Ketulusan Hati Zia

Di Kampus.

📨"𝙰𝚜𝚜𝚊𝚕𝚊𝚖𝚞𝚊𝚕𝚊𝚒𝚔𝚞𝚖...

𝙼𝚊𝚜... 𝙼𝚊𝚊𝚏... 𝚊𝚔𝚞 𝚙𝚎𝚛𝚐𝚒... 𝙼𝚊𝚊𝚏 𝚊𝚔𝚞 𝚖𝚞𝚗𝚍𝚞𝚛... 𝚊𝚔𝚞 𝚖𝚘𝚑𝚘𝚗 𝚖𝚊𝚊𝚏 𝚊𝚝𝚊𝚜 𝚔𝚎𝚝𝚒𝚍𝚊𝚔𝚜𝚊𝚗𝚐𝚐𝚞𝚙𝚊𝚗𝚔𝚞 𝚖𝚎𝚗𝚎𝚛𝚞𝚜𝚔𝚊𝚗 𝚜𝚎𝚖𝚞𝚊 𝚒𝚗𝚒... 𝙰𝚔𝚞 𝚒𝚗𝚐𝚒𝚗 𝚙𝚎𝚛𝚐𝚒, 𝚊𝚔𝚞 𝚝𝚒𝚍𝚊𝚔 𝚒𝚗𝚐𝚒𝚗 𝚓𝚒𝚔𝚊 𝚜𝚎𝚖𝚊𝚔𝚒𝚗 𝚖𝚎𝚗𝚢𝚞𝚜𝚊𝚑𝚔𝚊𝚗 𝚙𝚎𝚛𝚊𝚜𝚊𝚊𝚗𝚖𝚞 𝚓𝚞𝚐𝚊 𝙰𝚕𝚖𝚊..."

📨"𝚂𝚎𝚖𝚘𝚐𝚊 𝚖𝚊𝚜 𝙰𝚣𝚣𝚊𝚖, 𝙰𝚕𝚖𝚊 𝚓𝚞𝚐𝚊 𝙽𝚊𝚗𝚊 𝚜𝚎𝚑𝚊𝚝 𝚜𝚎𝚕𝚊𝚕𝚞, 𝚋𝚊𝚑𝚊𝚐𝚒𝚊 𝚜𝚎𝚕𝚊𝚕𝚞 𝚔𝚊𝚕𝚒𝚊𝚗... 𝚖𝚊𝚊𝚏 𝚓𝚒𝚔𝚊 𝚋𝚊𝚗𝚢𝚊𝚔 𝚜𝚊𝚕𝚊𝚑 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚊𝚔𝚞 𝚙𝚎𝚛𝚋𝚞𝚊𝚝 𝚙𝚊𝚍𝚊 𝚔𝚊𝚕𝚒𝚊𝚗.. "

Azzam lemas saat membaca pesan dari Zia, dirinya langsung melakukan panggilan namun nomornya sudah tak bisa di hubungi, mendadak Azzam merasa amat sangat sedih.

✉️"Tidak... aku yang banyak salah di sini... maafkan aku yang terlambat menyadari kesalahanku... maaf karena sudah membuat kamu menderita..." Azzam membalas pesan Zia agar berharap di balas setelah nomor itu aktif.

✉️"Ku mohon... jangan begini... tunggu aku... please... " Pesan Azzam lagi dengan gundah.

Perasaan Azzam semakin tidak karuan saat pesan yang di kirim belum juga mendapat balasan dari Zia. Azzam bangkit lalu menuju parkir dan mengendarai mobilnya menuju rumah Zia, dirinya tak ingin Zia pergi dari kehidupannya.

Mobil membelah jalanan dengan ugal-ugalan, Azzam berharap bisa menemukan Zia di sana, Azzam benar-benar menerjang jalan dengan singkat, tak butuh waktu lama untuk sampai di depan rumah Zia, tepat saat mobil Zea memasuki rumahnya.

Azzam keluar dari mobil lalu menemui Zea, "Ze... ??? Zia mana??? aku yakin kamu yang menjemputnya... " Tanya Azzam to the point.

