I'M The Devil'S Princess

Odeliah merasa sangat tidak nyaman dengan situasi ini namun rasa nya tidak baik jika dia pergi begitu saja karena dia sedang di undang maka dia harus duduk dengan tenang sampai acara selesai lalu bergegas pergi dari sana. Charlotte tiba-tiba saja memutuskan duduk bergabung dengan meja Odeliah padahal sebelum nya dia seperti enggan melihat ada Odeliah disana.

"Putra mahkota apakah anda lupa jika saya memegang kendali atas anda. jika putra mahkota lupa tolong ingat kembali," ucap Charlotte berbisik namun tetap saja Odeliah yang memiliki pendengaran tajam mampu mendengar dengan sangat jelas.

"Kalau begitu saja permisi dulu Terima kasih," ucap Charlotte lalu melangkah pergi dari sana dengan wajah tidak enak di pandang.

"Maaf Tuan Putri Odeliah saya membuat suasana minum teh kita jadi tidak enak, saya permisi dulu," ucap Matthias lalu melangkah pergi dari sana dengan ragu-ragu namun sebelum melangkah pergi dia sempat menatap Odeliah sesaat.

Odeliah menghela nafas. "Teh manis yang enak ini, kini berubah menjadi hambar," gumam Odeliah sinis.

Odeliah bangkit dari tempat duduk nya lalu melangkah pergi ke arah berlawanan.

...---------------...

"Charlotte!" panggil Matthias yang ternyata pergi menyusul Charlotte yang tengah marah padanya.

"Mengapa kesini? tadi kamu mengabaikan ku, sekarang kamu datang kepadaku?" tanya Charlotte dengan nada marah.

Matthias tidak bisa mengabaikan peringatan itu karena memang benar Charlotte dapat membantu nya naik ke tahta dengan mudah namun Matthias tidak ingin berada di bawa kendali Charlotte.

"Kompetensi ini hanya pengalihan saja. Kamu hanya milik ku Matthias. Jangan pernah mengabaikan ku atau aku mengatakan kesemua orang jika kamu adalah... pembunuh!" tegas Charlotte dengan seringai nya.

"Jangan katakan itu!" bentak Matthias berubah panik.

"Selama ini aku selalu memberikan dukungan agar kamu menjadi Putra Mahkota dan bahkan saya sampai menghasut keluarga saya agar berada di pihak mu. Kamu mendapatkan banyak dukungan dan menjadi putra Mahkota berkatku. Jadi jangan pernah lupakan itu!" tegas Charlotte menekankan.

Matthias menundukkan kepala lemas tidak tahu harus berbuat apa karena selama ini dia memang hanya pembunuh yang membutuhkan belas kasih Nagari tetap bertahan hidup.

"Maafkan saya Charlotte."

"Aku akan memaafkan mu dengan satu syarat. Berlutut lah di hadapan ku," tegas Charlotte dengan seringai nya.

"Pemandangan apa ini?" celetuk seorang gadis yang baru saja tiba dengan wajah datar.

"Tuan Putri Odeliah!" kaget kedua nya melihat kehadiran mahluk satu ini.

"Apa yang sedang kamu lakukan disini?" tanya Charlotte cetus.

"Hanya menonton dari kejauhan apa yang terjadi di antara kalian berdua. ternyata sangat menarik ya sampai saya tidak ingin menganggu," saut Odeliah dengan nada merendahkan.

"Ck. Jangan menganggu urusan kami," marah Charlotte.

"Apa yang sudah anda lakukan adalah sebuah kesalahan. Tidak seharusnya seorang putra mahkota berlutut pada bedebah seperti anda," cetus Odeliah membuat Charlotte marah.

plak! Satu tamparan melayang di pipi Odeliah namun Odeliah justru malah tersenyum sambil mengusap pipi nya yang merah.

"Charlotte apa yang kamu lakukan?" kaget Matthias.

