Di sebuah desa bagian timur kabupaten Jember yang mulai terjamah zaman modern hiduplah sebuah keluarga yang harmonis dan terpandang di daerahnya. Sepasang suami istri yang dikaruniai sepasang putra dan putri.
Putra sulung mereka Akbar Maulana telah menikah dan memiliki seorang putri yang lucu. Sedangkan putri bungsunya yang cantik,manis menjadi primadona di desa nya masih asyik dengan usahanya hingga belum menikah di usia yang menurutnya masih sangat muda untuk berkeluarga yaitu 24 tahun. Iya, Maureen Maulana namanya.
Sedangkan di ibu kota, tepatnya di pondok pesantren terkenal yang di asuh Kyai Abdul Aziz yang namanya sering di tampilkan di sosial media,berita koran maupun di televisi. putra semata wayangnya pun tak kalah menjadi sorotan, diusianya yang tergolong muda yaitu 30thn bergelar doktor lulusan Mesir tentu untuk membantu proses pendidikan di ponpes orang tuanya dan menjadi pengusaha sukses mandiri tanpa bantuan orang tuanya. sungguh pria idaman wanita " ialah Faizul A'la
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon maliyaiskan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Resepsi meriah
Resepsi pernikahan yang digelar dua hari dua malam itu berlangsung meriah,mewah.
Bahkan, resepsi pernikahan itu disebut sebagai resepsi pernikahan termewah di Jawa Timur lantaran konsepnya yang seperti acara malam tahun baru karena tamu undangan yang hadir menyaksikan 8 fireworks launch (kembang api).
“Belum pernah ada resepsi pernikahan di Surabaya bahkan jatim yang semewah ini,” ujar salah satu tamu undangan.
Selain itu, ada sekitar ratusan menu buffet terdiri dari appetizer, main course dan dessert disediakan tuan rumah pada table manner. Stall makanan dan minuman, buah, aneka kue, menyebar rata. Hampir semua halaman pondok itu terisi penuh dengan meja, kursi, makanan, beverage.
Suasana takjub tak bisa disembunyikan tetamu. Hampir semua tamu mengeluarkan kamera ponsel untuk mengabadikan momen itu; baik selfie, wefie, candid photo, live streaming video di media sosial, dan bahkan tak malu meminta tamu untuk mengabadikan momen itu.
Konsep pestanya paduan, standing party, main course table, ala jajanan Nusantara, hingga beberapa box ice cream. Saat tetamu baru datang, maka wedding official dan lagu dari grub gambus terkemuka menyambut tetamu.
Stall table menu antara lain terisi; Pecel pincuk, Gulai kambing, Kebab Shawarma, Soto Madura, Bakso Mercon, Lontong Sate, Mie Ayam, Ice Cream.
Ini belum termasuk buffet main course, dessert, beverage station, dan aneka jus disebar dan diantar pramusaji tanpa henti.
Suasana pesta sejak lampu merah berjarak dua kilometer dari pondok sudah terasa, papan bicara parkiran khusus tetamu sudah dipasang. Puluhan polisi lalu lintas, satpol PP, dan petugas LLAJ dishub menyebar di jalan.
Mereka menyebar sepanjang jalan menuju pondok pusat yang dipadati kendaraan roda empat.
Ratusan papan ucapan selamat, sepertinya tak terhingga. Ruas jalan luar, lapangan parkir, selasar ruas jalan ke pondok, seolah ditutupi papan ucapan “Selamat Berbahagia Gus Faiz dan Ning Maureen .”
Tak heran karena tuan rumahnya adalah Kyai Abdul Aziz. Kyai tersohor di Indonesia bahkan negara seberang. Namanya terkenal dimana-mana.
Khusus tamu dari kepemerintahan menteri, gubernur,anggota dewan,sipil dan yang lainnya di tempatkan di ruang khusus, dengan makanan dan minuman khusus.
