Jika di kehidupan sebelumnya Rania sangat mencintai suaminya, maka di kehidupan kali ini Rania akan mengabaikan suaminya.
Suami di kehidupan sebelumnya yang di rumor kan menjalin hubungan dengan seorang pria.
Akibat rumor yang terus berkembang tersebut lah Rania harus mengalami kecelakaan hingga meninggal di tempat dan kemudian mengulang kehidupan nya kembali ketiga tahun sebelumnya.
yukk jangan lupa di baca sampe tamat yaaa📍📍📍
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Devi chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14. Kritik Pedas
Rania menuruni anak tangga dengan tergesa. Menghampiri suaminya yang juga sudah nampak rapi mengenakan setelan jas dengan wajah yang amat sumringah.
"Mau kemana? Ayo kita sarapan bersama dulu sayang," ajak Suga dengan di sambut penolakan hangat oleh istrinya tersebut.
"Tidak dan maaf, suamiku. Aku sudah terlambat karena pagi ini adalah pagi perdana aku bekerja. Aku pergi dulu ya," pamit Rania dengan segera mencium tangan tangan suaminya tersebut tanpa menghiraukan teriakan Suga.
Dengan setengah berlari, Rania menuju ke garasi dimana mobilnya berada.
"Aduuhh ... bisa di omelin Steve ini di hari pertama bekerja malah memberikan kesan yang buruk karena terlambat bekerja," gumam Rania dengan membelah jalanan yang lumayan padat.
Menghindari jalanan yang rawan macet agar tidak semakin terlambat menuju hotel milik sepupunya tersebut.
"Tttiiinnn... Tiiinnn!!"
Bunyi klakson dari mobil Rania terus berbunyi agar pengendara lain memberinya celah untuk menyalip dengan aman.
"Aku tidak mungkin mati sekarang hanya karena menyalip kendaraan lain dengan ugal-ugalan kan? Aku ini sedang merubah nasib, sedangkan takdirku untuk mati bukanlah sekarang," ucap Rania dengan terus menambah kecepatan laju mobilnya tersebut.
Tanpa Rania sadari jika Suga sebenarnya sudah sejak tadi ikut mengejar laju mobil Rania.
"Sial! Rania mau kemana sih?! Ini kan berlawanan arah dengan perusahaan milikku? Jika aku terus mengikutinya yang ada nanti meetingku dengan luxury group akan terlambat dan terancam batal jika begini," ucap Suga yang pada akhirnya memilih untuk tidak lagi mengejar mobil Rania dan melaju menuju perusahaan nya berada.
"Yasudah lah lebih baik nanti aku tanyakan padanya melalui sambungan telepon," gumam Suga dengan pikiran yang masih di landa penasaran.
Setiba di luxury hotel, Rania segera di sambut oleh orang-orang kepercayaan Steve dan menuntun nya menuju ke tempatnya bekerja.
Ruang tempatnya bekerja berada dalam satu ruang dengan para petinggi hotel yakni tepat di samping ruang kerja Steve berada.
"Ke ruang kerjaku sekarang," titah Steve dengan dingin.
Jika di dalam ruang lingkup kerja maka Steve akan memperlakukan Rania sama seperti karyawan yang lain nya.
Kesan pertama yang di terima Rania di hari pertama nya bekerja terhadap sepupunya tersebut nampak sama seperti boss pada umumnya yakni bossy, tegas, dan dingin. Bonusnya, Steve memanglah sangat tampan.
Namun bagi Rania, Suga tetaplah pria tertampan yang tersisa di dunia ini.
"Kita akan segera berangkat meeting di perusahaan SG textile. Persiapkan semuanya dalam lima menit saja," titah Steve dengan sedikit memberikan arahan yang tentunya dengan sangat mudah Rania pahami.
Di dalam hati, Rania sangat lah bersyukur karena sepupunya tersebut mau menjadi investor untuk perusahaan suaminya.
Artinya untuk permasalahan finansial perusahaan suaminya tersebut tengah berada di taraf sangat aman dan jika di kelola dengan baik maka tidak akan membuat pabrik tekstil milik suaminya tersebut berada di ambang pailit karena tidak memiliki cukup modal untuk membeli bahan baku yang terus melonjak tajam di kemudian hari seperti di kehidupan yang pernah di laluinya.
Pertemuan pertama di awal meeting, Suga terlihat sangat terkejut mendapati istrinya tersebut berada dalam jajaran petinggi perusahaan luxury group yang akan bekerjasama dengan perusahaan miliknya.
Hatinya terasa gundah gulana berbagai asumsi di dalam hatinya terus muncul. Bagaimana istrinya tersebut bisa menjadi sekertaris pribadi di perusahaan elit tersebut.
Lantas ada hubungan apa antara istrinya tersebut dengan pria bule pemilik perusahaan elit tersebut yang ternyata pernah di temuinya yang tengah makan siang bersama istrinya tersebut di restoran ternama tempo hari.
"Di mohon untuk fokus dan mengesampingkan masalah pribadi anda, Tuan Suga. Saya tidak ingin bekerjasama sama dengan perusahaan yang tidak profesional apalagi tidak kompeten," ucap Steve yang dapat melihat kegelisahan yang tengah mendera Suga.
