Kisah ini merupakan kisah mengenai seorang gadis yang terpaksa bekerja demi menghidupi dirinya sendiri karena ditinggal mati oleh orang tuanya, dan tanpa disangka dia malah masuk kedalam buku novel yang sering dibacanya yang pernah diberikan oleh orang asing dan menjadi tokoh antagonis yang ada di novel tersebut.
Didalam novel, sang antagonis berakhir tragis karena mengganggu percintaan sang pemeran utama wanita dan juga pemeran utama pria. Demi menghindari hal mengerikan itu gadis itu terpaksa mengubah ceritanya dan apakah jika novel itu berubah, sang pangeran akan jatuh cinta dengan tokoh antagonisnya? dan bagaimanakah gadis itu akan merubah takdirnya.
penasaran dengan ceritanya? ayo baca dan juga subscribe agar ngak ketinggalan update terbaru yang menarik dari setiap cerita.
GES BANTU LIKE SAMA KOMEN YA, ITU SEMUA SALAH SATU PENYEMANGAT AUTHOR, KLW ADA YG KASIH GIVE AUTHOR JADI LEBIH SENANG.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon H mukty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PART 12
MENGUBAH CERITA
Sementara itu Misha yang sedang berada di kamarnya dan memandang bintang-bintang dari jendela, entah kenapa dia merasakan kalau ada sesuatu yang buruk telah terjadi di dekatnya namun Misha tak tahu apa itu.
“kenapa malam ini terasa begitu dingin dan mencekam daripada malam biasanya ya”, ia pun lalu menutup jendela kamarnya dan beralih tempat menuju kasur.
Di atas kasur misha memikirkan tentang bagaimana nasib hidupnya yang kini berada dalam dunia novel “kemunculan monster, Louis yang menyelamatkanku dari serangan monster dan kekacauan lainnya... kejadian ini semua benar-benar berbeda dengan apa yang ada di novel aslinya dan akulah orang yang telah merusak alur ceritanya itu huh...” Misha menghela nafas sambil mengusap kepalanya yang terasa pusing.
Misha mencoba mengingat-ingat kembali kejadian apa saja yang ada di novel, dan akhirnya dia pun menyadari sesuatu “oh iya, Misha yang asli kan juga merupakan salah satu murid terpintar di akademi. Yah... walaupun dia sering disebut wanita gila sih tapi kalau mengingat kejadian Misha yang terjatuh dari kereta kuda dan tak sadarkan diri beberapa hari sebelum aku masuk kesini hingga saat dirinya sadar dengan jiwaku yang ada ditubuhnya sampai saat ini bukankah sudah terlalu lama bagi misha yang asli tidak masuk akademi”.
“apa sebaiknya aku segera kembali ke akademi ya, lagi pula aku bisa mengetahui hal tentang dunia ini lebih banyak jika aku pergi ke sana, tunggu tapi kan aku sedang berpura-pura hilang ingatan dan bagaimana jika saat aku meminta kembali sekolah kebohonganku ini malah terbongkar? haduh... . Karena saat ini aku yang berada ditubuh ini maka aku tidak akan membiarkan dunia ini berjalan sesuai ceritanya di mana aku akan berakhir mati mengenaskan, aku akan melakukan berbagai cara demi mengubah takdir diriku di kehidupan saat ini karena sekarang akulah Misha sang pemeran antagonis dalam novel dan akan ku pastikan takdir buruk itu tidak akan pernah terjadi padaku”
Karena masih belum dapat mengetahui cara agar bisa mengubah cerita dunia ini maka Misha memutuskan mengistirahatkan dirinya dan tidur di kasur dan memikirkannya lagi besok, keesokan harinya Misha akhirnya diperbolehkan keluar dari kamarnya tapi tidak boleh keluar dari rumah dan dia selalu diikuti oleh prajurit ke mana pun dia pergi.
“ukh...menyebalkan sekali sih diikuti terus begini, kan aku jadinya enggak nyaman membaca bukunya sambil diawasi oleh dua prajurit menjengkelkan ini. Padahal aku membaca buku di perpustakaan keluarga ini demi mendapat informasi lebih banyak tentang dunia ini” pikir Misha dengan kesal.
