Ketulusan Hati Zia

Ketulusan Hati Zia

Permintaan Sahabat

"Apa??? Kamu udah gila ya Alma??? " Zia terkejut dengan permintaan Alma sahabatnya yang tak bisa di terima akalnya.

Zia bela-belain datang mengebut, takut terjadi apa-apa pada sahabatnya, saat bilang meminta tolong dengan begitu menyayat hati, namun saat tiba di rumah sahabatnya justru permintaan konyol yang dia terima.

"Please Zia. Ku mohon. Aku tak punya siapa pun yang lebih aku percaya selain kamu. " Kata Alma yang masih memohon, Alma menggenggam tangan Zia dengan kuat penuh dengan permohonan yang sangat dalam.

Zia masih menggelengkan kepalanya, dirinya masih tak habis pikir dengan permintaan sahabatnya yang sudah seperti saudara baginya itu. Permintaan yang tak akan dia turuti sampai kapanpun karena tidak layak untuk dia turuti.

"Zia, please. " Mohon Alma lagi dengan wajah sendunya.

"Maaf Alma, aku tak bisa. Kamu minta yang lain saja, tapi bukan hal konyol seperti tadi. " Zia berkata lalu menyeruput coklat cappucino di hadapannya. Jujur mendengar permintaan konyol Ini membuat tenggorokannya panas dan haus rasanya.

Alma menunduk nampak murung dengan kaca-kaca di matanya, kemudian air mata itu menerobos sudut matanya hingga Zia merasa bersalah.

"Ya Allah Alma, please lah, jangan nangis. Aku gak bisa! kamu tu aneh tau gak??? masa nyuruh aku nikah sama suami kamu sih??? dimana-mana gak ada yang mau suaminya nikah lagi. Gak ada yang sanggup di madu. Kamu malah minta aku begitu. Astaghfirullah!!" Dia meraup wajahnya frustasi dan bingung dengan jalan pikiran sahabatnya itu.

Alma menunduk lalu menaruh kepalanya di meja, menangis sesenggukan hingga bahunya terguncang, membuat Dia semakin tidak karuan perasaannya.

"Aku mencintai Mas Azzam sangat dalam. Aku amat sangat mencintainya dengan segenap jiwa dan ragaku, namun Zia Usiaku tak lama lagi. Aku masih punya Nana yang masih kecil. Baru satu tahun coba, mana tega aku meninggalkan mereka begitu saja. Tanpa adanya istri dan ibu yang baik." Tutur Alma sedih dan pilu, Zia merasa ikut tersayat rasanya saat mendengar curhat hati Alma

Zia sudah tau jika Alma memiliki sakit kanker otak dari awal masuk kuliah, bahkan sering menemani saat Alma kemoterapi akhir-akhir ini, Azzam suami Alma juga begitu mencintai Alma jadi sekalipun tahu Alma mengidap kanker otak dia tetap menikahinya.

Sekarang Alma sudah memasuki stadium akhir dan usia Alma di perkiraan tidak akan lama lagi, bahkan rambut Alma yang panjang itupun sudah habis, wajahnya juga sudah semakin kurus dan pucat, Nana juga dari awal tidak pernah minum Asi karena Alma dari awal sebenarnya tidak di ijinkan hamil karena beresiko, namun keajaiban Allah mengirim bayi cantik yang amat mirip dengan dirinya itu membuat kebahagiaan di rumah tangganya.

"Sudah jangan bersedih! Kita tidak tau usia kita. Kamu bisa sembuh. Bismillah, nanti kita besarkan Nana sama-sama. Aku bisa jadi Uminya Nana tanpa harus menikah dengan suamimu. " Kata Zia lalu memeluk Alma penuh rasa kasih dan sayang.

Zia amat tulus saat berteman dengan Alma, Ini yang membuat Alma yakin jika meninggalkan Suami dan anaknya pada Zia, maka mereka tidak akan merasa kehilangan dirinya, bahkan Zia bisa mendidik Nana dengan baik dan menyayangi Nana dengan baik, karena Zia seorang guru tentu mudah bagi Zia mendidik seorang anak.

Zia menguatkan Alma yang semakin rapuh, Zia ikut menangis sedih dengan cobaan sahabatnya yang begitu berat, Zia berdoa selalu agar Allah beri keajaiban untuk Alma supaya sembuh dan bahagia bersama anak dan suaminya.

