NovelToon NovelToon
Pengantin Untuk Calon RI 1

Pengantin Untuk Calon RI 1

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Murni / Romansa
Popularitas:13.2k
Nilai: 5
Nama Author: Sirchy_10

Seorang Duta Besar Republik Indonesia yang bertugas di Belanda, diperintahkan pulang oleh pimpinan Partai, untuk dicalonkan sebagai Presiden pada Pemilu 2023. Dialah Milano Arghani Baskara. Pria mapan berusia 35 tahun yang masih berstatus single. Guna mendongkrak elektabilitasnya dalam kampanye, Milano Arghani Baskara, atau yang lebih dikenal dengan nama Arghani Baskara, diminta untuk segera menikah. Tidak sedang menjalin hubungan dengan wanita manapun, Argha terpaksa menerima Perjodohan yang diatur oleh orang tuanya. Dialah Nathya Putri Adiwilaga. Wanita muda berumur 23 tahun. Begitu Energik, Mandiri dan juga Pekerja keras. Nathya yang saat ini Bekerja di sebuah Hotel, memiliki mimpi besar. Yaitu melanjutkan pendidikan S2 nya di Belanda.

Akankah cinta beda usia dan latar belakang ini bersemi?
Mampukah Nathya menaikkan elektabilitas suaminya dalam berkampanye??

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sirchy_10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 14

Bagaimana Mood Tuhan, ketika menciptakan seorang Nathya Putri Adiwilaga? Apakah Tengah tersenyum ceria sehingga memberikan berkat keelokan fisik dan kecerdasan isi kepala? Atau, tengah Bad mood sehingga memberikan Nathya sifat keras kepala dan berprinsip tinggi. Namun lemah pada godaan akan kenikmatan instan yang ditawarkan padanya.

Saat ini, Nathya sedang menjadi pribadi yang terombang- ambing tidak jelas dan tidak berarah. Gadis itu tidak mampu dengan tegas langsung menolak mengatakan "tidak" pada hal yang menggoyahkan prinsip tingginya. Nathya benar tidak bisa mengacuhkan hal besar, yang ditawarkan oleh mantan Duta Besar republik Indonesia itu, kepadanya dua hari yang lalu.

Laki- laki cemerlang itu betul- betul kurang ajar. Menekannya dengan dominasi pesona yang mampu menggetarkan kedua kaki Nathya. Nathya yang biasa pandai bersilat lidah, ketika menangani tamu yang kere, yang kurang ajar atau pun tamu yang membuat beban pekerjaannya menjadi bertambah, sekarang dibuat bungkam oleh Argha dengan tawaran yang mengiurkan.

Saat ini, Nathya duduk termenung di singgasananya dengan beban pikiran yang cukup berat. Tatapannya terlihat kosong menatap langit- langit lounge. Kantong matanya pun, tampak menggelap tidak tertutup sempurna oleh consealer dan cushion mahal, yang selalu bisa menutupi dosa- dosa dipermukaan wajahnya.

Beberapa hari belakangan ini, Nathya benar tidak mempunyai waktu untuk berdandan, untuk sekedar merias kelopak mata beloknya, ataupun memoles bibir tipis nan ranum itu. Karena otaknya sedang sibuk memikirkan Argha. Atau lebih tepatnya, memikirkan tawaran yang diberikan oleh mantan Dubes itu.

Kecantikan Nathya hari ini seakan musnah, bahkan lebih parah dari pagi sebelumnya. Pak Kadek yang biasanya suka melontarkan lelucon, ingin menjadikan Nathya istri kedua, kini tidak berani mengeluarkan sepatah dua kata pun. Nathya yang seperti ini, tentu pak Kadek tahu. Sedang berusaha mengendalikan semburan api neraka yang sudah terkumpul di pita suaranya. Bahkan rekan- rekannya yang lain tidak berani mendekat meminta tolong pada yang bersangkutan. Takut menjadi tumbal tak berdasar nantinya.