Bagi Kyai Aziz, ini adalah pesta mantuan pertama dan terakhirnya karena Gus Faiz merupakan anak tunggal tidak memiliki saudara. Jadi sedemikian rupa kyai Aziz upayakan untuk memberikan yang terbaik untuk putra kebanggaannya itu.
Rombongan Maureen terkesima akan kemeriahan pesta pernikahan ini. Menurut mereka Maureen beruntung bisa memiliki suami idaman seperti Gus Faiz. Apalagi mertuanya merupakan kyai kondang yang namanya selalu berseliweran di tivi, YouTube bahkan tik tok.
Berkat nama Kyai Aziz jelas saja pesta pernikahan itu langsung viral. Banyak Youtubers dan selebgram yang membagikan konten tentang pernikahan ini. Beritanya bahkan trending topik. Channel YouTube pondok,kyai Aziz bahkan grup majelis sholawat Gus Faiz yang melakukan live streaming selama dua hari dua malam tersebut benar-benar membeludak kebanjiran komentar ucapan selamat untuk Gus Faiz dan Ning Maureen.
Namun kebahagiaan itu berubah kekhawatiran..Keesokan paginya mendadak suhu tubuh Maureen panas tinggi dan muntah-muntah hingga lemas. Gus Faiz panik dan khawatir melihat kondisi istrinya yang pasti penyebabnya karena kelelahan. Kemarin sore saat acara masih berlangsung Maureen sempat mengeluh pusing dan meminta obat warung pada Gus Faiz. Semalam udah lebih enakan katanya namun selesai acara dia mengeluh pusing lagi. Siapa sangka paginya malah makin parah. Tanpa ini itu Gus Faiz menyiapkan mobil lalu langsung membopong tubuh istrinya menuju mobil untuk dibawa ke klinik pondok milik kyai Aziz .
Umi Khadijah yang sedang berada di halaman mengobrol dengan salah seorang keluarga bingung kenapa Faiz terlihat panik lalu menggendong Maureen
" Lho Maureen kenapa Lee? Mau dibawa kemana "
" Panas Umi, dari tadi muntah-muntah sampai lemas. Mau Faiz bawa ke klinik " Ucap Gus Faiz buru-buru menutup pintu mobil setelah dirasa Maureen duduk di bangku mobil dengan nyaman
" Yaa Allah.. kecapekan itu le, ayo umi juga ikut " Serunya tak kalah panik juga langsung masuk ke dalam mobil bersama Gus Faiz juga
Di dalam ruang perawatan kelas satu kini Maureen berada. Ia terbaring pucat dengan selang infus menancap ditangannya. Tidak hanya Gus Faiz dan Umi Khadijah yang menemaninya kini telah ada kyai Aziz dan beberapa keluarga yang lain juga ikut kesana
" Gimana perasaanmu nduk, mana yang sakit biar umi pijitin " Ucap Umi Khadijah iba melihat kondisi Maureen yang lemas
" Sampun Umi, Matur nembah nuwun " Lirih Maureen menggelengkan pelan kepalanya. Ia tidak ingin merepotkan mertuanya itu. Di hari pertama dalam situasi diluar pesta pernikahan harusnya ia mulai melakukan pendekatan dengan keluarga barunya dengan bantu-bantu apapun yang bisa ia kerjakan, eh malah sakit. Diam-diam ia merutuki nasibnya sendiri yang sakit dalam situasi tidak tepat. Apalagi orang tua dan kakaknya telah pulang ke Jember tadi malam selesai acara. Tidak mungkin ia minta mereka balik lagi ke sini untuk menjaganya, mereka pasti capek.
Sedangkan disudut ruangan Fathimah melihat pemandangan itu dengan jengah.