"Alma. Dengarkan aku, jangan berpikir yang terlalu jauh. Kamu masih punya peluang untuk sembuh, coba bayangkan betapa hebatnya kamu sudah berjuang melawan penyakit ini begitu lama. Bahkan kamu juga sudah melahirkan bidadari cantik seperti Nana. Allah mungkin menguji kamu dengan penyakit tapi Allah kirim juga Nana dan juga suami yang begitu hebat seperti Mas Azzam." Zia mengusap tangan Alma yang sudah mulai keriput karena kurusnya itu.

"Karena Itu Zia, aku ingin kau menjaga mereka untuk ku. Agar jika usiaku sudah tiba waktunya, aku masih bisa tersenyum melihat mereka bersamamu." Keukeh Alma.

"Bodoh, Jangan konyol yang ada kamu justru makin sedih dan menderita. Mana udah sakit di tinggal suami nikah lagi pula, udah deh, jangan aneh-aneh. " Zia masih keras dengan pendiriannya.

"Terserah kalau kamu mau tidak mau Zia, berarti kamu tega sama aku. Aku butuh kamu untuk menjaga mereka di sini tapi kamu gak mau." Alma menangis lagi, sungguh Zia tak tega namun apa yang diinginkan sahabatnya ini di luar nalar menurutnya.

"Justru aku tidak tega Alma' mana ada sahabat yang tega menikah dengan suami sahabatnya sendiri. apa kata orang??? aku tak mau di bilang memanfaatkan keadaanmu aku bisa di cap pelakor dalam rumah tangga mu." Jelas Zia perlahan.

"Siapa yang akan mengatakan itu pada wanita shalihah sepertimu Zia, kamu justru menyelamatkan keluargaku, aku sudah tak bisa menjadi istri di rumah tanggaku dalam hal apapun. aku tak bisa melayani suamiku. aku bahkan sudah tidak mampu melayaninya sejak Nana lahir, bayangkan betapa tak bergunanya aku. jika ada kamu kamu bisa menggantikan peranku sebagai istri Mas Azzam sekaligus ibu untuk Nana... " Mohon Zia lagi makin gak bisa di terima Zia.

"Astaga. Alma jangan konyol deh. Suami kamu juga paham kondisi kamu, jadi gak usah mikir sampai kesana juga... " Zia menyanggah pikiran Alma yang menurutnya terlalu ngawur.

Zia berpikir mana mungkin Mas Azam tega memakai wanita lain sebagai istri sementara istri pertamanya saja setiap waktu berjuang melawan penyakit yang mematikan nyaris membuat istrinya merenggang nyawa.

Zia tak habis pikir dengan pola pikir Alma yang bisa berpikir seperti itu, mana ada juga suami yang mau melihat istrinya terluka melihat suaminya menikah dan berhubungan dengan wanita lain.

Zia mengingat penghianatan Ayahnya saat menikah dengan tante Kiara dulu saja, membuat Bundanya begitu sakit, apa lagi ini, istri sakit namun malah suaminya di minta menikah lagi tentu itu kalaupun terjadi benar-benar menyakitkan.

Di belakang mereka, ada Azzam yang sembunyi di balik pintu, mendengar semua obrolan istri dan sahabat istrinya itu, dadanya bergemuruh, tangannya mengepal, sedih, marah dan kecewa bercampur menjadi satu.

Sedih atas kondisi istrinya yang semakin buruk, marah atas permintaan istrinya untuk menikah dengan Zia sahabat istrinya itu dan kecewa dengan keadaan yang membuat semuanya terasa begitu sulit dan berat untuk di rasakan, kecewa dengan takdir yang membawanya mengukir rumah tangganya begitu pahit.

***

Yang belum tau siapa Zia bisa lihat di kisah Air mata yang kering ya... sama Di novel kesepakatan di atas buku nikah...

Bagi yang udah setia di semua karya aku terimakasih sekali... 🙏🙏🙏❤❤❤

Terpopuler

Comments

Ervina

Ervina

permintaan yg egois menurutku.. 😶

2024-11-10

0

larasatiayu

larasatiayu

semangat yah karyanya keliatannya menarik tapi mau gak buat slg feedback pls mampir yah ke karya sy jg

2024-09-22

1

Rini Musrini

Rini Musrini

mana bisa begitu alma kamu jg harus memikirkan perasaan sahabatmu. suamimu jg blm tentu setuju.

2024-08-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!