Setelah hari mulai siang, tibalah waktunya untuk Misha makan siang namun dia tak menyangka kalau Louis ayahnya sendiri ikut makan siang bersamanya diruang makan padahal di dalam novel Louis selalu sibuk pada pekerjaannya dan jarang sekali makan bersama putrinya sendiri dan hal ini membuat Misha sangat terheran-heran apalagi dia melihat ada bekas luka di wajah Louis, “*kenapa dia kali ini ikut makan siang di sini? Kenapa rasanya seperti sikapnya mulai berubah ya, apa tanpa sengaja aku melakukan sesuatu hingga hal ini bisa terjadi*?” Pikir Misha sambil memakan makanannya yang ada di meja.
Saat dalam suasana yang hening ketika makan bersama, Misha kemudian mendapatkan ide bagaimana dirinya bisa kembali belajar ke akademi “a...anu, terakhir kali saya lihat Eli membawa surat yang bertuliskan dari akademi. Apakah aku juga seorang murid di akademi?” tanya Misha yang memberanikan diri untuk bicara.
Misha merasa sangat gugup ketika Louis hanya diam terhadap pertanyaannya dan itu membuatnya semakin khawatir “*kenapa orang ini malah diam saja sih... apa aku sudah mengatakan hal yang salah ya*” pikir Misha, Setelah Louis menyelesaikan makanannya dia kemudian baru berbicara “mendengar mu yang mengatakan soal akademi, apakah kau sudah perlahan mengingat ingatanmu yang hilang itu?”.
“bu...bukan begitu, aku masih belum bisa mengingat apa pun. Tapi aku berpikir jika diriku dulunya seorang murid di akademi maka ada baiknya aku kembali ke sana dan mungkin ingatanku akan perlahan kembali”, mendengar penjelasan dari Misha terlihat wajah agak muram dari wajah Louis.
Louis lalu berdiri dan hendak kembali ke ruang kerjanya, sebelum dia benar-benar pergi dari ruang makan iru Louis berkata pada Misha “lakukanlah hal yang kamu mau, aku izinkan jika kamu ingin kembali belajar di akademi jika sudah merasa sudah sembuh total tapi kamu tidak perlu memaksakan ingatanmu untuk kembali dan katakan saja padaku jika ada yang membuatmu tidak nyaman”.
Saat Louis telah pergi meninggalkan ruang makan, Misha merasa ada sesuatu yang aneh pada sikap Louis yang terasa berbeda dengan yang tertulis di novel. Walau Misha kini merasa senang karena diizinkan untuk kembali ke akademi, dirinya tetap merasa kesal karena dua kesatria yang ditugaskan untuk mengawal Misha masih terus mengikutinya ke mana pun dirinya pergi hingga akhirnya dia pergi ke ruang kerja ayahnya karena merasa risih.
Sementara itu Louis yang sedang mengerjakan pekerjaannya dihampiri oleh Ray yang adalah asisten pribadinya “maaf mengganggu Anda tuan, tapi di luar nona meminta untuk bertemu dengan Anda. Apakah saya harus menyuruhnya pergi seperti biasanya karena Anda sedang sibuk?”, Louis lalu mengatakan pada Ray untuk membiarkan Misha masuk kali ini dan menyuruh Ray untuk mempersiapkan camilan untuk Misha.
Setelah Misha masuk ke ruangan Louis, Ray menyuruh misha duduk di tempat duduk yang tak jauh dari meja kerja Louis sambil menaruh camilan di atas meja yang ada di hadapannya.
“*apa-apaan ini, sejak kapan orang yang ditulis dalam novel, tidak mencintai putrinya tapi malah memperlakukan hal seperti ini sampai menyiapkan camilan segala. Ya jujur sih aku sempat khawatir akan diusir dan tidak dibiarkan masuk karena di novel ditulis Misha selalu disuruh kembali saat ia ingin menemui ayahnya*” pikir Misha
Louis lalu menghentikan pekerjaannya dan bertanya pada Misha apa yang membuatnya datang kemari, “jadi ada keperluan apa kamu kemari, apakah ada hal yang kamu inginkan?”.
“ya.. kurang lebih begitu, tapi anu... bisakah Anda menyuruh dua prajurit yang selalu mengikuti saya untuk berhenti? Jujur saya sendiri merasa tidak nyaman terus selalu diikuti”, Louis lalu menggelengkan kepalanya sebagai bentuk tidak setuju terhadap permintaan Misha.
“kau boleh minta apa pun dariku tapi untuk yang satu ini aku tidak bisa melakukannya karena aku tidak ingin sampai ada hal buruk menimpamu dan membuat dirimu terluka” kata Louis dengan tegas dan dia tidak akan menuruti keinginan Misha yang satu ini.