Hai ketemu lagi sama karya terbaru mommy, yang suka bisa lanjut baca ya, kalau memang tidak suka dan lainnya kasih komentar ya, jangan di rate terima kasih.
Pernikahan akbar anak keluarga terkaya dan terpandang namun nyatanya tidak menjanjikan akan berjalan lancar. Tepat di hari H Galih di tinggalkan oleh calon istrinya.
"Tidak ada, kak," ucap Gina adik dan juga sahabat calon istrinya setelah mencari ke ruangan make up.
"Bagaimana ini, Lih! Acara satu jam lagi!" Bingung dan panik Mulan sebagai orang tua.
"Cepat cari sekali lagi! Jika memang tidak ada terpaksa kita batalkan!" perintah Galang sang Papa pada asisten dan anak buahnya disana.
Setelah 30 menit tidak ada hasil, Galih yang sudah sangat kacau saat ini. Melihat seorang gadis yang masuk dari pintu samping bertepatan dengan matanya mengarah padanya.
"Tidak akan ku biarkan dia menghancurkan dan mempermalukan keluargaku! Dia akan menjadi istriku!" tekad Galih yang menuju ke arah wanita itu.
"Maukah kamu menikah dengan ku?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy JF, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14
"Ada aku, Ros." lagi Galih mengatakannya dengan lirih. Tidak di pungkiri hatinya sakit seolah melihat dirinya sendiri yang berada di posisi pacar Rosa saat ini.
Apakah kamu juga punya alasan yang sama seperti Rosa saat ini, Kalina? Batin Galih.
Hanya akhirnya Galih memberanikan diri mendekat di saat Rosa sudah di batas normalnya. Jika tidak segera di bantu Galih di khawatirkan akan berenang ke laut. Dan pasti Galih akan merasakan rasa bersalahnya semakin besar.
Akhirnya Rosa memeluk tubuh Galih yang sudah dia habis habisan memukul dadanya, meraung di dalam pelukan suaminya saat ini.
"Aaaaaaaaaaaa!" berteriak Rosa setelah melepaskan dari pelukan suaminya.
"Bang, kenapa disini saat ini sakit sekali rasanya!!!!! Aku ingin membuangnya saja, Bang!!!" teriak Rosa yang entah bisa mendapatkan jawabannya. Rosa yang menunjuk ke arah dadanya.
Air matanya terus menetes dan mengalir membasahi wajahnya. Matanya sudah membengkak, tapi tidak kunjung air matanya berhenti.
Galih hanya menggelengkan kepalanya dan memegang tangan Rosa.
"Ros, maafkan aku. Aku telah menyakitimu bahkan tidak berdaya saat ini yang tidak bisa melepaskanmu juga!" lirih Galih.
"Merusak mimpimu dan mimpi kalian karena aku!!! Aku yang bersalah disini, Ros!!! Apakah sudah benar keputusanku ini????" lagi Galih memandang wajah Rosa yang sembab dan bengkak.
Rosa terdiam, dan kemudian tersadar. Jika perilakunya saat ini pasti menyakitinya juga yang tidak lain suaminya sendiri. Sikapnya yang memutuskan pacarnya hanya untuk tetap berada di samping suaminya dengan janji yang telah diberikannya. Tapi apa saat ini, dia pun akhirnya menyakitinya.
"Bang, maafkan aku. Aku lupa ada Abang yang juga terluka disini. Aku butuh waku sendiri Bang, karena inilah jadi aku menyakitimu," Rosa memeluk suaminya.
"Maafkan aku, Bang. Pulanglah! Tinggalkan aku disini sendiri!" pinta Rosa yang mengurai pelukannya.
"Tidak Ros!" tolak Galih yang menahan tangannya saat Rosa akan menjauh darinya.
"Bang mengertilah!" lirih Rosa yang keras kepala.
"Keras kepala!" Galih yang sudah tidak ingin di bantahnya langsung mengendong dan membawanya ke dalam mobil yang di parkir tidak jauh dari saat ini berada.
"Bang!!!!"
"Bang!!!!"
Teriak Rosa yang terus memukul punggung suaminya. Tapi sayangnya di acuhkan oleh Galih.
"Duduk dan diamlah!" perintah Galih saat mendudukkan istrinya di jok mobilnya.
Kesal dan marah Rosa yang di perintahkannya, tapi mau tidak mau harus menurutinya. Jam juga sudah di angka jam 12 lewat.
"Bang kita mau kemana?" Tanya Rosa yang Galih membawa mobilnya menjauh ke arah luar kota.
"Diam saja! Cukup kamu menurut!" perintah Galih yang matanya terus tertuju di depan.
Pemaksa! Kesal Rosa dalam hatinya.
Namun diamnya saat ini, kembali mengingat bagaimana Dirga keadaan saat ini. Pastilah hancur!!!
