satu wanita dengan empat pria sekaligus, memiliki wajah cantik sekaligus senyuman yang dapat memikat semua mata kaum adam yang melihat kearahnya.
kania ratu ovalia mempunyai wajah yang cukup terbilang sempurna, hingga tak ada cela sedikitpun untuk mengatakan kekurangan fisik yang gadis itu punya.
di sisi lain ke empat pria tampan dan menduduki pria-pria paling terpopuler di SMA internasional school. hidup ditengah huru hara persoalan yang sering dijumpai di sekolah umum biasanya, Garvin, Ervan, Danu, Alex , dan satu wanita yang bernama kania.
memperebutkan satu hati dari gadis biasa akan tetapi memiliki wajah sempurna. serta memiliki kepribadian yang berbeda, akan kah salah satu dari mereka dapat merebut hati kania atau malah tak ada satupun dari mereka yang dapat memenangkan hati kania.
semua tergantung seberapa besar perjuangan yang akan mereka lakukan dan berikan pada kania.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rifa Riris, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13
Kania memasuki ruang kelas. raut wajah yang tadinya datar kini senyuman pun merekah. karna menatap seorang gadis cantik tengah tertidur pulas di meja bangkunya.
"nih anak nggak punya rumah apa? tidur kok di kelas." ucap Kania.
dengan langkah kaki ia pelan kan, ia mendekati gadis yang tak lain adalah Tasya sahabatnya. melayangkan kedua tangan seperti akan berdiap-siap untuk menepuk kedua pundak bagian belakang milik Tasya.
1.....2.....3....
"dorrr.... "
"iyah buk saya Tasya." teriak dengan raut wajah terkejut.
Semua siswa-siswi pun melihat kearah Tasya.
seakan di bangunkan oleh seorang guru, tubuh yang tadinya sudah terlelap akan tidurnya kini berdiri tegap menghadap ke depan papan tulis yang tak jauh dari tempat duduknya.
"huahahaha...... " tawa Kania cukup kencang hingga membuat beberapa siswa terheran oleh sikap Kania.
Tasya yang mendengar gelakan tawa sahabatnya malah tak faham dan tak mengerti sama sekali.
tapi yang lebih membuatnya penasaran adalah sosok guru yang membangunkan dirinya kok nggak ada. dengan wajah bingung, kepala celingak celinguk ke kanan, kiri dan belakang. tapi nihil sosok guru itu tak ada wujudnya. yang ada hanyalah sosok gadis cantik dengan tawa kencang berdiri di samping dirinya berada.
"eh maaf maaf." kata Kania pada semua siswa-siswi yang seakan telah terganggu dengan tawa kerasnya.
"mana gurunya? " tanya Tasya.
"di ruang guru lah." jawab Kania dengan memposisikan duduknya di bangku yang kebetulan bersebelahan dengan Tasya.
"tadi perasaan aku dibangunin ama guru." sahut Tasya.
menahan untuk tidak tertawa kencang adalah hal yang ternyata sangat sulit untuk Kania. bagaimana tidak? gadis dengan kepintaran terutama di pelajaran bahasa Inggris dengan raut wajah polos mengatakan ucapan yang jujur saja terkesan random tapi lucu di telinga Kania.
melihat raut wajah seakan tengah menahan tawa. Tasya langsung menarik lengan baju Kania agar dapat menatap kearah dirinya.
"Kania......kenapa tuh muka? ada yang lucu." suara Kania terdengar nyaring hingga ke telinga Kania. dan bahkan siswa-siswi pun untuk kedua kalinya menatap kearah Tasya dan juga Kania.
dengan gerakan cepat Kania berdiri sekaligus membungkam bibir indah nan mempesona milik Tasya.
"mmmmm"
bukannya melepaskan tangan yang sudah merapat di kedua bibir Tasya, Kania malah meminta maaf terhadap siswa-siswi di kelas yang merasa terganggu oleh dirinya kembali.
"maaf maaf, maaf yah."
Merasa semua siswa sudah tak melihat kearah dirinya dan gadis yang masih ia bungkam mulutnya itu. dengan cepat telapak tangannya pun ia lepaskan dari area wajah Tasya.
"ih.... kok basah." celetuk Kania." ini air liur kamu sya." imbuh Kania.
"rasain, kenapa sih kok aku di bungkam?"
Berbeda dari nada suara yang hampir membuat gendang telinga Kania rasanya ingin pecah. kini suara sedikit pelan, meski masih terdengar tak sedap di dengarkan tapi lebih baik seperti itu dari pada tadi.
"yah mangkanya Tasya rosmala. kalau nggak pengen di bungkam volume suara nya di kecilin."
"siapa Tasya rosmala?" tanya Tasya.
"kamu."
Satu kata terlontar begitu saja dari Kania. hingga satu pukulan pun melayang cukup keras di pundak Kania.
"awww.... " ringis Kania kesakitan karna pukulan cukup keras dari Tasya.
