NovelToon NovelToon
Tetesan Air Mata Anggrek

Tetesan Air Mata Anggrek

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Spiritual / Cerai / Mengubah Takdir / Keluarga / Persahabatan
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: Sebuah Kata

Menceritakan kisah seorang gadis malang bernama Anggrek. Gadis yang tak pernah diharapkan kehadirannya oleh siapapun termasuk ibu kandungnya sendiri.

Bahkan, gadis itu tidak mengetahui dimana keberadaan ayah kandungnya karena sang ibu selalu saja mengatakan jika ayahnya telah meninggal dunia. Bukan hanya keluarganya yang hancur, Anggrek harus menerima pahitnya kehidupan setelah masa depannya direnggut paksa oleh karyawan sang paman.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sebuah Kata, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22

Usai perdebatan itu, Anggrek memilih berlari menuju kamarnya dan menutup pintu dengan keras hingga membuat Susi yang berada dibelakangnya ikut kaget akan suara pintu itu.

Susi, mengetuk pintu kamar Anggrek, "Mama boleh masuk?" serunya menunggu jawaban dari Anggrek.

"Anggrek, mama mau ngomong nak! Bisa dengarin mama sebentar saja!" ucapnya lagi.

"Masuk aja ma," lirih Anggrek dari dalam.

Mendapat persetujuan itu langsung saja, Susi masuk dan menghampiri Anggrek yang tengah menangis diatas ranjangnya. Susi, duduk disebelah Anggrek seraya mengusap kepala gadis itu.

"Mama tau apa yang kamu rasakan, Nggrek! Tapi mama harap kamu gak marah dengan keputusan ibumu. Ibumu memang salah tapi cobalah mengerti posisi ibumu, Nggrek." ucap Susi.

"Posisi apa yang mama maksud? Selama ini aku yang dikorbankan ma! Jika kehadiranku tidak diharapkan kenapa dia menjauhiku dari ayah? Terlalu sakit untuk menerima kenyataan ini ma." ucap Anggrek.

Susi menggeleng, "Ibumu, melakukan ini pasti dengan banyak pertimbangan, Nggrek. Percaya sama mama. Kalau kamu mau bertemu ayahmu, Revan akan membantumu nak." ucap Susi.

Revan yang dimaksud adalah pak guru yang akan menikahi Anggrek dan akan menjadi suami Anggrek nantinya.

Anggrek menatap Susi, "Tapi, Anggrek belum siap untuk menikah ma. Anggrek masih ingin sendiri. Anggrek, masih ingin mencari ayah, Anggrek ma. Anggrek bisa menemukan ayah Anggrek tanpa bantuan siapapun." keukehnya.

Susi menggeleng tak habis pikir, "Jangan kecewakan hati mama dan tante Tuti nak. Kamu sudah menyetujui pernikahan ini jadi jalankan janjimu, Nggrek. Jika kamu tidak peduli dengan mama tak apa, setidaknya kamu peduli dengan tante Tuti. Ia yang mencarikan calon suami untukmu nak." rayu Susi membuat, Anggrek terdiam mendengar ucapan itu.

Yang dikatakan Susi ada benarnya. Selama ini tidak ada yang menyayanginya melebihi sayang Tuti kepadanya. Selama tinggal bersama Tuti, Anggrek jauh lebih baik dan dapat perhatian yang ia butuhkan tidak seperti tinggal bersama om dan ibunya.

"Anggrek akan tetap menikah dan Anggrek akan mencoba menerima pak guru menjadi suami Anggrek nantinya ma." putus Anggrek membuat senyum dibibir Susi tercipta.

*****

Kedatangan keluarga Revan siang ini membuat suasana rumah yang tadinya sepi menjadi ramai. Keluarga yang berasal dari orang berada itupun sangat terlihat ramah dan penuh dengan tata krama. Keluarga, Revan sangat baik dan tidak menilai keluarga Anggrek dengan sebelah mata. Keluarga mereka terbilang banyak perbedaan mulai dari sudut sosial maupun status ekonomi.

Menikah dengan Revan bukanlah bayangan, Anggrek tapi bertemu dengannya adalah awal baru yang akan ia jalani kedepannya. Kali pertama Anggrek melihat rupa calon suami membuat desiran halus didalam hatinya. Anggrek merasa tenang kala menatap mata indah milik Revan. Apa ini yang disebut jodoh? Semoga saja begitu.

Awalnya, Anggrek mengira bahwa Revan menikahinya hanya karena kasihan dan pelarian semata. Seperti yang Anggrek tahu, Revan adalah calon tunangan Ratu yang gagal. Anggrek takut kalau Revan tidak mencintainya dan akan membuat hidupnya semakin rumit, tetapi setelah bertemu dengan Revan, Anggrek yakin bahwa, Revan tidak seburuk yang ia bayangkan. Walaupun pertemuan itu tidak membuat mereka saling berbicara tapi mereka saling menatap.

Usai dari pertemuan keluarga, Tuti datang menghampiri Anggrek, "Nggrek, besok Revan mau ngajak kamu jalan." ucap Tuti membuat Anggrek menatap tantenya heran.

Kenapa pria itu tidak berbicara langsung padaku? Batin Anggrek.

