NovelToon NovelToon
Aku Ingin Jatuh Cinta{Lagi}

Aku Ingin Jatuh Cinta{Lagi}

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Cinta Murni / Romansa / Slice of Life
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: Rara_07

Elara, seorang gadis periang. Hidupnya penuh dengan kebahagiaan, dia hidup dengan penuh cinta dan kasih sayang yang melimpah. Baginya tidak ada kesedihan yang akan berkepanjangan, namun semua menjadi sirna ketika dia beranjak remaja. Ayah dan Ibu yang selalu perhatian terhadapnya, kini telah acuh. Bahkan Ayah yang dulu ia anggap sebagai seorang pangeran, kini berubah menjadi seorang iblis. Cinta merupakan hal yang paling ia hindari, tapi seorang pria bernama Estele malah tertarik pada Elara, wanita yang jarang tersenyum, selalu jutek dan keras kepala. Akankah Elara jatuh cinta kepada Estele? atau Estele akan menyerah pada Elara yang cukup sulit di buat luluh?



Please follow dan like postingan IG Author :
@Zahra_Arara07
Please follow dan like postingan Tiktok Author :
@rara_01075

Dukungan anda, teramat berarti untuk saya❤️🌹

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rara_07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hari Pertama Latihan {13}

Bisingnya suara jalanan memekakkan telinga, tapi Elara masih bisa mendengar suara cempreng temannya. Elara juga bingung, padahal dia dan Aira beda jurusan. Aira berada di jurusan manajemen, sedangkan Elara berada di jurusan sastra Indonesia. Tapi, temannya ini lebih banyak menghabiskan waktu bermain bersama dengan Elara.

"Gue pengen lompat rasanya!"seru Aira

"Ya udah lompat aja."balas Elara sambil bersedekap dada.

"Cih, lo ini gak tahu diksi ya? Padahal lo kan anak sastra!"ujar Aira.

"Tahu, diksi itu adalah sebuah makna yang tak sebenarnya."jawab Elara dengan santai.

"Nah itu lo tahu! Maksud gue bilang mau lompat, karena gue merasa sangat senang dan antusias sekali."ujar Aira.

"Untuk hal apa?"tanya Elara.

Aira menoleh, dia melotot tak percaya jika temannya itu melupakan hari yang cukup penting bagi mereka. Sementara Elara, wanita itu bersikap biasa-biasa saja. Bahkan dia tidak tahu apa maksud Aira dengan hal yang membuatnya merasa bersemangat sekali.

"Lo beneran lupa!? Seriusan lo?"tanya Aira.

"Hem, memangnya apa sih?"jawab Elara.

"Oh my God! Hari ini kita latihan pertama bela diri tahu!"balas Aira.

Elara diam, dia hampir saja melupakan hal itu. Dia tak ingat sama sekali kalau hari ini dia akan melakukan latihan, dia bukannya malas untuk latihan. Tapi, dia malas sekali bertemu dengan Estele. Pria itu selalu membuat dia jengkel.

"Malas ah, lain kali aja gue ikut."kata Elara.

"What!? Mau cari mati lo ya? Kita ini baru gabung, masa iya gak ikut latihan pertama?"ujar Aira.

"Huf, dahlah lihat nanti aja."jawab Elara sambil memakan gorengan di piringnya.

"Eh? Boleh gabung gak?"

Elara dan Aira menoleh, Elara memutar bola mata malas, sementara Aira seperti biasanya akan selalu terpesona dengan pria-pria tampan. Aira bisa dikatakan mafia pria tampan.

"Omo! Cowok tampan lagi! Gue nyangka hidup gue seberuntung ini!"seru Aira.

"Hehe, lo bisa aja. Boleh gue gabung?"tanyanya.

"Tentu!"Mata aira berbinar, dia menyuruh Elara untuk bergeser.

"Aw! Lo ngapain sih!"hardik Elara sambil mendelik tajam.

