NovelToon NovelToon
Arabelle : My Perfect Wife

Arabelle : My Perfect Wife

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / Cintapertama / Cintamanis
Popularitas:11.8M
Nilai: 4.8
Nama Author: Rosee_

Novel Pertama


Hidup mandiri dalam kesendirian dan diacuhkan oleh keluarga karena berstatus anak haram, membuat Bella memilih menjalani takdirnya sendiri. Mengabaikan cibiran orang-orang, Bella berhasil mencapai puncak tertinggi.

Menghilang selama enam tahun lalu kembali menjadi sosok paling disegani dan dihormati. Lidah tajam dan mulut beracunnya membuat orang-orang hanya berani mencibir dari belakang.

"Terkadang, kepedihan harus dilalui sebelum tercapainya kebahagiaan. Tersenyumlah ketika bersedih, karena akan ada kebahagiaan setelah itu. Berjuanglah keras dalam kesunyian dan biarkan kesuksesan kita menggema ke seluruh dunia."
~ Qiara Arabelle ~
__________

Pria tampan nan arogan serta kekayaan dan kekuasaan berada ditangannya, tidak sengaja dipertemukan oleh gadis berpenampilan sederhana namun berhasil membuat sosoknya yang tak tersentuh mengharapkan cinta dari gadis acuh namun tak biasa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosee_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 27 | Menyerahkan

...“Jangan mencintai seseorang karena bunga, sebab bunga akan mati saat musim berganti. Cintai dia seperti ujung kuku. Akan selalu tumbuh meski selalu dikikis.”...

...~ Marcelio Alexander Ramona ~...

......................

Mansion Ramona, 07:00 p.m

Sore ini, mansion tengah digemparkan karena kedatangan Bella yang nampak seperti korban kecelakaan. Dress putih yang dipenuhi darah dan bau anyir darah menyerobok masuk ke dalam penciuman.

“Astagaa!” Clarissa menjatuhkan gelas yang dipegangnya hingga pecah. Seketika semua orang panik melihat keadaan Bella.

“Ada apa denganmu!” Alex langsung menghampiri dan memegang bahunya, menelisik tubuhnya. Hanya raut wajah panik dan khawatir yang berlebihan menurut Bella.

Bella hanya diam memperhatikan Alex, membuat semua orang kembali panik! Sebenarnya Bella terkejut ketika melihat semua anggota keluarga Ramona ada disana. Termasuk Alex yang sudah kembali dari Jerman satu jam yang lalu.

“Bebe! Kenapa diam saja. Kau baik-baik saja kan?” Bella masih diam. Masih sedikit linglung sebenernya.

“Kakak! Katakan sesuatu.” Sofia ikut panik.

“Sayang!” Clarissa menepuk-nepuk pipi Bella pelan.

“PANGGIL DOKTER, CEPAT!” Alex berteriak dan menduduki Bella di Sofa keluarga.

“Tenanglah, Al. Daddy sudah menghubungi dokter.” Alfred sudah bertindak sejak melihat Bella datang tadi. Dia sama khawatirnya dengan yang lain, hanya saja dia lebih tenang.

Waitt...! Dokter. Untuk apa? Sedetik kemudian Bella tersadar dari pakuannya. Come on! Ada apa dengan mereka.

“Untuk apa dokter?” Bella mengerjit. Mereka semua langsung menoleh.

“Syukurlah.” Alex langsung memeluk nya erat. Mencium seluruh wajahnya. Dia tidak peduli jika terkena noda darah ataupun baunya yang menyengat.

Bella lebih penting baginya! Dia memang sudah khawatir sejak tadi karena Bella belum juga pulang. Bella tidak melawan, membiarkan Alex terus mendekap dan mencium puncak kepalanya. “Siapa yang sakit?” ucap Bella akhirnya.

