NovelToon NovelToon
Duda Pilihan Orang Tua

Duda Pilihan Orang Tua

Status: tamat
Genre:Tamat / Duda / CEO / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Romansa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:60.2k
Nilai: 5
Nama Author: my_el

Lavina tidak pernah menyangka akan dijodohkan dengan seorang duda oleh orang tuanya. Dalam pikiran Lavina, menjadi duda berarti laki-laki tersebut memiliki sikap yang buruk, sebab tidak bisa mempertahankan pernikahannya.

Karena hal itu dia menjadi sanksi setiap saat berinteraksi dengan si duda—Abyan. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu Lavina mulai luluh oleh sikap Abyan yang sama sekali tidak seperti bayangannya. Kelembutan, Kedewasaan Abyan mampu membuat Lavina jatuh hati.

Di saat hubungannya mulai membaik dengan menanti kehadiran sosok buah hati. Satu masalah muncul yang membuat Lavina memutuskan untuk pergi dari Abyan. Masalah yang membuat Lavina kecewa telah percaya akan sosok Abyan—duda pilihan orang tuanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon my_el, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Duda 14

Lavina sontak mendengkus begitu keluar dari kamarnya dan mendapati sosok Damar yang menampilkan wajah tak bersalahnya telah mengganggu paginya. Kalau dia tidak ingat, bahwa laki-laki itu adalah karyawan sang suami yang memang diperintahkan langsung oleh Abyan untuk mengantarkan berkas penting. Sudah dipastikan dia akan menyiram laki-laki itu.

Tak mau membuat suasana hatinya makin kesal. Lavina melengos dan melangkah pergi ke arah dapur. Tak lagi memedulikan laki-laki sialan itu. Tanpa menyadari, bahwa tadi sempat tertegun melihat Lavina.

Bukan karena Lavina memakai pakaian terbuka atau berdandan berlebihan. Namun, Damar cukup terkejut dengan tanda merah yang dibiarkan terlihat begitu saja di leher wanita itu. Walaupun itu sebuah hal yang wajar, mengingat wanita itu telah memiliki suami, tetap saja dia tak menyangka Lavina akan memamerkannya begitu saja padanya.

“Maaf, Mar. Kamu jadi harus menunggu lama.” Suara Abyan berhasil menyentak Damar dari renungannya.

“Ah iya, tidak masalah, Pak,” jawab Damar sekenanya. “Lalu, ini berkas yang mau disampaikan ke divisi marketing, Pak?” tanyanya melihat dua berkas yang berbeda dari yang dia bawa sebelumnya.

“Iya, ini kamu berikan ke divisi marketing. Dan ini berikan ke Pak Heru manajer keuangan. Karena saya masih belum bisa masuk minggu ini.” Abyan memberikan berkas itu untuk dibawa sang bawahan.

Damar mengangguk mengerti. “Baik, Pak. Kalau begitu saya pamit dulu,” ujarnya.

Tentu saja Abyan langsung mengiyakan, tanpa perlu repot berbasa-basi lebih lama lagi. Sebab dia yakin saat ini istrinya itu tengah sibuk menyumpah serapahi sang mantan. Terlebih, kedatangan sang mantan bertepatan dengan agenda panas mereka, yang mau tidak mau harus dihentikan.

Sesaat setelah Damar pergi, Abyan dikejutkan oleh tangan yang tiba-tiba melingkar di perutnya. Siapa lagi pelakunya kalau bukan istri kecilnya itu.

“Sarapan dulu, Lav. Sudah jam sembilan, kasihan perut kamu belum terisi amunisi apa pun,” ucap Abyan, sembari mengelus lembut punggung tangan Lavina.

Sontak saja, Lavina berdecak. “Salahin karyawan kamu, tuh, yang tiba-tiba dateng gak tau waktu,” kesalnya sembari menghentak-hentakkan kakinya.

Abyan pun tidak bisa untuk tidak terkekeh geli dengan tingkah sang istri. Kemudian, dia berbalik guna melihat ekspresi Lavina lebih jelas. Kedua tangannya menangkup wajah sang istri dan dia bubuhkan kecupan-kecupan ringan di kedua pipi Lavina. Berharap hal itu bisa menenangkan kekesalan istri kecilnya.

“Maaf, ya. Lain kali saya tidak akan menyuruh karyawan saya datang pagi-pagi,” ucap Abyan dengan sabar.

Kalau sudah begini, bagaimana mungkin Lavina kesal lama-lama. Jelas saja hati yang sudah terjerat si mantan duda itu lemah dan akhirnya mengangguk, menurut.

“Baiklah. Dan bisa Mas ganti panggilan saya-saya itu. Aku ngerasa ngobrol sama atasanku jadinya,” protes wanita itu lagi.

Abyan seketika tergelak. “Lalu saya harus bagaimana?” tanyanya sengaja pura-pura tidak tahu.