"Minggir elah! Biarin cowok ganteng duduk!"tegas Aira.

Elara mencibir, dia merasa kesal melihat pria yang baru saja tiba itu. Dia adalah Astro, pria itu sejak kemarin terus saja bersikap sok kenal dan sok akrab pada Elara. Astro tersenyum, dia duduk si tengah-tengah antara Aira dan Elara. Hal itu membuat Elara melotot. Sementara Aira, dia menopang dagu sambil menatap indahnya pria tampan yang vibesnya seperti bad boy.

"Hallo Elara, kita ketemu lagi."sapa Astro.

"Ck, iya!"balas Elara dengan ketus.

Astro tersenyum, wanita itu sama sekali tidak bisa bersikap manis ataupun pura-pura manis. Bukannya marah dan tersinggung, Astro malah merasa senang karena Elara tidak berpura-pura menjadi orang lain untuk disukai. Sungguh wanita yang langkah.

"Hei, lo kok gak ajak gue ngomong? Padahal gue juga disini."sahut Aira.

"Ha? Haha, sorry. Gue lupa, oh ya nama lo siapa?"ujar Astro.

"Kenalin gue Aira, temannya Elara."balas Aira sambil mengulurkan tangan.

"Oh, gue Astro teman satu jurusannya Elara."jawab Astro sambil membalas uluran tangan Aira.

"Omo! Tangan gue di sentuh cogan!"seru Aira.

Elara menghela nafas, dia merasa frustasi dengan sikap bar-bar temannya itu. Dia merasa malu karena beberapa orang melirik mereka. Elara memakan goreng pisang sambil menahan sebal. Sementara Astro, pria itu malah tertawa melihat tingkah teman dari Elara. Sekilas Astro melirik Elara yang fokus menatap ke depan sambil memakan gorengan. Dia tersenyum dikala memandang wajah perempuan itu.

"Aku tidak usah payah-payah mencarinya, ternyata dia datang sendiri. Wajahnya tidak jauh berbeda."monolog Astro sambil menatap Elara secara diam-diam.

Estele menatap tajam dua orang anggota UKM nya, dia bersedekap dada memandangi keduanya. Sementara yang di pandangi hanya diam dan menunduk. Vero dan Wilow mengamati dari jauh, mereka berdua mengira-ngira apakah para anggota baru itu akan mendapatkan hukuman yang berat atau tidak.

"Menurut lo kali ini si Es bakal hukum mereka lebih berat dari waktu itu?"bisik Wilow.

"Mana gue tahu! Tapi setahu yang gue tahu. Estele adalah orang yang punya sikap tertib dan disiplin. Walupun dia baik dan ramah, tapi dia juga punya sisi menakutkan. Apalagi konteksnya saat ini dia adalah ketua UKM bela diri, walaupun yang membuat masalah adalah teman atau orang terdekatnya. Maka tetap tidak ada keringanan hukuman!"jelas Vero.

Wilow mengangguk paham, mereka kembali melihat ke arah lapangan. Saat ini mereka sedang berada di lapangan yang ada di pusat kota. Mereka tidak latihan di lapangan kampus ataupun di dalam ruangan. Mereka kebanyakan latihan di lapangan kota karena suasana yang pas. Walupun di sana tentu cukup banyak orang.

"Kenapa telat hmm!? Kenapa!?"tegas Estele.

Gluk!

Aira menatap Elara, sementara Elara juga menatap temannya itu balik. Untuk pertama kalinya Elara menunduk di hadapan pria itu. Perasaannya mengatakan kalau pria dihadapannya saat ini memiliki aura yang berbeda. Jadi, dia tidak berani membantah ataupun membalas. Walupun dia wanita yang keras kepala, tetap saja Elara masih waras. Dia tahu kapan harus menyelamatkan dirinya.

"Kenapa diam ha!? DARIMANA SAJA KALIAN!?"bentak Estele.

"Eh? Itu anu ... ,kami dari kampus."lirih Aira sambil menunduk.