"Jangan ikut campur Odeliah!"

"Saya muak sekarang. Akan saya beritahu dengan jelas jika Putra Mahkota bukan pembunuh saudaranya sendiri melainkan pembunuhnya adalah Tuan Carter yaitu ayah anda Charlotte."

Odeliah memberitahu apa yang terjadi sebelum nya karena di masa sebelum nya dia mengetahui itu semua karena dia juga bertemu dengan Matthias dan memanfaatkan Matthias dengan ancaman tersebut, walau sudah jelas bukan Matthias pelaku nya namun tidak ada bukti siapa pelaku asli nya dan hanya Odeliah yang tau karena akhirnya Odeliah yang licik bekerja sama dengan Carter demi menjatuhkan kerajaan Giorgino.

karena situasi sekarang berubah maka Odeliah harus memperbaiki situasi ini agar Matthias terbebaskan sari tuduhan tersebut.

"Hahahaha!! memang nya kamu ada bukti menuduh ayah saya?" tanya Charlotte meremehkan.

"Tentu saja. Racun yang di campurkan ke dalam minuman Pangeran Williams masih ada di simpan Carter di dalam kamar nya. Seperti nya dia lupa membuangnya hingga saat ini," ucap Odeliah dengan bangga membuat tubuh Charlotte langsung menegang.

"Apakah benar?" tanya Matthias dengan wajah dingin.

"Periksa saja langsung maka anda akan menemukan nya. Saya memberikan informasi ini tidak gratis jadi tolong singkirkan nama saya dari daftar calon putri Mahkota," ucap Odeliah tegas.

"Selamat tinggal!"

"Tidak! jangan percaya dia!"

...----------------...

Setelah acara selesai akhirnya Odeliah dan Seli bisa kembali pulang, di sepanjang perjalanan Seli mengomel sambil mengobati lebam di wajah Odeliah.

"Selamat datang Putri~"

"Kenapa pipi mu lebam nak? siapa bajingan yang berani menyentuh pipi manis putri ku?" ucap Elvan mengeluarkan aura kemarahan nya.

"Aku di tampar oleh Charlotte Dandelion. dia adalah anak dari Carter Dandelion," beritahu Odeliah mengadu dengan suara sedih nya.

"Oh jadi anak sialan itu! Ayah akan mengurus keluarga mereka. Berani sekali melakukan kekerasan pada Putri kesayangan ku," ucap Elvan membara.

"Lakukanlah Ayah." Odeliah mendukung dengan senang hati sementara itu Seli hanya memasang wajah datar tidak mengerti mengapa sikap Odeliah berubah begini padahal tadi dia tidak peduli di tampar.

Apa aku salah majikan?

...----------------...

Berita Carter Dandelion adalah palaku yang meracuni Pangeran Williams sang kakak dari pangeran Matthias telah terungkapkan setelah beberapa tahun berlalu dan akhirnya nama Pangeran Matthias yang menjadi Putra Mahkota telah bersih sepenuhnya. sementara itu keluarga Carter juga mendapatkan hukuman berat, semua harta milik mereka di rampas karena di duga mendapatkan dari hasil korupsi dan Carter mendapatkan hukuman mati lalu istri dan anak nya juga di usir menjadi gelandangan

"Maafkan aku Charlotte hanya aku yang boleh memanfaatkan Matthias. Kamu merebut peran ku jadi aku harus menyingkirkan mu," seru Odeliah dengan senyuman manis sambil meminum teh di malam hari di taman yang hanya di terangi satu lampu saja.

Odeliah merilekskan tubuh nya yang terasa sangat lelah. "Hari ini adalah hari yang menyenangkan, aku berhasil mengadakan hari pemakaman untuk Charlotte."

Sriings!

Odeliah terkejut melihat sebuah buku hitam dengan permata merah di sampul buku muncul di tanah yang berjarak tidak jauh dari posisi nya.

"Buku apa ini?"