Seorang jendral bernama Calsida tewas terbunuh karena sahabat baiknya yang bersekongkol dengan tunangannya. Tapi saat dia terbangun karena cahaya yang datang menghampirinya dia sudah ada di kamar yang tampak berbeda. Calsida yang bertanya kepada dirinya. Saat dia sedang mencari jawaban itu datang pelayan yang memanggil dia dengan sebutan Nyonya Eliza. Pada saat itu juga dia tersadar kalau dirinya berpindah tempat ke tempat lain."Apa ini tubuh milik Eliza,"ucap Calsida.
Tapi apa yang akan terjadi setelah ini. Lalu akankah Celsida menemukan hal yang dia tidak ketahui nantinya tentang Eliza.
jika ingin tahu silakan baca ya kak!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Herwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
E.S 14
Dokter bersama dengan para pelayan serta ksatria mulai menggeledah semua kediaman duke. Termasuk tempat Eliza berada. Di saat dokter dan ksatria masuk semua dicek. Dokter yang melihat sekitarnya melihat satu tanaman yang tampak layu dan membuat dia sangat curiga.
“Nyonya apa yang terjadi dengan tanaman ini kenapa tidak dirawat dengan baik,”ucap dokter kapada Eliza.
“Tanaman itu sudah layu setelah aku memberikan sisa teh yang aku minum,”ucap Calsida dengan terus terang.
“Maksud anda menyirap teh ke dalam tanaman hias ini. Tapi kenapa bisa layu seharusnya subuh,”ucap dokter yang tampak curiga. Segera dia mulau memeriksa tanah dari tanaman hias itu. Tampak ada yang aneh setelah lama di periksa memang ada sisa dari daun ungu. Dokter segera menghadap ke Charlie.
“Bagaimana dokter apa kamu sudah menyelidiki siapa yang akan dibunuh oleh Mia?,”ucap Charlie yang tampak biasa saja. Di sampingnya Fayza yang masih mendekat dengan wajah yang sedikit pucat.
Tapi wajah itu terselip dengan senyuman dan kesedihan dimata orang-orang. Tapi berbeda dengan Eliza dan Jeni yang tahu kalau ada yang aneh dengan sikap dari Fayza.”Tuan muda saya menemukan sisa dari daun teh yang dicampur dengan teh. Itu di konsumsi oleh nyonya Eliza,”ucap Dokter.
“Apa yang kamu katakan dokter teh yang disajikan Mia menggandung daun ungu. Tapi kenapa bisa?,”ucap Calsida yang terkejut dengan apa yang dia dengar.
Charlie melihat ke arah Eliza dengan tatapan tidak percaya.”Apa itu benar dokter. Kalau begitu apa kamu bisa memeriksa kondisi tubuh Eliza sekarang untuk memastikannya,”kata Charlie yang masih ragu kalau orang yang Mia ingin bunuh adalah Eliza.
Dokter segera memeriksa jantung dan denyut nadi dari Eliza. Tampak wajah pucat dari dokter terlihat. Charlie yang menuggu menatap ke arah dokter yang melihat ke arahnya. Hanya dengan satu anggukan kepala Charlie merasa syok.
“Apa bisa disembuhkan?,”ucap Charlie datang mendekat ke arah Eliza. Eliza yang melihat wajah tidak biasa dari Charlie merasa bingung.
“Ada apa suamiku?,”ucap Calsida.
“Tidak ada aku yang harusnya minta maaf karena tidak bisa menjaga kamu dengan baik. Sebaiknya kamu mulai beristirahat mulai sekarang. Pulihkan tubuh kamu jangan sampai kamu kelelahan,”ucap Charlie yang penuh keperdulian.
Tapi dimata Eliza kalau sikap Charlie yang berubah merasa ada hal yang akan sebentar lagi terungkap. Tapi Fayza yang merasa rencana dia gagal mengubah strateginya. Dia mendekat dan duduk disamping Eliza dengan lembut dan penuh perhatian dia berkata,”Kamu tenang saja pasti dokter akan menemukan obat untuk kamu Eliza.”
“Sebenarnya kenapa kalian berdua. Apa kamu yang menjadi target dari Mia,”ucap Calsida menebak. Tapi sikap semua orang hanya diam saja. Eliza yang tidak mendapatkan jawaban itu hanya bisa meneteskan air mata sambil berkata,”Kenapa Mia melakukan semua ini. Aku tidak melakukan kesalahan kenapa dia ingin membunuhku. Suamiku kamu harus membuat Mia menyesal karena perbuatan dia. Tidak jangan pasti ada seseorang di belakang dia yang ingin aku mati. Kamu harus mencari siapa orang itu biar aku tetap bisa aman di sini. Kamu harus menolongku.”
Wajah Eliza yang berubah dengan penuh rasa kesedihan dengan penuh emosi serta ketakutan akan bahaya yang datang. Itu membuat Charlie memeluk Eliza untuk menenangkan dia. Fayza yang melihat Charlie penuh perhatian dengan Eliza merasa tidak terima.
