian perut, sepertinya belum terlihat karena masih rata.
" gue mau bicara sama elo " ucapku melihat keterkejutan angel dan alan.
" ok disekitar sini ada cafe yang masih buka kita ngobrol disana " ajak angel dengan suara sedikit bergetar mungkin khawatir atau syok rahasianya ketahuan.
" sudah berapa bulan ?" tanyaku to the point saat kami sudah duduk di cafe.
" jalan dua " alan yang menjawab dia tahu angel dalam keadaan cemas.
" sehat babynya " tanyaku lagi.
" sehat " alan lagi yang menjawab.
" rachel gue... " ucapan angel membuatku sadar segera memotong ucapannya bahwa dia memang sedang cemas.
"gue tahu mamah sama papah belum tahu kan jadi akan gue rahasiakan tapi untuk sementara " jawabku membuat angel semakin cemas.
" jadi ini alasan elo kabur dari pernikahan atau ... " alan segera memotong pertanyaan gue dan dia juga terlihat gugup.
" bukan chel bukan karena itu tapi aldeandra yang ngancam " ucapan alan itu cukup membuat gue syok lagi.
" aldeandra tahu lo hamil?" aku terpekik menanyakan hal itu pantas saja dia niat banget batalin pernikahannya dan mereka berdua menjawabnya dengan anggukan.
" bukan cuma itu dia bakalan mempermalukan angel kalo gue gak berhasil bujuk angel buat kabur" papar alan masih dengan perasaan gugup.
" jadi menurut lo gimana mending kartu kredit dan atm diblokir atau dipermalukan dihari pernikahan didepan orang banyak bukan kah lebih baik kabur" ungkap angel dengan kesal dua pilihan sulit itu pasti membuatnya stres.
kami diam ketika seorang pelayan membawakan nampan berisi satu kopi dan dua jus alpukat beserta cake.
Setelah pelayan itu pergi gue lihat air mata angel menetes tapi ia segera menghapusnya, pasti gengsi nangis didepan gue kan mana pernah angel terlihat lemah didepan gue.
" makan dulu nanti lanjutin " ucap ku sambil menyodorkan cake yang gue tahu itu kesukaan saudara perempuan tiri gue itu.
" gue betuh uang chel " ucap angel pelan saat isak tangisnya mulai terdengar.
" bukanya kemarin kamu pulang pasti mamah ngasihkan " tanyaku ketus.
" gak katanya itu buat arisan dan papah belum ngasih uang lagi " jawab angel sambil terisak bikin gue miris.
"kalo alan gimana dia udah kerjakan " tanya gue ingin memastikan masa udah gede begini masih nganggur padahal bentar lagi mau jadi bapak.
" gue udah kerja tapi habis buat bayar kontrakan dan keperluan rumah juga lainya" jawab alan setelah menyeruput kopinya sedikit.
" kalian mau kawin lari " ucapku terpekik membuat semua yang dicafe memandang kami bertiga.
" iya, lagipula belum tentu papah kalian menerima gue" jawab alan merendahkan diri bisa juga dia bersikap begitu.
" gaji lo berapa emang " tanya gue lagi pada alan.
" 3 jutaan " jawab alan ragu.
" loe kerja di.... " pertanyaan gue dipotong angel segera.
" gue butuh uang rachel bukan pertanyaan pertanyaan itu" geram angel menatap gue kesal " udah cepet tranfer ke rekening gue"
" gaji 3 juta mana cukup buat lo yang hobby healing refreshing and shoping" sindir gue buat dia tambah kesal.
" elo gak tahu apa apa soal gue papah kita itu benar benar bejat " bela angel membawa papah sebagai biang kerok masalah hidupnya. Dan itu membuat gue terkekeh.
" lo malah ketawa puas lo dengan hidup gue sekarang " ucap angel sarkas.
" lo bilang papa bejat lo sendiri sebelas dua belas doyan chek in hotel " sindir gue menatap alan membuat lelaki itu menciut.
" lo gak tahu apa apa karena lo gak pernah ada dirumah kak justin juga selalu melindungin elo tapi enggak sama gue " imbuh angel yang membuat gue sedikit iba dia emang bener kakak sulung kami memang selalu melindungi ku tapi sekarang sudah jauh.
" iya gue tahu dasar emak emak" gumamku.
" apa lo bilang ?" angel kayanya udah mulai ngamuk.
" begini kalo kita udah menikah dan punya anak kan lama lama kita jadi emak emak bentar lagi elo juga bakalan pake baju daster" paprku membuat mata angel melotot.
" udah yang sabar" ucap alan menenangkan wanita itu sambil mengusap tangan dan punggungnya.
melihat itu gue yakin alan bucin banget sama angel tapi nyali buat ketemu papah masih ciut.
Aku meraih ponselku dan membuka aplikasi m-banking.
" berapa no rek lo ?" tanyaku yang membuat wajah angel seketika berubah.
angel memberikan ponselnya yang sudah tertera no rekening atas namanya, aku mengetiknya dan mengirimkan sejumlah uang pada rek itu seketika itu notifikasi dari ponsel milik angel terdengar.
Bibir wanita hamil itu tersenyum merekah sepertinya suasana hatinya pun seketika berubah.
" kalo gitu kita pamit dulu by " ucapnya sambil berdiri dan hendak membawa potongan cake dan jus .
" tunggu elo gak terima kasih apa gitu ke gue, gue tranfer 20 juta loh" seloroh gue bukan buat pamer tapi setidaknya gue dihargai bukan langsung ditinggalin gitu aja.
" gak perlu duit lo kan banyak aldeandra ngasih mahar 5 miliarkan " ucapan angel membuat alan menganga.
" 5 miliar " guman alan.