" Pasti itu hanya akal-akalan si cunguk. Dasar caper " Fathimah ngedumel dalam hati yang sebenarnya dia tahu sendiri kondisi Maureen yang pucat lemas tak berdaya namun iri dengki seolah menutup matanya
" Pak Dhe sama Bu Dhe pulang aja biar Fathimah yang temani Mas Faiz disini buat jaga Mbak Maureen " Seru Fathimah menghampiri Umi Khadijah yang duduk disamping Maureen
" Bu Dhe pasti capek jangan sampai kelelahan juga. Istirahat aja di Ndalem " Ucapnya lagi sebab pikirnya tak akan memberikan kesempatan untuk pengantin baru tersebut berduaan
" Iya Umi sama Abuya pulang aja dulu, Istirahat." Gus Faiz membenarkan ucapan Fathimah yang akhirnya diangguki oleh orang tua faiz. Semua orangpun pulang kecuali Fathimah yang bersikukuh tetap tinggal disana walau beberapa kali diajak pulang oleh ibunya karena nanti malam akan ada acara pengajian rutinan dirumah nya yang tentu akan sibuk mempersiapkan jamuan untuk para jamaah.
" Sayang.. makan dulu ya? kamu dari pagi belum makan apa-apa." ucap Gus Faiz namun lagi-lagi Maureen menggelengkan kepalanya
" Atau kamu pengen sesuatu, mas beliin ya " bujuk Gus Faiz yang khawatir akan keadaan Maureen
" Kalau boleh Air gula hangat dan roti tawar saja Gus. Maaf ngerepotin "
" Kamu ini ngomong apa sih. Gak ngerepotin sama sekali justru aku khawatir kalau kamu gak makan apa-apa. Yaudah aku tinggal ke kantin sebentar ya " Pamit Gus Faiz yang dijawab anggukkan oleh Maureen
Sepeninggal Gus Faiz Fathimah berdiri menuju pintu kepalanya celingukan sana sini guna memastikan sang pujaan hatinya benar-benar pergi dari ruangan itu
" Eh sundal, Ini semua akal-akalanmu saja kan. Trikmu benar-benar murahan dengan berpura-pura sakit begini. Dasar Cunguk caper " Tuduh Fathimah yang membuat Maureen menghembuskan nafas kasar karena heran dengan jalan pikiran perempuan modelan limited edition ini
" Kamu bisu Yo, kok gak jawab omonganku. " sarkasnya lagi
" Yaa Allah mbak, saya benar-benar gak nyangka wanita terhormat seperti mbak punya pemikiran yang serendah itu. Kalau mbak cuma mau cari masalah disini mending mbak pulang aja saya lagi gak mau ladenin hal gak berfaedah gini." Ucap Maureen lirih dengan sorot mata yang sayu
" Kamu ngusir saya? dasar gak sopan. Eh panggil aku Ning. Mbak..mbak.. ae memange aku mbak mu opo. Kita iku beda kasta pantas saja kamu gak ada sopan-sopannya orang kamu berasal dari kalangan bi-asa." Ucapnya kasar namun tidak dihiraukan oleh Maureen. ia memilih diam memejamkan matanya daripada terus meladeni si limited edition ini
" Beraninya kamu mengabaikanku." Kesalnya langsung mendorong kepala Maureen hingga geser kesamping bantal
Maureen yang kaget dengan perbuatan Fathimah langsung melotot . Ia mendesis karena dorongan tersebut menambah pusing dikepalanya
" Pakek melotot lagi nanti ku congk*l mata*mu baru tau rasa " hardiknya
" ssshhhh Astaghfirullah mbak.. dari kemarin aku udah berusaha sabar-sabarin kamu ya. Tapi kamunya malah bertingkah kayak gini. Jangan sampai aku juga berbuat kasar sama kamu ya mbak" Ucap Maureen dengan sorot mata yang tajam memperingatkan Fathimah
" iihhh takut " Ledeknya langsung menyaber selang infus ditangan Maureen lalu menariknya hingga tangan Maureen mengeluarkan darah