Saat kedua mata itu saling bertemu Charlie tidak bisa berkata kepada Fayza. Karena sekarang yang utama adalah Eliza adalah nyonya di kediaman duke dan istrinya. Sementara Fayza hanya kekasih masa kecilnya yang belum sah masuk ke dalam kediaman duke. Jadi Charlie haru menyembunyikan perasaan bersalahnya kepada Fayza.
Fayza tahu posisi Charlie hanya bisa mengalah hingga Eliza merasakan ada hal yang bagus akan terjadi. “Kamu tenang saja aku akan mencari siapa dalang itu untuk kamu,”ucap Charlie dengan wajah serius. Eliza hanya mengangguk hingga semua orang telah pergi.
“Nezo Jeni apa kata bisa bicara dulu sebelum kalian pergi,”ucap Calsida yang merasakan ada hal buruk kedua untuk menghilangkan bukti.
“Ada apa nyonya?,”ucap Nezo.
“Aku tahu kamu masih belum percaya dengan diriku. Tapi kali ini saja bantu aku ya Nezo,”ucap Calsida. Nezo yang menatap dengan wajah serius berkata,”Apa yang bisa saya bantu nyonya?.”
“Aku ingin kamu mematai ruang penjara dimana Mia dikurung. Mungkin saja nanti akan ada seseorang yang ingin membunuh Mia. Tapi kamu jangan laporkan kepada tuan muda apa yang kamu lihat. Kamu hanya perlu sampaikan kepadaku saja. Apa bisa?,”ucap Calsida yang tampak berbeda dengan analisis yang sangat cermat.
“Baik saya akan pergi ke penjara bawah tanah untuk melihat apa ada orang yang ingin membunuh Mia atau tidak. Tapi nyonya bagaimana anda bisa menebak kalau ada seserang membunuh Mia.Apa nyonya sudah tahu dalangnya?,”ucap Nezo.
“Aku tidak tahu hanya berjaga-jaga saja tidak masalah bukan,”ucap Calsida dengan wajah tersenyum. Nezo mengangguk dan segera pergi ke tempat lokasi. Jeni yang melihat ke arah Eliza dengan ragu berkata,”Nyonya aku rasa sahabat anda itu memiliki niat tidak baik.”
“Jeni apa maksud kamu Fayza tidak baik. Aku masih belum mengerti?,”ucap Calsida yang tampak bingung.
“Tadi saat Mia mencari kalung Biru di kamar nyonya dia tampak gelisah saat tidak menemukannya. Sehingga dia melihat ke arah nona Fayza. Nona Fayza juga menatap ke arah Mia. Tapi wajah nonya Fayza itu tampak aneh seperti menyembunyikan sesuatu. Jadi aku menduga kalau dalang pembunuhan ini adalah nona Fayza,”kata Jeni terus terang.
“Tapi kita masih belum memilik bukti yang jelas bukan Jeni. Jadi rahasiakan apa yang kamu lihat dan dengar itu untuk sementara bagaimana?,”ucap Calsida.
“Nyonya percaya dengan perkataan saya,”ucap Jeni yang tidak percaya kalau apa yang dia katakan membuat Eliza percaya.
“Tentu saja aku percaya kepada kamu. Karena kamu yang perhatian dan selalu menjaga aku di saat aku sakit bukan. Jadi tolong untuk ke depannya ya Jeni. Aku berharap kamu bisa selalu disisiku dengan baik,”ucap Calsida yang tersenyum. Jeni mendengar itu merasa senang dan terharu.
“Nyonya tenang saja aku akan menjaga anda dengan baik. Aku tidak akan terhasut oleh siapapun yang menyakiti anda,”kata Jeni dengan penuh semangat yang membara.
Eliza melihat itu hanya bisa tersenyum dengan sikap Jeni yang bersemangat. Di tempat lain setelah Charlie dan Fayza keluar bersama dengan pelayan. Keduanya pergi ke ruang kerja Charlie.”Apa kamu marah dengankua Fayza?,”ucap Charlie yang melihat wajah cemberut dari Fayza.
“Aku tidak marah kok. Itu memang pantas kalau kamu menenangkan Eliza diakan istri kamu,”ucap Fayza dengan wajah cemberut dan sedih. Charlie datang mendekat dan memegang tangan Fayza dengan penuh kasih sayang.
“Kamu tenang saja yang ada dihatiku hanya ada kamu saja kok, tidak ada yang lain. Jadi kamu jangan marah ya,”ucap Charlie yang membujuk. Fayza menatap ke arah Charlie dan segera memeluknya. Di dekapan Charlie. Fayza berkata,”Jadi apa yang ingin kamu lakukan dengan Mia Charlie setelah ini?.”
“Mia tentu saja aku akan mengintrogasinya untuk mencari dalangnya bukan setelah itu aku akan memejat dia karena tindakan pembunuhan ini,”kata Charlie. Tapi apa yang akan dilakukan oleh Fayza setelah ini. Jika rencana dia gagal akankan identitas dia terbongkar?.