Sebuah surga impian yang baru saja dibangun terpaksa hancur karena kehadiran orang ketiga. Nadia Mustika Wijayanto harus menelan kenyataan pahit jika sang suami pulang dengan membawa seorang wanita yang merupakan madunya. Pernikahan yang dia kira sebagai surga, nyatanya berubah menjadi neraka. Nadia yang sedari awal tidak ingin dipoligami memutuskan untuk bercerai daripada harus berbagi hati dan suami.
Mengasingkan diri ke luar negeri dengan alasan ingin melanjutkan pendidikan menjadi pilihan Nadia setelah perceraian. Hingga akhirnya dia bertemu dengan sahabat lamanya tanpa sengaja. Devano Kazim Ravendra, pria dengan senyum lembut yang bisa membuatnya tertawa lepas setelah sekian lama.
***
" Terima kasih sudah menghancurkan surga yang aku impikan, Mas " ~ Nadia Mustika Wijayanto.
***
IG: gadis_taurus15
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gadis Taurus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
14. Masih Suci
Nadia bangkit dari duduknya lalu menghampiri Bunda Siska yang masih belum memberikan izin untuk dirinya bisa melanjutkan pendidikan di luar negeri. Dia mendudukkan tubuhnya di samping Bunda Siska lalu memeluknya dengan erat. Biasanya dengan cara seperti itu akan bisa membujuk sang ibu dan mendapatkan izin.
" Bunda, boleh ya? Sayang loh beasiswa full-nya, tidak semua orang bisa mendapatkan beasiswa ini. Aku janji akan bisa menjaga diriku dengan baik dan tidak akan membuat Bunda khawatir. Aku sudah dewasa, bahkan aku sudah pernah menikah, jadi aku pasti akan baik-baik aku di sana nanti. Ayah dan Bunda kan bisa datang ke sana untuk mengunjungi aku kapan saja, aku juga akan pulang saat libur kuliah. Kasih izin aku ya, Bunda... Please... Aku tidak akan bisa pergi tanpa izin dari Bunda " bujuk Nadia pada Bunda Siska.
" Ayah kan sudah bilang kalau akan minta anak buah Om Angga untuk menjagaku di sana. Aku tidak masalah deh selalu diawasi di sana, tapi dari jauh ya. Nanti aku dikira anak manja lagi kalau selalu diikuti sama anak buah Angga kemana-mana. Nanti aku juga akan kasih laporan sama Bunda setiap malam tentang kegiatanku dan apa saja yang aku lakukan. Bunda bisa pegang kata-kataku, aku tidak akan membuat Bunda khawatir dan akan baik-baik saja " lanjut Nadia sang berusaha membujuk sang ibu.
Masih tidak ada jawaban dari Bunda Siska yang artinya ibunya itu belum memberikan izinnya. Nadia menatap Ayah Reno dan meminta bantuan, tetapi sepertinya ayahnya itu sudah tidak bisa membantunya.
" Bunda mau lihat aku bahagia, kan? Mungkin kebahagiaan aku ada di sana, bukan di sini. Nanti di sana aku akan sibuk kuliah, akan bertemu teman-teman baru, lingkungan baru, sehingga aku bisa memulai kehidupanku yang baru. Aku akan melupakan semua kenangan pahit yang pernah terjadi di hidupku. Aku mohon, Bunda, tolong izinkan aku pergi. Selama ini aku tidak perlu meminta sesuatu yang sulit pada Ayah dan Bunda, jadi kali ini saja berikan izin dari Bunda. Please, Bunda! " ucap Nadia pada Bunda Siska.
Terlihat Bunda Siska menghela napasnya panjang mendengar semua ucapan Nadia yang sedang berusaha untuk membujuknya. Berat, sangat-sangat berat baginya memberikan izin pada Nadia pergi ke luar negeri dalam waktu yang lama. Bukan hanya satu atau dua minggu saja, tapi mungkin lebih dari 4 tahun.
" Baiklah, Bunda kasih izin kamu untuk melanjutkan pendidikan kamu di Inggris " jawab Bunda Siska akhirnya.
" Bunda serius? Tidak bohong, kan? " tanya Nadia memastikan karena dia sangat terkejut.
" Tentu saja. Bunda tidak akan berbohong untuk kebahagiaan kamu " jawab Bunda Siska menoleh ke arah Nadia dan tersenyum.
Tidak ingin hanya memikirkan dari dirinya saja, Bunda Siska juga memikirkan kesehatan mental dan kebahagiaan Nadia. Seperti yang dikatakan oleh suami dan putrinya tadi, bukan tidak mungkin Anwar akan mencoba untuk menemui Nadia lagi jika masih berada di kota yang sama. Jadi mungkin yang terbaik adalah Nadia pergi menjauh dulu untuk sementara waktu karena Bunda Siska pun tidak sudi bertemu dengan Anwar, apalagi sang putri yang jelas-jelas sudah disakiti.
" Terima kasih, Bunda. Aku sangat sayang pada Bunda " ucap Nadia sangat senang lalu mempererat pelukannya dan memberikan sebuah kecupan di pipi sang ibu.
" Sama-sama, Sayang. Bunda juga sangat sayang pada kamu " jawab Bunda Siska tersenyum dan membalas pelukan Nadia.
