“15 menit, lakukan semuanya untuk membuatmu hamil dalam kurun waktu itu! Saya tidak menerima waktu lebih dari itu” Suara dingin dari seorang pria berhasil membuat wanita yang tengah berdiri gugup dengan pakaian renda tipis itu mematung.
Bau alkohol yang sangat keras menyeruak di indra penciumannya. Tidak pernah Layla sangka hidupnya akan berakhir seperti ini.
Menikahi siri dengan suami orang hanya untuk menyewakan rahimnya karena pasangan ini tidak bisa memiliki keturunan.
Tapi, apa katanya tadi? 15 menit untuk melakukan semuanya? Bagaimana bisa?
Melihat tak ada sahutan sama sekali dari wanita ini membuat pria itu menghela napas panjang dan hendak berbalik pergi, namun Layla, wanita itu menahan tangan pria itu.
“P-pak Saka…saya akan berusaha melakukannya dalam waktu 15 menit, asalkan Pak Saka bisa memberikan saya 300 juta setelah ini,” ujar Layla dengan suara yang bergetar, bahkan matanya tak berani menatap mata tajam nan dingin milik pria berkuasa yang ada di depannya ini.
Adisaka Tahta Hirawan, mendengar namanya saja sudah membuat Layla tertohok. Bagaimana tidak? Pria ini adalah salah satu pebisnis paling sukses yang diberkati dengan wajah tampan bak malaikat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon serena fawke, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch. 24
”Pak Saka!” Layla memekik sambil membuka pintu kamar rumah sakit dengan kasar. Wajahnya panik bukan main, air matanya sudah mengering karena dia menangis sejak tadi.
Rasa bersalah memenuhi hatinya mengingat Saka terluka karena menyelamatkannya yang kabur seenaknya tadi. Tapi untungnya luka Saka tidah parah, mobil itu dapat memelankan lajunya dan pelipis Saka hanya dijahit beberapa.
Layla sudah panik bukan main lagi saat dia menghubungi Johan namun pria itu ada urusan ke luar negeri jadi tidak bisa melakukan apapun selain menyuruh Layla membawa Saka ke rumah sakit yang dia sarankan agar tidak menimbulkan rumor berlebihan mengingat Saka adalah orang yang terkenal.
Mata mereka bertemu. Saka duduk diatas brankar rumah sakit dengan pakaian rumah sakit. Rambutnya tidak lagi distyling seperti biasanya namun kini rambut pria itu menutupi dahinya. Saka benar benar terlihat berbeda kali ini.
Layla menutup pintu dengan pelan. Kemudian dia berjalan dengan langkah gontai mendekati pria itu, tak tau harus meminta maaf dengan cara apa. Namun bagaimanapun Layla benar benar sudah melakukan kesalahan.
Wanita itu menunduk sembari berkata lirih, ”P-pak Saka....saya benar benar meminta maaf,” ucapnya tak berani menatap mata Saka. ”Saya....saya akan membayar semua biayanya, Pak Saka bisa memotong gaji saya semuanya.” Wanita itu benar benar putus asa. ”Saya mohon jangan pecat saya Pak.”
Saka terdiam. Dia menatap Layla dengan tatapan penuh perhitungan. ”Kamu benar benar tulus meminta maaf?”
Mendengar Saka membuka suaranta, Layla langsung mendongakkan wajahnya. Saka menatapnya dengan tatapan teduh tapi dalam, membuat detak jantungnya menjadi cepat. Perlahan Layla mengangguk mantap, dia benar benar merasa bersalah.
”Saya tidak akan memecatmu jika kamu bersedia tidur dengan saya.”
Layla memelototkan matanya. Dia benar-benar tidak habis pikir. ”Pak Saka apa anda serius? Apa situasi ini saat yang tepat untuk membicarakan itu?” nadanya berubah menjadi kesal.