" Yaa Allah sakit mbak.. apa sih salahku sampai kamu berbuat kasar kayak gini " ucap Maureen berusaha bangkit untuk meraih tissue yang ada di nakasnya
" Kesalahanmu dengan tidak tahu malunya telah merebut calon suamiku " Serunya dengan suara berbisik membungkukkan separuh badannya di depan wajah Maureen. Lalu dengan secepat kilat ia meraih tissue dinakas dan menjauhkannya dari Maureen
" apa-apaan sih mbak, berikan tissue nya." geram Maureen dengan suara menjerit namun tidak diindahkan oleh Fathimah
" Lho ada apa ini? Yaa Allah dek kok banyak darah Infus mu lepas sayang " Jerit Gus Faiz yang langsung berlari menuju Maureen lalu meletakkan asal belanjaannya
" Itu tadi mbak Maureen ke kamar mandi,mau tak bantu. Eh malah marah gak mau dibantuin." seloroh Fathimah pada Gus Faiz namun bukannya mendengarkan Gus Faiz malah langsung berlari memanggil perawat dan masuk kembali bersama perawat di sampingnya
Setelah infus Maureen diperbaiki ia pun merebahkan tubuhnya dengan tenang. Tentunya setelah memakan sedikit roti dengan air gula hangat yang tadi ia minta pada Gus Faiz.
Saat Maureen berusaha memejamkan matanya sedari tadi entah apa yang ada dipikiran Fathimah hingga ia terus mengajak Gus Faiz berbicara walau hanya dijawab sepatah dua patah kata oleh Gus Faiz namun tetap saja Fathimah tidak berhenti bicara sehingga mengganggu Maureen yang mau istirahat
" Nuwun Sewu Gus, boleh saya minta tolong " Ucap Maureen memotong pembicaraan Fathimah
" Iya dek, mau minum atau apa? biar mas ambilkan."
" Saya mau istirahat. Bisa tenang sedikit " Ucap Maureen hati-hati
Mendengar permintaan Maureen Gus Faiz langsung menolehkan kepalanya ke arah Fathimah seolah memberi kode untuknya agar lebih tenang. Karena sejujurnya Gus Faiz sedari tadi merasa risih dengan kecerewetan gadis itu. Apalagi setelah kejadian malam dia mengutarakan perasaannya itu membuat Gus Faiz bak kehilangan sosok seorang adik. Ia tidak menyangka adik kecilnya itu akan menyimpan perasaan yang sama sekali tidak pernah terbesit di pikiran Gus Faiz.
" Maaf kalau mbak Maureen merasa terganggu. Saya hanya terlalu bersemangat kalau ada Mas Faiz, dari kecil kita seperti tidak terpisahkan. Jadi lupa kalau sekarang lagi jaga orang sakit " Ucap Fathimah terus menatap Gus Faiz
" Fathimah " Tegur Gus Faiz
Bukannya malah diam Fathimah justru semakin cerewet " Mas Faiz ingat dulu waktu kita jaga Bu Dhe di rumah sakit sampai dimarahi perawat karena kita rame terus.. hahaaa lucu ya kalau inget "
" Apalagi dulu waktu kita ke candi Borobudur, aku sampai terjatuh dan kakiku terkilir karena kita asik bercanda terus ya mas. akhirnya aku digendong sama Mas Faiz sampai parkiran "
" Apalagi dulu kalau udah liburan.. kita selalu pergi bersama. Seru banget kalau inget masa dulu. Mas Faiz inget gak kita yang_"
" Cukup Fathimah, istriku mau istirahat. Tenangkan dirimu, kalau kamu gak bisa biar aku sendiri saja disini. Kamu dirumah aja bantuin Bu lek" potong Gus Faiz mengingatkan Fathimah
.."aku tresno karo sampeyan".. maukah jadi istriku sehidup semati
diubel up dong thor...
rujuk harus melalui perjalanan yang berat ya Thorrr.
jangan² benar nih kalau dokter Ahmad dan Gus Faiz ternyata berteman..terus bagaimana rencana Maureen tidak jalan lahh