"Kau adalah milikku, Kau ada di setiap hembusan nafasku. Ku bunuh siapapun yang berani menyentuhmu. Aku mencintaimu Anya" - Damian Andante Salvatore
"Yang kau sebut cinta itu adalah Penjara bagiku Dante. Bila bersamamu rasanya sesak bagiku. Aku membencimu Dante" - Azzevanya Laluna Hazal
Hallo guys, ini adalah novel pertama ku... maaf kalau banyak typo atau ceritanya kurang menarik ya... Terima kasih banyak😍😍😍😍
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sequoia_caca, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hal Yang Biasa
Suara bising khas club malam begitu memekakan telinga. Disinilah Damian berada, di Club milik Ares. Salah satu sahabatnya, Ares memiliki beberapa club malam yang tersebar di beberapa negara salah satunya di Indonesia. Sama dengan Damian, Ares disini hanya untuk beberapa hari saja. Dia sedang dalam proses membuka bisnis baru di bidang kuliner. Yang akan di bangun di Bandung.
"Damn, kapan kau kembali.? Wolfgang tidak bisa lama-lama kau tinggalkan kan.. "
Damian yang sedang bersandar di sofa sambil menutup matanya merespon pertanyaan Ares.
"Besok pagi. "
"Hah, besok??! dan kau malah disini. Hans, nasehati lah tuanmu yang gila ini. "
Hans yang sedang meminum whiskey ditangannya, hanya diam tidak merespon. Ares hanya bisa menggeleng kan kepalanya.
"Biarkan dia berbuat sesuka hatinya. Nanti kau lelah sendiri... "
Johan yang baru saja datang langsung duduk di sebelah Ares.
"Wahhh, wahhh si sipit sudah datang. Kau mau minum apa? "
"Aku mau vodka.. "
Jawab Johan enteng.
"Besok kau harus ke kantor, mengurus perusahaan ku. Jangan macam-macam! "
Damian bangun dari posisinya, lalu menenggak segelas whiskey yang ada diatas meja.
"Sepertinya, tuanmu tidak mengizinkan nya. Sayang sekali Jo.. orange juice saja ya.. "
Ares tertawa sambil meledek Johan, Johan memasang ekspresi kesal.
"Akkkhhh terserah padaku... sialannnn!! cepat berikan aku vodka. !!!"
"Baiklahhh baiklahhh... "
Ares segera bangkit lalu mengambilkan apa yang Johan mau.
Sejak tadi siang, saat pertemuannya dengan Azze. Damian terus-terusan memikirkan wanita itu. Wajah cantik Azze selalu terbayang, membuat Damian tidak bisa fokus.
"Ini Brengsek... minumlah sepuas mu!! "
Ares memberikan sebotol vodka pada Johan dengan cara dilempar. Untungnya Johan refleks menangkap botol itu, kalau tidak mungkin kepalanya sudah bocor.
"Bangsatttt kau.. Ares..!! "
Ares hanya balas tertawa.
"Aku butuh menyalurkan hasratku.! "
Damian tiba-tiba berbicara sambil terengah-engah karena menahan nafsunya akibat memikirkan Azze sepanjang waktu, membuat Hans, Johan dan Ares melihat kearah nya seketika.
"tenang tuannn, tiba-tiba sekali...!!! haha akan ku carikan wanita yang bisa memuaskan hasrat mu malam ini oke.. "
Ares kembali meninggal kan mejanya, untuk mencarikan wanita yang bisa memuaskan Damian.
"Tiba-tiba sekali.. kau kenapa? kau menakutkan saat sedang birahi.. "
Johan melirik Damian yang terengah-engah seperti singa lapar.
"Aku akan ke atas, antarkan jalang itu padaku.!!! "
Damian bangkit, meninggalkan Hans dan Johan. Dua pria itu hanya bisa saling pandang.
Jika Damian sudah seperti itu, maka wanita manapun akan berebut untuk menjadi penghangat ranjangnya. Para wanita berebut untuk mendapatkan Damian. Secara, Damian sangat tampan, bertubuh atletis dan sangat kaya.
Pesonanya mampu menaklukkan wanita manapun, kecuali hanya satu Azzevanya, Damian sudah memikirkan akan sangat sulit menaklukkan Azze , kejadia tadi siang sedikit membuat Damian frustasi. Wanita itu malah terlihat ketakutan dan tidak nyaman bersamanya.
Damian melemparkan dasi yang menggantung di lehernya sembarang, Lalu masuk ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Saat Damian mendinginkan tubuhnya dibawah shower. Terdengar suara ketukan dari luar.
*Toktok..
"Tuan Damian, Saya Aurel... Tuan Ares mengirim ku kemari untuk anda. "
"Masuklah."
Damian, menghentikan aktivitas nya. Dia mengenakan handuk sebatas pinggang untuk menutupi kepunyaannya, dada bidangnya dia biarkan terbuka. Memperlihatkan otot-otot yang besar dan tegap.
"Kemarilah tuannn, aku akan memuaskanmu. "
Wanita Jalang itu berbaring dengan busana yang sangat minim di ranjang itu. Membuat hasrat Damian semakin memuncak. Aroma parfum khas jalang menyeruak memenuhi seisi ruangan.
