"Kak, ayo menikah?" Vivi yang masih memakai seragam putih merah itu tiba-tiba mengajak Reynan menikah. Reynan yang sudah SMA itu hanya tersenyum dan menganggapnya bercanda.
Tapi setelah hari itu, Reynan sibuk kuliah di luar negri hingga S2, membuatnya tidak pernah bertemu lagi dengan Vivi.
Hingga 10 tahun telah berlalu, Vivi masih saja mengejar Reynan, bahkan dia rela menjadi sekretaris di perusahaan Reynan. Akankah dia bisa menaklukkan hati Reynan di saat Reynan sudah memiliki calon istri?
~~~
"Suatu saat nanti, kamu pasti akan merindukan masa kecil kamu, saat kamu terluka karena cinta..."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puput, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 4
"Mas Rey, kenapa menerima sekretaris yang masih bocah begitu?" kata Lena ketika mereka dalam perjalanan menuju butik.
"Dia sahabatnya Raina. Sudah lulus S1 dengan nilai terbaik di kampusnya, pasti kinerjanya juga bagus." Beberapa saat kemudian, Reynan menghentikan mobilnya di depan sebuah butik. Mereka berdua turun dari mobil dan segera masuk ke dalam butik itu.
Pemilik butik itu menyambut kedatangan mereka dengan ramah. Dia menunjukkan gaun pengantin yang sudah jadi dan terpajang di patung. "Bagaimana, apa masih ada yang kurang?"
Lena melihat gaun pengantin yang berwarna putih itu secara mendetail. Terlihat sangat mewah dengan hiasan manik di gaun yang mekar itu. "Sudah sempurna. Boleh saya mencobanya?"
"Tentu saja."
Karyawan pemilik butik itu melepas gaun dari patung lalu membawanya ke ruang ganti bersama Lena.
Reynan sudah tidak sabar melihat Lena memakai gaun itu. Pasti dia sangat cantik.
Beberapa saat kemudian, Lena keluar dari ruang ganti. Dia tersenyum menatap Reynan. "Bagaimana, Mas?"
Reynan masih saja tersenyum lalu dia mendekati Lena. "Cantik dan sempurna. Aku sudah tidak sabar menikahi kamu."
Mendengar pujian itu, pipi Lena bersemu merah. Dia juga tidak sabar ingin menghabiskan sisa hidupnya bersama Reynan.
"Sudah nyaman? Tidak ada yang perlu diperbaiki lagi?" tanya pemilik butik itu.
Lena menggelengkan kepalanya. "Tidak. Ini sudah sangat pas."
"Pak Rey, tidak mau mencoba setelan jasnya juga?"
"Tidak perlu. Pasti sudah cocok karena saya sudah langganan di sini." Reynan masih saja menatap wajah Lena. Dia menyelipkan rambut di telinga Lena. "Sebentar lagi kita mau kemana? Aku ada waktu sampai jam 12."
"Kita makan saja, lalu antar aku pulang."
"Oke."
Kemudian Lena masuk ke dalam ruang ganti untuk melepas lagi gaunnya.
"Mau dibawa sekarang, Pak?"
"Iya, sekarang saja. Sisa pembayaran sudah saya transfer," kata Reynan yang kini duduk di sofa sambil menatap layar ponselnya.
"Terima kasih, Pak Rey. Anda memang pelanggan yang terbaik."
Beberapa saat kemudian, Lena keluar dari ruang ganti dan duduk di sebelah Reynan. Dia menatap layar ponsel Reynan yang sedang berbalas pesan dengan rekan kerjanya.
"Pak Remon minta jam meetingnya dimajukan. Lalu bagaimana?"
"Ya sudah, tidak apa-apa. Langsung antar aku pulang saja," kata Lena.
"Tidak apa-apa?"
"Iya, tidak apa-apa."
Setelah barang mereka dikemas dengan rapi dan dimasukkan mobil, Reynan dan Lena keluar dari butik itu.
"Lena."