"Maafkan saya, Tuan Steve. Saya agak terkejut melihat istri saya yang seperti nya tidak memiliki kemampuan menjadi sekertaris tersebut tiba-tiba bisa menjadi sekertaris pribadi Tuan Steve," jawab Suga dengan jujur.
Namun kejujuran tersebut sepertinya membuat perasaan Rania dan Steve terluka karena terkesan merendahkan Rania seolah tidak memiliki kemampuan dan hanya mengandalkan kecantikan nya saja.
"Seperti nya Tuan Suga tidak terlalu mengenal istrinya ya? Lulusan terbaik di salah satu universitas ternama dunia pun masih bisa di ragukan kemampuan nya?" Ucap Steve dengan nada yang kurang enak di dengar.
Rasa kesal Steve terhadap Suga seperti nya sudah mencapai ubun-ubun karena ucapan Suga yang terdengar merendahkan Rania di depan banyak orang.
Rania yang mendengar ucapan Suga yang seolah merendahkan nya pun hanya mampu menghela nafas panjang.
Yang Rania khawatir kan, jika Suga terus meracau tidak jelas seperti tadi dan membuat Steve marah dan berujung menarik kembali kontrak kerjasama nya tersebut dengan perusahaan suaminya itu lah yang Rania khawatir kan.
"Suami bodohku, kumohon diamlah. Jangan membuat investor mu menjadi semakin marah dan berujung merugikan dirimu sendiri," umpat Rania di dalam hati sambil melotot tajam ke arah Suga.
Suga yang mendapat lirikan tajam dari Rania yang seolah memintanya untuk diam tersebut nampak kaget.
Sedangkan Rania kemudian mencubit perlahan paha Steve serta memberi kode supaya tidak melanjutkan perdebatan yang akan memperlambat waktu.
"Baiklah kita fokuskan kembali mengenai kerjasama kita. Jika saya lihat mengenai grafik penjualan yang mengalami penurunan tajam, mungkin faktor utama dari penurunan penjualan produk sendiri tentu saja Tuan Suga sudah sangat paham kan? Di lihat dalam sekilas saja orang awam pasti tahu," ucap Steve yang tengah menguji kemampuan berbisnis Suga.
"Ya, Tuan. Harga masing-masing produk yang pabrik kami tetapkan naik cukup signifikan. Semua itu di picu oleh faktor harga bahan baku yang dari lokal sendiri naik dratis. Jadi saya beli impor dari negara tetangga yang selisih lebih murah. Namun semua itu terasa tidak ada perbedaan makanya saya juga sedang membutuhkan solusi yang tepat agar pabrik saya tidak mengalami kemunduran," terang Suga.
"Jika membeli dari petani lokal langsung, tentu tidak akan mungkin mendapat harga semahal itu. Bahkan jauh lebih murah. Harus terjun langsung ke lokasi untuk mengecek harga pasaran serta kualitas bahan baku. Jangan mempercayakan semuanya kepada pihak ke tiga alias tengkulak yang jelas mencari keuntungan yang tentu saja tidak sedikit. Begitu juga dengan membeli bahan baku impor yang tentu saja membutuhkan banyak pihak ketiga tidak terkecuali beacukai. Sepertinya kamu tidak pandai menganalisis dan tidak berbakat menjadi CEO. Jika terus begini yang ada perusahaan yang Tuan miliki akan gulung tikar dalam waktu dekat," ucap Steve dengan nada pedas yang membuat muka Suga semakin masam.
"Para importir juga pasti membandingkan harga serta kualitas yang pabrik Tuan miliki dengan pabrik luaran sana. Misalnya harga di negara Vietnam yang masih sangat murah dengan kualitas yang sama, tentu saja mereka akan membeli yang lebih murah itu dari pada membeli langsung dari pabrik milik Tuan Suga," ujar Steve lagi yang terkesan seperti mengomel dan mengatakan di depan semua orang jika CEO mereka itu sangatlah bodoh.
"Kita harus mengikuti trend terkini agar usaha yang kita miliki semakin maju. Jika produk Tuan Suga terkesan monoton ya jelas pembelinya semakin hari semakin menurun. Kreasikan produk Tuan dan pasarkan luas di seluruh platform juga. Menggandeng desainer anak-anak muda masa kini, influencer-influencer yang tengah naik daun, serta menggandeng para model untuk menarik minat masyarakat," terang Steve lagi.
"Jangan terkesan sombong dan seolah tidak mau mengakui kehebatan anak-anak millenial saat ini. Jangan seperti orang tua dahulu yang terkesan kolot tanpa berfikir lebih jauh dan luas. Setelah ini, saya ingin semua nya di rubah sedemikian rupa dan saya tidak ingin dana perusahaan yang saya kucurkan berakhir berantakan di perusahaan ini,"
Ucapan yang begitu menohok di hati Suga. Rasanya Suga sangat ingin mencabik-cabik mulut pedas yang Steve miliki yang berani mempermalukan dirinya di hadapan karyawan nya beserta istrinya.
"Dimana sih Rania bisa menemukan atasan yang bermulut pedas seperti dia? Jika bukan karena perusahaan butuh suntikan dana, mana mungkin aku mau di kritik yang terkesan membuatku malu begini," batin Suga dengan sesekali mencuri pandang ke arah istrinya yang terkesan cuek tersebut.