5 anggota geng pembuli baru saja lulus SMP dan kini mereka berulah lagi di SMK!
Novel ini merupakan serial pertama dari "5th Avenue Brotherhood". 5th Avenue Brotherhood atau yang sering dikenal dengan FAB adalah geng motor yang terdiri dari 5 orang remaja dengan latar belakang yang berbeda-beda.
Jesika. Seorang gadis yang merupakan anak kandung dari kepala sekolah dan adik dari pendiri FAB itu sendiri. Sayangnya, Jesika tidak suka berteman sehingga tidak ada yang mengetahui latar belakang gadis ini, sampai-sampai para member FAB menjadikannya target bulian di sekolah.
Gimana keseruan ceritanya? Silakan baca sampai bab terakhir 🙆🏻♀️ Yang setuju buat bikin sekuel atau lanjut vote di grup chat author ya 🙏 masih berlaku untuk hadiah saldo Dana untuk gift terbanyak bulanan. bisa gift lewat iklan juga ya 🥰 maksimal 10 iklan/hari = 100 dukungan. Hadiah akan diberikan pada dukungan terbanyak dalam setiap bulan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BellaBiyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
14. Setelahnya
"Permisi!" Suara seorang pria mengalihkan fokus mereka semua. "Jesikaaa!" panggilnya.
"Gue ke depan dulu, lo jagain Jesika, Leh," ucap Rian dan meninggalkan mereka berdua.
Jesika menghindar dari Toleh dan berdiam diri, begitu juga sebaliknya. Namun entah apa yang merasuki jiwa Toleh kali ini. Ia yang lebih dulu melangkah dan membuat Jesika berhambur dalam pelukannya.
"Kalo mau nangis, nangis aja," bisiknya.
"Gue nggak mau nangis lagi. Gue capek," bantah Jesika.
Toleh mulai merasa bingung. Pasalnya, ia ingin terlihat lebih peduli pada gadis yang sedang sedih tersebut, namun ternyata Jesika memang sulit ditebak.
"Ngapain lo meluk gue? Gue udah lega kok!" ucap Jesika lagi.
"Lunasin hutang lo," ucap Toleh beralibi. Padahal, memang rasa ingin memeluk Jesika sudah bergejolak sedari ia meninggalkan rumah.
"Gue nggak mau berurusan sama temen-temen lo lagi," ucap Jesika.
"Gue juga nggak mau berurusan sama temen-temen gue lagi," balas Toleh.
"Lepasin! Ntar diliat Bang Rian!" tegas Jesika.
"Abang lo di sini dari tadi," ucap Toleh membuat Jesika menoleh ke belakangnya.
Rian dan Zaki berdiri tepat di depan pintu kamar tersebut.
"Bener dugaan gue. Lo pacaran sama Jesika kan?" tanya Zaki.
Toleh tak memberikan jawaban apapun.
"Gue juga nggak suka sama temen lo yang satu ini!" tegas Jesika.
Dahi Zaki mengernyit. Rian menoleh pada juniornya tersebut.
"Lo maunya gue apain dia?" tanya Toleh.
"Jambak rambutnya," jawab Jesika.
Toleh melepas pelukan dan menghampiri Zaki.
"Aaaaarghhhhh!!" teriak Zaki memegangi kepalanya. Satu jambakan hampir membuat kepala pria itu tercabut.
Jesika tertawa melihat kejadian tersebut.
"Anjir! Salah gue apa?!" pekik Zaki.
"Karena lo temenan sama Wandra!" balas Jesika.
"Gue emang temenan sama dia, Jes. Tapi gue juga nggak suka sama kelakuan dia yang kemaren! Makanya gue ke sini buat jengukin lo. Malah kepala gue dijambak." Zaki mengeluarkan ponselnya. "Gue viralin juga nih!" omelnya.
"Intinya lo temenan sama Wandra."
"Lah, Toleh juga temen Wandra!"
***
Pagi ini para member 5th Avenue Brotherhood berjalan mengelilingi Jesika di hari pertama sekolah setelah beberapa hari trauma bulian online di grup kelasnya. Semua murid yang melihat mereka malah tertuju pada Wandra dan mencibir sembari berbisik.
"Kalo ada yang gangguin lo, bilang aja sama kita. Walaupun sebenarnya ini bikin hancur reputasi kita karena jagain Mbels, tapi cuma ini satu-satunya cara supaya Bang Rian nggak bubarin FAB." Haris berjalan di samping Jesika.
"Makasih," bisik Jesika pelan dan Haris membalas dengan senyuman tipis.
Di lapangan sekolah saat apel pagi, kepala sekolah berdiri di atas podium permanen sembari memegang sebuah mikrofon.
"Kepada semua murid dimohon untuk tidak lagi membahas video Jesika Vi yang beredar di antara kalian semua. Karena video itu murni kesalahan Wandra Saputra yang berniat bercanda, meski kita semua sudah ketahui bahwa video itu sangat tidak pantas dilakukan dan disebar oleh maupun kepada remaja seusia kalian. Saya sudah memperhatikan tingkah laku dan catatan siswa-siswi yang namanya berada di dalam buku hitam Guru BP/BK. Dalam satu semester ini saja, sudah ada lebih dari 10 siswa yang melakukan hal tidak pantas di sekolah, seperti merokok, pembulian, pemalakan, bolos dan pelecehan baik secara verbal maupun fisik terhadap siswi-siswi kita di sini. Sangat disayangkan, salah satu kenakalan tersebut dilakukan oleh siswa terpintar di sekolah. Siswa yang sangat berprestasi."
Jesika berdiam diri di barisan paling depan, menatap ayahnya yang seolah-olah peduli tentang apa yang terjadi padanya. Beberapa orang siswa-siswi melirik Wandra.
"Sebab kejadian ini, saya selaku Kepala Sekolah akan meminta kepada beberapa instansi terkait untuk melakukan penyuluhan dan sosialisasi di sekolah. Juga sebagai pembelajaran bagi kita semua bahwa hal-hal vulgar itu bukan hanya tentang telanj*ng saja, ada begitu banyak hal-hal yang tabu untuk dilakukan anak remaja. Lebih jelasnya akan kalian pelajari dalam penyuluhan nanti, terima kasih."
"Lo mau masuk grup kelas lagi nggak, Jes?" tanya ketua kelas mereka.
"Nggak. Kalo ada hal penting, chat personal aja," jawab Jesika yang masih dalam posisi istirahat di tempat.