"Kampus? Jangan bohong! Sejak tadi jam pelajaran kalian sudah habis kan? Kenapa belum kemari? Kalian kelayapan kemana dulu tadi ha!?"tegas Estele dengan kesal.

Elara mendongak, menatap pria dihadapannya. Alis matanya tertaut, ada apa dengan pria itu? Kenapa dia tiba-tiba marah-marah tidak jelas? Kenapa tidak langsung menghukum mereka saja? Kenapa harus bertanya kemana dulu mereka pergi sebelum ke tempat latihan? Estele menyadari ada yang menatapnya, dia menoleh, dengan cepat Elara kembali memandang semen lapangan. Estele menatap lekat wanita di sebelah Aira. Membuat tengkuk Elara terasa merinding.

"Ada yang aneh sama Estele, kalau mau mendisiplinkan mereka, kenapa tidak langsung dihukum saja? Kenapa harus nanya-nanya mereka darimana? Biasanya pria itu akan nanya kenapa alasan mereka telat, terus langsung kasih hukuman. Kok ini lama amat nanya ya?"ungkap Vero.

"Iya apa? Kayaknya tuh bocah bukan marah karena mereka telat deh. Pasti ada alasan yang lain."balas Wilow.

Tap ....

Tap ....

Suara langkah kaki terdengar berlari mendekati Estele, Elara dan Aira saat ini. Wilow dan Vero melotot saat melihat seorang pria berpakaian seperti anak geng motor datang menghampiri ketiga orang di lapangan sana.

"Elara! Hosh ... hosh, ini, huf ... , gantung kunci ..."

Estele melotot dengan mata tajam, "berikan gantung kunci itu!"sahut Estele.

Elara melotot, gantungan kunci berbentuk bunga tulip nya di renggut begitu saja. Padahal itu adalah gantungan kesayangannya. Gantungan kunci yang diberikan oleh Haru. Dulu mereka punya gantungan kunci yang sama.

"Kau! Darimana kau tahu kalau Elara ada disini ha!?" bentak Estele.

"Karena saya tahu."balas Astro.

"Ck, sial!"gumam Estele.

Estele merasa marah, dia menatap kesal pada gantungan kunci di tangannya itu. Dia kesal memikirkan bahwa gantungan kunci yang ia pegang adalah pemberian lelaki yang bergaya anak geng motor itu. Hatinya juga merasa panas saat tak sengaja melihat Elara duduk berdekatan dengan Astro. Saat perjalanan ke tempat latihan, Estele dengan mobilnya, berhenti di jalanan depan kampus saat melihat Elara sedang makan gorengan di pinggir jalanan raya kampus mereka.

"Berikan gantung kunci itu padaku! Kembalikan!"tegas Elara.

"Gantungan kunci ini? kenapa? Apa karena ini pemberian dari pria itu?" tuduh Estele.

"Apa? Apa maksud mu Kak? Kembalikan padaku! Itu sangat berharga!"ujar Elara.

""Berharga kamu bilang?"Estele menggeram kesal, entah mengapa dia merasa marah.

Elara berusaha mengambil gantungan kuncinya yang berada dalam genggaman tangan besar Estele. Ia sedikit melompat-lompat demi bisa meraih gantung kunci pemberian Haru itu. Namun Estele sangat menyebalkan, pria itu dengan sengaja mengangkat tangannya tinggi-tinggi sambil menatap dingin Elara.

"KAK ESTELE! Kembalikan padaku!"teriak Elara.

Wilow dan Vero merasa suasana sudah semakin mencekam, mereka berdua memutuskan untuk mendekati Estele dan menenangkan pria itu. Astro berjalan mendekati Elara. Dia menatap dingin Estele.

"Kembalikan gantungan kunci itu Kak, itu memang murni milik Elara. Aku tidak memberikan padanya. Aku hanya mengembalikannya karena gantung kunci itu terjatuh."jelas Astro.