Saka bergerak bangun dari brankar itu, membuka satu persatu kancing pakaian rumah sakit yang dia pakai membuat Layla mendadak siaga. Apa pria ini gila? Tidak mungkin kan dia memaksa Layla melakukannya di rumah sakit?
”100 juta untuk sekali tidur bagaimana?” Saka kembali melontarkan permintaan anehnya itu membuat Layla tak habis pikir.
Apa sebenarnya yang membuat Saka seperti ini? Jelas ini bukan karena cinta atau sebagainya karena pria ini sejak awal mengatakan tidak akan jatuh cinta dengan wanita modelan Layla tapi apa kali ini?
Layla berusaha berpikir apa kemungkinan yang mungkin. ”A-apa Nyonya Meira yang meminta anda melakukannya lagi?” nadanya bergetar. Ya itu kemungkinan yang paling dekat. ”A-apa anda meminta saya menjadi Ibu pengganti lagi?”
Layla tahu ini tidak masuk akal setelah apa yang terjadi tetapi dia tak bisa memikirkan hal lain lagi selain ini.
Saka terkekeh pelan ketika mendengar itu. ”Sepertinya saya sudah membuatmu salah paham sejak awal,” jawab Saka. ”Saya hanya perlu tidur denganmu saja, tanpa melakukan apapun. Kamu berpikir terlalu jauh.”
Namun hal itu semakin membuatnya kebingungan. ”Tidur tapi tidak melakukan apa apa? Apa bapak pikir saya wanita polos yang bodoh?” Wajahnya benar benar keheranan.
Saka memijit pelipisnya dia benar benar tak tau harus bagaimana mengatakannya tanpa dia harus membocorkan kondisi kesehatannya pada wanita ini.
Saka sebenarnya berpikir akan gampang membujuk Layla untuk sekedar tidur dengannya hanya dengan embel embel pernikahan mereka dulu tetapi dia tidak menyangak Layla bukanlah wanita murahan yang dia pikir sejak awal.
Bahkan, Saka sampai harus terluka seperti ini dan Layla benar benar tidak mudah untuk dibujuk. Benar benar wanita yang sangat berbeda. Saka menjadi semakin penasaran.
Saka membuka bajunya dengan kasar membuat Layla memalingkan wajahnya yang sudah memerah. Dengan kasar Saka mengambil kemeja yang dia suruh pihak rumah sakit membawakan dan memakainya di depan Layla.
”Saya akan siapkan kontraknya, jika kamu takut.” Nada suaranya sangat dingin dan tegas. ”Tapi, Anabella. Saya tidak akan pernah bergairah untuk menyentuhmu.”
Layla menatapnya semakin kesal. Tadi dia yang membujuk sekarang dia yang mengatakn tidak bergairah? Apa pria ini sudah gila.
”Oke, jadi Pak Saka ingin tidur dengan saya dan mengatakan tidak akan menyentuh saya dan bahkan mengatakan saya bukan tipe yang bapak sukai? Apa bapak pikir saya benar benat bodoh?” kesal Layla.
Saka perlahan mendekatkan wajahnya ke arah Layla membuat wanita itu seketika terdiam. ”Apa kamu masih belum paham, Anabella?” Saka bertanya dengan seringaian di wajahnya. ”Kamu jelas jelas istri kedua saya, dan saya bersedia membayarmu 100 juta untuk sekali tidur. Kamu pikir suami mana yang bisa bermurah hati seperti itu?”
Layla benar benar sudah kehabisan kesabarannya. ”Pak Saka jangan coba coba menggunakan pernikahan itu untuk mengacam saya.”
Saka menatap lebih tajam lagi. ”Tapi kamu memang benar istri saya, Anabella. Apa kamu tau kenapa saya harus menikahimu dulu padahal kita bisa melakukannya tanpa pernikahan?” Saka mendekatkan tubuhnya.
Layla yang gugup setengah mati memberanikan dirinya bertanya. ”K-kenapa?”