"Aku akan membuat tuan melayang dengan pesona ku. "
Jalang itu berinisiatif membuka pakaiannya sendiri tepat didepan Damian.
"hmmm, not bad. "
Tanpa aba-aba Damian langsung menyerang jalang itu dengan brutal. Hingga Jalang itu merasa kesakitan karena serangan tiba-tiba dari Damian.
"Tuann, bisakah anda pelan sedikit. Kau menyakitiku tuan... akhhh"
"Diam...! bukankah para jalang menginginkan ini..? hah?!!! . Akhhh.. akhhh"
"Tuannn aku mohon, ini sakit sekali... "
Jalang itu terus merengek kesakitan, tapi Damian malah mempercepat temponya tanpa memperdulikan jalang itu.
"Akhhhh, Anya.. "
Yang Damian bayangkan sekarang, dia sedang bermain bersama Azze dengan sangat bergairah. Damian meluapkan nafsunya dengan brutal lewat jalang itu.
Satu jam Lebih Damian, menyalurkan kan hasrat pada Jalang itu. Hingga Jalang itu sudah pasrah tidak dapat bicara ataupun mendesah lagi. Hingga Akhirnya.
"Anyaaaa, aku sampai...!! "
Damian mencabut batang besar miliknya, Lalu menumpahkan cairan putih di wajah Jalang itu. Aurel hanya diam, merasakan sakit di area sensitif nya. Damian langsung masuk ke kamar mandi untuk membersihkan benda miliknya.
"Akkkhhh tuan.. kau harus bertanggung jawab, karena sudah menyakiti ku. Kau harus menjadikanku wanitamu !!. "
Aurel bangun dari ranjang sambil membersihkan wajahnya dengan tisu.
"APA KAU BILANG HAH?!!! "
Damian yang baru saja keluar dari kamar mandi seketika emosi mendengar apa yang Aurel katakan lalu mencekik nya dengan kuat.
"KAU BERANI MENGATUR KU?!! "
"Aaaaaa... Tttuuutuuuannn Akku tidaaakk bbisa bernaaafffaass.. "
Aurel berusaha melepaskan diri dari cengkraman Damian di lehernya. Wajah Aurel memerah karena kehabisan nafas.
"Ttuuutuan aku mmmoohoonn"
Damianpun melepaskan cengkramannya, Aurel terjatuh di lantai. Merasakan sakit di area sensitif nya juga dileher nya.
Damian melangkahi Aurel, lalu meraih sebatang rokok dari jasnya. Dia berjongkok di depan Aurel, menghisap rokok itu lalu menghembuskan nya tepat di wajah wanita itu. Wajah Aurel masih terlihat merah dan air mata keluar dari ufuk matanya.
"KAU.. HANYA JALANG. INGAT ITU!! "
Damian bangkit, lalu mengambil sebuah cek dari saku celananya. Dia tampak menuliskan sesuatu.
"Ambillah dan pergi, sebelum aku membunuhmu. "
Damian melemparkan cek 200 juta ke wajah Aurel. Belum pernah Aurel merasa terhina seperti ini, biasanya para tamu sangat mudah dia taklukan. Namun, kali ini dia mendapatkan penghinaan yang sangat besar dari seorang Damian Andante Salvatore pria yang dia impikan untuk menjadi miliknya. Aurel berusaha berdiri, dan memakai pakaiannya. Damian yang hanya bertelanjang dada menontonnya sambil duduk di kursi dekat jendela, tanpa memberikan bantuan apapun.
Tapi mendadak Aurel tertawa yang membuat Damian mengangkat satu alisnya.
"Hahahaha.... Kau masuk perangkap ku tuan.. saat aku masuk tadi. Aku sudah menyimpan kamera tersembunyi untuk merekam pergulatan panas kita. Lihattt...!"
Aurel mengambil kamera yang berukuran kecil itu si sela-sela nakas.
"Mau tidak mau, kau harus mengakuiku sebagai kekasihmu. Sebelum video ini ku sebar ke media. Hahaha dahhhh tuan tampan !! "
Sebelum Aurel menyentuh gagang pintu kamar itu, Damian sudah menembaknya terlebih dahulu tanpa merubah posisi duduknya.
Ya, sebenarnya Damian sudah tau. Saat dia mulai menyetubuhi Jalang itu Damian sudah menyadari adanya kamera kecil itu. Makanya Damian menyetubuhi nya dengan brutal. Bukan sekali, Damian bertemu dengan jalang seperti Aurel itu. Jadi memang Damian sudah hafal, siasat para jalang yang licik seperti Aurel tadi.
Aurel langsung tewas di tempat. Damian bangkit dari Duduknya, lalu menghubungi seseorang.
"Aku lelah, aku akan tidur. Bereskan jalang ini, hanya satu tembakan saja sudah membuatnya tewas. Tidak seru. "
Ares yang mendapatkan panggilan telepon dari Damian itu hanya bisa mengiyakan dan mengumpat.
"Damn....Sial.. "
"Ada apa? "
Tanya Johan sambil, mengunyah Nachos di mulutnya. Hans melirik ke arah Ares sambil membuka lembaran dokumen di tangannya.
"Biasa..., Saudara mu membuat masalah "
"Ohhhhh... "
jawab Johan enteng sambil kembali mengunyah. Hal seperti itu sudah biasa bagi mereka.