Mas Dirga, maafkan aku!!!! Cepat atau lambat hubungan ini pasti berakhir, aku terpaksa menyakitimu. Benar katamu dulu jika lebih baik tersakiti dari pada kamu menyakitiku kan. Ini akhirnya terjadi, Mas. Harusnya jangan pernah mengatakan seperti itu. Sama saja dengan doa, sekarang menjadi nyata kan Mas.
Cinta ini masih begitu dalam dan dimiliki olehmu Mas. Tapi aku tidak berdaya sekarang, tidak bisa lagi memperjuangkan hati ini, Mas. Aku yang menyakitimu, tapi aku juga yang lebih sakit merasakan perpisahan ini. Mas, jika waktu bisa di ulang aku tidak akan suka kabur ataupun prank kamu dengan hal seperti ini yang kini malah nyata terjadi. Ku kira bermain berpisah itu hanya permaianan belaka tapi ternyata Tuhan menjadikan hal ini nyata.
Mas, aku tidak berharap kamu memaafkan aku bahkan benci lah aku sebesar cintamu padaku. Aku yang telah mengkhianati cinta kita ini, meninggalkanmu sendiri di perahu yang sedang berhenti di dermaga cinta. Batin Rosa.
Lelah menangis akhirnya Rosa tertidur di dalam perjalanan. Galih yang melihat itu, menepikan mobilnya lebih dulu. Menutup tubuh istrinya dengan jaket tebal yang selalu ada di mobilnya. Kemudian melajukan lagi perjalanannya hingga sampai di tempat tujuannya.
Di gendongnya Rosa saat tiba di hotel yang akan di jadikan tempat menginap mereka. Setelah benar benar Rosa nyaman dalam tidurnya di atas kasur.
"Dokter Irna, ya aku harus menghubunginya. Tapi ini sudah sangat larut. Lebih baik aku kirimkan pesan saja," lirih Galih yang membuka hp Rosa. Mencari nama Dr. Irna lalu disimpan di hpnya. Memberikan kabar jika bisa tolong dibantu untuk izin kembali selama tiga hari kedepan untuk menengkan diri.
Lalu memberikan kabar pada orang rumahnya jika mereka tidak kembali kerumah selama tiga hari kedepan, dan menceritakan semuanya kejadian hari ini. Semuanya hanya lewat pesan.
Galih yang keluar dari kamar membuka sedikit pintu balkon agar bisa mendengar jika istrinya terbangun. Mengambil rokok dan di isapnya, memandang laut yang ada di depannya saat ini. Sangat berat bebannya kali ini, tidak lagi ada air matanya.
Karena kamu, Kalina! Aku menyakiti sepasang kekasih lainnya yang terpaksa harus berpisah! Akibat ulahmu yang pergi meninggalkanku tanpa penjelasan yang pasti! Batin Galih yang menarik panjang isapan rokoknya.
*
Sementara di tempat berbeda, Dirga.
Setelah keluar dari tempat restoran yang menjadi saksi perpisahan cintanya itu. Saat ini berada di dalam kamar apartemennya seorang diri setelah sebelumnya mengusir Dr. Irna dan Dr. Panji.
"Jadi kalian sudah mengetahui ini hah!" marah Dirga saat sampai di apartemennya setelah bungkam sepanjang perjalanan.
Masih waras jika dia mengamuk di jalan akan terjadi kecelakaan yang tidak baik bagi semuanya. Menunggu hingga di tempatnya.
"Ga! Aku bisa jelasin!" ucap Dr. Panji.
"Ternyata kalian semuanya telah bersengkokol dengannya! Aku kira kalian sahabatku tapi nyatanya bukan!" ejek Dirga.
"PERGI!" usir Dirga yang sangat marah.
"Ga! Dengar dulu! Tidak seperti-"terpotong ucapan Dr. Irna karena pintu telah di tutup dengan keras.
Brak!
"Untung aku ga jantungan!" ucap Dr. Irna lagi.
"Biarkan dia sendiri dan tenang dulu, kita sebaiknya pulang, Sayang. Kita harus mengerti posisinya saat ini yang sangat terluka akibat percintaan yang kandas di tengah jalan." pinta Dr. Panji.
Dirga yang mengambil rokok dan anggur di tempat pendingin. Lalu meminumnya dan di isapnya batang rokok di tangannya.
"Hanya kamu yang selalu setia padaku! Aku kira Rosa adalah wanita yang bisa aku percaya menjadi istriku. Tapi dia berkhianat hanya demi harta yang berlimpah yang lebih kaya dariku! Matre!" hardik Dirga yang mulai mabuk.
Sudah 5 botol malam ini dia habiskan. namun rasa sesak dan sakit hatinya tidak kunjung reda.
"Sial!!!! Sakitnya masih ada!!!" marah Dirga yang memukul dadanya. Oleng tubuhnya namun matanya masih tetap terjaga.
"Ros, Rosa!!!! Kenapa kamu lakukan ini padaku!!!! Apa kurangku padamu!!!!" teriak Dirga yang terus meracau dalam mabuknya.
...****************...
Terima kasih telah setia menanti up dari mommy ini.
Like dan komentarnya ya di tunggu.
komen ya
temukan kebahagian mu...