Hot Affair With Ipar

Riuh tepuk tangan membuat Andra benar-benar merasa bangga dengan pencapaian mereka kali ini. Sangat luar biasa sekali, mereka bisa menjalin kerjasama yang luar biasa ini berkat kerja keras banyak orang yang ikut terlibat di dalamnya. Terutama Aluna yang begitu hebat menjelaskan pada kliennya hingga membuat mereka semua berhasil mendapatkan tender yang luar biasa ini.

Andra sendiri benar-benar bangga dengan pencapaian Aluna, yang bisa membuat mereka semua percaya untuk menjalin kerjasama. Jadi Dia merasa bahwa Aluna adalah ujung tombak dari kepercayaan mereka semua hingga mau menjalin kerjasama yang luar biasa ini.

Melihat banyak orang yang bertepuk tangan untuk yang membuat Aluna melihat ke arah anda, yang ternyata laki-laki itu Tengah tersenyum ke arahnya.

Aluna ikut tersenyum ketika Andra tersenyum padanya. Mereka kembali melanjutkan perbincangan ini, sampai di mana mereka selesai dan kini hanya tinggal Andra dan Aluna saja di tempat itu.

"Aluna..."

"Ya, pak?" jawab Aluna sambil bertanya pada bosnya itu.

"Terima kasih karena kamu telah bekerja keras untuk proyek besar ini. sekarang katakan aku padaku apa yang kamu inginkan maka aku akan memberikannya Karena kamu telah bekerja keras. Anggap ini bonus Dan apapun yang kamu inginkan aku akan memberikannya. Apa kamu ingin mobil, rumah, kata yang lainnya. Katakan saja apa yang kamu inginkan." kata Andra yang menawarkan banyak hal untuk Aluna.

Dia merasa bahwa kerja keras wanita itu memang sangat luar biasa sekali dan membuahkan hasil hingga membuat perusahaan asing mau menjalin kerjasama dengan perusahaan mereka.

Aluna sendiri cukup terkejut mendengar apa yang Andra katakan. Laki-laki ini benar-benar sangat luar biasa sekali. Dia ingin memberikannya hadiah, hanya karena berhasil mendapatkan proyek besar ini. Sungguh luar biasa sekali bukan?

"Apa anda ingin menyuap saya pak?" tanya Aluna yang belum percaya dengan apa yang Anda katakan bahwa laki-laki itu memberinya banyak pilihan.

"Bukan menyuap. Tolong di garis bawahi lagi bawa ini bukan sebuah suapan. Aku memberimu banyak pilihan bukan untuk menjawabmu tapi sebagai apresiasi karena kerja kerasmu. Jadi jangan katakan bahwa aku menyuapmu." jawab Andra karena memang ini bukan sebuah suapan.

Dia sengaja memberikan hadiah itu karena Aluna sudah bekerja keras untuk semuanya. Jadi wajar saja jika dia ingin memberikan hadiah untuk wanita itu.

"Nanti akan saya pikirkan apa yang saya inginkan. Tapi untuk sekarang ini saya tidak menginginkan apapun, pak." jawab Aluna karena memang dia merasa belum membutuhkan apapun saat ini.

Satu-satunya yang ingin dicapainya adalah bagaimana bisa membuat wanita bernama Deswita itu menyesal dan mendapatkan karmanya. Bukan hadiah-hadiah yang laki-laki ditawarkan untuknya.

Sedangkan Andra hanya mengangguk-anggukan kepalanya saja. Setidaknya dia sudah menawarkan sesuatu itu pada Aluna, tapi dia mengatakan bahwa saat ini dia belum belum membutuhkan apapun. Jadi dia akan memintanya suatu saat nanti.

"Baiklah, katakan kapanpun kamu menginginkannya maka aku akan mengabulkan keinginanmu. Sekarang ayo bersiap." Andra mengajak wanita atau kembali ke hotel karena mereka sudah selesai meeting dan besok mereka akan kembali bertemu untuk menandatangani berkas-berkasnya.

Aluna dan Andra kembali ke kamar hotel mereka masing-masing lalu kembali mengerjakan pekerjaan yang harus mereka selesaikan.

Mereka mengerjakan semua itu di kamar hotel milik Andra. Mereka mengerjakan yang di balkon kamar Andra, sampai di mana dia melihat Aluna yang tertidur setelah dia pergi sebentar.

