IG ☞ @embunpagi544
Elang dan Senja terpaksa harus menikah setelah mereka berdua merasakan patah hati.
Kala itu, lamaran Elang di tolak oleh wanita yang sudah bertahun-tahun menjadi kekasihnya untuk ketiga kalinya, bahkan saat itu juga kekasihnya memutuskan hubungan mereka. Dari situlah awal mula penyebab kecelakaan yang Elang alami sehingga mengakibatkan nyawa seorang kakek melayang.
Untuk menebus kesalahannya, Elang terpaksa menikahi cucu angkat kakek tersebut yang bernama Senja. Seorang gadis yang memiliki nasib yang serupa dengannya. Gadis tersebut di khianati oleh kekasih dan juga sahabatnya. Yang lebih menyedihkan lagi, mereka mengkhianatinya selama bertahun-tahun!
Akankah pernikahan terpaksa ini akan membuat keduanya mampu untuk saling mengobati luka yang di torehkan oleh masa lalu mereka? Atau sebaliknya, hanya akan menambah luka satu sama lainnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon embunpagi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 28 ( Mari Memulai dengan Berteman)
"Terima kasih," balas Senja ramah. Senja cukup terkejut, rumah itu terlalu besar jika harus di tempati mereka berdua.
"Kau naiklah dulu, aku ada yang ingin di bicarakan dengan Kend sebentar," ucap Elang, Senja hanya mengangguk menanggapinya.
"Antarkan nyonya ke kamar utama," titah Elang kepada pelayan.
"Baik tuan muda, mari nyonya muda bibi antar ke kamar,"
Ketika Senja menaiki anak tangga, ia berhenti dan terpaku menatap potret seorang wanita cantik di dinding. Ia bisa langsung mengenali sosok dalam bingkai berwarna keemasan tersebut. Ya, dialah Bianca. Mantan kekasih suaminya yang ia sendiri bisa melihat jika masih ada cinta untuk wanita tersebut.
Senja bisa menduga jika rumah tersebut pasti di siapkan oleh suaminya untuk wanita yaang ada di photo tersebut, karena tidak hanya satu tapi ada beberapa photo yang ia lihat di sudut ruangan yang berbeda. Tapi yang menjadi pertanyaannya, diantara beberapa photo yang terpajang tersebut tak ada potret laki-laki aneh menurutnya itu. Hanya ada satu photo yang ada dirinya yaitu photo keluarga Parvis versi lengkap yang terpajang di dinding ruang tamu.
"Pantas saja para pelayan seperti terkejut melihatku tadi. Yang di gadang-gadang menjadi nyonya mereka dia, bukannya aku," batin Senja. Bahkan ia sempat mendengar bisikan para pelayan itu.
"Pacar tuan muda siapa, nikahnya sama siapa," bisik mereka. Namun, Senja tak ambil pusing. Toh Elang sendiri yang memaksa menikahinya.
"Jika dia sudah menyiapkan semua ini, lalu kenapa dia malah menikahi aku?" Senja tak habis pikir dengan jalan pikiran suaminya tersebut.
"Silahkan nyonya muda, di sini kamar Anda dan tuan muda," ucap bibi sopan sambil membuka pintu dan membawa koper Senja dan Elang masuk ke dalam.
"Kami permisi dulu nyonya, jika perlu apa-apa nyonya bisa memangil kami melalui telephon yang sebelah sana," ucap bibi sambil menunjuk yang di maksud.
"Nyonya muda tinggal memencet nomor sesuai tugas masing-masing," lanjut bibi.
"Ah iya terima kasih," sahut Senja. Tentu saja ia akan lebih nyaman jika melakukan apa-apa sendiri karena ia terbiasa hidup mandiri.
Setelah pelayan pada keluar, Senja mendekati tempat tidur dimana di atasnya ada photo Bianca lagi.
Lagi-lagi ia mendesah, laki-laki tampan, mapan, bertanggung jawab, perempuannya juga cantik, terlihat smart dan elegan. Kedua keluarga mereka juga kenal dekat, lantas kenapa tidak mereka saja yang menikah? Dan atas dasar apa dia yang sekarang berada di sana, kenapa ia yang menjadi nyonya di rumah itu yang jelas-jelas sudah dipersiapkan untuk wanitanya itu. Atas dasar cinta? Omong kosong! Tentu saja bukan! Lebih tepatnya atas dasar keterpaksaan mungkin. Karena sejujurnya ia sendiri masih ingin menghindari apa yang di namakan cinta. Yang sudah bertahun-tahun menyandang sebagai kekasihnya saja berkhianat, apalagi yabg baru saja hadir dengan masih membawa cinta untuk wanita lain?