”Karena saya tidak pernah tidur dengan wanita yang tidak memiliki ikatan. Istri saya memaksa untuk mencari ibu pengganti dan saya setuju dengan syarat harus menikah. Apa kamu pikir saya tidak memikirkannya matang matang?”
Wajah Layla benar benar memerah. Apa ini kemungkinan alasan Meira menjebaknya dulu? Karena dia juga merukapan istri sah Saka yang tersembunyi.
Dengan kasar, Saka mengangkat tubuh mungil Layla keatas brankarnya. Saka melakukannya dengan sangat gampangnya seakan tubuh Layla tak ada artinya baginya.
”P-pak...S-saka,” lirih Layla yang sudah ketakutan.
Tatapan mata Saka setajam elang. Dengan kasar dia menyentuh paha Layla yang hanya memakai rok kerja lalu naik menyusuri pinggangnya. ”Dengar Anabella, jika saya mau saya bisa menyentuh semua ini semau saya sejak awal. Kamu bisa melaporkannya ke polisi atas dasar pelecehan dan saya dengan senang hati mendatangkan saksi pernikahan kita.”
Sekujur tubuh Layla melemas. Sentuhan tangan Saka di tubuhnya benar benar membuatnya meremang. Ah, Layla pasti sudah gila. Dia seharusnya berteriak dan melawan tapi nyalinya langsung menciut.
”Saya sudah sangat sabar, Anabella. Saya hanya perlu tidur denganmu tanpa melakukan apapun dan saya akan membayarmu 100 juta untuk satu malam.”
Wajah Saka benar benar serius ketika mengatakannya. Namun Layla tentu tidak bisa tenang ketika Saka tak jelas dengan motifnya melakukan ini.
”S-saya tidak akan mau melakukannya sebelum Pak Saka mengatakan alasan yang sebenarnya.” Layla memberanikan dirinya berbiacara.
Saka terlihat berusaha menahan emosinya. ”Baiklah. Setelah saya mengatakannya kamu benar benar tidak punya jalan mundur. Pilihanmu hanya tidur dengan saya.”
Layla terdiam. Saka benar benar sangat mengintimidasinya. Namun memikirkan ucapan Saka tadi Layla berpikir ucapannya ada benarnya. Jika memang Saka ingin memanfaatkan tubuh Layla mungkin pria ini sudah sejak dulu melakukannya apalagi dia punya kuasa sangat mudah untuk menekan Layla tapi Saka tidak melakukannya.
Mengingat betapa lembutnya Saka berbicara dengan istrinya membuat Layla kembali membuka matanya. Perlahan tapi pasti dia mengangguk, dia memilih percaya dengan Saka karena walau ragu kata hatinya berkata demikian.
Ada sesuatu. Pasti ada sesuatu.
”Saya menderita insomnia akut sejak orang tua saya meninggal. Sudah melakukan terapi selama bertahun tahun tapi malam itu 7 tahun lalu saya bisa tidur untuk pertama kalinya saat kita melakukannya.”
Deg!
Layla benar benar belum bisa mencerna apa yang Saka ucapkan. ”M-maksud Pak Saka, bapak hanya bisa tidur saat dengan saya? Apa itu mungkin?”
”Harusnya saya yang bertanya, Anabella. Apakah itu mungkin? Saya bisa tidur dengan ribuan wanita yang jauh lebih baik darimu tapi saya hanya bisa tidur saat itu. Dokter yang menyarankan untuk mencobanya lagi. Setelah pengamatannya berhasil saya tidak akan menganggumu lagi. Tapi, sebagai imbalannya saya benar akan membayarmu.”
Layla termenung. Ini semua benar benar baru baginya.
Ternyata Saka membujuknya hingga dia terluka karena itu. Layla benar benar sudah salah paham sepenuhnya.
”Rapikan pakaianmu, Kita kembali ke hotel sekarang.”
Layla mendongak terkejut. ”Apa? Jadi Pak Saka ingin kita tidur bersama malam ini?”
Saka mengangguk. ”Lebih cepat lebih baik.”