Estele tersenyum miring, "Heh! Kau pikir aku percaya ha?"balas Estele.

Elara sedih, itu adalah satu-satunya benda kenangan yang di tinggalkan oleh Haru. Jika benda itu hancur, maka dengan cara apalagi dia bisa merasakan kehadiran pria itu ada di dekatnya.

"Aku mohon Kak ...."pintah Elara dengan tatapan sendu.

Deg!

Tiba-tiba saja jantung Estele berdetak, perasaan sedih tiba-tiba menyeruak dalam hatinya ketika tak sengaja melihat lebih dalam kedua bola mata indah milik Elara. Namun ego Estele tak terima memikirkan kalau gantungan kunci itu adalah hadiah yang diberikan oleh Astro.

"Menyebalkan!!"

Prang!!!

Estele melempar kasar gantungan kunci itu, semua orang terkejut. Terutama Elara, wanita itu melotot dengan mata yang berkaca-kaca ketika melihat gantungan kunci yang terbuat dari kaca itu pecah. Estele menaik turunkan dadanya, dia merasa kesal memikirkan halusinasinya tentang Astro dan Elara yang bersama. Tanpa menyadari kalau apa yang telah ia lakukan telah menyakiti perasaan Elara.

"TIDAK!!! Hiks ... Tidak!!"Elara bersimpuh sambil memungut gantungan kuncinya yang telah hancur.

Wilow dan Vero barus saja mendekat, mereka tertegun karena melihat wanita berwajah dingin dan jutek itu sedang menangis meratapi gantungan kunci kaca yang telah berserakan. Astro merasa iba, sementara Aira ikut bersimpuh sambil merangkul kedua bahu Elara untuk menenangkan gadis itu.

"El? Kamu kenapa?"tanya Aira, merasa sedih.

"Hiks ...., tidak ...."Elara masih menangis sambil memegang pecahan gantungan kunci miliknya.

Estele tertegun, apa yang telah ia lakukan? Dia telah membuat Elara menangis, wanita jutek dan pemarah itu menangis. Entah mengapa dia merasakan sakit saat mendengar tangisan Elara itu. Pria itupun mendekat, membuat Aira mengalah. Membiarkan Estele duduk bersimpuh di sebelah Elara.

"Ela? Maafkan aku, aku ...."

"Hiks ..., lo puaskan Kak? Lo puas udah berhasil buat seorang Elara menangis ha!? Puas lo sekarang!"hardik Elara dengan marah.

Estele menggeleng, "gak Ela, bukan begitu. Aku, aku ...."

"Udah cukup!!! Lo udah ngancurin benda kesayangan gue! Kenangan gue! Hiks ... , gue benci lo Kak Estele!!"teriak Elara.

Elara menepis tangan Estele yang berusaha menyentuh dirinya, perempuan itu berlari sambil membawa serpihan gantungan kunci yang tersisa. Estele tertegun, ia bergeming di tempat. Dia merasa bersalah, sikapnya terhadap Elara telah kurang ajar.

"Elara tunggu!"sahut Astro sambil berlari mengejar perempuan itu.

Aira diam, dia melirik Wilow, Vero dan kemudian dia melirik Estele yang masih bergeming. Aira memutuskan untuk ikut pergi untuk melihat dan memastikan bahwa kondisi Elara baik-baik saja.

1
Arina Arina
kak tolong donggg
Arina Arina
kak tebal buku nya berapa kak
Arina Arina: ayo dongg plissss🙏🙏
Arina Arina: kak tolong bantu jawab ya
judul buku
penulis
penerbit
tahun terbit
tebal buku
media
total 3 replies
·Laius Wytte🔮·
cerita ini layak dijadikan best-seller, semangat terus!
Zahra Putri: Hallo reader, terimakasih atas dukungannya ❤️🌹
total 1 replies
Haris Saputra
ceritanya keren abis! Thor, kamu hebat!
Zahra Putri: Hallo Reader, Terimakasih atas komentarnya🌹❤️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!