Tapi Senja mencoba masa bodoh dengan pikiran ruwetnya yang mencoba menelaah kehidupan yang sedang menguji hidupnya.
"Hidup orang kaya mah ribet, kadang susah di terima nalar orang biasa," gumamnya. Ia memutuskan untuk langsung mandi karena merasa gerah.
🌼🌼🌼
"Bagaimana menurutmu?" tanya Elang kepada Kendra. Kini mereka sudah berada di ruang kerja Elang.
Elang meminta pendapat tentang salah satu amanah kakek Senja yaitu memperjuangkan apa yang menjadi hak cucu angkatnya.
"Mungkin ada sesuatu yang kakek nona Senja sembunyikan selama ini bos. Apa jona Senja tahu tentang semua itu?"
"Entahlah, aku belum sempat bertanya apapun mengenai latar belakangnya. Kau coba cari tahu apapun yang berhubungan tentang masa lalu Senja," Sahut Elang.
"Baik bos,"
"Kau boleh pergi sekarang, atau mau istirahat di rumah ini. Aku sudah menyediakan kamar khusus untukmu," ucap Elang.
"Tidak, saya permisi. Masih ada urusan yang harus saya kerjakan," pamit Kendra, membungkukkan badan lalu pergi dari hadapan Elang.
"Sebaiknya photo-photo nona Bianca diturunkan bos, biar bagaimanapun sekarang nona Senja yang menjadi nyonya rumah di rumah ini. Setidaknya untuk menjaga perasaannya," pesan Kendra saat di depan pintu hendak keluar.
"Kenapa tidak kau ingatkan sejak tadi?" sahut Elang. Ia lupa untuk menyuruh para pelayan menurunkannya kemarin-kemarin. Antara lupa atau masih berharap impiannya yang menjadikan Bianca di rumah yang sengaja ia bangun sejak satu tahun yang lalu tersebut sebagai nyonya muda.
"Saya kan tidak tahu jika nona Senja akan langsung di bawa ke sini," Kendra ngeles.
"Ck, kau ini. Pergi sana jauh-jauh!" hardik Elang.
"Yakin mau saya pergi jauh? Nanti rindu, rindu itu berat bos,"
"Brisik!"
Kendra terkekeh dan langsung keluar dari ruang kerja bosnya itu. Namun di sisi lain ia juga prihatin dengan kisah cinta bosnya tersebut. Huh sok prihatin dengan kisah cinta orang, bagaimana dengan kisah cinta dalam diamnya sendiri? Kendra menghela napasnya dalam.
Rencana awal, rumah tersebut akan ia jadikan kejutan sebagai hadiah pernikahan jika Bianca menerima lamarannya. Namun, semua sirna. Mimpi dan harapannya redup begitu saja ketika mantan wanitanya tersebut menolak bahkan memutuskan hubungan mereka.
🌼🌼🌼
Elang membuka pintu kamarnya. Ia geleng-geleng kepala melihat Senja yang sedang meringkuk di atas tempat tidur.
"Tukang tidur!" gumamnya. Pelan-pelan ia naik ke tempat tidur samping Senja dan mengambil photo bianca yang terpajang di sana. Ia menyuruh salah satu pelayan untuk membawanya keluar dan menurunkan semua photo Bianca yang ada di rumah itu. Kendra benar, meski tidak mencintai setidaknya hargai perasaannya sebagai nyonya rumah.
Senja bangun sekitar pukul 15.00 WIB.
"Ya ampun ketiduran, udah jam berapa ini?" gumamnya saat membuka mata.
"Sudah bangun?" tanya Elang yang sedang duduk di sofa sambil mengamati gadis tersebut merenggangkan otot-ototnya.
"Maaf aku ketiduran," jawab Senja.
"Kemarilah, ada yang ingin aku bicarakan sama kamu," pinta Elang. Senja pun hanya menurut.
"Duduk!" Elang menepuk sofa di sebelahnya.
"Mau bicara apa?" tanya Senja sesaat setelah ia mendaratkan pantatnya di sebelah Elang.