"Nath, mau kopi gak?" Tanya Manda staff GSE yang sebetulnya ingin mendiskusikan sesuatu dengan yang bersangkutan. Namun, dengan keadaan Nathya yang tidak biasa, Manda pun mengurungkan niatnya. Lalu mendekati Nathya dengan Kopi, bermaksud ingin menanyakan keadaan Nathya.

"Gak kak Man, makasih."

Nathya sedang tidak bernafsu membuang uang 50 ribunya, demi segelas kopi kekinian yang hanya didominasi oleh gula, susu dan sedikit espresso. Namun, wanita yang lebih tua dari Nathya 3 tahun itu yang suka menggebu- gebu jika sedang membicarakan idolanya, yang teramat baik dan pengertian, meletakkan segelas kopi dihadapan Nathya meski Nathya sudah mengatakan tidak.

"Enjoy ya! Cuma Americano. Miskin akhir bulan."

Setelah meletakkan kopi tersebut di meja Nathya, Manda pun berlalu tampa bisa bertanya. Kebaikan Manda ini suka kelewat Batas. Kadang Nathya merasa bersalah, sering mengacuhkan wanita ini jika sedang dalam mode petasan rentet, saat membicarakan Idolanya--- aktor tampan Babang ichang, atau personil BTS yang entah siapa namanya.

Pekerjaan yang seharusnya sudah rampung dari 1 jam yang lalu, hingga detik ini belum juga terselesaikan. Membuat rekan Nathya yang bernama Olive harus mengungsi ke Front Desk office untuk mencetak jadwal pesanan dinner package para tamu, saking tidak ingin terlibat dengan Nathya saat ini. Padahal biasanya, Olive selalu menumpang di meja Nathya untuk sekedar mencetak dokumen.

Anak itu benar terlihat kacau balau. Membuat pak Kadek, yang biasanya sangat pelit meng- ACC permintaan cuti Nathya ataupun staff Front desk yang lainnya, menawarkan Nathya untuk cuti saja beberapa hari agar Nathya bisa mengistirahatkan fisik mau pun pikirannya. Pak Kadek tentu tahu. Nathya hanyalah manusia biasa, yang kadang kala juga memiliki masalah pribadi yang bisa membuat mood nya hancur. Meski biasanya, Nathya tidak pernah tampak begini.

Keadaan Nathya yang seperti ini, sungguh mengganggu kinerja yang bersangkutan. Bahkan berdampak bagi staff yang lain, yang pekerjaannya saling berhubungan dengan Nathya. Daripada Departemen mereka di bantai habis- habisan oleh pak Salim saat meeting mingguan nanti, karena Nathya tidak memprioritaskan pekerjaan.

"Nath, Kayaknya kamu butuh cuti deh! Ambil aja cuti tahunan 1 minggu. Kali ini saya akan, approve."

Ucapan pak Kadek bagaikan angin sejuk di musim panas yang seharusnya membuat Nathya tersenyum ceria atau bahkan ingin memeluk bapak tua itu karena sudah memberi cuti tampa di ajukan. Namun, Nathya hanya menanggapi dengan datar. Lalu meminta tanda tangan atasannya tersebut, begitu mengajukan surat ke HRD. Setelah itu, berlalu tampa mengatakan apa- apa.

"Cepat pulih ya, Nath. Departemen kita butuh kamu," ucap pak Kadek, sebelum Nathya menghilang dari pandangannya. Namun wanita muda itu tidak menjawab. Atau bahkan tidak mendengar apa yang dikatakan pak Kadek. Karena isi kepalanya sedang bergelut dengan seseorang. Argha, Argha dan Argha.

Sepertinya Nathya butuh piknik. Dirinya benar butuh liburan, hiburan atau mungkin Party ke salah satu klub malam. Lalu menari di lantai dansa seraya meneguk Alkohol untuk sekedar membebaskan dirinya dari beban pikiran. Ide bagus. Nathya pun langsung menghubungi teman- teman sefrekuensinya saat kuliah dulu melalui pesan singkat. Setelah itu, ia pun berencana bersiap- siap. Mencari pakaian terbaik, terseksi, yang memperlihatkan kaki jenjangnya nan mulus.