“Pakek aku-kamu atau Mas gitu. Ayo coba!” pinta Lavina mendadak antusias.

“Kita sarapan dulu, ya, Lav. Mas sudah laper,” ucap Abyan dengan sangat lembut, yang tentunya berhasil menimbulkan semburat merah di pipi sang istri. “Lucu sekali istrinya mas, pipinya merah gini,” imbuhnya lagi, tanpa bisa menghentikan tangannya yang sudah mengusap-usap pelan pipi Lavina yang makin memerah.

“Sial! Mas Aby bener-bener bikin gue terjerat sama pesonanya,” batin Lavina memekik kegirangan.

****

Hubungan sepasang suami istri itu kian lama kian membaik. Sudah tak ada jarak lagi di antara keduanya, bahkan mereka sudah tidak malu ataupun canggung memperlihatkan kemesraan di tempat umum. Saling memberikan afeksi sederhana, melalui genggaman tangan, rengkuhan pinggang, ataupun kecupan singkat.

Jelas hal itu menjadi kabar baik bagi kedua keluarga besar. Terhitung sudah dua bulan sejak mereka bulan madu, tetapi perasaan menggelora belum surut dalam diri mereka. Seperti halnya pagi ini. Mereka kembali terbangun dalam keadaan tanpa sehelai benang akibat pergulatan panas semalam.

Namun, hari ini berbeda dari sebelumnya. Kalau biasanya Abyan akan terbangun karena mendapat tatapan serius dari sang istri yang memperhatikannya saat tidur. Pagi ini Abyan harus terjaga sebab suara sang istri yang tengah muntah-muntah.

“Lav, are you oke?” Abyan memijat tengkuk istrinya panik. Tak lagi memikirkan rasa pusing yang mendera akibat terbangun mendadak.

“Kayaknya masuk angin, deh, Mas. Seminggu ini aku, kan, lembur terus,” jawab Lavina begitu selesai memuntahkan cairan di perutnya.

Dengan telaten Abyan membersihkan wajah Lavina menggunakan handuk yang sebelumnya sudah dia basahi lebih dulu. Sangat penuh kehati-hatian, khawatir akan melukai wajah sang istri.

“Libur dulu, ya. Kamu butuh istirahat, Sayang,” ucap Abyan harap-harap cemas. Takut istrinya itu menolak keras.

Akan tetapi, siapa yang menyangka istrinya itu justru langsung mendekapnya. Membuat Abyan mau tidak mau membalas pelukan sang istri, memberikan rasa nyaman untuk istrinya yang sudah lemas, tak bertenaga.

“Mau, ya, Lav. Mas gak mau kamu sampek sakit. Ya, meskipun sekarang kamu udah sakit," bujuk Abyan lagi masih dengan suara lembutnya. Yang tak lama setelahnya Lavina pun mengangguk, menciptakan helaan napas lega dari Abyan.

“Tapi, Mas jangan pergi, ya. Aku mau peluk kayak gini seharian,” rengek Lavina manja, yang tentunya diiyakan dengan senang hati oleh Abyan.

Sudah terhitung tiga hari lamanya, Lavina jatuh sakit dan wanita itu selalu muntah-muntah setiap pagi. Awalnya, Abyan menurut untuk tidak membawa Lavina ke dokter, sebab permintaan sang istri. Kedua keluarga besar juga tidak tahu menahu. Pikirnya, Lavina hanya sakit biasa dan akan segera sembuh.

Namun tidak dengan sekarang. Sebab Lavina makin lemas dan masih saja muntah-muntah. Padahal sudah tak ada lagi yang keluar dari mulut wanita itu.

“Kita ke rumah sakit sekarang. Dengan atau tanpa persetujuan kamu,” putus mutlak Abyan yang sudah sangat khawatir dengan keadaan istrinya.

Kepala Lavina mendongak untuk menatap sang suami. Wajahnya pucat, tenaganya sudah berkurang, tatapannya sayu. “Aku gak mau. Bau rumah sak—“

Belum sempat Lavina menyelesaikan perkataannya, wanita itu jatuh pingsan. Abyan sontak panik. “Lavina!”

Dalam keadaan kalut Abyan mondar-mandir di luar ruang UGD menunggu hasil pemeriksaan dokter akan kondisi sang istri. Tak berselang lama, orang tua serta mertuanya datang dengan keadaan yang kalah khawatirnya.

“Bagaimana keadaan Lavina, Aby,” tanya Arumi lebih dulu, yang tampak cemas dengan wajah sembab.

“Lavina masih diperiksa, Ma,” jawab Abyan melemah.

Tepukan pelan, dirasakan Abyan sebagai sebuah dukungan dari sang ayah untuk bisa tetap teguh dan tenang dalam menunggu kabar dari dokter.

