Arabella adalah gadis yang selalu mendapat julukan gadis apatis, gadis batu, gadis sombong, gadis angkuh dan masih banyak lagi julukan yang melekat padanya karena sikapnya yang antipati, dingin dan acuh tak acuh pada apapun disekitarnya.
Karena sikapnya itu membuat orang-orang di sekitarnya menjauh dan membencinya bahkan banyak yang mencacinya. Hal itu pula yang membuat seorang Elang Bahuwirya sangat membencinya.
Lalu apa jadinya jika Bella menjadikan sikapnya itu hanya sebagai topeng belaka. Topeng yang ia gunakan untuk menutupi segala luka di hatinya.
Dan bagaimana permainan takdir akan membawa Elang yang sangat membenci Bella malah saling terikat sebuah benang merah karena jebakan dari Bella.
"Walau di dunia ini hanya tersisa satu wanita, aku tetap tidak sudi mencintai gadis angkuh dan sombong sepertimu!!" ~Elang~
"Aku juga tidak mengharapkan itu!!" ~Arab
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon santi.santi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
2
Pagi ini di kediaman Bella sudah bising oleh suara ibu dan anak yang terlalu heboh menyambut hari bahagia mereka. Marisa dan ibunya sedang bersiap menuju hotel tempat diadakannya pernikahan Marisa.
Bella menuruni anak tangga dengan angkuhnya. Ia sudah rapi dengan dress selutut dan tas jinjingnya. Bella tidak mempedulikan tatapan tidak suka dari kedua benalu itu.
"Bella kamu kok belum siap-siap, kita harus ke hotel sekarang. Kamu harus ada di sana saat aku resmi menikah dengan Elang nanti" Marisa heran kenapa Bella masih menggunakan piyama tidurnya, dan bukan bersiap seperti yang di lakukan Marisa dan Mirna.
"Itu tidak penting!!" Ketus Bella.
"Ya sudah kita duluan ke hotel saja Ca, biar Bella nanti menyusul. Ini udah mepet banget waktunya. Kita bisa telat" Mirna mengambil jalan tengahnya.
"Benar kata Mama, kamu bersiap dulu ya Bella. Biar aku dan Mama duluan. Kamu harus datang sebelum ijab kabulnya di mulai, aku akan menunggumu" Ucap Marisa dengan senyum di wajah cantiknya. Sementara Bella tidak menyahut sama sekali, ia justru merasa jijik dengan ucapan Marisa.
***
Di dalam kamar hotel Marisa sudah siap dengan kebaya pengantin berwarna putih gading. Marisa tampak sangat cantik dan anggun dnegan kebaya yang sangat pas dengan ukuran tubuhnya itu. Rasa gugup yang menyerangnya tidak mengurangi senyuman di bibirnya.
Seorang staf menjemput Marisa untuk segera hadir di lokasi ijab kabulnya. Marisa tak bisa menghentikan senyumnya kala melihat Elang sudah duduk di depan penghulu dengan setelan jas yang senada dengan warna kebaya Marisa.
Dengan gugup Marisa duduk tepat di samping Elang, selendang akad berwarna putih juga sudah menutup kepala Marisa dan Elang. Hingga sesuatu yang tidak pernah Marisa duga terjadi.
"TUNGGU!!" Bella muncul dari barisan tamu undangan yang sudah duduk berjejer dengan rapi.
"Bella"
"Bella" Gumam Elang dan Marisa bersamaan. Namun jika Marisa tersenyum senang dengan kedatangan Bella maka berbeda dengan Elang yang wajahnya mulai terlihat pucat.
Bella berjalan angkuh mendekati mereka berdua. Tindakan Bella itu membuat semua krang mulai berbisik-bisik.
Bella menatap Elang dengan tatapan yang tajam dan menusuk. Bella menundukkan kepalanya lalu berbisik.
"Kau membohongiku? Aku bisa menghancurkan kalian sekarang juga. Aku_"
"Jangan!! Kita bicara dulu" Sergah Elang.
"Maaf Pak Penghulu, saya minta waktu sebentar" Elang beralih menatap Marisa di sampingnya yang terlihat sangat cantik "Kita harus bicara!!" Elang menarik tangan Marisa agar mengikutinya bersama Bella.
Elang membawa marisa ke sebuah ruangan yang tampak sepi tanpa ada seorang pun.
"Elang ada apa sebenarnya?" Marisa masih kebingungan dan kewalahan harus berjalan cepat dengan kebaya yang melekat pada dirinya.
"Apa yang akan kau katakan!!" Tantang Bella.
"Apa kau tak membiarkan aku menikah dengan Marisa dulu?" Tanya Elang penuh amarah.
"Kau ingin punya istri dua? Kau g*la?" Sinis Bella tak takut sama sekali jika Elang akan murka.
"Kalau kau memaksaku menikahi mu sekarang kau pikir kau juga tidak malu? b*doh!!" Elang menunjuk wajah Bella dengan telunjuknya.
