NovelToon NovelToon
Bangkitnya Jiwa Beladiri Tertinggi.

Bangkitnya Jiwa Beladiri Tertinggi.

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi Timur / Mengubah Takdir / Kebangkitan pecundang / Kelahiran kembali menjadi kuat / Roh Supernatural
Popularitas:5.5k
Nilai: 5
Nama Author: Jin kazama

Feng Yan seorang pemuda yang tadinya di anggap jenius telah membangkitkan jiwa beladiri berupa manik hijau misterius yang tidak pernah di kenali dan tidak memiliki tingkatan kualitas sehingga semua orang mulai memandang rendah dirinya. dari yang tadi jenius yang di puja kini berubah menjadi sampah yang di pandang rendah.

tahun demi tahun berlalu. Feng Yang tidak pernah berputus asa hingga suatu hari dia kembali dengan kekuatan yang luar biasa. dia bangkit dengan kekuatan yang menggemparkan Dunia.

ikuti terus perjalanan Feng Yan untuk menjadi yang terkuat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jin kazama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11. Feng Yan Vs Monster Kera Api.

Bab 11. Feng Yan Vs Monster Kera Api.

Feng Yan berdiri di balik bayang-bayang, matanya terfokus pada pasukan Kera Api yang terjerembab dalam penderitaan. Rasa takjub dan ngeri bercampur aduk dalam dirinya saat ia menyaksikan efek racun buatannya. Dia tidak menyangka bahwa racun yang dirancang untuk melumpuhkan musuh bisa semematikan itu. Setiap jeritan kesakitan yang menggema di malam gelap membuat hatinya bergetar. Dia merasa seolah-olah melihat hasil karyanya menjadi monster yang tak terduga, menghancurkan kehidupan dengan begitu brutal. Meskipun niatnya adalah untuk melindungi, dia tak bisa menahan rasa takut akan kekuatan yang telah dia lepaskan.

Feng Yan teringat akan semua latihan dan penelitian yang dilaluinya, berusaha menciptakan sesuatu yang efektif dan mematikan. Namun, kini ia menyaksikan pemandangan yang jauh melebihi ekspektasinya. racun itu bukan hanya melumpuhkan, tetapi juga merenggut nyawa dengan cara yang sangat mengerikan.

Rasa bersalah mulai menyelimuti pikirannya, membuatnya bertanya-tanya apakah semua ini sepadan. Dia merasa terjebak dalam dilema moral, antara rasa bangga atas keberhasilannya dan ketidakberdayaan melihat dampak mengerikan yang ditimbulkan.

Dalam kegelapan malam, Feng Yan merasakan beban yang berat di pundaknya, menyadari bahwa setiap pilihan memiliki konsekuensi. Dia tidak bisa mengabaikan kenyataan bahwa meskipun dia menciptakan racun ini untuk tujuan yang baik, hasilnya telah menjadi sesuatu yang jauh lebih kelam. Fikiran naif sebagai bocah 12 tahun masih melekat dalam dirinya.

Namun, saat Feng Yan mengingat penderitaan yang dialami oleh para Kera Tulang Besi, semua keraguannya perlahan menguap. Dia teringat akan semua kesakitan dan kehilangan yang mereka alami, bagaimana mereka berjuang melawan penindasan dan ketidakadilan.

Dalam benaknya, gambaran kekuatan dan kelemahan bersatu dalam satu hukum yang tak terelakkan: inilah dunia, dan inilah hukum rimba. Dia menyadari bahwa dalam pertarungan ini, yang kuat akan berdiri sementara yang lemah akan jatuh. Kera Api, dengan semua kebengisan dan kekuasaan mereka, telah menyebabkan banyak penderitaan. Kini, saat mereka merasakan akibat dari tindakan mereka, Feng Yan merasa tekadnya semakin menguat.