Namun, hal itu langsung diurungkan Nathya kala melihat amplop diatas meja belajar. Amplop berwarna coklat, yang Argha berikan padanya beberapa hari yang lalu. Seketika putri sulung Adiwilaga itu terduduk lemas di lantai. Tiba- tiba hati nuraninya menolak untuk pergi ke club malam. Dengan berat hati Nathya membatalkan rencananya pergi happy- happy bersama teman- temannya, meski mendapatkan omelan.

Kini, Nathya merebahkan tubuhnya di atas kasur empuk seharga 10 juta yang dihadiahkan seorang tamu tua hidung belang pada dirinya yang penuh pesona. Memandangi langit- langit kamar meski cacing- cacing diperut sudah berdemo minta diberi makan.

Akhirnya, Nathya meraih amplop tersebut lalu membuka kembali kontrak perjanjian pernikahan 1 tahun yang Argha berikan padanya. Membacanya kembali dengan teliti dan seksama. Argha mungkin terlihat baik hati, memberikannya waktu untuk berpikir selama tiga hari. Namun untuk Nathya sendiri, tiga hari bukanlah waktu yang cukup untuk menentukan sebuah keputusan besar, yang akan mengubah statusnya dalam sekejap.

Akan tetapi Nathya mengerti. Laki- laki dominan itu tidak bisa menunggu terlalu lama untuk mendapatkan kepastian darinya. Sebab, Argha memiliki segudang agenda penting sebagai bakal calon presiden.

Nathya terkejut, hingga hampir terjungkal dari kursi yang menahan bobot tubuhnya saat itu di Restoran Eksklusif milik The Westen, kala bibir Argha menyebutkan berita tentang dirinya yang merupakan bakal capres dengan nomor urut 2. Yang akan di umumkan secara resmi, satu bulan dari sekarang. Yang ternyata hal mengenai pencalonan diri Argha, sudah diketahui oleh kedua orang tua Nathya. Entah tipuan apalagi yang akan Nathya dapatkan dari pasangan penuh kejutan yang memberi kehidupan baik untuknya hingga saat ini.

Bahkan besok merupakan hari dimana banner, baliho, spanduk dan juga iklan kampanye untuk Argha serta pasangan wakilnya akan mulai ditayangkan di publik. Termasuk media cetak dan elektronik.

Situasi ini lebih berat daripada yang Nathya kira. Nathya pikir Argha hanya membutuhkan pasangan untuk menunjang kebutuhan domestik atau sebagai penghilang rasa sepinya, ketika harus tinggal di luar negeri dan melanjutkan karir diplomatiknya.

Ternyata ada fakta besar dibalik terburu- burunya Argha melamar dan ingin menikahi dirinya. Awalnya Argha mengatakan bahwa tujuannya murni ingin mengenal dan belajar mencintai Nathya. Seolah- olah mereka tengah berada di situasi lagu mas Pasha dan teh Ocha yang berjudul Ku pinang kau dengan Bismillah. Namun ternyata itu semua karena, Kebutuhan citra politik dan elektabilitasnya.

"Saya sangat terkesan akan kemampuan kamu yang tetap tenang dalam situasi yang seperti ini, Thya," ucap Argha saat itu.

Hei, bapak mantan dubes yang mau nyapres. Itu bukanlah prestasi gemilang. Itu adalah skill dasar yang wajib dimiliki oleh setiap budak korporat di bagian Customer Service.

"Owh ya. Saya sudah melihat transkrip nilai kamu di kampus, serta keaktifan kamu dalam berorganisasi selama kuliah."

Wah, speechless bukan main Nathya mendengar ucapan Argha setelah itu. Apakah bapak mantan dubes yang baik hati, tidak sombong dan rendah hati ini, juga tau merk shower gel, minyak wangi hingga merk daleman yang Nathya gunakan? Juga obat yang harus Nathya konsumsi setiap bulan kala perutnya menjerit pilu akibat datang bulan?

Laki- laki dominan itu terlalu terobsesi akan mimpinya untuk memimpin Negeri ini. Nathya tahu, tujuannya mulia. Hanya saja manusia memiliki perasaan alami yang tidak pernah puas alias tamak.