Azzam membuka mobil Zea namun kosong tak ada Zia di sana, Azzam berbalik dan menatap Zea memohon.

"Ze... Please... kamu pasti tau Zia dimana??? " Kata Azzam sendu, namun hanya di jawab tatapan remeh dari Zea.

"Kalau aku gak mau kasih tau kamu mau apa??? " Ucap Zea sambil menantap Azzam geram.

"Ze.. please... kamu harusnya tidak membawa istri orang keluar dari rumahnya...!!! " Azzam mulai merasa kesal saat Zea hanya menatapnya tanpa menjawab.

"Astagfirullah... aku terkejut... Kamu yakin Zia istri kamu???" Tanya Zea mengejek Azzam.

Azzam mengepalkan tangan menahan kesal, jujur ucapan Zea melukai hatinya. "Apa maksud kamu??? Kamu lupa??? ingat ya... aku menikahinya sah di mata hukum dan agama..." Azzam menjawab dengan tatapan tajamnya.

"Owh... Aku ingat... tapi apa kamu lupa??? jika kamu bahkan tidak menganggapnya seorang istri??? hmmm??? aku ingat bagaimana dulu Alma berlutut memohon... namun aku juga tidak lupa, dengan sikap kalian... bagaimana kalian memperlakukan Zia... Aku tidak terima... kamu bisa pergi...!!! Zia sudah pergi jauh...!!! biarkan dia lepas dari kehidupan kamu yang menyesakkan dirinya.." Zea pergi begitu saja meninggalkan Azzam yang terpaku di tempatnya.

Azzam terduduk, mengusap wajahnya kasar, lalu mengambil handphone miliknya mencoba menghubungi Zia, namun nomor itu tak bisa di hubungi.

Azzam mencoba mencari jejaknya di media sosial yang di ikutinya, berharap bisa menemukan keberadaan Zia melalui akun yang biasanya selalu dia ikuti.

Gambar jendela yang menampakkan langit dan awan menjadi update akun Zia kali ini dengan tulisan yang semakin membuat dada Azzam bergetar sakit dan sesak.