Dia tidak bisa membiarkan rasa bersalah menghentikannya. Dalam dunia yang keras ini, dia harus memilih sisi, dan dia memilih untuk melindungi yang lemah. Dengan semangat yang menyala, dia mengingatkan dirinya bahwa ini adalah pertarungan untuk keadilan—sebuah langkah untuk memastikan bahwa tidak ada lagi yang akan menderita seperti para Kera Tulang Besi. Dengan setiap detak jantung, keyakinannya semakin kuat.

Dia tahu bahwa dalam dunia yang brutal ini, hanya ada satu cara untuk bertahan, dengan menjadi kuat dan tidak ragu untuk menggunakan semua alat yang ada untuk melindungi mereka yang tidak berdaya. Racun itu, meskipun mematikan, adalah alat untuk mencapai tujuan yang lebih besar. Dalam pikirannya, keadilan harus ditegakkan, dan tidak ada tempat untuk keraguan dalam perjuangan ini.

"Lempar lagi!" teriak Feng Yan dengan lantang, matanya bersinar penuh semangat. "Gunakan yang itu!" Dia menunjuk ke arah Racun Gas dan Racun Gelap yang siap digunakan.

"Sekarang!" teriaknya lagi dengan suara yang menggema, sambil melemparkan dua botol cairan racun ke arah pasukan Kera Api. Botol-botol ini sebenarnya adalah tempat penyimpanan pil, tetapi Feng Yan telah memodifikasinya untuk menyimpan racun mematikan. Di dalam cincin ruangnya, terdapat banyak sekali botol sejenis, setiap satu diisi dengan racun yang berbeda, siap untuk digunakan kapan saja.

Botol-botol itu meluncur dengan cepat, menghantam tanah dan pecah, menyebarkan kabut beracun yang mengerikan ke sekelilingnya. Feng Yan merasa adrenaline mengalir dalam dirinya, mengawasi dengan seksama efek dari racun yang telah dia ciptakan. Dalam sekejap, suasana berubah menjadi kacau, dan dia merasakan kekuatan yang baru—kekuatan untuk melawan ketidakadilan.

Dia tahu bahwa setiap tindakan yang dia ambil akan membawa konsekuensi, tetapi untuk saat ini, dia hanya bisa fokus pada misi ini. Dia harus memastikan bahwa para Kera Api merasakan akibat dari tindakan mereka, dan dengan setiap botol yang dia lempar, dia semakin yakin bahwa dia berada di jalur yang benar. Dengan semangat yang membara, Feng Yan bersiap untuk melanjutkan perjuangannya, takkan mundur meskipun bayang-bayang keraguan masih mengintai.

Di tengah malam yang gelap, suara melolong para Kera Api menggema, menciptakan suasana yang mencekam. Tubuh mereka tergeletak di tanah, terluka parah oleh efek racun yang menyebar. Beberapa dari mereka terbatuk-batuk, mengeluarkan darah bercampur dengan racun yang merusak sistem tubuh mereka.

Wajah-wajah mereka tampak penuh kesakitan, mata-mata yang biasanya tajam kini terlihat kosong dan penuh ketakutan. Jeritan dan lolongan mereka menggambarkan penderitaan yang mendalam, seolah-olah mereka merasakan setiap detik sebagai siksaan yang tak berujung.

Beberapa Kera Api berusaha bangkit, tetapi tubuh mereka yang lemah tak mampu mendukung harapan itu. Mereka merintih, mengingat semua kekuasaan yang pernah mereka miliki, kini hancur dalam sekejap. Aroma racun yang menyengat memenuhi udara, menambah ketidakberdayaan mereka. Dalam kegelapan, suara melolong itu menjadi pengingat akan konsekuensi dari kekejaman yang mereka lakukan.

Feng Yan, menyaksikan semua ini dari tempat persembunyiannya, merasakan campuran emosi—antara kepuasan dan rasa sakit. Dia tahu bahwa mereka yang melawan keadilan kini merasakan akibatnya. Namun, di balik semua itu, ada rasa empati yang muncul dalam dirinya, melihat makhluk yang dulunya kuat kini terpuruk dalam penderitaan. Namun itu hanya sekilas. Dia segera mengubur perasaan itu dalam dalam.