Langkah Reynan dan Lena berhenti saat melihat seseorang yang sangat tidak ingin mereka temui untuk saat ini. Arga adalah seseorang di masa lalu Lena yang sampai sekarang masih belum bisa menerima jika Reynan dan Lena bersatu.
Reynan menarik lengan Lena agar berdiri di belakangnya. "Mau apa kamu? Hutang keluarga Lena sudah lunas. Jangan pernah kamu mengganggu Lena lagi."
Arga hanya tersenyum miring. "Selama aku masih ada di dunia ini, kalian tidak akan bisa bersatu." Kemudian dia pergi meninggalkan mereka berdua.
Arga memang tergila-gila dengan Lena. Dulu dia menggunakan cara kotor untuk mendapatkan Lena dengan menggertak keluarga Lena yang mempunyai hutang padanya, tapi Reynan justru menolong Lena dan merusak semua rencananya. Sampai sekarang dia tidak terima kalau Lena akan menikah dengan Reynan.
"Lena, kalau Arga memaksa kamu lagi, bilang sama aku," kata Reynan.
"Iya, Mas."
Kemudian mereka berdua masuk ke dalam mobil. Reynan mengantar Lena ke rumahnya terlebih dahulu baru kembali ke kantor untuk mengambil berkasnya.
Setelah sampai di depan rumah Lena, Reynan ikut turun dan masuk ke dalam rumah Lena untuk mengambil undangan yang akan dia bagikan.
"Nanti biar aku suruh Farid saja yang mengantar undangan ini," kata Reynan sambil membawa setumpuk undangan itu lalu memasukkan ke dalam mobil.
"Mas Rey, hati-hati ya," kata Lena. Dia masih menunggu Reynan yang sekarang sedang menatap layar ponselnya dengan serius. "Kenapa, Mas?"
"Pak Remon sudah ada di tempat meeting." Kemudian Reynan menghubungi Farid agar mengantar jas dan juga dokumennya. Sampai beberapa kali panggilan Farid tak juga mengangkatnya. Terpaksa dia menghubungi nomor kantor dan sekarang terdengar suara Vivi yang mengangkatnya.
"Hallo Vi, Farid dimana?"
"Kak Farid menemani Pak Riki yang sedang berkunjung."
"Ya sudah, kamu saja yang mengantar jas dan juga dokumen."
"Dokumen yang mana, Pak?"
"Dokumen yang ditunjukkan Farid tadi. Sudah kamu print kan?"
"Iya, Pak. Sudah saya siapkan."
"Hubungi saya lewat WA, saya sharelok tempatnya."
"Baik, Pak."
Kemudian Reynan mematikan panggilannya. Dia menunggu beberapa saat sampai Vivi mengirim pesan padanya. Setelah pesan Vivi masuk, dia mengirim alamat dan titik lokasi tempat meeting itu.
"Aku berangkat dulu ya." Reynan mengusap puncak kepala Lena sebelum masuk ke dalam mobil.
"Hati-hati ya, Kak."
"Iya." Reynan menutup pintu mobilnya dan memasang sabuk pengamannya. Dia segera melajukan mobilnya menuju tempat meeting. Kebetulan sekali, jalanan yang dia lalui cukup sepi hingga dia menambah kecepatan laju mobilnya.
Saat berada di jalan menurun, Reynan tidak bisa mengurangi kecepatan laju mobilnya. "Kenapa remnya blong?" Reynan berusaha menginjak rem mobilnya sambil memutar stirnya agar mobilnya tidak menabrak pengendara lain di depannya.
Laju mobilnya semakin tidak terkendali, saat dia berpapasan dengan sebuah truk, Reynan membanting stir ke kiri hingga dia menabrak beton pembatas jalan dengan keras dan membuat mobilnya terguling.
Reynan terjepit di antara jok dan stirnya. Dia berusaha meraih gaun pernikahannya yang berada di jok belakang. Tapi pandangannya semakin kabur lalu semua menjadi gelap.
💞💞💞
Like dan komen ya...
bersyukur dpt suami yg bucin
slah htor