Bukankah Nathya sangat menyedihkan? Ia tahu betul betapa kotornya politik yang menghalalkan segala cara untuk mencapai posisi tertinggi. Namun kini, ia harus terlibat dengan politik kotor tersebut.

Nathya benci mengakui fakta ketika membaca surat tawaran kontrak yang diberikan Argha saat itu. Lebih banyak keuntungannya daripada rugi. Kemudahan dan fasilitas yang Argha tawarkan luar biasa banyak. Bahkan Argha siap memberi Nathya kartu kredit unlimited dengan namanya sendiri. Which is, mampu membeli hasrat gilanya akan belanja yang selama ini harus ditahan karena kondisi finansial yang tidak mendukung.

Namun, Nathya tidak bisa langsung setuju. Semua itu di karenakan prinsip. Satu kata ini lagi- lagi membuat Nathya harus berpikir ulang untuk membubuhkan tanda tangannya di kontrak tersebut. Banyak hal yang harus Nathya pertimbangkan, terutama karena Argha berencana berkampanye sampai ke titik terdalam suatu daerah. Sanggupkah Nathya melakukan hal itu?

"Kamu tidak perlu memberikan pelayanan Domestik. Bukan kewajiban kamu untuk memuaskan kebutuhan biologis saya. Kalau kamu mau bercinta, itu bonus buat saya."

Wajah Nathya memerah seketika saat mengingat ucapan Argha lagi. Tidak bisa ia pungkiri, ia merasa malu dengan godaan yang menyebutkan kata bercinta. Kalimat pintar Argha yang demikian, memiliki arti yang nakal bagi Nathya. Meski hanya menikah kontrak, namun jika Nathya berhasrat, mereka bisa bercinta layaknya pasangan normal.

Lalu, bagaimana jika nanti dirinya sampai hamil?

Pikiran Nathya semakin kalut akan hal- hal yang belum terjadi. Memangnya pak mantan dubes yang terlahir dengan kulit putih seputih porselen itu, mau menyentuh Nathya yang berkulit Tan ini? pikir Nathya menebak.

Harus mau, lanjut Nathya. Dirinya cukup seksi dan exsotis jika mengenakan bikini. Kulit Nathya ini, sungguh idaman para bule- bule. Apabila nanti sampai terjadi peristiwa dimana Argha menolak dirinya, karena tubuh Nathya bukanlah type Argha, maka Nathya benar akan twerking dalam keadaan telanjang di hadapan laki; laki itu. Argha harus melihat bahwa dirinya beruntung menikahi Nathya yang memiliki payudarah montlok, pinggang ramping serta bokong indah yang padat dan berisi secara alami.

Oh Tuhan. Mengapa pikiran ku melalang buana seperti ini? Monolog Nathya dalam hati

"Kamu hanya perlu bersikap perhatian pada saya di hadapan publik. Di rumah, kamu bisa memilih tidur ingin sekamar dengan saya atau tidak. Segala kemudahan finansial akan kamu dapatkan, asalkan kamu melakukan tugas dengan baik, seolah kamu adalah istri yang mendukung saya kala saya melakukan pendekatan publik."

Mudah saja. Mereka hanyalah pasangan resmi diatas kertas yang wajib terlihat mesra di depan publik. Setelah pulang ke rumah, topeng kemesraan tersebut akan berakhir. Dan mereka akan kembali menjadi orang asing. Itu sih mudah, pikit Nathya.

Tapi tunggu dulu, rumah yang di maksud Argha ini rumah siapa? Rumah yang memang Argha sediakan untuk mereka tinggal bersama, atau rumah orang tuanya?

Setelah membaca isi kontrak tersebut, pikiran Nathya justru mengarah pada persetujuan daripada penolakan? Ia tidak bisa mengacuhkan keuntungan yang akan ia dapatkan jika bersedia menikah secara kontrak dengan Argha. Terlalu banyak, sampai- sampai Nathya merasa bahwa Argha sebenarnya sedang berdonasi pada dirinya.