Tiba-tiba, raungan yang sangat keras mengguncang malam, berasal dari Kera Api raksasa setinggi 5 meter. Suaranya menggelegar, seolah mengguncang tanah di bawahnya. Monster kera api ini, dengan otot-otot kekar dan bulu merah menyala, berdiri megah, menunjukkan kekuatan yang setara dengan tahap 4 level 1.

Melihat sosok menakutkan itu, bukannya takut, Feng Yan justru tersenyum menyeringai, merasakan semangat juang yang membara dalam dirinya. Dia merasa seolah tantangan baru telah muncul, dan ini adalah kesempatan untuk membuktikan kekuatannya.

Namun, di sisi lain, perubahan drastis terjadi pada para Kera Tulang Besi. Tubuh mereka bergetar tak terkendali, ketakutan menyelimuti mereka saat melihat Kera Api raksasa itu. Mereka tahu bahwa kekuatan monster itu jauh melampaui mereka, dan dalam sekejap, semangat juang mereka memudar.

Feng Yan tidak menyadari kepanikan yang melanda Kera Tulang Besi di sekelilingnya. Fokusnya sepenuhnya tertuju pada Kera Api raksasa, merencanakan langkah selanjutnya. Dalam pikirannya, dia sudah membayangkan bagaimana dia akan menghadapi makhluk mengerikan ini, tidak menyadari bahwa ancaman yang lebih besar sedang mendekat.

Ketegangan meningkat, dan malam yang gelap semakin terasa mencekam dengan kehadiran monster itu, sementara Feng Yan bersiap untuk menghadapi tantangan yang tak terduga.

Menyadari ada yang aneh dengan kesunyian di sekitarnya, Feng Yan akhirnya melihat ketakutan dan keputusasaan di mata para Kera Tulang Besi. Rasa percaya diri yang semula menguasai dirinya mulai tergoyahkan saat dia menyadari dampak kehadiran Kera Api raksasa itu.

Akhirnya, dia berkata dengan tegas, "Kalian semua tetap di sini... monster itu adalah lawanku." Suaranya penuh keyakinan, berusaha menenangkan mereka meskipun dia sendiri merasakan ketegangan yang meningkat.

Setelah mengatakan itu, Feng Yan segera melompat, berdiri tidak jauh dari monster itu dengan santai. Dia menatap Kera Api raksasa dengan ekspresi penuh tantangan. "Halo, Idiot Besar, akhirnya kita bertemu," Ucapnya dengan nada main-main, seolah-olah situasi ini hanyalah sebuah permainan.

Mendengar kata-kata itu, Kera Api raksasa seolah mengerti bahwa sosok kecil di depannya adalah penyebab semua keributan ini, bahkan hingga membunuh seluruh kawanannya. Amarahnya langsung memuncak, matanya menyala dengan kemarahan yang membara. Dengan geraman yang mengguncang, monster itu mengangkat tangan besarnya, siap untuk menghancurkan lawan yang dianggapnya remeh.

Feng Yan merasakan gelombang energi negatif dari monster itu, tetapi senyumnya tetap tidak pudar. Dia tahu bahwa ini adalah momen penting, dan dia harus menunjukkan bahwa meskipun kecil, dia memiliki kekuatan yang tidak boleh diremehkan. Ketegangan di udara semakin menebal, dan pertarungan antara dua kekuatan besar akan segera dimulai.

Pertarungan antara Feng Yan dan Kera Api raksasa semakin memanas. Kera Api, dengan ukuran dan kekuatan yang jauh melampaui Feng Yan, melangkah maju dengan penuh dominasi. Setiap langkahnya mengguncang tanah, dan raungannya menggema di seluruh area, seolah mengisyaratkan bahwa dia adalah raja di medan perang ini.

Feng Yan merasakan tekanan yang luar biasa. Dengan setiap serangan yang dilancarkan Kera Api, dia hampir terjepit. Tangan raksasa itu meluncur ke arahnya, dan Feng Yan hanya bisa menghindar dengan teleportasi.

