NovelToon NovelToon
Late To Love

Late To Love

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Diam-Diam Cinta
Popularitas:261.4k
Nilai: 5
Nama Author: fieThaa

Reyn Salqa Ranendra sudah mengagumi Regara Bumintara sedari duduk di bangku SMA. Lelah menyimpan perasaannya sendiri, dia mulai memberanikan diri untuk mendekati Regara. Bahkan sampai mengejar Regara dengan begitu ugal-ugalan. Namun, Regara tetap bersikap datar dan dingin kepada Reyn.

Sudah berada di fase lelah, akhirnya Reyn menyerah dan pergi tanpa meninggalkan jejak. Pada saat itulah Regara mulai merindukan kehadiran perempuan ceria yang tak bosan mengatakan cinta kepadanya.

Apakah Regara mulai jatuh cinta kepada Reyn? Dan akankah dia yang akan berbalik mengejar cinta Reyn?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fieThaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

14. Goals Terakhir

Sebungkus rokok juga satu buah kaleng minuman beralkohol menjadi teman Rega sekarang. Dia tak langsung pulang, melainkan pergi ke sebuah taman di mana itu menjadi tempat dia dan Reyn belajar jikalau suntuk belajar di rumah.

Kepulan asap rokok menguar di udara. Tatapan Rega begitu penuh luka. Melihat Reyn memeluk seorang lelaki membuat hatinya sakit bukan main.

"Apa ini karma untukku?"

Rega meneguk minuman alkohol kalengan. Dia menghela napas kasar. Ponselnya dia hidupkan dan wajah Reyn yang menjadi wallpaper ponselnya.

"Sekalipun itu pacar kamu, aku akan tetap kejar kamu, Reyn. Aku akan lebih ugal-ugalan mencintai kamu."

.

Sang mama pasti akan selalu menunggu Rega pulang. Sekalipun itu tengah malam. Bu Gendis nampak terkejut ketika melihat sang putra yang pulang dengan keadaan kacau.

"Regara, kamu kenapa, Nak?"

Rega tersenyum, dan sedetik kemudian dia memeluk tubuh sang mama dengan sangat erat. Bu Gendis mengusap lembut punggung putranya.

"Reyn sudah kembali, Ma."

Bu Gendis terkejut. Dia segera mengendurkan pelukannya. Menatap dalam wajah Rega yang dalam keadaan setengah sadar.

"Kamu lagi gak ngelindur kan?" Rega pun menggeleng.

"Dia kerja di Wiguna Grup dan dia jadi asisten Rega."

Bu Gendis tersenyum bahagia mendengarnya. Akhirnya, doanya diijabah oleh yang Maha Kuasa.

"Harusnya kamu senang, Nak. Tapi, kenapa kamu malah sedih?" Pipi Rega dibelai lembut oleh sang ibu.

"Reyn sudah berubah, Ma. Rega hampir tak mengenali sikap Reyn yang sekarang."

Jika, sudah mabuk seperti ini Rega pasti akan seperti anak kecil. Hal sepele pun akan dia ceritakan.

"Rega, lihat dan dengar Mama." Bu Gendis sudah menangkup pipi putra tunggalnya.

"Empat tahun bukan waktu yang sebentar, Nak. Apalagi Reyn pergi karena sebuah rasa lelah di mana kamu selalu menorehkan kesakitan untuknya. Wajar hal itu terjadi."

"Tapi, percayalah masih ada bagian dari diri Reyn yang tak hilang. Hanya saja kamu belum menemukannya."

Inilah alasan kenapa Regara Bumintara sangat menyayangi ibunya. Support sistem utama untuknya adalah sang mama. Selalu memberikan wejangan yang menenangkan. Menyemangati dirinya di kala dia tengah down dan selalu ada untuknya.

"Ma, apa sekarang Rega tengah terkena karma? Rasanya sakit sekali melihat Reyn memeluk lelaki lain."

"Hukum tanam-tuai itu memang nyata, Nak. Jangan menangisi dan menyesali karma yang datang karena waktu tidak akan pernah bisa kita ulang," balas Bu Gendis dengan begitu lembut.