Sebelum ini, Nathya menolak karena tidak ada benefit pasti, apabila menikah dengan Argha. Justru dirinya yang dirugikan. Harus mengubur impiannya untuk melanjutkan S2 di Belanda. Salah Argha sendiri, kenapa tidak memberitahu Nathya saat lamaran pertama, jika dirinya akan maju untuk Pilpres 2023. Jika tahu, pasti sudah dari sebelum ini .

Dan pada lamaran kedua ini. Argha menawarkan pernikahan kontrak dengan banyak keuntungan. Kontrak dengan dasar hukum yang jelas dan kuat. Jelas sekali Argha ingin mewujudkan impian Nathya.

Membayangkan kehidupannya yang akan mudah setelah menikah dengan Argha, membuat Nathya teringat akan hal yang diucapkan Argha saat itu.

"Setelah kampanye dan pemilu berakhir, kita akan bercerai. Kamu akan saya kuliahkan ke Belanda secara mandiri. Dan saya berjanji memberi kamu akses untuk memulai berkarier, dimana saja yang kamu mau."

Ok, ayo berpikir mudah. Anggap saja Nathya tengah bekerja disebuah perusahaan yang mewajibkan dirinya memiliki skill berakting.

"Hanya satu tahun, Thya. Setelah itu kamu bebas mengejar segala impianmu," gumam Nathya menyakinkan dirinya, setelah memikirkan, menimbang, hingga membayangkan sesuatu yang agaknya tidak akan pernah terjadi.

Nathya pun memohon Ampun lebih dulu pada Tuhan yang baik hati dan pada orang- orang yang akan ia tipu dikemudian hari. Maaf pada akhirnya, ia akan membuat kecewa semua orang. Si sulung Adiwiliga tersebut, sudah meyakinkan dirinya dan sudah mengambil keputusan. Demi obsesinya untuk kuliah ke Belanda. Dan untuk memulai karir diplomatnya, maka Nathya sudah memutuskan. Maka dari itu, Nathya cepat- cepat meraih ponselnya lalu mendial nomor telepon Argha.

Demi tercapainya mimpi dan obsesi, maka Nathya akan menggunakan cara yang sama dengan Argha.

"Halo, pak Argha? Pak, saya bersedia menikah dengan anda."

1
sarytaa
kmn lh novel ni, gk up lg kh?
sarytaa
mna nih thya, gak up² dr kmaren.
nunggu loh ini
sarytaa
dasar nenek lampir kau selena. udh tua mau bandingin sma yg muda. 👵

ayo thya, kekep truss. jngan ksih celah buat mantan alias sidugong.

smngat thor, up trus.... hehe
sehat sllu. 💖💖💖💖💖
Purnama Pasedu
keren arga
sarytaa
cpet bnget deh habis nya.
dri kmrin kutunggu up
Fauziah Rahma
nunggu titik klimaks nya
LV Edelweiss
🤣🤣🤣🤣 bengek lah
sarytaa
hshshahhaahahah, nat nat...... wkwkwkkw.
double dong thor!?
pling kutunggu upnya
Purnama Pasedu
nath,,,,keselek ludah gitu
Fauziah Rahma
😂😂
Ririn Susanti
nathaya... kenapa bawa2 kutang segala/Facepalm/
LV Edelweiss
astaga,, apa-apaan ini 😆🤣
sarytaa
seneng bnget dpt notip up novel ini. cuma crita kk ini yg kutunggu upnya di NT skrang.

smoga kk othornya khilap up lg. hehehhe.
smngat kaka
sehat selalu 😍😍😍😍😍😍😍😍
LV Edelweiss: mampir di novel ku juga kk... 😁
total 1 replies
Purnama Pasedu
thaya nggak mau arga ingat selena
Fauziah Rahma
semoga ada peningkatan hubungan argha sama nathya
sarytaa
lgi..... lanjutkan.....
hehehe up
Purnama Pasedu
cuek aj thya
sarytaa
smngat up thor.
sarytaa
thya kamu kemna? kok engk up sih, dr kemaren loh blm ad up. kutnggu² nih.
Purnama Pasedu
Milan bohong y
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!