Namun, bahkan ketika dia menghindar, angin yang dihasilkan dari serangan itu cukup untuk mendorongnya mundur beberapa langkah. Tenakan yang besar dari monster tingkat 4 benar benar membuat fokusnya cukup terganggu. Sehingga dia tidak bisa melakukan tehnik teleportasi dengan baik.

“Bodoh! Kamu pikir kamu bisa melawanku?” teriak Kera Api, suaranya menggelegar. Dia meluncurkan bola api besar dari mulutnya, yang meluncur cepat menuju Feng Yan.

Feng Yan tertegun. Dia tidak hanya menghadapi monster yang kuat, tetapi juga makhluk yang memiliki kecerdasan dan kemampuan berbicara. Tapi dia tidak punya banyak waktu untuk berfikir. Dengan cepat, Feng Yan mengaktifkan Zirah Giog Hijau-nya, yang menyelimuti tubuhnya dengan energi pelindung.

Sebuah Zirah hijau transparan langsung muncul menyelimuti tubuhnya. menyerap sebagian besar energi dari serangan api itu.

Namun, meskipun terlindungi, Feng Yan masih merasakan panas yang menyengat. Dia tahu bahwa Zirah Giog Hijau tidak sepenuhnya bisa menahan dampaknya. Dia harus segera mengambil tindakan.

“Tebasan Bayangan Temporal!” Dia mengayunkan tangannya, menciptakan bayangan yang memotong udara dan menghantam Kera Api, tetapi monster itu hanya terhuyung sedikit, marah dan semakin bernafsu untuk menyerang.

Kera Api membalas dengan serangan bertubi-tubi, mengayunkan tinjunya yang besar. Feng Yan berusaha menghindar, tetapi satu pukulan mengenai Zirah-nya, membuatnya terlempar ke tanah. Dia terjatuh, merasakan sakit yang tajam di seluruh tubuhnya. “Kau tidak ada artinya!” Kera Api berseru, melangkah maju, siap untuk menghancurkan Feng Yan yang terjatuh.

Dengan cepat, Feng Yan berusaha bangkit, menggunakan semua kekuatannya. “Aku tidak akan menyerah!” Dia mengaktifkan tekniknya lagi, menciptakan kombinasi serangan yang beragam.

“Tebasan Celah Beracun!”

Semburan racun meluncur ke arah Kera Api, tetapi monster itu dengan mudah menghindar, mengabaikan serangan itu seolah-olah tidak berarti.

Feng Yan merasa putus asa. Dia hampir kalah berkali-kali, dan Kera Api tampak semakin kuat. Namun, dia tidak bisa menyerah. Dia memusatkan pikirannya, mengingat semua pelatihan yang telah dia lakukan.

“Tebasan Api Qi Temporal!” Dia mengeluarkan serangan api yang membara, memfokuskan Qi-nya untuk menciptakan ledakan yang cukup besar untuk mengalihkan perhatian Kera Api.

Kera Api terhuyung, tetapi tidak terjatuh. Dengan kemarahan yang semakin memuncak, monster itu mengeluarkan teriakan mengerikan dan meluncurkan serangan api yang lebih besar. “Kau akan menyesal!” teriaknya, mengarahkan serangan itu langsung ke Feng Yan.

Feng Yan merasakan ancaman mematikan itu. Dalam sekejap, dia mengaktifkan teknik pamungkasnya, “Tebasan Pembusukan Ruang!” Energi gelap mengalir dari tangannya, menciptakan celah yang menghisap kekuatan dari Kera Api. Ruang di sekitar mereka bergetar, dan Kera Api merasakan dampak dari serangan itu.

Sekali lagi fokus Feng Yan terganggu. Ini adalah pertama kalinya dia melawan monster dengan kekuatan tahap 4. Dan jarak antara keduanya benar benar lebar.