"Nikmati karmamu, dan tetaplah kejar goals mu yang belum tercapai."

"Reyn, Ma. Goals terakhir Rega hanya Reyn. Rega mencintainya dan ingin menjadikannya istri dan ibu dari anak-anak Rega."

.

Baru saja seorang pria tampan dan tinggi keluar dari mobil, seorang lelaki yang sudah menunggunya sudah maju dan menarik kerah baju pria tersebut.

"Bang Sat!" teriak lelaki yang menggunakan topi hitam.

"Wih, santai bro."

Pria tampan itu sudah melepaskan cengkeraman tangan si lelaki bertopi. Senyum tipis pun terukir di wajahnya.

"Apa maksud lu nempatin Reyn di sana?"

Wajah Abang Er sudah sangat merah padam. Dia begitu marah.

"Lu mau Reyn kayak dulu lagi?" sergahnya kembali.

Pria tampan itu menepuk pundak Abang Er seraya menenangkan Erzan Akhtar Ranendra. Sedangkan dada Abang Er masih turun naik menahan amarah.

"Kalau sampai hal buruk terjadi, gua--"

"Apa lu lupa Reyn juga lulusan management. Di mana letak kesalahan gua? Dia sudah berada di tempat yang tepat."

"Gua tahu, Pangpang. Tapi--"

"Apa lu lupa dengan permintaan Reyn empat tahun lalu sama kita semua? Sampai kita tidak bisa berbuat apa-apa padahal kita semua marah."

Abang Er pun terdiam. Empat tahun lalu adalah momen yang tak akan pernah bisa mereka lupakan. Ketakutan, air mata, teriakan, tangisan yang begitu riuh. Dan dia tidak ingin berada di kejadian seperti itu lagi.

"Empat tahun bisa merubah segalanya, Njan. Jangan terlalu overthinking. Dan ini adalah kemauan Reyn untuk bergabung bersama Wiguna Grup disisa--"

Apang tak melanjutkan ucapannya. Abang Er pun terbungkam. Sorot mata mereka berdua sudah sangat berbeda.

"Lu tenang aja. Reyn gak akan kecapekan."

Kekhawatiran seorang kakak terhadap adiknya begitu besar. Mendengar Reyn menjadi asisten Rega membuatnya langsung terbang dari Singapura hanya untuk memastikan keadaan Reyn. Dia tidak ingin hal buruk kembali menimpa Reyn karena bertemu lelaki berengsek. Serta mau menanyakan alasan kenapa Apang malah mendekatkan kembali Reyn dan Rega. Dia tidak terima.

.

Menjadi pusat perhatian di pagi hari membuat Reyn ingin segera masuk ke ruangannya. Baru saja hendak menuju mejanya, sudah ada dua buah roti di atas meja. Reyn melihat ke arah meja Rega. Namun, dia tidak ada.

Roti itu dia raih. Seketika bibirnya terangkat sedikit. Matanya mulai nanar karena melihat merk roti yang sudah dia pegang.

"Mama mengirimkan roti kesukaan kamu untuk sarapan." Hati Reyn sedikit perih mendengarnya.

"Beliau ingin ketemu kamu."

Reyn mulai menatap ke arah Rega. Lelaki itu mulai mendekat. Kini, jarak mereka hanya tiga puluh senti.

"I Miss you so much, Reyn. Really I Miss you."

Tubuh Reyn mematung ketika Rega sudah memeluk erat tubuhnya. Air mata yang tadinya menggenang kini luruh begitu saja.

Reyn mencoba menjauhkan tubuhnya dari tubuh Rega setelah dia mengusap air mata. Rega nampak kecewa karena Reyn tak membiarkannya memeluk lebih lama.

"Ingatlah, kita hanya manager keuangan dan asisten manager. Nothing special and don't hug me."

Reyn menjauhi Rega dan duduk di kursinya. Membiarkan Rega tetap mematung dan menatapnya. Dia lebih memilih untuk membuka laporan yang sudah tersedia di atas meja.

"Maaf, jika aku terlalu menorehkan luka yang cukup dalam."

