Menceritakan seorang gadis CEO yang terkenal dengan kecantikan dan kekayaan yang dimiliki oleh nya, harus terjerat dengan mafia kejam yang sedang menjalankan misi untuk menjatuhkan lawan nya.
Pria itu tidak menyangka jika dihari pertama dirinya berada di negara M untuk menjalani misinya di salah satu perusahaan besar yang ada di negara tersebut harus bertemu dengan seorang wanita cantik yang menjadi target dari misi nya sendiri. Sampai akhirnya pria itu menyatakan kepemilikan atas wanita itu.
"You are mine and will forever be mine" ucap pria itu dengan tatapan tajamnya menatap CEO cantik yang berada di hadapan nya itu.
"Kita lihat saja sampai mana kau bisa menaklukkan aku tuan Mafia" balas gadis itu dengan senyum manis nya yang terlihat begitu menawan di pandangan sang mafia kejam.
apakah sang mafia kejam itu bisa menaklukkan hati sang CEO cantik itu dan menyelesaikan misi nya?
apakah sang CEO cantik bisa jatuh ke dalam pesona tuan mafia kejam dan menerima perasaan dari mafia?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Evi Mardiani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14 kecemburuan Albert
Albert langsung menghampiri Laura, Satria dan juga Sintya. Pria itu dengan gagah nya berdiri di samping Laura dengan menatap tajam kearah pria yang ada di hadapannya itu.
"maaf mengganggu acara pelukan kalian" ucap Albert tajam dan dirinya tidak segan-segan memberikan tatapan tajamnya kearah Satria yang juga sedang menatap dirinya.
"Tuan Albert.!!! kapan anda kembali ke kota ingin bukannya kemaren anda bilang sama saya jika anda akan berada disana tiga hari kedepan?" tanya sakura menatap pria itu.
"aku pulang cepat karena aku tidak bisa tenang selama orang yang aku deketin sedang di incar oleh orang lain, sungguh aku tidak akan tenang Nona Laura" tutur Albert tajam.
"benarkah..... apa seseorang mengganggu kekasih anda tuan Albert " tanya Sintya yang juga penasaran dengan kekasihnya Albert.
Jeremy yang ada di samping Sintya menatap remeh kearah gadis itu. "kepo sekali kau nona" ucap Albert sinis.
"bukan urusan mu tuan bule" jawab Sintya tak kalah sinisnya dengan Jeremy yang berada di sampingnya.
"kau aneh sekali nona" jawab Jeremy yang membuat Sintya langsung kesal kepada pria itu.
Albert menatap Sintya sebentar, kemudian pria itu kembali memfokuskan dirinya kearah Laura dan Satria. "aku tidak punya kekasih nona Sintya, tapi ada orang yang sedang aku incar untuk menjadi istriku dan aku tidak tenang jika wanita yang ku incar itu di deketin oleh pria lain apalagi sampai berpelukan seperti tadi" jawab Albert yang masih menatap tajam kearah Satria.
"berarti sekarang kau sedang galau tuan Albert. Maafkan saya yang mengungkit alasan mu galau" ucap Sintya yang tidak enak dengan Albert yang berada di depannya itu.
Sedangkan Laura hanya diam saja mendengar ucapan dari Albert. Sungguh dia sama seki tidak peka kalau semua ucapan dari Albert sengaja ditujukan kepada dirinya. Beda lagi dengan Satria yang tau jika semua ucapan dari pria yang ada di depannya itu tertuju kepada dirinya, apalagi Albert menatap dirinya dengan tatapan yang sulit diartikan.
"apa pria ini menyukai Laura, aku bisa melihat jika pria ini cemburu kepada ku karena mendekati Laura" batin Satria dengan menatap sinis Albert yang masih menatapnya.
Dengan ide jahil yang baru saja terlintas di kepalanya, Satria kembali mendekati Laura dan perlahan merangkul pundak sahabatnya itu dan hal itu membuat Albert semakin mengepalkan tangannya erat, pria itu sangat marah melihat Satria yang sengaja merangkul pundak Laura.
"kau harus tenang Laura, aku akan selalu ada untuk mu jadi kau jangan pernah sendiri ya, sekarang apapun kau harus bergantung kepada ku dan anggap saja aku pengganti papa mu ya" tutur Satria mengusap rambut Laura.
"kurang ajar, berani sekali dia merangkul Laura, awas saja aku akan menyingkirkan mu dengan cara ku" batin Albert yang masih menatap tajam kearah Satria yang juga sedang menatap dirinya.
"baiklah seperti nya urusan saya sudah selesai disini, saya pamit dulu nona Laura" Albert berpamitan kepada Laura dengan menatap wanita itu dengan tatapan yang hanya Albert dan tuhan saja yang tau.
"baiklah tuan, kalau begitu anda harus hati-hati ya tuan" tutur Laura tersenyum sebentar kearah Albert.
"baiklah, kalian jangan pulang malam, karena tidak baik seorang gadis masih bergabung dengan seorang pria malam-malam seperti ini" ujar Albert yang sedang menyindir Satria.
"kau tidak perlu khawatir tuan, aku akan menjaga kedua sahabat ku ini....aku tidak akan berbuat macam-macam dengan mereka karena kami sudah bersahabat lebih dari lima belas tahun tuan, jadi kami sudah saling memahami satu sama lain" Satria sengaja mengatakan hal itu supaya bisa mengetahui reaksi dari Albert. dan Albert yang bisa dengan mudah menyembunyikan kekesalan, akan tetapi hari ini dia tidak bisa menutup rasa tang aneh di yang bersarang di dalam hatinya itu.
pria itu langsung pergi dari hadapan Laura dan juga kedua sahabatnya itu. pria itu sangat kesal kepada pria itu yang berani memeluk dan bahkan orang itu berani menyuruh Laura bergantung kepada pria itu. Albert dana sekali tidak terima jika Laura bergantung kepada orang lain yang bukan dirinya. Albert ini laura selalu bergantung kepada nya dengan begitu wanita itu tidak akan pernah lepas dari nya.
"singkirkan pria itu dari Laura" perintah Albert kepada Jeremy yang membuat Jeremy ingin tertawa melihat kecemburuan dari Albert.
"akuilah jika kau cemburu melihat nona Laura dekat dengan pria lain Albert, jangan kau jadikan balas dendam sebagai wujud rasa cinta mu kepada Nina Laura, dan jangan sampai pria itu lebih dulu bisa memiliki hati nona Laura dan jangan buat nona Laura nyaman dengan pria itu dan berakhir memilih sahabat nya itu.... Karena tidak ada yang namanya sahabat abadi Diantara laki-laki dan perempuan Albert, aku yakin jika salah satu dari mereka pasti akan terbawa perasaan" batin Jeremy yang menatap kepergian Albert.
...****************...
Keesokan hari nya, Laura sudah siap untuk berangkat ke kantornya. perempuan cantik itu keluar dengan gaya anggun dan hak itu bisa menarik perhatian pria yang berada di depannya. Contohnya Albert yang sudah tiga puluh menit yang lalu berada di depan mansion milik wanita itu. dengan mata elang nya pria itu menatap kepergian Laura dengan mobil kesayangan nya.
"buat alasan apapun yang bisa menjadi kan aku bisa bertemu dengan Laura" perintah Albert kepada Jeremy yang berada di depannya. Jeremy langsung mengangguk menerima perintah dari pria yang masih dilanda kecemburuan yang besar.
biar seru
klo bisa ada tokoh laki laki yg lebih baik gitu