Di sisi lain, meskipun terpengaruh, Kera Api masih berusaha melawan. Dengan satu gerakan, dia meluncurkan serangan terakhir, menghancurkan tanah di sekitarnya dan menciptakan gelombang panas yang mengancam. Feng Yan tahu ini adalah saat yang menentukan. Dia mengerahkan semua tenaga yang tersisa, mengalirkan energi ke Zirah Giog Hijau-nya, memperkuat perlindungan dan serangannya.

“Sekarang, saatnya mengakhiri ini!” Dia melancarkan kombinasi serangan yang belum pernah dilihat sebelumnya, menggabungkan semua elemen yang dia kuasai. Api, racun, dan energi gelap bersatu dalam satu serangan yang dahsyat. Ledakan energi mengguncang seluruh area, menciptakan cahaya yang menyilaukan.

Namun, saat debu mulai mengendap, Feng Yan terkejut. Kera Api, meskipun terluka dan terhuyung, berdiri dengan kekuatan yang luar biasa.

“Kau pikir seranganmu bisa menghancurkan ku?” monster itu berkata dengan suara yang dalam dan menggelegar, seolah berbicara layaknya manusia.

“Aku adalah Kera Api tingkat 4! Kamu tidak tahu dengan siapa kamu berhadapan.” Ucapnya lantang, tapi tubuhnya benar benar merasakan rasa sakit yang luar biasa. Organ dalamnya terasa terkoyak dan racun ganas mulai menyerangnya dari dalam. Untungnya dia masih bisa bertahan.

Monster Api segera mengalirkan energi Qi untuk menetralisir racun yang ada di dalam tubuhnya untuk sementara. Dia menyesal telah meremehkan lawannya.

Di sisi lain Feng Yan terkejut, monster itu masih bertahan, dalam momen kebingungan itu, Kera Api melancarkan serangan balik yang dahsyat, mengayunkan tinjunya dengan kekuatan yang dapat menghancurkan segalanya. Dia mengerahkan seluruh kekuatannya pada serangan ini. Dia bahkan menciptakan Domain Api yang menyelimuti Feng Yan.

Feng Yan berusaha menghindar, tetapi kali ini dia terjebak di dalam Domain. Dia merasakan tekanan yang luar biasa, hampir terjatuh lagi. Namun, Zirah Giog Hijau nya menyerap sebagian besar hawa panas dari Domain itu, memberinya kesempatan untuk bangkit kembali. Dia tahu bahwa dia harus memanfaatkan semua kemampuannya untuk bertahan.

Dengan semangat yang tak tergoyahkan, Feng Yan bersiap untuk menyelesaikan pertarungan ini. Dia mengumpulkan semua energinya, mengingat semua pelatihan yang telah dia lakukan, dan bersiap untuk melawan monster yang lebih dari sekadar makhluk buas.

Pertarungan ini bukan hanya tentang kekuatan, tetapi juga tentang kecerdasan dan strategi. Dia bertekad untuk menunjukkan bahwa meskipun kecil, dia mampu mengalahkan kekuatan yang tampaknya tak terduga. Dia memejamkan matanya sejenak dan menenangkan diri. Setelah tentang dan mentalnya stabil, dan mulai bisa beradaptasi barulah dia mulai bisa fokus dan berfikir jernih.

Sedari awal serangannya tidak ada benar. kontrol energinya kacau balau dan tidak sempurna. Dan dia dalam proses beradaptasi di bawah tekanan monster Kera Api.

Dia yang naif benar benar tumbuh dalam kejam dimana nyawanya bisa hilang kapan saja. Dia teringat bagaimana kondisi Kera Tulang Besi yang tertindas karena mereka lemah. Dan penyebabnya karena ada lawan yang lebih kuat.

Dalam hatinya mulai tertanam sebuah pemahaman.

"Jika kau kuat maka kaulah Rajanya. Jika kau kuat kaulah yang bisa dengan bebas yang mengendalikan dan menentukan hidup dan mati. Kau hanya perlu satu hal. Yaitu kuat. Jadilah kuat untuk di takuti, Jadilah kuat untuk di hormati dan Jadilah kuat untuk menentukan jalan hidupmu sendiri."