“Bagaimana bisa Lavina sampai pingsan, Abang? Apa memang sebelumnya sedang sakit?” Kini, giliran Ira bertanya, guna memastikan praduganya.

Abyan mengangguk pelan. “Iya, Ma. Sudah tiga hari, dan sama sekali gak mau dibawa ke dokter. Tadi pagi Abang mau maksa lagi, tapi Lavina lebih dulu pingsan,” jelasnya lirih. “Maaf, karena Abang lalai dalam menjaga Lavina,” tambahnya lagi merasa bersalah.

“Bukan salah kamu, Aby. Putri saya memang keras kepala sekali buat pergi ke dokter saat sakit,” lontar Farhan untuk menenangkan menantunya yang sudah tampak berantakan.

Abyan mengangguk pelan, tetapi perasaan bersalah serta kekhawatirannya masih belum juga bisa mereda. Sampai suara pintu yang terbuka mengalihkan atensi mereka. Sontak mereka mendekat saat melihat dokter yang memeriksa Lavina lah yang keluar.

“Bagaimana kondisi istri saya, Dok.” Abyan tak lagi bisa sabar.

Dokter itu tersenyum ramah, menanggapi raut khawatir di wajah Abyan. “Untuk saat ini istri Anda perlu istirahat dan tambahan cairan melalui infus. Selebihnya keadaan istri Anda baik-baik saja. Hanya saja untuk delapan bulan ke depan asupan makanannya perlu terjaga dan jangan sampai kelelahan,” jelas dokter itu.

Kedua orang tua yang hadir tampak terkejut, yang kemudian bersyukur bersamaan. Sangat berbeda dengan Abyan yang masih tampak bingung. Pikirannya kosong, masih mencoba mencerna apa yang dikatakan dokter.

“Istri saya kena penyakit lambung, ya, Dok?” tanya Abyan bodoh yang seketika membuat gelak tawa tercipta dan Abyan semakin bingung.

“Istri Anda tengah hamil dua bulan, Pak. Selamat, ya, Pak.” Pernyataan sang dokter itu sukses membuat Abyan tertegun dan tak lama kemudian, pria itu jatuh tak sadarkan diri.

“Abyan!”

1
Yuliasih
smoga seru ya
Reni Anjarwani
keren
Vajar Tri
lho serius ini tamat Thor 😁😁😁 bons chap ada gak 🤭🤭🤭🤭🤭
Reni Anjarwani
doubel up thor
Vajar Tri
aduh kalu sifat dewasa lav keluar bikin babang Aby tambah klepek klepek 🤭🤭🤭uuuh benarkah ada adik bayi otw 🤩🤩🤩
Vajar Tri
buahahahhahaha kalau nyonyah sudah berbicara maka mas Aby akan menurut ..... pintar nya ele ele 🤣🤣🤣🤣 kanjeng ratu tiada tandingan 🤭🤭🤭
Vajar Tri
mauuuuu banget Thor di tunggu up sama ya Ter Ter Ter baru 🤭🤭🤭🤭🤩🤩🤩🤩🤩semangatttt
Vajar Tri
selamat akhir pekan juga Thor 🥳🥳🥳 jangan lupa up nya di tambahin 🤭🤭🤭
Vajar Tri
buahahahahahahah ke gep pak boz... niat Lavina dinginin hati Aby biar 🔥 nya mati kok kayaknya malah tambah gede ya .... 🤣🤣🤣🤣 resiko Bunya istri blaem blaem kece ..... mas Aby sini aku kipasin sama kipas sate baru aku siapa tahu adem 🤣🤣🤣🤣
Sarah Sarah
god
Reni Anjarwani
doubel up thor
Vajar Tri
Aby Meleng sedikit ajj istri nya udah ada yang nyamperin 🤣🤣🤣🤣 air air air siapin air buat Aby biar tenang 🤣🤣🤣 tapi siapa ya yang ngajak ngobrol 🤔🤔🤔
El: wkwkwk maklum istrinya selain cantik punya aura centil 🤣
total 1 replies
Reni Anjarwani
lanjut thor
El: nanti siang yaa 😉
total 1 replies
Azizah az
mau dong mas 🤭🤭
Azizah az: mau up yg banyak 😁😁
El: hei mau apa ini 😭
total 2 replies
Vajar Tri
adu...du..Du Abang meleleh karna tingkah adek 🤣🤣🤣
El: wkwkw abyan lemah sama bininya 🤣
total 1 replies
Vajar Tri
ancaman ny bang mantaf ....biar gak jadi mundur aidan 🤭🤭😁😁 mana lagi atuh Thor up nya 🤭🤭
Vajar Tri
semangat membara 🔥🔥🔥Thor 🥳🥳🥳 lanjut kuy💃💃💃
Vajar Tri
Thor kau gantungkan lagi bikin aku tambah penasaran 🥳🥳🥳
Reni Anjarwani
lanjut
El
nanti malem yaa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!