Melihat Aluna yang tertidur sambil laptop menyala seperti itu membuatnya merasa kasihan. Menurutnya Aluna ini benar-benar sangat bertanggung jawab sekali dengan pekerjaannya dan itu pula yang membuatnya terkesan. Entah mengapa tiba-tiba saja tangan Andra terulur untuk merapikan rambut wanita sehingga memperlihatkan wajah cantiknya.

Deg!

Jantung Andra seperti berhenti berdetak ketika melihat kecantikan Aluna yang benar-benar cantik saat dia tertidur. Wajah cantiknya benar-benar sangat luar biasa hingga membuat Andra terus saja menatapnya.

"Ya tuhan...tidak! aku tidak boleh melakukan hal seperti ini. Aku sudah menikah dan aku memiliki Deswita. Tidak! aku tidak mungkin tergoda dengannya. Tidak, aku tidak akan membiarkan rumah tanggaku hancur berantakan," ucapnya pada dirinya sendiri karena dia benar-benar tidak ingin membuat rumah tangganya hancur hanya karena dia bermain hati dengan wanita lain.

Tapi wajah Aluna itu memang sangat cantik dan dia mengakuinya. Dia sangat mengaku kecantikan wanita itu. Sebagai seorang laki-laki normal, Andra merasa kecantikan Aluna ini memang sangat luar biasa. Bahkan tidak bisa dibandingkan dengan istrinya, Aluna jauh lebih cantik daripada Deswita.

"Sadar Andra! Sadar. Kau tidak boleh melakukan hal seperti ini karena kau sudah memiliki istri. Jangan Andra! jangan lakukan." ucapnya lagi karena dia tidak ingin merusak hubungan rumah tangga mereka dengan menaruh hati terhadap Aluna.

Dia pun membangunkan Aluna karena tidak mungkin dia tidur di dalam kamarnya bukan. Mereka mengerjakan pekerjaan yang begitu banyak, jadi wajar saja jika Aluna merasa kelelahan.

"Aluna, bangun. Kau harus kembali ke kamarmu." Andra menggoyangkan bahwa Aluna agar wanita itu bangun.

Ya, Aluna langsung terbangun ketika ada yang mengguncang tubuhnya. Melihat Andra membuat Aluna langsung bangun saat itu juga.

Dia langsung merapikan pakaiannya dan takut terjadi sesuatu diantara mereka.

Melihat juragan Aluna yang aneh seperti itu membuat Andra paham. Pasti wanita itu berpikir bahwa dia melakukan sesuatu yang tidak-tidak. "Kenapa? aku tidak melakukan apapun padamu." ucapnya pada Aluna karena dia melihat wanita itu yang meneliti penampilan yang saat ini.

"Hah, bukan seperti itu pak. Saya hanya-"

"Sudahlah, kembali ke kamar mu dan biarkan aku yang menyelesaikan pekerjaan ini."

"Tidak. Ini pekerjaan saya pak jadi biarkan saya yang menyelesaikannya." ujar Aluna karena dia takut merepotkan laki-laki itu dengan pekerjaannya.

Lagi pulang kenapa dia harus tertidur. Jika dia tidak tertidur tadi kan mungkin pekerjaannya sudah selesai. Entahlah, tiba-tiba saja dia merasa ngantuk dan kelelahan. Jadi dia langsung tertidur.

"Aku hilang tidur Aluna! aku bisa menyelesaikan semuanya. Lagi pula hanya tinggal sedikit lagi, jadi tidak perlu mendebat ku lagi. Sekarang kembali ke kamar mu sekarang juga!" ucap Andra lagi hingga membuat Aluna pun kembali ke dalam kamarnya.

"Baik pak, saya permisi." pamitnya pada Andra dan laki-laki itu membiarkan sekertaris-nya pergi.

Sedangkan Aluna sendiri hanya bisa menghela nafasnya dengan kesal setelah keluar dari dalam kamar Andra.

"Apa-apaan kau ini Aluna? Kenapa kau bisa tertidur di sana sih?" gerutunya pada dirinya sendiri karena dia tertidur di dalam kamar Andra.

"Tapi-aahhh...sudahlah. Besok akan ku pikirkan lagi." ujar Aluna.

***