Setelah menarik nafas dan menghembuskannya perlahan seluruh tempramennya berubah. Dia saat ini dalam kondisi fokus ekstrim. Keragu-raguan sebelumnya telah menguap.

kini Feng Yan menggunakan kemampuan teleportasinya agar bisa meraih kemenangan. dia bergerak, menghilang san muncul lagi sangat cepat sangat dalam jarak 5 meter di setiap langkahnya.

Feng Yan muncul dan hilang dalam sekejap, membuat Kera Api kehilangan arah. Dia muncul di sisi kiri, lalu hilang di sisi kanan. Kera Api mencoba mengikuti gerakan Feng Yan, tetapi tidak dapat menangkapnya.

Feng Yan meluncurkan serangan "Tebasan Racun Dimensi".

Feng Yan langsung mengalihkan racun ganas ke dimensi lain sebelum kembali ke monster api, racun ganas itu langsung melumpuhkan saraf dengan efek yang tidak terduga. Kera Api pun merasakan efek racun seolah-olah berasal dari dalam tubuhnya sendiri, membuat dirinya bingung dengan kondisi tubuhnya yang perlahan melemah.

"Hah! Apa yang terjadi? Dari mana asalnya racun ini? sejak kapan ada di dalam tubuhku.? Raungnya panik dalam hati.

Memanfaatkan kelengahan Kera Api Feng Yan langsung melakukan serangan lainnya. dia berteriak sambil menebaskan pedangnya

"Tebasan Api Qi Temporal."

Feng Yan langsung menyerap energi Qi dari alam sekitar yang dia masukkan ke dalam tehnik pedangnya.

WUSH!

Pedangnya langsung terselimuti oleh api merah kehitaman efek dari energi racun yang terkandung dalam pedang.

SLASH!

Tebasan api itu langsung membakar organ dalam Kera Api dengan efek waktu yang dipercepat. Saat itu juga Kera Api merasakan rasa sakit yang intens seolah-olah api beracun membakar tubuhnya dengan hebat, menyebabkan kerusakan yang lebih besar dan sangat menyiksa.

Feng Yan menghilang muncul lagi di belakangnya, Kera Api tidak dapat melawan karena rasa sakit yang begitu intens. Meskipun dia Monster tingkat 4, tapi efek serangan racun yang di keluarkan oleh tehnik pedang Feng Yan bukanlah tehnik biasa.

Feng Yan terus menggunakan kemampuan teleportasinya untuk menyerang Kera Api bertubi tubi. Dia muncul di atas Kera Api, lalu menebasnya dengan sebuah serangan ganasz, dia meraung dan raungannya menggelegar memecah kesunyian malam

"Tebasan Pembusukan Ruang."

WUSH! SLASH!

Ruang dalam radius 3 meter di sekitar Kera Api mengalami pembusukan. Cairan ungu yang mengandung racun ganas segera keluar. Kera api perlahan merasakan gerakan terkunci. Seolah ada rantai yang mengikat kakinya.

Cairan racun itu langsung merambat dari kakinya dan perlahan naik ke seluruh tubuhnya. Membuatnya menjadi monster kera Ungu karena keracunan.

Kini dia benar benar mengeksekusi tehniknya dengan sangat sangat sempurna.

Perlahan tapi pasti organ dalamn Kera Api membusuk dan regenerasi selnya benar benar melambat, sehingga mempercepat proses kematian yang tiba di depan matanya. Tapi sebelum tubuhnya benar benar lenyap. Feng Yan membelah dada monster itu dan mengambil Kristal energi yang menjadi sumber kekuatan terakhirnya.

Tidak lama kemudian tubuhnya benar benar hancur lebur dan meleleh menjadi genangan darah yang bercampur dengan cairan ungu.

"Huh! Hampir saja inti monster ini meleleh. Aku bisa rugi besar." Ucap Feng Yan.