"Aku tidak peduli sama sekali. Yang aku butuhkan adalah tanggung jawab mu!!" Balas Bella sengit tak mau kalah.
"Tunggu tunggu, apa sebenarnya maksud kalian? Menikah? Istri dua? Apa yang sebenarnya terjadi, aku tidak mengerti sama sekali" Marisa geram dengan kedua orang di depannya. Ini waktunya dia menikah tapi malah terhenti dengan alasan yang tidak diketahuinya sama sekali.
"Kau mau tau Marisa? Calon suamimu ini sudah merenggut kesucian ku!!"
"Bella!!" Bentak Elang.
"Apa!!"
"Apa??" Ada dua orang yang menyahut ucapan Bella tadi.
"Apa benar apa yang di katakan Bella itu Lang?" Jantung Elang seakan berhenti berdetak kala melihat Nadia juga mendengar ucapan Bella.
"Bunda" Lirih Elang.
PLAKKK
Tangan Marisa mendarat di pipi kiri Elang.
"Jahat kamu Lang!! Kamu menghancurkan hatiku tepat saat hari pernikahan kita? B*ngsek kamu!!" Air Mata marisa sudah mengalir dengan deras di wajah yang tertutup riasan tebal itu.
"Maaf, maafkan Elang Bunda, Ica maafkan aku" Elang memandang ke dua wanita itu bergantian.
"Nikahi Bella sekarang juga!!" Nadia menggeram menahan amarahnya.
"Tapi Bunda, Elang mencintai Marisa. Kita akan menikah" Mata Elang sudah memerah seperti air matanya akan segera runtuh.
"Bunda tidak peduli, Bunda tau kamu sangat membenci Bella. Tapi bukan berarti kamu bisa menghancurkan hidupnya!! Kali ini bunda yang menuntut tanggung jawab mu untuk putri Bunda!!" Inilah yang membuat Elang semakin membenci Bella, sudah jelas Bella wanita licik tapi Nadia selalu saja membelanya.
"Tapi bagaimana denganku Bunda? Bagaimana pernikahanku?" Marisa terisak meratapi nasibnya.
"Kamu masih punya masa depan yang cerah Marisa, Bunda yakin masih banyak laki-laki di luar sana yang bisa mencintaimu. Tapi Bella? Dia kehilangan mahkotanya, belum lagi nanti jika dia hamil. Siapa yang bisa menerimanya?" Ucapan Nadia kali ini membuat Bella yang sedari tadi diam menjadi terkejut.
"Kita bicarakan ini nanti, bunda akan mengurus penghulu di depan sementara Bella lekas ganti bajumu, kita tidak punya banyak waktu lagi!!" Nadia memanggil salah satu staf untuk membantu Bella bersiap.
Setelah mengulur waktu dengan berbagai cara akhirnya semua sudah siap. Bella dan Elang juga sudah duduk berdua di pelaminan. Sementara Mirna sedang menenangkan Marisa yang terus histeris di kamarnya.
Semua tamu undangan mulai berbisik-bisik karena pengantin wanita yang berbeda dari sebelumnya. Tapi semua itu sama sekali tidak mempengaruhi akad nikah yang sudah mulai di lakukan. Penghulu mulai menjabat tangan Elang hingga satu kata terdengar.
SAH
SAH
Lantunan doa sudah selesai di bacakan oleh penghulu di depan Elang. Kini tiba saat mereka harus bertukar cincin. Cincin indah yang harusnya Elang pasangkan di jari manis milik Marisa kini harus berpindah kepemilikan menjadi milik Bella.
"Jangan senang dulu karena berhasil membuatku menikahi mu!!" Bisik Elang di telinga Bella.
"Aku tidak peduli dengan semua ancaman mu!!" Bella tersenyum dengan sangat cantik setelah membalas perkataan Elang tadi.
Rangkaian acara tetap di laksanakan sesuai rencana. Tapi dengan mengubah nama pengantin wanitanya. Elang memasang wajah dingin penuh amarah di saat sepanjang acara berlangsung. Tidak ada senyuman sedikitpun diwajahnya. Hal itu juga di lakukan Bella. Memang dasarnya Bella wanita yang minim ekspresi. Tapi semua itu tidak mengurangi kecantikan di wajahnya. Di antara banyaknya omongan miring yang sedari tadi mereka dengar, terselip pula pujian dari mereka. Yaitu Elang yang tampan dan berkarisma tampak serasi dengan Bella yang sangat cantik dan terlihat anggun.
Sementara di luar sana Elang dan Bella sedang berpesta, berbeda lagi di sebuah kamar hotel milik Marisa, di sana Marisa yang hancur sedang menangis di pelukan Mirna.
"Sudah sayang jangan menangis lagi, kamu harus bangkit lagi. Jangan pernah menyerah, mama akan selalu di sampingmu" Mirna mengusap lembut punggung Marisa untuk menenangkan anaknya itu.
-
-
-
-
-
Happy reading😘