"mangkanya kalau manggil nama orang itu yang bener. rosmala rosmala, udah susah-susah mama sama papa aku beri nama bagus. main gonta-ganti aja." protes Tasya.
"marah nih." balas Kania.
"nggak, aku lebih marah soal tadi malem yang kamu nggak jawab pesan chat dari aku."
"ha, pesan chat. ya ampun sayangku, cintaku lupa beneran aku. aduh maafin yah. " Mengetupkan kedua tangannya di depan dadanya seakan meminta maaf akan kesalahan nya.
Tasya tak bergeming ia malah membalikkan tubuhnya kearah jendela di samping kirinya, hingga membelakangi Kania.
"waduh malah ngambek." gumam Kania.
Belum sempat ia membujuk Tasya agar menyudahi kemarahan pada dirinya. bel pun berbunyi cukup kencang.
kringgg
bel pertanda pelajaran pertama akan segera di mulai.
semua siswa-siswi pun segera memasuki kelas dan duduk di bangkunya masing-masing.
sedangkan wanita cantik dengan pakaian yang teramat terbuka pun masuk ke dalam kelas. dengan membawa buku-buku ditangannya. sembari tersenyum seakan menggoda kepada setiap mata yang memandang kearah dirinya.
"hadeh bisa-bisa ngiler kita." ucap kedua siswa pria yang duduk tak jauh dari bangku Kania.
"nggak ngiler lagi bisa berdiri juga.... "
"he diem! " ancam ketua kelas yang mendengar obrolan mesum dari kedua siswa pria itu.
Ketua kelas yang memang di takuti di kelas. hingga membuat kedua siswa pria itu pun terdiam.
Dilain sisi Kania sedikit khawatir dengan sahabatnya yang seakan tengah marah pada dirinya. ia sangat tau kesalahan tak membalas pesan chat adalah hal yang paling dibenci sahabatnya itu. karna Tasya selalu mengatakan bahwa tidak membalas pesan chat seseorang adalah seakan itu semua adalah bentuk tidak menganggap orang itu ataupun menghargai seseorang.
"sya nanti aku jelasin yah." suara yang terdengar berbisik dari Kania untuk gadis cantik yang duduk di bangku sebelah dirinya.
Bukannya mendapat jawaban dari Tasya. malah mendapat pertanyaan dari wanita yang sudah berdiri tepat di sebelah meja guru berada.
"ada apa Kania?"
"emm, nggak papa buk."
"baiklah, kalau gitu saya mulai saja hari ini. karna guru kimia kalian tidak dapat datang pada hari ini. jadi saya yang akan menggantikan jam kosong hari ini."
Pelajaran pun di mulai semua siswa-siswi pun mendengarkan penjelasan dari guru pengganti pelajaran Kimia.
tak seperti biasanya, bahkan Mendengarkan melihat pun tak pernah di lakukan siswa pria lainnya terhadap pelajaran Kimia. ada yang tidur, melamun, hingga bermain handphone pun mereka lakukan. tapi kalau sudah melihat guru pengganti masuk semua mata akan tertuju pada bentuk lekuk tubuh yang indah itu.
di tengah pelajaran suara ketukan pintu kelas pun terdengar.
tok tok tok
"misi buk."
Guru pengganti itu pun menatap kearah sumber suara. Begitupun semua siswa-siswi ikut melihat kearah pintu kelas yang telah berdiri pria terpopuler di SMA INTERNASIONAL SCHOOL.
"ya ampun malaikat." celetuk siswi lain.
Semua siswi menatap kagum kearah pria itu. seketika ide pun muncul di kepala Kania. dengan melirik kearah Tasya yang menahan ngantuk dan tak menggubris bisak bisik semua siswi itu.
"ada cogan." bisik Kania.
Kania tau sekali dua kata itu dapat membuat kemarahan sahabatnya akan mereda dengan sendirinya.
"ha cogan, mana." gumam Tasya dengan melihat ke sekelilingnya untuk mendapati pria tampan yang dimaksud Kania.
Dan ketika tatapannya mengarah kearah pintu kelas. ternyata benar ada pria yang seakan berwujud malaikat. cahaya yang entah dari mana asalnya itu kini menerangi keberadaan pria itu.
"udah udah kalian kalau lihat yang bening-bening mesti heboh." lerai guru pengganti itu." ada keperluan apa kesini?" lanjut guru pengganti itu.
"emm ini buku yang ibu minta dari pak siswanto, tadi pak siswanto nitip nya ke saya dan nyuruh untuk berikan langsung ke ibuk."
Setelah memberikan buku, pria itu langsung tertuju oleh gadis yang menatap kearah dirinya. dengan senyuman manis sekaligus wajah bak bidadari yang terpancar dari gadis itu.
Tap
Kini tatapan pria itu dan gadis yang tak lain adalah Kania itupun saling adu pandang.
Bersambung.