"Dia tadi mau bicara langsung, cuman kamu kelihatan sibuk jadi dia ngomong ke tante aja." Ucap Tuti seakan tau maksudku.

Aku hanya mengangguk paham.

Siang ini, Anggrek sudah siap dengan jeans dan kaos hitam yang melekat dibadannya. Tak banyak gaya, baginya menjadi diri sendiri adalah hal yang menyenangkan.

Anggrek, menatap wajahnya didepan cermin, "Bentar lagi gue bakalan jadi istri orang." lirihnya.

Ia tak menyangka waktu cepat mengantarkannya pada gerbang pernikahan. Ia berharap bisa dinikahkan oleh ayahnya namun sayang, keberadaan sang ayah tak kunjung iya temui.

Menikah tanpa sosok ayah bukanlah hal yang mudah.

"Ayahhh, dimana kau? Jemput aku, Ayahhh." monolognya dengan mata berkaca-kaca.

"Anggrekk, pak guru Revan udah datang nih!" seru Tuti.

Mendengar panggilan itu Anggrek bergegas merapikan rambut sebelum keluar menemui calon suami.

Revan tengah duduk seraya memainkan ponsel ditangannya. Pria itu belum menyadari kehadiran Anggrek.

"Heem," deham Anggrek.

"Eh, udah dari tadi?" tanyanya sambil menatap Anggrek.

"Baru kok, Pak." sahut Anggrek gugup.

Revan berdiri dari duduknya dan berjalan menghampiri Tuti, "Izin bawa Anggrek, tan." ucapnya yang dibalas senyuman oleh Tuti.

"Jagain ponakan tante ya!" ucap tante Tuti.

Revan tersenyum kecil dan berjalan mendahuluiku.

"Aku berangkat dulu tan." pamitnya seraya menyalami tangan tante Tuti.

"Selamat bersenang-senang Anggrek." ledeknya membuat Anggrek mendengus kesal.

Revan sudah menunggunya didalam mobil. Anggrek masuk dengan gugup dan tak lama mobil meninggalkan halaman rumah tante Tuti.

Sepi..

Tidak ada satupun suara antara Anggrek dan pak guru Revan. Dia tidak tahu harus mulai dari mana karena sejujurnya Anggrek tidak mengenal pak Revan.

"Kamu udah makan?" akhirnya suara tegas milik Revan terdengar ditelinga wanita itu.

"Belum pak." sahutnya apa adanya.

Revan mengangguk kecil, "Kita makan dulu ya." tawarnya yang hanya bisa dia balas dengan senyuman kecil.

Revan memberhentikan mobilnya didepan Cafe. Revan juga membantunya untuk turun dari dalam mobil. Dia bisa menyimpulkan Revan adalah pria yang baik dan perhatian.

Kami berjalan bersama menelusuri cafe dan memilih meja paling ujung.

"Anggrek," panggil Revan.

"Iya?" tanyanya heran.

"Apakah kamu siap menikah denganku? Orang yang belum kamu kenal sama sekali?" tanya Revan tiba-tiba.

Anggrek harus jawab apa?

Dia sendiri masih ragu dengan keputusannya untuk menikah.

-------------

Usai pertemuan dengan pak Revan, Anggrek semakin yakin bahwa Revan adalah pria yang baik untuknya. Pria yang bisa menerima kekurangan yang ada pada dirinya. Namun, Anggrek masih belum siap untuk menjelaskan apa yang telah terjadi padanya.

Apakah, Anggrek harus memberi tahu, Revan tentang dirinya yang sudah tidak sempurna lagi atau, ia harus menyembunyikannya dari, Revan?

Ini bukanlah hal yang mudah untuk dihadapi. Apakah hal ini akan membuat semuanya hancur atau akan tetap baik-baik saja?.

Ibaratkan telur, jika sudah pecah siapa yang mau beli?

Sungguh, ini adalah takdir yang tidak adil yang ia dapatkan. Kenapa semua hal buruk ada pada dirinya? Kenapa kehidupan selalu mencuranginya? Apa bahagia hanya angan semata untuknya? Itulah pikir, Anggrek.

Dibawah pohon nan besar, Anggrek berdiri, semilir Angin mengibas rambutnya yang terurai cantik. Anggrek, menatap kosong jalanan yang sepi dengan berbagai banyak pertanyaan di dalam otaknya.

Lama ia merenung tak kunjung ia dapatkan jawaban atas apa yang ia pertanyakan.

Tidak ada laki-laki yang mau menikah dengan wanita sepertinya. Batin Anggrek trus berkata seperti itu.

Zaman sekarang, keperawanan adalah topik utama ketika menikah. Sebagian laki-laki pasti mempermasalahkan hal itu dan itulah yang membuat, Anggrek menjadi takut. Ia takut, Revan akan kecewa dan menjauhinya.

1
Inayah Riyadi
jadi males baca
Inayah Riyadi
banyak cramahnya di timbang cerita nya
Sebuah Kata: haloo kak, makasih atas kritikannya
total 1 replies
Arsène Lupin III
Terus terang, aku harus tahu kelanjutan cerita ini sekarang juga.
Phedra
Aksinya keren banget, semangat terus author!
Sebuah Kata: terimakasih
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!