“TENTU SAJA KAU! SIAPA LAGI!” ucap mereka semua bersamaan. Bella tersentak. “Aku?” Bella menunjuk dirinya sendiri setelah Alex melepas pelukannya. Mereka semua mengangguk.

Bella berdecak. “Aku baik-baik saja!” Bella mengerti sekarang. Mungkin karena darah ini.

“Ini bukan darahku! Ini milik wanita hamil yang akan melahirkan.” Mereka terdiam dan menyimak.

“Lalu?”

“Aku membawa nya ke RS karena wanita ini terserempet dan air ketubannya pecah dan beginilah jadinya.” Mereka tersenyum kikuk. Menyadari kebodohan mereka. Berbeda dengan Alex yang langsung membopong Bella. Bella terpekik! Spontan dia mengalungkan tangannya.

“Al!! Turunkan aku.” Bella yakin wajahnya sudah memerah sekarang. Ada banyak orang disini! Tentu saja dia masih punya malu.

“Diamlah!” Alex membawanya menaiki tangga menuju lantai kamar Bella.

“Apa kau tidak punya malu!” Alex tersenyum melihat wajah kesal Bella.

Cup

Bella melotot. Alex akhirnya tertawa. “Kenapa kau sangat menggemaskan. Hm ...” Bella merona lalu menyembunyikan wajahnya didada Alex.

Alex yang melihat itu semakin gencar mengerjai Bella. “Ada apa dengan wajahmu?” Bella salah tingkah.

“Mungkin terkena noda darah.” Bella mencoba mengelak. Alex lagi-lagi tertawa. Dia mempercepat langkah kakinya saat pintu kamar Bella terlihat. Alex masuk dan mengunci pintunya.

“Ka ... kau mau apa?” Bella gugup saat melihat Alex belum juga menurunkannya dan membawanya masuk ke kamar mandi. Lagi-lagi pria itu menguci pintu. Barulah sampai di dalam Alex menurunkannya.

“Menurutmu?” Alex menyeringai lalu membuka satu persatu kancing kemejanya. Menampakkan perut sixpacknya sambil mendekati Bella.

“A ... al. Kau ma ... ma ... mau a ... pa?” Belle memundurkan langkahnya.

“Aku merindukanmu.” Masih menyeringai.

"Jangan berani mendekat!" Terlambat.

“Al! Hmph ...” Alex mencium bibir Bella kasar. Memangut bibir merah cerinya bergantian. Bella memukul dada Alex kuat, menandakan jika dia sudah kehabisan nafas.

Alex melepaskan ciumannya dan beralih ke leher jenjang nya hingga ke bahu, meninggalkan banyak jejak kemerahan. Bella merasakan desiran aneh ditubuhnya “Eghh ...” Desahan lolos begitu saja saat Alex menyusupkan tangannya di balik dressnya. Menyentuh bagian-bagian sensitifnya.

Alex semakin gencar saat mendengarnya. Dia merasa celananya sesak, meminta untuk segera dilepaskan.

“Al ...” Bella menahan tangan Alex yang ingin melepas Dress nya. Alex yang sudah diselimuti kabut gairah menatap Bella dengan pandangan iba.

“Please ...,” mohon Alex serak. Mencium bahu Bella pelan.

Bella tidak tahu apakah tindakan ini benar. Sebenarnya hal ini bukanlah hal tabu. Tapi menjaga kesucian juga patut dibanggakan.

“Kau tidak akan meninggalkanku, kan?” ucap Bella pelan. Menatap manik elang yang nampak kesakitan menahan gejolak ditubuhnya.

“Tidak akan! Kau milikku, tidak akan kubiarkan orang lain memilikimu!”

“Aku mencintaimu. Jangan bertanya kenapa, Karena hati tidak perlu memilih, dia selalu tahu kemana harus berlabuh.” Lanjut Alex. Bella terharu? Tentu saja. Dia juga sangat mencintai pria ini. Dia tidak bisa membohongi hatinya.