Akhirnya pertarungan brutal antara Feng Yan dan Kera Api pun selesai. Dengan demikian maka rumah Kera Tulang Besi kembali lagi kepada mereka.

.

1
Frengky Sultani
karya ini sdh selesai?
🔵@🍾⃝ ͩAᷞғͧɪᷡғͣ DLUNA: belumlaah...ini masih permulaan awal dari perjalanan panjang
total 1 replies
🍾⃝ Wͩᴀᷞɴͧɢᷡɪͣ
pil apa permen itu bang😁
🍾⃝ Wͩᴀᷞɴͧɢᷡɪͣ
kalo nama depan Ling biasanya nama dr klan Dewa Ling
🍾⃝ Wͩᴀᷞɴͧɢᷡɪͣ
kalo ras ular biasanya nama depannya Shi bang
ˢ⍣⃟ₛ🤎🦚EͣIᵞGʸHTͣTEᷠSSͣ
lanjudd
Wahyu Wahyu
bagus
Abdullah Tamrin
lanjut...
ˢ⍣⃟ₛ 🤎🦚ᵃʸʸᵃⁿᵃᴇɪɢʜᴛᴛᴇss🤎
Ling Zilan sperti nama seorang peri cantik,,,
ˢ⍣⃟ₛ 🤎🦚ᵃʸʸᵃⁿᵃᴇɪɢʜᴛᴛᴇss🤎
makin seru
ˢ⍣⃟ₛ 🤎🦚ᵃʸʸᵃⁿᵃᴇɪɢʜᴛᴛᴇss🤎
lanjut
Lily Rusdian
buset dah cerita nya mau di bawa kmn ini
🔵@🍾⃝ ͩAᷞғͧɪᷡғͣ DLUNA: mau di bawa ke alam imajinasi author..wkwkkwk
total 1 replies
ˢ⍣⃟ₛ 🤎🦚ᵃʸʸᵃⁿᵃᴇɪɢʜᴛᴛᴇss🤎
Lan er kan biasanya pnggilan kepada anak perempuan,, tu siapa yg manggil ya??
ˢ⍣⃟ₛ 🤎🦚ᵃʸʸᵃⁿᵃᴇɪɢʜᴛᴛᴇss🤎
Feng Yan usia 12 th gmna ya visual. nya
Ban Jar
nunggu naik tingkat gak naik-naik belum,apa nunggu kiamat baru naik tingkat,
apa alur ceritanya hanya di dalam hutan aja terus-menerus,
🔵@🍾⃝ ͩAᷞғͧɪᷡғͣ DLUNA: Dia udah naik tingkat di tahap 5 level 9.

Ini sengaja author buat begitu agar Proses Feng Yan menjadi kuat karena latihan bertahapnya ada. Buat apa buru buru pergi kemana mana tapi kalau masih lemah..ini alurnya memang sedikit agak lambat.

terima kasih telah berkomentar dan selamat membaca
total 1 replies
Edi Kurniawan
Arthur kenapa MC belum naik tingkat kultivasinnya..kok perasaan jalan ditempat ceritanya gak ada perkembangan dan juga terlalu lambat kultivasi MC nya
🍾⃝ Wͩᴀᷞɴͧɢᷡɪͣ
penggunaan tehnik elemen untuk bertarung harus dikembangkan lagi bang
🍾⃝ Wͩᴀᷞɴͧɢᷡɪͣ
gunakan elemen tanah untuk membuat golam manusia tanah sebagai pasukan melawan musuh
🍾⃝ Wͩᴀᷞɴͧɢᷡɪͣ
kenapa g gunakan elemen tanah untuk mengurung kawanan srigala dan membuat benteng untuk melindungi wilayah kekuasaan beruang
🍾⃝ Wͩᴀᷞɴͧɢᷡɪͣ
kata Inka christie kenapa gak nafas cinta sih abang
🍾⃝ Wͩᴀᷞɴͧɢᷡɪͣ
lama2 hutan tempat hunian beruang bisa gundul dong Thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!