Ayah Reno yang melihat itu pun tersenyum. Sebenarnya dia sangat berat melepaskan sang putri untuk pergi jauh dalam waktu yang lama, tapi semua ini yang terbaik.
" Jadi, kapan kamu akan berangkat ke Inggris? " tanya Bunda Siska setelah pelukan mereka terlepas.
" Hmm, lusa, Bunda " jawab Nadia dengan ragu-ragu.
.
.
.
Sesuai dugaannya, Ayah Reno dan Bunda Siska sangat terkejut mendengar jawabannya. Bukan kemauannya juga akan pergi secara mendadak seperti ini, tapi semakin cepat maka semakin baik. Lagipula dia harus melakukan beberapa tes dari pihak yang telah memberikannya beasiswa.
" Nadia, kenapa cepat sekali? Bukankah kalau mendapat beasiswa di tahun ini baru akan berangkat di tahun depan? " tanya Ayah Reno masih dengan keterkejutannya.
" Seharusnya begitu, Yah, tapi aku juga tidak tahu kenapa aku akan memulai perkuliahan pada tahun ini dan itu dua bulan lagi. Pihak kampus dan pihak yang memberikan aku beasiswa yang memberitahu itu semua, tapi bukankah bagus karena lebih cepat akan lebih baik. Jadi aku harus berangkat secepatnya untuk mempersiapkan semua, termasuk tempat tinggal dan yang lainnya, aku butuh waktu untuk beradaptasi di sana, dan aku juga harus mengikuti beberapa tes lagi " jawab Nadia tanpa ada kebohongan.
" Tapi, lusa itu terlalu cepat, Sayang. Kita belum mempersiapkan apa-apa untuk kamu di sana. Kami tinggalnya dimana? Kita harus mencari apartemen atau rumah yang aman. Sebuah keperluan yang akan kamu bawa juga kita belum menyiapkannya. Kendaraan juga yang akan kamu gunakan selama di sana. Kita tidak bisa menyiapkan semuanya cuma satu hari saja, Sayang " ucap Bunda Siska tampak tidak setuju.
Untuk mungkin kuliah di luar kota saja persiapannya lama, apalagi di luar negeri. Bunda Siska juga belum sesiap itu untuk berpisah dengan Nadia.
" Untuk itu semua Bunda tidak perlu khawatir, aku sudah menyewa sebuah apartemen dari salah satu mahasiswa yang juga berkuliah di sama. Kalau untuk kendaraan juga tidak perlu dipikirkan, aku akan menggunakan kereta saja. Aku juga ingin menikmati kehidupanku sebagai mahasiswa yang sebenar-benarnya di sana " jawab Nadia mengusap punggung tangan Bunda Siska.
Nadia benar-benar sudah mempersiapkan semuanya atas bantuan salah satu temannya. Dia hanya tinggal berangkat dan menyiapkan keperluannya dari sini saja. Mungkin hanya butuh merapikan apartemen yang sudah disewanya itu.
" Sayang, tapi kamu masih dalam masa iddah, kan? Kamu tidak bisa pergi sebelum masa iddah kamu itu selesai " ucap Ayah Reno pada Nadia.
Tidak ada satu orang pun yang tahu jika Nadia sama sekali belum disentuh oleh Anwar selain mereka berdua. Memang Nadia tidak mengatakannya karena itu juga merupakan aibnya sendiri, tetapi sepertinya hari ini Ayah Reno dan Bunda Siska harus tahu.
" Ayah, Bunda, sebenarnya aku masih suci, Mas Anwar tidak menyentuh dan memberikan nafkah batin untuk aku. Kami memang sudah bersama sejak siang hingga tengah malam sebelum Mas Anwar meninggalkan aku, tapi kami belum melakukannya " ucap Nadia menatap kedua orang tuanya bergantian.
Lagi-lagi Ayah Reno dan Bunda Siska sangat terkejut mendengar apa yang dikatakan oleh Nadia. Tetapi, ada sebuah perasaan lega karena ternyata putri mereka masih suci dan tidak ada kemungkinan Nadia akan mengandung anak dari Anwar.
" Jadi aku bisa pergi, kan? Bukankah kalau belum pernah disentuh aku tidak perlu menjalani masa iddah? " ucap Nadia menatap Ayah Reno dan Bunda Siska bergantian.
" Iya Sayang, memang tidak ada masa iddah kalau kamu masih suci " jawab Ayah Reno.
Terlihat kelegaan dari wajah Nadia karena tidak akan ada lagi alasannya untuk tidak pergi lusa. Memang sebelum memutuskan semua ini, Nadia sudah memikirkannya matang-matang, tentang apa yang akan terjadi.
" Kenapa kamu tidak mengatakannya dari awal, Sayang? Kalau begitu kita bisa mengajukan pembatalan pernikahan dan statusmu secara hukum masih gadis " ucap Ayah Reno pada Nadia.
" Aku tidak berpikir ke sana, Ayah. Apalagi tiga bulan terakhir ini aku sangat kacau " jawab Nadia menundukkan kepalanya.
Semua telah terjadi dan setidaknya Nadia tidak harus kehilangan sesuatu yang berharga dalam hidupnya meskipun statusnya saat ini adalah seorang janda.
***
Mohon bantuan vote, like dan komentarnya ya 😊 Terima kasih 😊🙏 Tetap dukung saya ya 😘
Tolong follow akun NT saya " Gadis Taurus " ya 😘