Bella melepaskan tangannya yang menahan tangan Alex pelan. Lalu mengangguk. Bella berharap jika Alex yang akan menjadi suaminya kelas. Dengan begitu dia tidak akan menyesal.

Alex yang mendapat lampu hijau segera melanjutkan aksinya. Dia bahkan sudah berharap akan ada malaikat kecil didalam perut Bella yang akan mengikat mereka semakin erat. Dengan begitu dia tidak perlu takut Bella akan meninggalkannya.

Akhirnya malam itu, Bella melepaskan status gadisnya menjadi seorang wanita. Semoga Alex memanglah takdirnya, bayaran atas semua rasa sakit yang dia alami semasa hidupnya dulu.

-

-

09:00 a.m

Disebuah kamar yang ditemani cahaya temaram. Dua sejoli yang telah menghabiskan malam bersama itu masih terlelap di tempat tidur saling mendekap. Hingga salah satu dari mereka menggeliat kecil untuk mencari kenyamanan.

Alex menatap Bella yang masih tidur didekapannya. Bibirnya melengkung sempurna saat mengingat kejadian semalam. Dirapatkan tubuhnya pada Bella dan mendekapnya erat. Kulit mereka bersentuhan. Alex mencium aroma tubuh yang selalu menenangkan baginya.

Belle menggeliat geli saat merasakan tangan jahil menggerayangi tubuh polosnya, lalu membuka matanya perlahan. Alex tersenyum melihat wajah polos Bella. “Bebe.”

Bella merasakan sakit disekujur tubuhnya terutama bagian bawahnya yang terasa nyeri. Dia ingat betul saat Alex tidak pernah puas setelah memasukinya berkali-kali.

“Aku mengantuk, Al!” Bella melepaskan tangan jahil Alex kemudian berbalik membelakanginya. Alex tidak menyerah, dia kembali mendekap Bella dari belakang. Melingkarkan tangannya di perut Bella dan menenggelamkan wajahnya di tengkuk Bella.

“Ini sudah siang, Bebe,” ucap Alex lembut di tengkuk Bella. Bella mengerjap silau saat cahaya mentari menyusup masuk di sela sela gorden.

“Jam berapa ini?” Bella menoleh menghadap Alex.

“Sembilan.” Alex tersenyum dan mengecup bibir Bella singkat. Bella membeku.

“Sembilang?” Alex mengangguk. Bella melotot lalu dengan cepat terbangun dan menyibak selimutnya. Menampilkan tubuh polosnya. Alex kembali diliputi gairah, dia menarik tubuh Bella hingga kembali berbaring.

“Aku menginginkanmu lagi.”

“Al ....”

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Alex

 

Bella

 

...LIKE AND VOTE...

...Gamsahabnida ❤...

1
Ririn Nursisminingsih
a baca lagi thor a suka karakter cewek kyak bela ini udah cantikk cerdass rendah hati😍😍
Sri Lie
Luar biasa
Sri Lie
Lumayan
lisa
jagan lah berjam" thor lecet nanti,hampir satu jam kek gitu
Nur Hidayanto
Luar biasa
Warni Arni
Wah akhirnya liburan ya
Warni Arni
Bagaimna Alex tdk cemburu klu istrinya cantik dan muda bgini
Warni Arni
Astaga bapak satu ini
Warni Arni
Kawal terus
Warni Arni
Hhhhhhh
Warni Arni
Mulut Bella memang tajam
Warni Arni
Jambak sja
Warni Arni
Luar biasa
Warni Arni
Sial sekali kau Alex
Warni Arni
Mulutnya
Warni Arni
Ini yg bahaya, sekali suka langsung posesif sekali
Warni Arni
hhhhhhhh
Arik Purwaningsih
mampir nih Thor, dr awal aja seru jadi penasaran , lanjuuuut
Yennie Rachman
Luar biasa
yuli yuli susanti
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!