Reyn mulai menegakkan kepalanya. Siluet kesedihan terpancar di wajah Rega.

"Dan ijinkan aku untuk menyembuhkan lukamu itu. Serta menunjukkan perasaanku yang sebenarnya kepada kamu, Reyn."

Tak ada satu buah katapun yang keluar bibir Reyn sebagai balasan dari perkataan Rega. Langkah Rega kembali mendekat. Jantung Reyn sudah berdegup hebat. Reyn merasakan usapan lembut di ujung kepalanya.

"Aku akan meluluhkan kerasnya hatimu. Dan aku akan lebih ugal-ugalan mengejar kamu dari apa yang kamu lakukan lima tahun lalu."

Kalimat Rega semakin membuat tubuh Reyn menegang. Apalagi kini Rega sudah menarik dagu Reyn agar menatapnya.

"I Love you, Reyn."

Rega menyunggingkan senyum yang begitu manis, dan dia mengusap pipi Reyn dengan begitu lembut.

"Selamat bekerja."

Reyn masih terbengong mendengar kalimat demi kalimat yang keluar dari bibir Rega yang seperti bukan dirinya. Reyn menggeleng pelan dan dari arah belakang Rega tersenyum tipis.

"Aku akan terus mengejarmu, Reyn. Sekalipun aku harus terluka dan berdarah-darah, asalkan kamu menjadi milikku selamanya."

...*** BERSAMBUNG ***...

Yuk, tinggalin jejak. Kan bacanya gratis, masa iya ngasih komennya pelit.

1
Indrijati Saptarita
koq kak fiiThaa buat cerita jadi begini...
bunda DF 💞
keren ka ceritanya,, tp kasih tau dong silsilah novelnya biar urutan bacanya
Mukmini Salasiyanti
Ember dah penuh, Thor😁
Mukmini Salasiyanti
isshhhh Author suka maksa deh
kyk Rega.....
😂
jgn merusljak ya, Thor
semungguuutttttt😃
Mukmini Salasiyanti
itu si Er...
atau si Rayy??
huhhh rega..
Poor, rega...
Mukmini Salasiyanti
aishhhhh
kata author nunggu tembus 50 comment
itu mah udah 63..
yaahh gk jd comment deh aqu..

😂🤣🤣
Mukmini Salasiyanti
yg mana yg lemes, Thor??
kaki atau..
kepala??
eh...
jgn jgn tangan ya, Thor..

hihiii becanda..... 😃🥰
Mukmini Salasiyanti
syokoriiinnnn
tapi....
itu SUDAH terjadi!!!
apa loe bisa kembalikan waktu, Ga??
Mukmini Salasiyanti
nah gitu dong, bung!
jantan dikit. lemah bgt!
tegas!
Mukmini Salasiyanti
alamakkk
kissing pulak..
kurang h*jar!!!
Mukmini Salasiyanti
😭😭😭😭😭
Mukmini Salasiyanti
makin rumit jln si Reyn..
jd sad deh....
Mukmini Salasiyanti
aaaa Abang tersayang...
syg bgt ma adiknya
Mukmini Salasiyanti
Ya Alloh
knp cerita anak2 muda ni gak ngebosenin yak??
sll seru dan mendebarkan.
aaa berasa muda....
Mukmini Salasiyanti
aihhhh
siapa itu ???
kukira wajah gadis Asia, Thor..
Asia Tenggara
Asia Tengah
Asia Timur
wkwkwk
😂😅
Mukmini Salasiyanti
Salken, Thor...

aaishhhh awal yg mendebarkan..
begitu akrabnya 3 bersaudara ini..
aaa pasti seru ya pny abg kandung..
Heni Linda Oriflame
haha....kelakuan bang er sama yayan bener2 bikin ngakak 😀😀
Chusnul Smilly
langsung lanjut dooonk🥰
Chusnul Smilly
😭😭😭😭gak kuat nahan air mata
Chusnul Smilly
ya allah kok makin kenceng aja nangisnya😭😭😭, gak sanggup buatan baca bab ini
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!