𝓐𝓴𝓾 𝓲𝓷𝓰𝓲𝓷 𝓽𝓮𝓻𝓫𝓪𝓷𝓰, 𝓽𝓮𝓻𝓫𝓪𝓷𝓰 𝔂𝓪𝓷𝓰 𝓳𝓪𝓾𝓱

𝓳𝓪𝓾𝓱 𝓴𝓮 𝓽𝓮𝓶𝓹𝓪𝓽 𝔂𝓪𝓷𝓰 𝓽𝓪𝓴 𝓪𝓭𝓪 𝓼𝓮𝓸𝓻𝓪𝓷𝓰𝓹𝓾𝓷 𝓶𝓮𝓷𝓰𝓮𝓷𝓪𝓵𝓴𝓾

𝓐𝓴𝓾 𝓲𝓷𝓰𝓲𝓷 𝓶𝓮𝓷𝓪𝓽𝓪 𝓱𝓪𝓽𝓲 𝓪𝓰𝓪𝓻 𝓽𝓪𝓴 𝓰𝓸𝔂𝓪𝓱 𝓵𝓪𝓰𝓲

𝓐𝓴𝓾 𝓲𝓷𝓰𝓲𝓷 𝓫𝓪𝓱𝓪𝓰𝓲𝓪 𝓽𝓪𝓷𝓹𝓪 𝓶𝓮𝓵𝓾𝓴𝓪𝓲 𝓼𝓲𝓪𝓹𝓪𝓹𝓾𝓷

𝓐𝓴𝓾 𝓲𝓷𝓰𝓲𝓷 𝓽𝓮𝓻𝓼𝓮𝓷𝔂𝓾𝓶 𝓽𝓪𝓷𝓹𝓪 𝓪𝓭𝓪 𝔂𝓪𝓷𝓰 𝓭𝓲 𝓵𝓾𝓴𝓪𝓲

𝓐𝓴𝓾 𝓲𝓷𝓰𝓲𝓷 𝓶𝓮𝓷𝓰𝓰𝓮𝓷𝓰𝓰𝓪𝓶 𝓽𝓪𝓷𝓰𝓪𝓷 𝔂𝓪𝓷𝓰 𝓼𝓮𝓽𝓲𝓪

𝓣𝓪𝓷𝓰𝓪𝓷 𝔂𝓪𝓷𝓰 𝓽𝓪𝓴 𝓪𝓴𝓪𝓷 𝓶𝓮𝓵𝓮𝓹𝓪𝓼𝓴𝓪𝓷 𝓭𝓲𝓻𝓲𝓴𝓾

𝓣𝓪𝓷𝓰𝓪𝓷 𝔂𝓪𝓷𝓰 𝓼𝓮𝓵𝓪𝓵𝓾 𝓫𝓲𝓼𝓪 𝓶𝓮𝓷𝓰𝓾𝓪𝓽𝓴𝓪𝓷 𝓼𝓪𝓪𝓽 𝓵𝓮𝓶𝓪𝓱

***

Jakarta.

"Zia... " Zia terkejut saat melamun karena panggilan Papa Haris.

Zia menoleh dengan kaca di matanya, "Ayah... Sudah pulang??? " Tanya Zia sambil tersenyum sambil menghapus air matanya.

"Kamu kenapa??? Hmm?? Oma bilang kamu juga sakit??? ada apa sayang??? " Tanya Haris sambil membelai hijab Zia.

"Yah... Aku ingin tinggal di sini boleh??? " Kata Zia.

"Tentu dong... tapi kamu tidak kabur dari suami kamu kan?? " Ayah Haris menjawab dengan khawatir.

Zia menunduk, apa sebutan yang tepat untuk dirinya yang pergi dari rumah, namun hatinya tak ingin terjerumus dalam perasaan yang akan menyakiti perasaan orang lain.

"Yah... Zia menyerah... Zia tak sanggup terus berada di antara hati... Zia tak ingin menjadi pihak ketiga... Zia takut jatuh cinta... " Kata Zia berkaca-kaca.

Ayah Haris merasa jika putrinya sedang tidak baik-baik saja, Haris peluk Zia dan di belai kepalanya dengan sayang.

"Maaf... Maafkan Ayah... ini salah Ayah... Mungkin ini cara Allah menegur Ayah melalui dirimu Nak... " Kata Ayah Haris ikut bersedih.

Yah... Ayah Haris sadar dengan dirinya yang tidak bisa setia pada wanita, Ayah Haris menyesal apa yang di lakukan dulu memberi banyak dampak untuk anak-anaknya.

Ayah Haris mengepalkan tangan, harusnya waktu itu dirinya ada dan melarang agar pernikahan ini tidak terjadi, bagaimana pun tak ada yang akan bahagia jika ada banyak istri, Ayah Haris sadar dan tau itu berdasarkan pengalaman yang dia lakuin yang sendiri.

"Jika kamu ingin menyendiri dulu Ayah harap kamu tidak melakukan hal yang nantinya akan merugikan kami ya Sayang... " Ucap Ayah Haris lalu mengecup ubun-ubun Zia dan meninggal Zia sendiri agar bisa menata hatinya.

Sepeninggal Ayah Haris Zia kembali menatap awan, namun pikirannya melabuh pada Alma, Azzam dan Nana.

"Bodohnya Aku... Harusnya dari awal sampai akhir aku tak melakukan pernikahan ini... " Ucap Zia.

"Astaghfirullah... Ya Allah... mengapa jadi begini... aku harus bagaimana... dosa kah aku telah pergi... " Batin Zia sambil bertopang dagu.

Zia merasa setiap langkah yang di ambil tetap terasa salah, Zia menarik nafasnya kasar, "Cukupkan hati ini hanya untuk menginggat-Mu ya Allah... jika memang ini jalanku... Aku harus menjadi janda di usia yang muda.. Aku rela asal aku tak menjadi wanita yang menyakiti wanita lain..." Doa Zia sambil menatap awan kelabu yang berarak berlalu pergi.

***

Makasih vote nya... 😍😍😍

Maaf jika upnya telat... 🙏🙏🙏