"Untuk yang tadi malam, aku benar-benar minta maaf. Kamu jangan salah paham, aku tak bermaksud untuk..."
"Sudahlah El hentikan, jangan di bahas lagi, dan tak perlu terus meminta maaf. Bukan hanya kamu yang salah, aku pun salah," jawab Senja dengan nada bergetar.
"Bukan begitu maksudku Senja dengarkan aku dulu,"
"Iya aku tahu maksud kamu El, karena aku pun sama. Masih belum percaya dengan semua yang terjadi secara tiba-tiba ini. Masih berusaha menerima takdir yang mengejutkan ini,"
"Apa kau tahu, semakin sering kamu mengungkit dan meminta maaf, itu justru membuat dadaku sakit. Aku sudah cukup jelas dengan semua yang aku lihat. Tak perlu kau perjelas lagi," batin Senja.
"Kalau begitu, mari kita memulainya dengan berteman. Kita mencoba saling mengenal satu sama lain dengan berteman," ucap Elang, manik matanya menatap serius ke arah istrinya.
"Baiklah, setidaknya dengan begitu bisa jadi batasan untuk kita. Aku jadi bisa tahu, sejauh mana harus bersikap terhadapmu," sahut Senja.
"Bukan begitu Senja, setidaknya kita jalani semuanya seperti air mengalir, ikuti arusnya. Kalaupun nantinya akan tumbuh cinta di antara kita, aku tidak akan menolaknya,"
"Jika kamu nanti tidak tumbuh rasa cinta untukku dan kamu menemukan laki-laki yang kamu cintai, aku akan melepasmu untuknya," sambung Elang.
"Lalu bagaimana jika hanya aku yang jatuh cinta sementara kamu tidak El? Karena aku tahu tempatnya di hatimu begitu dalam, aku takut jika aku mencintaimu namun tidak dapat menjangkau kedalaman itu untuk menggantikannya. Setidaknya dengan menegaskan menjadi teman, aku bisa menekan sejauh mana perasaanku harus tenggelam ke dalam pernikahan ini," batin Senja.
"Baiklah aku setuju," jawab Senja. Meskipun dalam hatinya merasa ragu, ia takut tidak bisa menganggap Elang sebagai seorang teman. Biar bagaimanpun laki-laki itu yang sudah mengambil mahkotanya. Mengenalkannya kepada hubungan suami istri sesungguhnya, yang mengenalkannya kepada kenikmatan duniawi.
"Bagaimanapun perasaanmu dan apa keputusanmu nanti, aku akan menurutinya. Itulah janjiku kepada Kakek untuk kebahagiaanmu," gumam Elang dalam hati.
"Apa?" Elang tak mengerti maksud Senja menyodorkan tangan kepadanya.
"Surat perjanjian? Mana yang harus tanda tangani?" tanya Senja.
"Kau terlalu banyak menonton drama atau membaca novel sepertinya. Pernikahan ini memang tidak berlandaskan cinta, tapi aku sangat menghargai dan menghormatinya. Tak ada dalam benakku niatan untuk berpisah, namun jika takdir yang bicara demikian, kita pasrahkan kepada Tuhan bukan surat perjanjian," jawab Elang tegas.
"Terserah kau saja," sahut Senja singkat. Ia tak ingin mendebatkan apapun saat ini. Ia terlalu lelah untuk memahami.
Cup! Satu kecupan mendarat di bibir Senja. Membuat wanita tersebut membulatkan matanya.
"El..!" protes Senja.
"Itu perjanjiannya," ucap Elang, seringai tipis tersungging dari sudut bibirnya dan langsung meninggalkan Senja.
"Akan aku buatkan makanan, kau belum jadi makan kan tadi?" ucapnya tanpa menoleh.
"Jangan perlakukan aku seperti itu El, aku takut akan jatuh cinta sama kamu beneran. Jika tidak bisa saling mengobati, setidaknya jangan menambah lukanya lagi," Senja menyentuh bibir yang baru saja di kecup suaminya tersebut.
🌼🌼🌼
💠💠Selamat membaca para kesayangan author... jangan lupa Like komen, tip dan votenya.. serta pencet ❤️ nya buat author..terima kasih🙏🙏
Bisa follow2 author juga di igeh @embunpagi544
salam hangat author 🤗❤️❤️💠💠